http://www.republika.co.id/berita/54408/Pencapaian_Dunia_Islam_di_Bidang_Metalurgi


Pencapaian Dunia Islam di Bidang Metalurgi


Dunia metalurgi modern tampaknya patut berterima kasih kepada  ilmuwan Muslim 
di era kekhalifahan. Betapa tidak. Para ilmuwan Muslim di zaman keemasan telah 
menemukan teknik metalurgi. Dalam beragam manuskrip, para saintis Islam telah 
menuliskan beragam informasi mengenai beraneka logam.

Bahkan,  risalah-risalah alkemi dan kimia yang ditulis saintis Muslim pada abad 
pertengahan telah menjelaskan proses pengolahan  logam non-besi. Saat itu, 
sudah terdapat perbedaan antara  pekerjaan ahli metalurgi dengan ahli kimia. 
Manuskrip dan berbagai rujukan berbahasa Arab juga menggambarkan aktivitas 
ilmuwan Muslim di laboratorium dan tungku metalurgi.

Metalurgi berarti proses pengolahan bahan-bahan alam menjadi logam unsur yang 
selanjutnya menjadi logam dengan sifat-sifat yang diinginkan. Sedangkan, bahan 
dan organik alam yang ditemukan di kerak bumi disebut mineral, contohnya 
bauksit dan aluminosilikat. Mineral yang dapat dijadikan sumber untuk 
memproduksi bahan secara komersial disebut bijih.

Ahmad Y Al-Hassan dan Donald R. Hill dalam bukunya bertajuk Islamic Technology: 
An Illustrated History menjelaskan berbagai jenis logam nonbesi yang merupakan 
hasil metalurgi yang telah dicapai pada era keemasan Islam. Logam tersebut 
adalah emas, perak, timah hitam, timah putih, seng, antimon, arsenik, tembaga, 
perunggu, kuningan dan kharisini.

Emas

Menurut al-Biruni (973 M-1048 M), emas alam pada zaman kejayaan Islam diperoleh 
dari tambang-tambang emas, ditemukan dalam bentuk campuran, karena itulah perlu 
dimurnikan dengan cara peleburan atau teknik-teknik lain. Al-Biruni juga 
memaparkan tentang metode amalgamasi (proses penyelaputan partikel emas oleh 
air raksa dan membentuk amalgam (Au – Hg).). Amalgamasi ini dilakukan di 
tambang-tambang dengan alam komersial.

"Setelah menghancurkan atau menggiling bijih emas, bijih dipisahkan dari 
batunya dan emas serta air raksa dicampurkan kemudian diperas dalam selembar 
kulit hingga air raksanya menetes melalui pori-pori kulit. Sisa-sisa air raksa 
yang tertinggal dihilangkan dengan pembakaran," jelas al-Biruni seperti dikutip 
al-Hassan dan Hill.

Al Biruni juga menjelaskan cara penambangan emas di kedalaman air Sungai Sind. 
Ia mengatakan, "Pada sumber-sumber itu mereka menggali lubang tambang kecil di 
tempat-tempat tertentu di bawah air. Mereka menggali lubang tambang kecil di 
tempat-tempat tertentu di bawah air. Mereka mengisi lubang dengan air raksa dan 
mendiamkannya sebentar. Kemudian mereka kembali setelah air raksa berubah 
menjadi emas. Hal ini karena pada awalnya air mengalir deras dan menghanyutkan 
partikel-partikel di permukaan air raksa yang dapat menyerap emas, sementara 
butri-butir pasir lain dibiarkan ikut hanyut," katanya.

Secara alami, emas seringkali bercampur dengan perak, karena itu para ilmuwan 
Muslim telah berhasil melakukan proses purifikasi (pemurnian) kedua, yakni 
sementasi. Ini dilakukan untuk memisahkan perak tersebut dan proses ini disebut 
 tabkh atau  tas'id .

Menurut al-Hamadani, untuk melakukan  tabkh ini, lembaran tipis emas harus 
diselang-selingi dengan senyawa sementasi yang disebut  dawa'. "Senyawa ini 
terdiri atas campuran bitriol (asam sulfat), garam, dan pasir bata. Kesemuanya 
kemudian dipanaskan. Campuran itu mengandung uap asam sulfat dan asam klorida. 
Uap ini tidak merusak emas tetapi mengubah permukaan perak dan tembaga menjadi 
senyawa khlorida yang dapat dikelupas," jelas al-Hamadani.

Untuk menghasilkan emas yang sangat murni, maka sementasi dapat dilakukan lebih 
dari satu kali. Sejumlah sejarahwan hingga saat ini berpendapat bahwa proses 
ini untuk pertamakalinya diuraikan oleh Theophilius (1150-1200). Namun 
kenyataannya al-Hamadanilah yang menguraikan cara sementasi ini.  Al-Hassan dan 
Hill menytakan bahwa al-Hamadani telah melakukannya dua abad sebelum 
Theophilius.

Selanjutnya proses ini merupakan metode standar untuk memurnikan emas pada abad 
ke-16 M di Eropa, enam abad setelah tulisan Al-Hamadani. Sedangkan uraian 
tentang penggunaan aqua regia pertama kali ditulis Jabir Ibnu Hayan (721 M-815 
M), namun awal penggunaannya dalam industri masih belum diketahui. Kemurnian 
emas diuji dengan berbagai cara, antara lain dengan batu uji (al-mihakk), 
pengukuran berat jenis, dan pencatatan laju pembekuan emas setelah dikeluarkan 
dari tungku.

Perak dan Timah Hitam

Menurut al-Hassan dan Hill, perak alam tidak terdapat dalam timbunan aluvial 
atau pada pasir-pasir dan kerikil sungai. Tapi ditemukan di daerah-daerah 
pegunungan, tersimpan dalam celah-celah batu. Pada umumnya perak alam tidak 
terlalu banyak, dan sumber utamanya diperoleh dari galena (timah sulfida), yang 
biasanya bercampur dengan sedikit perak.

Menurut Al Hassan dan Hill, bijih perak dan bijih timah hitam, setelah 
ditambang, dihancurkan dan dibakar pada tungku khusus yang dilengkapi dengan 
dua pipa tiup, dan timah mengalir ke sebuah tangki melalui lubang di dasar 
tungku.

"Jika timah dalam bijih perak hanya sedikit, maka timah ditambahkan secara 
artifisial, karena timah memiliki afinitas terhadap perak dan jika keduanya 
berpadu, timah beraksi sebagai pelarut dan menyerap perak dari persenyawaannya 
dengan logam dasar," jelasnya.

Timah, lanjut al-Hassan dan Hill, kemudian diletakkan pada sebuah cetakan, 
ditaruh kembali di atas tungku dan direduksi menjadi  litharge. Perak batangan 
yang terbentuk kemudian dikeluarkan. Batangan ini biasanya banyak mengandung 
timah dan dipisahkan dengan proses kupel.Kupel akan menghasilkan perak murni 
jika dibuat dari bubuk tulang yang dibakar dapat menyerap timah dan bahan-bahan 
campuran lain.

Metode lain untuk menghasilkan perak murni, menurut al-Hassan dan Hill, bisa 
menggunakan garam dan bubuk bata. Jumlah perak yang dapat dihasilkan dari bijih 
timah hitam bervariasi di setiap pertambangan. "Sebuah laporan mengatakan bahwa 
satu  mann litharge dari bijih timah hitam dapat mengahasilkan setengah daniq 
perak (kira-kira satu gram perak dari setiap 3120 gram litharge)."

Untuk menemukan sumber-sumber perak yang beraneka ragam ini, para ahli kimia 
dan pelebur logam Muslim melakukan penerapan berbagai teknik. Karena itulah 
mereka menjadi terampil dalam pembakaran, peleburan, oksidasi, pencairan, 
pembilasan, proses kupel, dan amalgamasi logam.

Timah Putih, Seng, Antimon dan Arsenik

Timah putih (rashash qal'i, qasdir) merupakan satu dari tujuh logam yang dapat 
ditempa. Logam tersebut dibawa ke negeri-negeri Islam klasik dari semenanjung 
Malaysia, dan ada pula yang dari Spanyol dan Barat. Logam berikutnya adalah 
seng, para ahli metalurgi dan ahli kimia Islam dulu, tidak mengenal seng 
sebagai logam yang murni. Pasalnya, pada masa itu, mereka menggunakannya secara 
luas dalam bentuk tutia (seng oksida), yang digolongkan sebagai sejenis "batu" 
(ahjar)."Barulah kemudian mereka mengetahui seng (ruh al-tutiya) sebagai 
sejenis logam tertentu," papar al-Hassan dan Hill.

Mengenal Tembaga dan Paduan Logamnya

Tembaga biasanya diperoleh dari bijih senyawa sulfida,  karena jarang terdapat 
dalam bentuk oksida maupun karbonat. Padahal jenis yang terakhir ini memerlukan 
pengolahan yang sederhana yaitu hanya butuh pemanasan dengan batubara, 
sementara sulfida (zajat) membutuhkan pembakaran, peleburan dngan bahan peledak 
khusus, dan oksidasi parsial.

Tetapi di Spanyol muncul penemuan menarik bahwa bijih-bijih sulfida yang 
mengalami kontak dengan gelembung udara yang terdapat dalam air dapat 
teroksidasi sehingga membentuk sulfat yang dapat larut. "Orang-orang Moor 
kemudian menemukan bahwa jika air yang mengandung tembaga sulfat dialirkan pada 
besi, maka akan diperoleh endapan tenaga murni dan besi akan larut,"  papar al 
-Hassan dan Hill.

Di Spanyo,l besi berlimpah ruah dan amat murah. Penemuan tembaga sulfat ini 
memberi metode yang efisien untuk mendapatkan tembaga dari bijih sulfida, 
sehingga penambangan tembaga secara langsung menjadi kurang diperlukan.

Logam Paduan Tembaga

Logam panduan tembaga pertama adalah perunggu (Safr Isfidruf). Perunggu 
merupakan panduan dari tembaga dan timah. Perunggu digunakan untuk peralatan 
dapur, alat-alat masak, dan barang-barang kerajinan.

Logam kedua, kuningan (shabah, birinj) , yakni paduan tembaga dan seng. Seng 
merupakan faktor tambahan untuk menghasilkan logam yang lebih kuat, lebih 
keras, dan lebih sukar ditempa ketimbang hanya tembaga murni. Al-Hassan dan 
Hill, mengatakan, berbagai jenis kuningan diperoleh dengan memvariasikan 
kandungan seng.

"Tembaga depan 20 persen seng menghasilkan kuningan yang warnanya hampir 
seperti emas. Sebelum seng dikenal sebagai logam, kuningan dibuat memanaskan 
tembaga dalam campuran bijih seng giling dan batubara. Hasilnya, sejumlah seng 
yang terbentuk di sekeliling tembaga melarut secara kimiawi, dikenal sebagai 
sementasi," jelasnya.

Logam berikutnya adalah kuningan. Dalam kitab ' Ayn al-Akhbari (Sumber 
Informasi)  disebutkan terdapat tiga tingkat mutu kuningan menurut jumlah 
kandungan sengnya. Pertama, kuningan yang lunak pada keadaan dingin. Kedua, 
kuningan yang lunak (dapat dibentuk) ketika dipanaskan. Ketiga, kuningan yang 
sama sekali tidak dibentuk (tidak lentur), tetapi dapat dituang.

Sedangkan paduan logam yang lebih murah dapat dibuat dari tembaga dan tanah 
hitam adalah sejenis perunggu. Logam ini digunakan untuk membuat berbagai 
peralatan. Al-Biruni menyebutnya sebagai  bitruy , namun pengarang lain 
menamakannya ruy, dan ada pula yang menyebutnya  shabah mufragh .

Logam berikut adalah  Kharsini , yakni sejenis logam atau paduan yang lain, dan 
termasuk dalam daftar tujuh logam dalam alkemi di masa Islam dan diperkirakan 
berasal dari Cina. Semua penulis Muslim belakangan sepakat bahwa saat ini 
kharsini sebenarnya adalah seng, meski ada pula yang meyakini bahwa bahan ini 
merupakan paduan tembaga dengan nikel.

Satu lagi logam yang tak jelas  komposisinya, Taliqun . Pada era al-Biruni pun 
sifat-sifat  Taliqun ini masih misteri, meski pendapat umum kini mengatakan 
Taliqun merupakan sejenis paduan tembaga juga.-des/she/taq


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke