Refleksi: Patriotisme??
http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberitakid=1id=7302
Minggu, 09 Nopember 2008 | BP
Patriotisme Amrozy Cs. Salah Tujuan
Jakarta (Bali Post) -
Keberanian terpidana mati bom Bali I Amrozy, Imam Samudra, dan Muklas
dalam meledakkan bom dinilai bukan sikap patriostisme sesungguhnya. Sikap
patriotisme adalah pengabdian seseorang sampai titik darah penghabisan, baik
untuk agama, kepada negara, maupun kepada keluarga dengan tujuan mulia,
memiliki kontribusi positif dan bermanfaat bagi kepentingan bangsa dan negara.
Demikian pendapat yang mengemuka dalam diskusi bertajuk 'Menggugat
Patriotisme' di Jakarta, Sabtu (8/11) kemarin. Hadir sebagai pembicara
Sejarawan Anhar Gonggong, mantan anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Agus
Condro yang dikenal dengan keberaniannya mengungkap kasus suap anggota DPR
dalam aliran dana Bank Indonesia dan Ketua Umum Partai Patriot Yapto
Soerjosoemarno.
Yapto Soerjosoemarno berpendapat patriotisme yang ditunjukkan Amrozy cs.
keliru sehingga jusru merugikan orang banyak. Dalam hal ini, perjuangan dari
visi, misi dan tujuan jihad Amrozy cs. untuk agamanya salah. 'Amrozy itu rasa
patriotismenya tinggi, cuma dia salah melihat musuh,' kata Yapto.
Sejarawan Anhar Gonggong mengatakan pada zaman dahulu perjuangan
pergerakan kemerdekaan nasional yang dilakukan para pahlawan adalah menghadapi
penjajah sebagai musuh bersama. Kini, musuh bersama itu bukanlah tentara Jepang
atau tentara Belanda, melainkan korupsi yang telah menjajah moral masyarakat di
negeri ini. Yang menjadi musuh bersama rakyat dan harus diperangi adalah
koruptor. 'Pemimpin saat ini harus dapat melawan dan menghabisi musuh bersama
rakyat Indonesia, yaitu koruptor,' ujarnya.
Siapa pun orangnya atau apa pun perannya, menurut Anhar pada dasarya
semua bisa disebut pahlawan asal memiliki jiwa patriotisme yang berguna bagi
bangsa dan negara. 'Pahlawan harus berjasa bagi negara ini,' kata Anhar.
Sementara itu, Agus Condro mengatakan kepahlawanan dapat diukur dari
peran seseorang dalam mendorong perubahan bangsa ke arah yang lebih baik. Dalam
konteks kekinian, pahlawan masa kini adalah orang yang berani dan punya niat
mendorong terjadinya perubahan ke arah yang lebih baik lagi bagi Indonesia.
Pengabdiannya didedikasikan untuk kepentingan bangsa.
Terkait dengan latar belakang sebagai politikus, Agus menilai, sejauh ini
kebanyakan politisi belum memiliki kontribusi positif yang cukup bagi rakyat,
karena sebagian besar lebih mementingkan golongan ketimbang kepentingan bangsa.
Politisi tidak berjuang untuk rakyat, tetapi hanya untuk kepentingan partainya
sendiri. 'Tokoh pemimpin seperti itu tidak pantas dicontoh dalam hal
patriotisme dan kapahlawanan bagi bangsa ini,' kata Agus. (kmb4)
[Non-text portions of this message have been removed]