http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/4/12/o4.htm Selasa Wage, 12 April 2005 Artikel
Dalam kegiatan investasi tersebut, pemerintah dan khususnya investor tidaklah boleh arogan memaksakan suatu investasi/proyek di suatu daerah tanpa mendapatkan dukungan masyarakat sekitarnya secara luas. Selain itu investor diharapkan tidak hanya memikirkan keuntungan ekonomi saja dalam menanamkan investasinya, tetapi harus pula memikirkan kerugian-kerugian non-ekonomi yang akan dialami oleh masyarakat sekitar ataupun bagi daerah lokasi investasi/proyek tersebut. Pertumbuhan Ekonomi, Investasi dan Biaya Tinggi Oleh Tri Arya Dhyana K. TARGET di bidang ekonomi yang menyertai APBN 2005 antara lain; pertumbuhan ekonomi sekitar 5,5 persen, inflasi 7 persen, kurs rupiah Rp 8.900 per dolar AS, suku bunga SBI 8% setahun dengan patokan harga minyak US$ 35 per barrel, sedangkan produksi minyak mentah 1,125 juta barel per hari, defisit anggaran 0,8 persen dari Produk Domestik Bruto. Namun faktanya sebagian besar target/asumsi ekonomi tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan atau kondisinya melemah. Seperti halnya dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (kurs rupiah) melemah hingga mencapai level Rp 9.400-Rp 9.500 per dolar AS yang menyebabkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melorot pula. Salah satu pemicu dari hal tersebut adalah melonjaknya harga minyak mentah yang mencapai 60 dolar AS per barrel. Untuk pertumbuhan ekonomi yang dipatok sebesar 5,5 persen, tampaknya akan menjadi target yang amat berat untuk diwujudkan. Beratnya mencapai pertumbuhan ekonomi 5,5 persen ini disebabkan oleh beberapa faktor, baik itu faktor ekonomi ataupun faktor non ekonomi. Seperti kita ketahui bersama bahwa saat ini marak terjadi bencana alam (banjir, gempa, tsunami, tanah longsor) yang menimpa beberapa daerah di negara kita, yang mau tak mau akan berpengaruh terhadap kondisi ekonomi negara kita. Faktor lainnya seperti; dampak atas kenaikan BBM yang disinyalir akan menyebabkan meningkatnya laju inflasi dan menaikkan jumlah penduduk miskin, namun prediksi penduduk miskin ini masih tergantung pada seberapa efektif penyaluran dana kompensasi ke tangan masyarakat. Di pihak lain, dukungan internasional atas pemerintah sangat besar, hal ini dipicu dari pengakuan dunia internasional atas keberhasilan Indonesia dalam melaksanakan pesta demokrasi yang melahirkan pemerintah yang merupakan pilihan rakyat langsung. Dukungan internasional ini diharapkan akan memicu mengalirnya arus investasi asing lantaran dukungan sentimen politis tersebut. Namun harapan ini belumlah begitu terwujud. Kondisi ini diakibatkan karena investor asing masih berkeberatan terhadap beberapa hal seperti; gerakan buruh yang cenderung radikal, masalah keamanan, lemahnya penegakan hukum dan masih menjamurnya pungutan liar/pungli ataupun korupsi. Biaya Tinggi Memang harus diakui bahwa salah satu hal yang menghambat pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah ekonomi biaya tinggi. Karena ekonomi biaya tinggi ini pula negara kita kalah jika harus berkompetisi dalam hal investasi dengan negera-negara tetangga. Ekonomi biaya tinggi adalah proses ekonomi di suatu daerah atau negara yang memerlukan atau mengeluarkan biaya yang lebih tinggi dari seharusnya akibat adanya pemberlakuan tarif yang lebih tinggi ataupun pungutan-pungutan liar yang seharusnya tidak ada serta sebagai akibat 'budaya korupsi'. Sudah menjadi hukum ekonomi bahwa setiap ada ekonomi biaya tinggi, maka akhirnya jelas biaya tinggi tersebut akan dikompensasikan terhadap harga jual barang yang terlibat dalam proses ekonomi tersebut, baik yang akan diekspor atau pun harga produk yang berbahan mentah impor. Akhirnya harga produk Indonesia kurang bisa bersaing dengan produk negara pesaing, karena terlalu mahal. Ada beberapa penyebab terjadinya ekonomi biaya tinggi antara lain; adanya pungutan liar ataupun korupsi yang dilakukan oleh oknum-oknum yang berhubungan dalam proses ekonomi tersebut. Penyebab lainnya adalah alur birokrasi yang panjang dan berbelit-belit sehingga membutuhkan biaya yang lebih besar pula. Selain itu seringkali terjadi ketidakpastian kewenangan dalam memberikan keputusan ataupun perijinan serta kepastian hukum. Pentingnya Investasi Pertumbuhan ekonomi negara-negara yang sedang berkembang seperti halnya Indonesia, sangat dominan didorong dari faktor konsumsi dan investasi. Harus diakui bahwa kegiatan investasi akan mendorong kegiatan perekonomian suatu daerah/negara, sehingga sudah sewajarnya daerah/negara melakukan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan masuknya investasi. Manfaat yang bisa didapatkan dari kegiatan suatu investasi yaitu; peningkatan output yang dihasilkan, peningkatan devisa dan penyerapan tenaga kerja serta pada akhirnya akan memacu perekonomian di daerah lokasi investasi tersebut. Apalagi angka pengangguran di negara kita mengalami peningkatan seperti yang tertera pada laporan ekonomi Indonesia tahun 2004 yang menyatakan bahwa telah terjadi peningkatan pengangguran dari 9,1 persen tahun 2003 menjadi 9,6 persen pada tahun 2004 (BP.07/04). Melihat begitu pentingnya investasi, baik untuk menyerap tenaga kerja untuk mengurangi pengangguran ataupun untuk memacu pertumbuhan ekonomi suatu daerah/negara, maka sangatlah penting untuk menciptakan suasana yang kondusif untuk menarik investor menanamkan investasinya. Apalagi era kesejagadan (globalisasi) sudah tak terhindarkan, di mana pemerintah dituntut harus segera menghentikan praktik-praktik ekonomi biaya tinggi tersebut. Sebab pada era kesejagad-an, kompetisi atau persaingan akan sangat dirasakan, dan investor tentulah akan lebih memilih daerah atau negara yang lebih efesien dan kondusif serta menguntungkan untuk ditanami investasinya. Jika kita tidak menekan biaya ekonomi negara kita tidak mustahil kita akan makin tertinggal dari negara lain yang sudah efisien biaya ekonominya, dan investor semakin tidak berminat menanamkan dananya, sehingga perekonomian kita pun makin tenggelam di tengah gemerlapnya perekonomian negara tetangga. Untuk itulah sangat mendesak mengharuskan adanya political will dari semua jajaran pemerintah untuk mengatasi masalah ekonomi biaya tinggi ini. Tindakan pertama untuk mengatasi masalah ekonomi biaya tinggi ini dapat dilakukan melalui pemberantasan atau minimal meminimumkan pungutan-pungutan liar dan korupsi yang ada baik di lingkungan aparat perijinan, perpajakan ataupun dari lingkungan lokasi investasi tersebut. Tindakan lainnya dengan memangkas birokrasi terlalu panjang, salah satunya dengan memberlakukan perizinan di bawah satu atap untuk dapat memberikan pelayanan yang cepat, murah dan efisien. Selain itu harus ada kepastian hukum yang berlaku di daerah agar investor dapat merasa aman untuk menanamkan dananya, di samping perlu adanya revisi peraturan-peraturan daerah yang justru mempersulit pihak-pihak yang ingin berinvestasi. Namun dalam kegiatan investasi tersebut, pemerintah dan khususnya investor tidaklah boleh arogan memaksakan suatu investasi/proyek di suatu daerah tanpa mendapatkan dukungan masyarakat sekitarnya secara luas. Selain itu investor diharapkan tidak hanya memikirkan keuntungan ekonomi saja dalam menanamkan investasinya, tetapi harus pula memikirkan kerugian-kerugian non-ekonomi yang akan dialami oleh masyarakat sekitar ataupun bagi daerah lokasi investasi/proyek tersebut. Jika kondisi kondusif seperti di atas tidak mulai diwujudkan, maka semakin lama kita akan terlindas oleh roda globalisasi yang terus menggelinding. Pertumbuhan ekonomi akan dapat kita capai jikalau kegiatan investasi dapat dirangsang, sedangkan investor akan berminat berinvestasi apabila masalah ekonomi biaya tinggi dapat diatasi. Sedangkan ekonomi biaya tinggi memang erat kaitannya dengan korupsi, dimana kita semua tahu bahwa Indonesia selalu berada di urutan teratas setiap ada perhitungan peringkat korupsi. Jadi, kita semua tentu tahu harus memulai dari mana. Penulis, ekonom tinggal di Denpasar [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today! http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/