Sepintas anda membaca judul tulisan ini mungkin anda akan bertanya, "apa 
hubungannya?" Kalau kita sedang membicarakan jalannya pilkadal Depok yang 
terbatas pada wilayah tersebut, memang tidak ada hubungannya sama sekali. 
Begitu juga, ketika pilkadal yang berlangsung di Depok berakhir dengan sengketa 
dan sekarang sedang berada dalam proses penyelesaian lanjutan. Sebelumnya KPUD 
Depok telah menetapkan pasangan Nur Mahmudi - Yuyun yang diusung oleh PKS 
sebagai pemenang. Kemudian pasangan Badrul Kamal - Syihabudin yang diusung 
Golkar dan PKB mengajukan gugatan dan PT Jabar memutuskan pasangan tersebut 
terakhir sebagai pemenang.

Sampai pada proses ini, pada dasarnya juga tidak ada hubungannya sama sekali 
dengan komunitas dayak atau apapun yang berkaitan tentang dayak. Seperti yang 
kita lihat akhir-akhir ini, keputusan PT Jabar mengundang protes dan aksi dari 
kelompok pendukung Nur Mahmudi - Yuyun. Semua itu mereka lakukan dalam berbagai 
bentuk, baik berupa istighatsah dan turun ke jalan-jalan, atau melalui jalur 
hukum sebagaimana yang sudah diatur dalam perundang-undangan. Pihak lain di 
luar Depok sama sekali tidak terlibat dengan persoalan ini karena bagaimanapun 
juga pilkadal wilayah pada dasarnya adalah persoalan di wilayah tersebut. 
Meskipun ada pihak dari luar wilayah tersebut, paling besar yang bisa dilakukan 
hanyalah dukungan moril dan keprihatinan. Atau, dukungan personal karena 
kapasitas pendukung tersebut.

Persoalan pilkadal Depok dan Dayak baru muncul belakangan ketika massa PKS 
sedang melakukan demo yang memrotes keputusan PT Jabar. Seperti yang 
diberitakan oleh Harian Seputar Indonesia (SINDO) Minggu tanggal 8 Agustus 
2005, rombongan PKS di Depok membawa poster yang bertuliskan "Pak Badrul, anda 
pantasnya jadi Walikota Sawangan dan orang Dayak."

Tulisan poster ini telah mengundang reaksi keras dari berbagai komunitas dayak. 
Apa maksud dibalik poster tersebut? Pertanyaan di atas juga kita ajukan kepada 
siapa saja, terlebih lagi kepada DPP PKS dan massanya, "Apa hubungannya 
pilkadal Depok dengan Sawangan dan orang Dayak?" Sekiranya masing-masing orang 
berpikir sehat, jawabannya akan sama; secara langsung tidak ada hubungannya 
sama sekali. Tapi bisakah mereka berpikir sehat untuk menjawab, apa maksudnya 
isi dari poster tersebut?"

Beberapa kawan-kawan dari berbagai komunitas seperti Walhi Kal-Teng, Betang 
Borneo, Institut Dayakologi, Lembaga Dayak Panarung, Study Dayak 21, dan bahkan 
semua orang dayak terperanjat melihat poster tersebut. Pekerjaan-pekerjaan 
mereka yang sedang sibuk membela hak-hak rakyat, tanah-tanah yang dirampas, 
hutan yang semakin hari semakin hancur, sungai-sungai yang tercemar, gelar 
palsu yang meraja lela, perampasan hak dan pembodohan lainnya, sekarang 
bertambah denyut yang menyentak martabat dan harga diri. Sekarang perjuangan 
mereka seperti dihadang stigma negatif yang terus berlanjut dari masa ke masa, 
dan uniknya lagi kali ini terkait dengan konflik perebutan kekuasaan.

Mungkin bisa saja anda memberikan pembelaan bahwa semua itu tidak disengaja. 
Atau barangkali anda berkelit bahwa kalimat yang terpampang dalam poster 
tersebut sama sekali bukan bermaksud menghina dan merendahkan. Atau 
alasan-alasan lainnya. Namun setiap jiwa dayak yang melihat kalimat itu dalam 
konteknya yang bermaksud merendahkan Badrul Kamal, secara langsung atau tidak 
langsung telah melakukan penghinaan, perendahan martabat, dan pelecehan 
terhadap dayak. Silahkan anda baca dan camkan kalimat itu sekali lagi, "Pak 
Badrul, anda pantasnya jadi Walikota Sawangan dan orang Dayak."

Seperti yang juga dikirimkan oleh Rekan Ben Abel, [Kawan2 mengerti tidak, apa 
yang dimaksud dengan kata "sawangan?" Dari pengalaman berkunjung-kunjung dan 
bergaul-gaul dengan orang di tanah Jawa,aku mendapatkan pengertiannya sebagai 
"semak belukar yang tidak ada artinya" atau kata orang Dayak London 
"Wasteland"]. Dan meskipun tanpa kata Sawangan sendiri, menyarankan kepantasan 
kepada Badrul Kamal untuk menjadi Walikota orang Dayak dalam bentuk protes 
terhadap oknum tersebut, kalimat itu sungguh menikam orang Dayak.

Kalimat tersebut seperti dalam pemahaman rekan Ronny Teguh--seorang Dosen 
Unpar--yang ia ungkapkan, [dayak = bodoh, dayak = dungu, dayak = tak mampu, 
dayak = kafir. Itu terjemahan bebas dari cara saya membaca poster tersebut yang 
di pampang untuk menghujat calon walikota depok.]

Masih untung dan tentu saja saya bersyukur, semua kawan-kawan dayak dan 
komunitas-komunitas dayak lainnya baik yang berada di darat atau alam maya 
tetap berpikir sehat dan sekuat tenaga mengendalikan emosinya dengan sikap 
untuk tetap tegar dan berjiwa besar seperti yang biasa mereka lakukan setiap 
kali menghadapi persoalan. Tapi jangan anggap persoalan ini selesai begitu saja 
sehingga stigmasisasi ini seperti tidak pernah selesai sejak jaman dahulu dan 
akan terus berlanjut.

Karena itu, selain sebagai informasi juga merupakan tuntutan kepada semua pihak 
terkait, secara lebih khusus lagi kepada DPP PKS atau DPW PKS Depok untuk 
memberikan klarifikasi dan penjelasan terhadap peristiwa tersebut. Dan setiap 
orang hendaknya bersikap bijak dan berpikir sehat, apapun persoalan yang 
dihadapinya.

Sebagai kelengkapan tulisan ini, saya sertakan beberapa respon, tanggapan, 
usulan dan masukan yang diberikan oleh kawan-kawan dari komunitas dayak agar 
semua kita tahu dan sadar bahwa martabat dan harga diri bukan masalah sepele 
yang biasa digampang-gampangkan.


-------------------------
Dear All, 

Sehubungan putusan kontroversi Pengadilan Tinggi Jawa Barat yang menganulir 
kemenangan pasangan Nurmahmudi Ismail dan Yuyun Wirasaputra dalam Pilkada kota 
Depok, massa Partai Keadilan Sejahtera (PKS) melakukan aksi keprihatinan di 
berbagai daerah. Salah satu aksi keprihatinan tsb dilakukan di kota Depok 
sendiri tanggal 6 Agustus 2005. 

Namun yang menjadi perhatian saya adalah salah satu tulisan pengunjuk rasa yang 
mengatakan bahwa : Pak Badrul anda pantasnya jadi Walikota Sawangan dan orang 
Dayak. 

Badrul Kamal - Syihabuddin adalah pasangan yang ditunjuk sebagai pemenang oleh 
PT Jawa Barat. Saya hanya berpikir kira2 apa maksud dan hubungan antara Pilkada 
Depok dengan orang Dayak spt. Yang disampaikan oleh pengunjuk rasa tsb ? 
Bagaimana kita menyikapi hal ini ? Sumber dari Harian Seputar Indonesia (SINDO) 
Minggu tanggal 8 Agustus 2005. 

Sebelumnya mohon maaf karena saya fw via japri karena di milis dayak tidak bisa 
memuat attachment. 

Salam
Lukas 

----------------------------------
  Kawan Lukas, 

  Terima kasih atas kiriman ini. Informasinya sangat perlu ditanggapi. Aku 
menyarankan ada satu lembaga harus mengeluarkan pernyataan. Jadi bukan 
perorangan; ya perorangan bisa saja sebagai opini. Tetapi surat edaran dan 
pernyataan daris ebuah lembaga atau kolaborasi beberapa lembaga [bagaimana 
lembaga dewan adat?] akan lebih efektif. Dan tayang, atau terbitkan kembali 
gambar ini. Maksudnya agar menjadi pelajaran bagi semua pihak. 

  Kawan2 mengerti tidak, apa yang dimaksud dengan kata "sawangan?" Dari 
pengalaman berkunjung-kunjung dan bergaul-gaul dengan orang di tanah Jawa, aku 
mendapatkan pengertiannya sebagai "semak belukar yang tidak ada artinya" atau 
kata orang Dayak London "Wasteland" 

  Tulisan poster tersebut :
  "Pak Badrul anda pantasnya jadi Walikota Sawangan dan orang Dayak." 

  Dengan makna sawangan sedemikian jelek, ditambah prasa " ... dan orang Dayak" 
.... ya ini memang menunjukkan kebodohan sang pembuat poster, sang pengunjuk 
poster, maupun kalangan tertentu lainnya. Tetapi yg menarik adalah kejelian 
wartawan photo koran ini. Dia pasti dg sadar membuat dan memuat ini semua dgn 
maksud membuat heboh. Begitualh sebagian fungsi dari media koran. Maka itu 
sebagai komunitas 'orang Dayak" kita harus membuat reaksi yg solid. Tegas dan 
keras, tidak bisa menerima pengertian dan pandangan yg begini merendahkan. 

  Demikian sharing aku kali ini. Sekali lagi trims banyak, dan salut bagi 
semuanya. 

  Tabe,
  ben abel
  Ithaca, up-state New York 
  --------------------------------------------
  Dear All, 

  Terlepas reaktif atau tidaknya respon kita terhadap tulisan tsb yang pasti 
kita harus meminta klarifikasi dari PKS. Saya sudah dapat kontak person PKS 
melalui website mereka www.pk-sejahatera.org dan sudah menghubungi Sdr. Iman 
Nugraha 08129613825 dari beliau saya mendapat alamat e-mail untuk menyampaikan 
hal tsb : [EMAIL PROTECTED] 

  Saya sudah menyampaikan berita tsb ke beliau namun sampai saat ini saya belum 
mendapat tanggapan. 

  Saya sangat setuju dengan usulan Pak Ben bahwa kita harus membuat reaksi atas 
tulisan tsb, dan untuk lebih efektifnya mungkin atas nama suatu lembaga. 

  Mungkin di milis ini ada aktifis atau anggota PKS yang bisa menjembatani. 

  Salam
  Lukas 
  ------------------------------------------
  From: "Walhi Kalteng" <[EMAIL PROTECTED]>
  To: <[EMAIL PROTECTED]>
  Sent: Friday, August 12, 2005 9:03 AM
  Kawans..

  Sebaiknya kita juga minta klarifikasi kepada Soeharto, kenapa selama puluhan 
tahun hasil alam dan sumber daya alam diambil dari tanah leluhur dayak, tetapi 
kehidupan tetap saja melarat, jalan-jalan masih becek, sungai2 keruh. 

  Minta klarifikasi juga kita ke Gubernur2 dayak sebelumnya, kenapa cuma hanya 
mengekor saja dengan kebijakan pusat yang menghisap. Tunjukan semangat dan 
keberanian, seperti keberanian dan upaya keras untuk mengejar cuma seorang 
bodoh yang nggak punya otak, lalu menulis yang bukan-bukan. 

  Sebaiknya kita juga minta klarifikasi kemana uang rakyat selama ini 
dibelanjakan, kenapa sekolah mahal, kenapa BBM harus melangit. Minta 
klarifikasi juga kenapa TW masih berkeliaran sementara dia menjadi bandar judi. 
Buruan ajha deh. Ayo anda bisa dan berani. Isen Mulang. 

  Saya kira sudah saatnya kita "memperbesar masalah kecil dan mempecil masalah 
besar" 

  nordin 
  -----------------------------------
  Tambahan lagi...
  Minta klarifikasi juga kepada Perusahaan perkebunan Kelapa Sawit PT. AGU yang 
telah merampas kebun karet dan tanah2 orang dayak di Kec. Gunung Timang, 
Kec.Montallat, dan Teweh Tengah, Kab. Barito Utara-Kalteng. Minta klarifikasi 
juga kepada aparat kepolisian yang membiarkan terjadinya pembunuhan orang2 
dayak di desa Runtu [Kobar-Kalteng]di lokasi perkebunan sawit PT. MMS.

  Minta klarifikasi juga kepada orang2 Dayak yang telah menyetujui pembukaan 
lahan Gambut 1 jt hektar... Plus minta klarifikasi juga kepada para pengambil 
kebijakan [orang dayak jugakah???] yang akan menjadikan orang dayak sebagai 
Jipen di Perkebunan kelapa sawit... Dari pada mengejar orang bodoh dan ngga 
punya otak, untuk membuktikan bahwa Dayak bukan letoy..maka kita cari tuh lawan 
tanding yang sepadan. En kanampi pahari...?????? 

  Shalom, 

  Std
  [[[ Betang Borneo ]]]
  Jl. Virgo V No. 157 Komp. Amaco Palangkaraya 73112 Kalimantan Tengah - 
Indonesia
  Telpon : +62 [536] 3239836
  e-mail : [EMAIL PROTECTED] 
  ---------------------------------
  From: "Lukas" To: <[EMAIL PROTECTED]> 

  Ass. Wr. Wb 

  Bukankah apa yang Bapak2 sampaikan itu sudah dalam proses hukum ? Jadi bukan 
sebatas klarifikasi. Kalau anda mau minta klarifikasi silahkan lew. 

  Wassalam
  Lukas 
  -----------------------------------
  From: "Dayak Panarung" <[EMAIL PROTECTED]>
  To: <[EMAIL PROTECTED]>
  Cc: <[EMAIL PROTECTED]>
  Sent: Friday, August 12, 2005 5:24 AM

  Dear All, 

  Kami juga merasa poster dan isinya telah menghina orang Dayak, seolah orang 
Dayak itu dianggap sesuatu yang tidak ada artinya, dianggap bar-bar. 

  Kami setuju kita sebaiknya buat somasi terhadap PKS, entah nanti mereka 
berkilah itu oknum atau apa. Ini sebagai peringatan, jika demo dan orang diluar 
konflik tidak tahu masalah, jangan libatkan kesukuan orang lain dengan 
keinginan merendahkan atau melecehkan. 

  Ditengah kita ingin membangun perdamaian, menghindari konflik suku dan agama, 
saat itu pula ada yang berkeinginan memicu konflik. Apa maksudnya kata-kata 
seperti itu? 

  Dayak Panarung bersedia untuk mengorganisir teman-teman buat surat keberatan 
terhadap PKS, kayaknya mereka yang menyebut diri lebih beradab ternyata tidak 
lebih dari pelaku kekerasan secara psikologis terhadap orang Dayak. Kata 
terakhir Dayak adalah FIGHT ! 

  Salam solidaritas Dayak, 

  Ambu Naptamis
  Lembaga Dayak Panarung
  Jl. Sisingamangaraja No. 03 Palangkaraya 73111 Kalimantan Tengah - Indonesia
  Telpon : 0536-23233 
  ------------------------------------
  Iwi Sartika wrote: 

  Dear All,
  Orang Dayak manapun yang mendengar soal 'pelecehan suku' (tidak tau apakah 
tepat dikatakan demikian) terhadap ke-Dayakan-nya pasti akan marah dan bertanya 
'ada apa dibalik itu semua'. Aksi balik terhadap ini tentu saja lumrah dan 
malahan harus, entah apakah dalam bentuk somasi, statement bersama atau apapun 
untuk meng-counter. 

  Sebelum itu semua, saya pribadi berpendapat alangkah baiknya jika ada yang 
punya klipping elektronik koran Sindo beserta photo dari poster yang dimaksud. 
Dan, saya setuju bahwa harus ada lembaga khusus atau koalisi dari 
lembaga-lembaga yang mengkoordinir aksi berdasarkan region (kalbar, kalteng, 
kaltim). Artinya, informasi yang lengkap mengenai 'asal usul poster pelecehan 
Dayak' perlu untuk dikirim ke region-region tersebut. 

  Bagaimana Julia, ID sendiri sudah diskusikan ini?. Menurutku, kawan-kawan ID 
buat aja list dengan tambahan info mengenai latar belakang (asal-usul poster 
yang saya maksud) dan kita sebarkan ke lembaga-lembaga atau 
perkumpulan-perkumpulan Dayak di Pontianak. Lebih bagus lagi kalo misalnya bisa 
diselesaikan secara adat ya.... (belajar dari kasus pencemaran nama salah satu 
suku Dayak di Sanggau oleh salah satu Media di Kalbar yang diselesaikan secara 
adat).

  Sekian komentar saya.

  Salam, 
  --------------------------
  From: "Institut Dayakologi" <[EMAIL PROTECTED]>

  Halo Iwi, dan kawan-kawan, Aku setuju dengan usulmu itu Wi, usul yang sama 
juga dikemukakan oleh Mina (AMA KalBar). Juga terutama jangan terpancing dulu 
emosi. Perlu ditanggapi dengan kepala dingin. Kekhawatirannya ada pihak-pihak 
yang ingin memanfaatkan situasi. Usulan Mina yang pertama, kita perlu minta 
klarifikasi ke PKS, apa maksudnya dengan isi spanduk itu.. 

  Julia
  -------------------------------
  Date: Fri, 12 Aug 2005 01:13:55 -0700 (PDT)
  From: Sumi Suryani <[EMAIL PROTECTED]>
  To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], 
  [EMAIL PROTECTED]

  saya diforwardskan oleh salah satu kawan mengenai statement unjuk rasa 
pilkada yang disebut dan dimuat koran di Depok. sebagai suku "Dayak" saya tidak 
mau suku saya disebut-sebut dengan tidak hormat. apalagi dipakai untuk menghina 
orang lain atas ketidakpuasan mereka. apakah suku Dayak selama ini begitu hina 
dipermukaan bumi Indonesia? 

  mereka tidak tahu tentang Dayak. sejauh apakah mereka melihat ketertindasan 
suku Dayak di Indonesia? 

  mereka asal menghina saja. he he he mereka belum kenal suku Dayak yang 
sebenarnya. yang jelas suku Dayak tidak seperti yang mereka bayangkan. Dayak 
tidak terhina, Dayak sama dengan suku lain yang ada di dunia. Dayak kaya hati 
dan memiliki kasih. 

  saya sangat setuju dengan gagasan kawan-kawan untuk menindaklanjuti statement 
ini. jika kita mengorganisirnya dengan baik kita bisa mendiskusikannya via 
email atau telepon dengan memberi pendapat atau masukan tentunya. menurut saya 
yang terpenting adalah kita mengkaji ulang statement mereka. apa dasar dan 
tujuan penghinaan mereka. kalau memang tujuannya menghina suku Dayak, kita 
tidak boleh tersinggung. sebab jika kita tersinggung maka anggapan mereka 
terhadap suku Dayak, seperti yang mereka sebutkan itu. 

  tapi! apabila benar mereka menghina suku "Dayak", mari menghitung berapa suku 
Dayak yang ada kalikan dengan jumlah masing-masing bayaran hukum adat "untuk 
penghinaan". itulah jumlah hukum adat yang harus mereka bayar ke suku Dayak. 

  ini dulu dari saya, entar kita lanjut lagi 

  Salam dan doa
  sumirae 
  -----------------------------------
  From: "ronny teguh" <[EMAIL PROTECTED]>
  To: <[EMAIL PROTECTED]>
  Sent: Friday, August 12, 2005 10:24 AM

  Pertama:
  Klarifikasi dari unsur spanduk tersebut ke PKS local. masalahnya PKS local 
ikut2 juga melontarkan pendapat di koran local mengenai kasus pilkada depok. 

  kedua:
  silahkan ambu, organisir teman2, data foto ada sama saya semua tinggal di 
perlihatkan. 

  ketiga:
  dayak = dungu
  dayak = bodoh
  dayak = tak mampu
  dayak = kafir

  itu terjemahan bebas dari cara saya membaca poster tersebut yang di pampang 
untuk menghujat calon walikota depok. 

  ke-empat:
  STMJ oiiiii...
  ----------------------------

  From: "Ben Abel" <[EMAIL PROTECTED]>
  To: <[EMAIL PROTECTED]>
  Sent: Friday, August 12, 2005 10:33 PM

  JADIKANLAH PERIHAL BEGINI SEBAGAI PENGAJARAN BAGI SEMUA PIHAK ALIAS KITA 
SEMUA. 

  Kasus poster dari rombongan PKS di Depok, Jawa Barat yang dimuat dalam koran 
"Harian Seputar Indonesia (SINDO) Minggu tanggal 8 Agustus 2005" itu memang 
sepatutnyalah mendapat tanggapan. 

  Seperti suratku sebelumnya kepada kawan Lukas yang menemukan artikel tsb; 
Bahwa tulisan poster yang terbaca sbb : 

  "Pak Badrul anda pantasnya jadi Walikota Sawangan dan orang Dayak." 

  ... ini memang menunjukkan kebodohan [dari] sang pembuat poster, sang 
pengunjuk poster, maupun kalangan tertentu lainnya [disitu]. Tetapi yang 
menarik adalah kejelian wartawan photo koran ini. Dia pasti dg sadar membuat 
dan memuat ini semua dgn maksud: 

  /1/ membuat heboh, atau
  /2/ sama-sama bodoh saja.

  Tetapi itu bukan justifikasi untuk membiarkan saja hal begini terus berlaku, 
seolah tidak ada masalah. 

  Begitulah sebagian fungsi dari media koran, adalah memberitahukan. Tetapi ada 
yang memang bermaksud mengadu, bahkan mengadu domba. Maka itu sebagai komunitas 
[masyarakat] "Orang Dayak" kita harus membuat reaksi yg solid. Tegas dan keras, 
tidak bisa menerima pengertian dan pandangan yg begini merendahkan. Sekalipun 
kita menyadari juga, bahwa kemungkinan ybs tidak memahami apa yang sedang di 
unjuknya tsb, sehingga tidak menyadari dirinya sedang menghina banyak orang. 

  Mengapa masyarakat Dayak harus membuat reaksi terhadap hal begini? 

  Disamping memang bermakna merendahkan, adalah kehormatan pada harga diri 
sendiri, serta nilai kepercayaan atas diri sendiri, yaitu identitas sebagai 
masyarakat Orang Dayak haruslah ditegakkan, dan ditegaskan agar tetap 
manusiawi, sesuai dengan segala adat dan sopan santun peradapan dunia, sebagai 
bangsa, orang, masyarakat dan bagian dari massa rakyat yang berwibawa, tanpa 
ditindas maupun menindas lainnya. Ia merupakan penghargaan terhadap manusia 
yang adil dan beradap. 

  Jika penghargaan terhadap identitas diri sendiri saja tidak dipedulikan, 
janganlah berharap adanya penghormatan dan penghargaan dengan sikap yang adil 
dan beradap atas perkara lainnya seperti kekayaan tanahair, alam (petak-danum) 
dsbnya itu. Karena penghargaan identitas [diri] merupakan dasar segala 
keberadapan untuk terciptannya suasana yang adil dan beradap. Dengan memahami, 
dan tau bagaimana menghargai diri, identitas dan haknya, ia merupakan 
keberdayaan yang akan menciptakan daya kreatif menghadapi kemelut lainnya. 
Seperti kasus-kasus tanah, perkebunan, HPH maupun kerusakan alam dan 
lingkungan. 

  Gampangnya: Bagaimana kita bisa berdaya dan memberdayakan diri, menghadapi 
kedatangan intervensi kapitalis (seperti: HPH, Perkebunan, Pertambangan, 
Konservasi alam ala orang lain, Kemajuan ala barat, Pejabat2 daerah yg cuma 
jongos Jakarta, dan sebagai-bagainya) jika penghargaan kepada indentitas diri 
sendiri tidak ada? 

  Keberdayaan dan kemampuan tidak akan datang atau dibawa dan ditanam oleh 
kapitalis dari luar, kecuali sesuatu yang dinamakan sebagai "masyarakat Dayak" 
memanglah omong kosong, sesuatu fantasi hampa semata. Bangsa "masyarakat Dayak" 
memang ada. Kemarin kita baru saja melihat upaya kawan Marko Mahin dengan 
Lembaga Studi Dayak 21-nya sudah melakukan hal yang sama. 

  Karena domisili sedemikian jauh, aku hanya bisa menyampaikan saran. Seperti 
judul surat ini: JADIKANLAH PERIHAL BEGINI SEBAGAI PENGAJARAN BAGI SEMUA PIHAK 
ALIAS KITA SEMUA. Artinya tidak perlu menghajar siapa-siapa. Kita pun tak perlu 
mempersiapkan diri bak pasukan saja. Ini bukan peperangan. Tidak perlu berpikir 
dengan statistik, menghitung berapa kali kita sudah dihina, atau memarahi hal 
bagini hanya demi eksistensi. Yang diperlukan adalah JIWA BESAR, sikap 
"tersinggung yang diekspresikan dengan laku pikir saling-belajar,: bahwa 
padangan kuno sebagai yang tersimpul dalam poster begini adalah tanggung kita 
semua. Dan tanggung jawab "Orang Dayak" adalah menyampaikan keterangan dan 
tuntutan sesuai dengan adat santun yang berlaku di dunia yang seharusnya makin 
beradat dan beradap ini. 

  Ambu Naptamis dengan Lembaga Dayak Panarung, sudah menyediakan diri sebagai 
pusat penghimpunan guna mengeluarkan tuntutan atau yang lain-lainnya, sesuai 
kesepakatan nantinya. 

  tetap,
  ben abel
  Ithaca, up-state New York 
  ------------------------------------------------
  Maaf masih penasaran berkomentar ha.....ha.....
  Usul konkret saja ya...bagaimana jika semua onek2 kompratriat semua bisa 
disalurkan dengan cara yang ELEGANT?

  1. Bagaimana jika kita gunakan saja para WAKIL rakyat Dayak yang duduk di 
Senayan sana untuk menyampaikan "protes" ini?
  2. Ini semacam tesces bagi para WAKIL tersebut apakah benar2 memahami orang 
yang diwakilinya [Dayak Kalimantan]?
  3. Kawan2 semuanya beramai-ramai mendesak para wakil Dayak [maaf wakil saya 
tidak ada di senayan karena saya tidak ikut memilih mereka] untuk meminta 
klarifikasi langsung ke DPP PKS atau bahkan melalui Fraksi PKS sekalipun.
  3. JIka mereka keberatan dengan "mandat"yang ditawarkan ini cabut saja mandat 
tersebut, buat apa memilih mereka yang tidak bisa menyuarakan rasa keberatan 
rakyatnya.
  4. Bagi wakil rakyat yang non dayak tetapi dia mewakili daerah pemilihan 
Kalimantan [Dayak kah???] dorong juga untuk meneriakan keberatan ini. Itu saja 
usul konrit saya, ada yang menambahkan lagi??? biar kita semua menjadi rasul 
[Raja Usul..]


  Terkhusus untuk Bung LUkas;
  Kapan proses Hukum yang anda maksudkan tersebut perlangsung????tolong 
informasinya bagaimana proses hukum dimaksud berjalan sekarang, dimana proses 
hukum tersebut berlangsung, dan kapan, maaf saya ketinggalan informasi ini. 

  Salam,
  Std
  [[[ Betang Borneo ]]] 
  -----------------------------------------
  From: "babymujie" <[EMAIL PROTECTED]>
  To: <[EMAIL PROTECTED]>
  Sent: Saturday, August 13, 2005 6:56 PM

  Saya rasa tidak hanya pihak partai saja yang dimintai klarifikasi, karena 
dilihat dari photonya (sempat melihat sebentar), wajah si pembawa sepanduk 
tidak terlalu terlihat. Mungkin sang fotographer atau sang wartawan yang 
meliput juga perlu di pertanyakan. Sedangkan dalam memuat suatu berita, 
tentulah harus melalui meja redaksi dan disetujui pimpinan media massa itu 
sendiri. Kenapa berita/photo seperti itu bisa dimuat, tidak photo yang lain 
kah, atau ada maksudnya untuk menjatuhkan sang Bupati sendiri (tanpa sadar) 
atau menyinggung Dayak? 

  Tengkyu.
  Mujie 

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
<font face=arial size=-1><a 
href="http://us.ard.yahoo.com/SIG=12h2svms8/M=323294.6903899.7846637.3022212/D=groups/S=1705329729:TM/Y=YAHOO/EXP=1124051224/A=2896125/R=0/SIG=11llkm9tk/*http://www.donorschoose.org/index.php?lc=yahooemail";>Take
 a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for anyone who 
cares about public education</a>!</font>
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke