http://bisniskeuangan.kompas.com/read/xml/2009/06/04/10505425/jangan.ragu.membangun.jaringan.bisnis

Kolom Bisnis

Jangan Ragu Membangun Jaringan Bisnis


Kamis, 4 Juni 2009 | 10:50 WIB

oleh: Abun Sanda


SEORANG chief operating officer dua bulan lalu memandang enam orang jago 
pemasarannya dengan tatapan tajam. "Sudah lihat gambar proyeknya? Kita hendak 
membangun enam apartemen masing-masing 30 lantai. Temanya hunian yang diapit 
hutan dan lapangan golf. Apakah tim kalian mampu pasarkan?" tanya COO itu 
dengan raut serius. Enam staf itu serempak menyatakan sanggup. Tidak ada 
keraguan di wajah mereka.

Setelah keluar dari ruang COO, barulah enam staf inti itu rapat secara maraton. 
Mereka membahas ikhtiar merebut pasar apartemen di DKI Jakarta. Krisis ekonomi 
global memang dicemaskan, tetapi justru dari krisis itu muncul optimisme 
memenangi pasar. Beberapa tim tangguh kemudian dibentuk untuk merebut konsumen 
apartemen Indonesia. Mereka menyusun serangkaian kegiatan yang membuat banyak 
warga tergerak datang ke lokasi proyek atau kantor pemasaran.

Dua bulan berlalu, tim itu melapor kepada COO-nya bahwa sudah 300 unit 
apartemen terjual atau 25 persen dari total 1.200 unit apartemen yang dibangun. 
Ini sukses besar karena proyek baru saja dibangun. Semua apartemen baru rampung 
pada Agustus 2011. Tim yang sukses ini berharap, enam bulan ke depan, 300 unit 
apartemen lagi bisa dibeli warga. Lalu, sepanjang tahun 2010, sebanyak 400 unit 
lagi bisa terjual. Sisa 150-200 unit diharapkan terjual pada 2011.

"Hampir tidak mungkin terjual habis pada 2011 karena biasanya ada kendala unit 
tusuk sate, sisi barat yang kurang disukai, dan sebagainya. Unit-unit apartemen 
itu baru bisa terjual tuntas bersamaan dengan berjalannya waktu," ujar Holy, 
seorang anggota tim di Jakarta, Senin (1/6).

Apa kiat menjual apartemen? Rupanya, tim pemasaran perusahaan properti tersebut 
mempunyai strategi jitu merebut hati pembeli apartemen Indonesia. Mereka secara 
tajam meyakinkan pada konsumen bahwa lokasi, fasilltas, material, servis, dan 
kualitas properti mereka benar-benar premium. Arsitek yang diajak mendesain 
proyek adalah arsitek kelas satu.

Pada sisi lain, keunggulan komparatif mereka terletak di tepi lapangan golf, 
dan hutan Kemayoran. Lingkungan yang asri itu, di mana suara burung-burung 
perenjak dan merpati acap terdengar, dan kokok ayam hutan setia menyapa warga, 
menjadi aspek menentukan. Mereka menyadari, sebagaimana dltekankan pakar 
marketing, Hermawan Kertadjaja, makna dalam dari marketing adalah making a 
difference to the world by transforming our customer (membuat perbedaan bagi 
dunia dengan mengubah para pelanggan kita). Maka, mereka selalu melahirkan apa 
yang disebut keunggulan dan dlferensiasi yang menentukan bagi publik.

Di luar aspek ini, hal yang tidak kalah pentingnya adalah jaringan tlm 
marketing tersebut luar biasa luasnya. Ini masih ditambah dengan jaringan CEO, 
COO dan para staf inti perusahaan properti tersebut. Mereka inilah yang berjasa 
besar mengail pembeli. Tanpa jaringan yang luas, tanpa diferensiasi, mereka 
tidak akan laris manis. Inilah aspek penting yang kerap diabaikan para 
pengembang. Sebaglan pengembang hanya terpaku pada lokasi dan bangun arsitektur 
yang bagus. Mereka lupa pada aspek-aspek menentukan lain, yang justru menjadi 
aspek sangat penting, yakni jaringan dan lobi.

Para pengembang yang mempunyai tim kuat biasanya kuat dalam lobi dan jaringan 
luas. Ini akan tampak jelas dalam bisnis mal atau plaza. Pengembang sangat 
mudah menggamit tenant-tenant besar sehingga dalam waktu singkat mal itu terisi 
oleh gerai para usahawan. Mal ramai dan nama pengembang itu menjadi makin 
wangi. Ini, sekali lagi meneguhkan pentingnya makna lobl dan jaringan bisnis. 
Agak menyedihkan kalau sebagian usahawan kita masih suka menyendiri, kurang 
bergaul, dan enggan membuka akses, termasuk ke luar negeri.

Akses, lobi, dan jaringan tidak bisa diperoleh hanya dalam semalam, melainkan 
perlu dibangun dengan tekun selama bertahun-tahun. Tanpa ketekunan, juga 
kebiasaan berbagi, lupakan keinginan mempunyai lobi dan jaringan kuat.


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke