Ratusan Pabrik Terancam Hentikan Produksinya Industri Berorientasi Non-ekspor Paling Menderita
Medan, Kompas - Ratusan pabrik di Kawasan Industri Medan terancam berhenti berproduksi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak, krisis listrik, dan kelangkaan pasokan gas. Beberapa perusahaan bahkan berencana menutup pabriknya dan memindahkan lokasi pabrik mereka ke Jakarta. Sejak kenaikan harga BBM, harga gas ikut naik. Namun, pasokannya berkurang. Beberapa industri kan membutuhkan gas untuk berproduksi. Kondisi ini tidak membaik. Jadi, daripada rugi terus, mereka berpikir lebih baik memindahkan industri mereka ke Jakarta, kata Manajer Pemasaran dan Umum Kawasan Industri Medan (KIM) Jefri HM Sirait di Medan, Senin (14/11). Jefri menambahkan, suplai listrik ke KIM sempat mengalami masalah. Namun, hal itu relatif teratasi karena para pengusaha membeli genset. Persoalannya, Pemerintah Kota Medan menagih retribusi atas genset tersebut. Untungnya masalah ini sudah kami bicarakan dan sekarang sudah tidak ada lagi retribusi genset untuk para pengusaha di KIM, papar Jefri. Ia mengatakan, belum ada angka pasti berapa pabrik akan menghentikan produksinya. Dari 260 industri skala menengah ke atas yang memiliki pabrik di KIM, hingga saat ini baru PT Jushin, perusahaan penanaman modal asing dari Taiwan, yang berencana memindahkan pabriknya ke Jakarta. Industri berorientasi non-ekspor yang paling parah terkena dampak dari kondisi ini. Pasar mereka di dalam negeri tidak lagi menjanjikan akibat daya beli konsumen menurun. Sejak berdiri tahun 2001, tercatat 30.000 orang bekerja di 300 lebih pabrik di KIM. Berapa besar kerugian yang ditanggung jika pabrik-pabrik tersebut melakukan pemutusan hubungan kerja atau merumahkan karyawannya. Kerugian yang tidak mungkin dihitung dengan uang jika ribuan karyawan itu dirumahkan, kata Jefri menjelaskan. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara Azwar Azis menuturkan, hanya industri di sektor agrobisnis yang tidak terkena dampak kenaikan harga BBM. Karena harga komoditas seperti karet di pasar internasional sedang membaik. Tetapi, sektor industri lain, seperti logam, kaca, dan keramik yang membutuhkan banyak BBM, beberapa di antaranya malah tutup kata Azis. Pemerintah, menurut Azis, kesulitan membantu mengatasi kondisi ini. (BIL) http://www.kompas.com/kompas-cetak/0511/15/utama/2210720.htm Ingin belajar Islam? Mari bergabung milis Media Dakwah Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] __________________________________ Yahoo! Mail - PC Magazine Editors' Choice 2005 http://mail.yahoo.com ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/