Sepintas anda membaca judul tulisan ini mungkin anda akan bertanya, "apa hubungannya?" Kalau kita sedang membicarakan jalannya pilkadal Depok yang terbatas pada wilayah tersebut, memang tidak ada hubungannya sama sekali. Begitu juga, ketika pilkadal yang berlangsung di Depok berakhir dengan sengketa dan sekarang sedang berada dalam proses penyelesaian lanjutan. Sebelumnya KPUD Depok telah menetapkan pasangan Nur Mahmudi - Yuyun yang diusung oleh PKS sebagai pemenang. Kemudian pasangan Badrul Kamal - Syihabudin yang diusung Golkar dan PKB mengajukan gugatan dan PT Jabar memutuskan pasangan tersebut terakhir sebagai pemenang.
Sampai pada proses ini, pada dasarnya juga tidak ada hubungannya sama sekali dengan komunitas dayak atau apapun yang berkaitan tentang dayak. Seperti yang kita lihat akhir-akhir ini, keputusan PT Jabar mengundang protes dan aksi dari kelompok pendukung Nur Mahmudi - Yuyun. Semua itu mereka lakukan dalam berbagai bentuk, baik berupa istighatsah dan turun ke jalan-jalan, atau melalui jalur hukum sebagaimana yang sudah diatur dalam perundang-undangan. Pihak lain di luar Depok sama sekali tidak terlibat dengan persoalan ini karena bagaimanapun juga pilkadal wilayah pada dasarnya adalah persoalan di wilayah tersebut. Meskipun ada pihak dari luar wilayah tersebut, paling besar yang bisa dilakukan hanyalah dukungan moril dan keprihatinan. Atau, dukungan personal karena kapasitas pendukung tersebut. Persoalan pilkadal Depok dan Dayak baru muncul belakangan ketika massa PKS sedang melakukan demo yang memrotes keputusan PT Jabar. Seperti yang diberitakan oleh Harian Seputar Indonesia (SINDO) Minggu tanggal 8 Agustus 2005, rombongan PKS di Depok membawa poster yang bertuliskan "Pak Badrul, anda pantasnya jadi Walikota Sawangan dan orang Dayak." Tulisan poster ini telah mengundang reaksi keras dari berbagai komunitas dayak. Apa maksud dibalik poster tersebut? Pertanyaan di atas juga kita ajukan kepada siapa saja, terlebih lagi kepada DPP PKS dan massanya, "Apa hubungannya pilkadal Depok dengan Sawangan dan orang Dayak?" Sekiranya masing-masing orang berpikir sehat, jawabannya akan sama; secara langsung tidak ada hubungannya sama sekali. Tapi bisakah mereka berpikir sehat untuk menjawab, apa maksudnya isi dari poster tersebut?" Beberapa kawan-kawan dari berbagai komunitas seperti Walhi Kal-Teng, Betang Borneo, Institut Dayakologi, Lembaga Dayak Panarung, Study Dayak 21, dan bahkan semua orang dayak terperanjat melihat poster tersebut. Pekerjaan-pekerjaan mereka yang sedang sibuk membela hak-hak rakyat, tanah-tanah yang dirampas, hutan yang semakin hari semakin hancur, sungai-sungai yang tercemar, gelar palsu yang meraja lela, perampasan hak dan pembodohan lainnya, sekarang bertambah denyut yang menyentak martabat dan harga diri. Sekarang perjuangan mereka seperti dihadang stigma negatif yang terus berlanjut dari masa ke masa, dan uniknya lagi kali ini terkait dengan konflik perebutan kekuasaan. Mungkin bisa saja anda memberikan pembelaan bahwa semua itu tidak disengaja. Atau barangkali anda berkelit bahwa kalimat yang terpampang dalam poster tersebut sama sekali bukan bermaksud menghina dan merendahkan. Atau alasan-alasan lainnya. Namun setiap jiwa dayak yang melihat kalimat itu dalam konteknya yang bermaksud merendahkan Badrul Kamal, secara langsung atau tidak langsung telah melakukan penghinaan, perendahan martabat, dan pelecehan terhadap dayak. Silahkan anda baca dan camkan kalimat itu sekali lagi, "Pak Badrul, anda pantasnya jadi Walikota Sawangan dan orang Dayak." Seperti yang juga dikirimkan oleh Rekan Ben Abel, [Kawan2 mengerti tidak, apa yang dimaksud dengan kata "sawangan?" Dari pengalaman berkunjung-kunjung dan bergaul-gaul dengan orang di tanah Jawa,aku mendapatkan pengertiannya sebagai "semak belukar yang tidak ada artinya" atau kata orang Dayak London "Wasteland"]. Dan meskipun tanpa kata Sawangan sendiri, menyarankan kepantasan kepada Badrul Kamal untuk menjadi Walikota orang Dayak dalam bentuk protes terhadap oknum tersebut, kalimat itu sungguh menikam orang Dayak. Kalimat tersebut seperti dalam pemahaman rekan Ronny Teguh--seorang Dosen Unpar--yang ia ungkapkan, [dayak = bodoh, dayak = dungu, dayak = tak mampu, dayak = kafir. Itu terjemahan bebas dari cara saya membaca poster tersebut yang di pampang untuk menghujat calon walikota depok.] Masih untung dan tentu saja saya bersyukur, semua kawan-kawan dayak dan komunitas-komunitas dayak lainnya baik yang berada di darat atau alam maya tetap berpikir sehat dan sekuat tenaga mengendalikan emosinya dengan sikap untuk tetap tegar dan berjiwa besar seperti yang biasa mereka lakukan setiap kali menghadapi persoalan. Tapi jangan anggap persoalan ini selesai begitu saja sehingga stigmasisasi ini seperti tidak pernah selesai sejak jaman dahulu dan akan terus berlanjut. Karena itu, selain sebagai informasi juga merupakan tuntutan kepada semua pihak terkait, secara lebih khusus lagi kepada DPP PKS atau DPW PKS Depok untuk memberikan klarifikasi dan penjelasan terhadap peristiwa tersebut. Dan setiap orang hendaknya bersikap bijak dan berpikir sehat, apapun persoalan yang dihadapinya. Sebagai kelengkapan tulisan ini, saya sertakan beberapa respon, tanggapan, usulan dan masukan yang diberikan oleh kawan-kawan dari komunitas dayak agar semua kita tahu dan sadar bahwa martabat dan harga diri bukan masalah sepele yang biasa digampang-gampangkan. ------------------------- Dear All, Sehubungan putusan kontroversi Pengadilan Tinggi Jawa Barat yang menganulir kemenangan pasangan Nurmahmudi Ismail dan Yuyun Wirasaputra dalam Pilkada kota Depok, massa Partai Keadilan Sejahtera (PKS) melakukan aksi keprihatinan di berbagai daerah. Salah satu aksi keprihatinan tsb dilakukan di kota Depok sendiri tanggal 6 Agustus 2005. Namun yang menjadi perhatian saya adalah salah satu tulisan pengunjuk rasa yang mengatakan bahwa : Pak Badrul anda pantasnya jadi Walikota Sawangan dan orang Dayak. Badrul Kamal - Syihabuddin adalah pasangan yang ditunjuk sebagai pemenang oleh PT Jawa Barat. Saya hanya berpikir kira2 apa maksud dan hubungan antara Pilkada Depok dengan orang Dayak spt. Yang disampaikan oleh pengunjuk rasa tsb ? Bagaimana kita menyikapi hal ini ? Sumber dari Harian Seputar Indonesia (SINDO) Minggu tanggal 8 Agustus 2005. Sebelumnya mohon maaf karena saya fw via japri karena di milis dayak tidak bisa memuat attachment. Salam Lukas ---------------------------------- Kawan Lukas, Terima kasih atas kiriman ini. Informasinya sangat perlu ditanggapi. Aku menyarankan ada satu lembaga harus mengeluarkan pernyataan. Jadi bukan perorangan; ya perorangan bisa saja sebagai opini. Tetapi surat edaran dan pernyataan daris ebuah lembaga atau kolaborasi beberapa lembaga [bagaimana lembaga dewan adat?] akan lebih efektif. Dan tayang, atau terbitkan kembali gambar ini. Maksudnya agar menjadi pelajaran bagi semua pihak. Kawan2 mengerti tidak, apa yang dimaksud dengan kata "sawangan?" Dari pengalaman berkunjung-kunjung dan bergaul-gaul dengan orang di tanah Jawa, aku mendapatkan pengertiannya sebagai "semak belukar yang tidak ada artinya" atau kata orang Dayak London "Wasteland" Tulisan poster tersebut : "Pak Badrul anda pantasnya jadi Walikota Sawangan dan orang Dayak." Dengan makna sawangan sedemikian jelek, ditambah prasa " ... dan orang Dayak" .... ya ini memang menunjukkan kebodohan sang pembuat poster, sang pengunjuk poster, maupun kalangan tertentu lainnya. Tetapi yg menarik adalah kejelian wartawan photo koran ini. Dia pasti dg sadar membuat dan memuat ini semua dgn maksud membuat heboh. Begitualh sebagian fungsi dari media koran. Maka itu sebagai komunitas 'orang Dayak" kita harus membuat reaksi yg solid. Tegas dan keras, tidak bisa menerima pengertian dan pandangan yg begini merendahkan. Demikian sharing aku kali ini. Sekali lagi trims banyak, dan salut bagi semuanya. Tabe, ben abel Ithaca, up-state New York -------------------------------------------- Dear All, Terlepas reaktif atau tidaknya respon kita terhadap tulisan tsb yang pasti kita harus meminta klarifikasi dari PKS. Saya sudah dapat kontak person PKS melalui website mereka www.pk-sejahatera.org dan sudah menghubungi Sdr. Iman Nugraha 08129613825 dari beliau saya mendapat alamat e-mail untuk menyampaikan hal tsb : [EMAIL PROTECTED] Saya sudah menyampaikan berita tsb ke beliau namun sampai saat ini saya belum mendapat tanggapan. Saya sangat setuju dengan usulan Pak Ben bahwa kita harus membuat reaksi atas tulisan tsb, dan untuk lebih efektifnya mungkin atas nama suatu lembaga. Mungkin di milis ini ada aktifis atau anggota PKS yang bisa menjembatani. Salam Lukas ------------------------------------------ From: "Walhi Kalteng" <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Friday, August 12, 2005 9:03 AM Kawans.. Sebaiknya kita juga minta klarifikasi kepada Soeharto, kenapa selama puluhan tahun hasil alam dan sumber daya alam diambil dari tanah leluhur dayak, tetapi kehidupan tetap saja melarat, jalan-jalan masih becek, sungai2 keruh. Minta klarifikasi juga kita ke Gubernur2 dayak sebelumnya, kenapa cuma hanya mengekor saja dengan kebijakan pusat yang menghisap. Tunjukan semangat dan keberanian, seperti keberanian dan upaya keras untuk mengejar cuma seorang bodoh yang nggak punya otak, lalu menulis yang bukan-bukan. Sebaiknya kita juga minta klarifikasi kemana uang rakyat selama ini dibelanjakan, kenapa sekolah mahal, kenapa BBM harus melangit. Minta klarifikasi juga kenapa TW masih berkeliaran sementara dia menjadi bandar judi. Buruan ajha deh. Ayo anda bisa dan berani. Isen Mulang. Saya kira sudah saatnya kita "memperbesar masalah kecil dan mempecil masalah besar" nordin ----------------------------------- Tambahan lagi... Minta klarifikasi juga kepada Perusahaan perkebunan Kelapa Sawit PT. AGU yang telah merampas kebun karet dan tanah2 orang dayak di Kec. Gunung Timang, Kec.Montallat, dan Teweh Tengah, Kab. Barito Utara-Kalteng. Minta klarifikasi juga kepada aparat kepolisian yang membiarkan terjadinya pembunuhan orang2 dayak di desa Runtu [Kobar-Kalteng]di lokasi perkebunan sawit PT. MMS. Minta klarifikasi juga kepada orang2 Dayak yang telah menyetujui pembukaan lahan Gambut 1 jt hektar... Plus minta klarifikasi juga kepada para pengambil kebijakan [orang dayak jugakah???] yang akan menjadikan orang dayak sebagai Jipen di Perkebunan kelapa sawit... Dari pada mengejar orang bodoh dan ngga punya otak, untuk membuktikan bahwa Dayak bukan letoy..maka kita cari tuh lawan tanding yang sepadan. En kanampi pahari...?????? Shalom, Std [[[ Betang Borneo ]]] Jl. Virgo V No. 157 Komp. Amaco Palangkaraya 73112 Kalimantan Tengah - Indonesia Telpon : +62 [536] 3239836 e-mail : [EMAIL PROTECTED] --------------------------------- From: "Lukas" To: <[EMAIL PROTECTED]> Ass. Wr. Wb Bukankah apa yang Bapak2 sampaikan itu sudah dalam proses hukum ? Jadi bukan sebatas klarifikasi. Kalau anda mau minta klarifikasi silahkan lew. Wassalam Lukas ----------------------------------- From: "Dayak Panarung" <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Cc: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Friday, August 12, 2005 5:24 AM Dear All, Kami juga merasa poster dan isinya telah menghina orang Dayak, seolah orang Dayak itu dianggap sesuatu yang tidak ada artinya, dianggap bar-bar. Kami setuju kita sebaiknya buat somasi terhadap PKS, entah nanti mereka berkilah itu oknum atau apa. Ini sebagai peringatan, jika demo dan orang diluar konflik tidak tahu masalah, jangan libatkan kesukuan orang lain dengan keinginan merendahkan atau melecehkan. Ditengah kita ingin membangun perdamaian, menghindari konflik suku dan agama, saat itu pula ada yang berkeinginan memicu konflik. Apa maksudnya kata-kata seperti itu? Dayak Panarung bersedia untuk mengorganisir teman-teman buat surat keberatan terhadap PKS, kayaknya mereka yang menyebut diri lebih beradab ternyata tidak lebih dari pelaku kekerasan secara psikologis terhadap orang Dayak. Kata terakhir Dayak adalah FIGHT ! Salam solidaritas Dayak, Ambu Naptamis Lembaga Dayak Panarung Jl. Sisingamangaraja No. 03 Palangkaraya 73111 Kalimantan Tengah - Indonesia Telpon : 0536-23233 ------------------------------------ Iwi Sartika wrote: Dear All, Orang Dayak manapun yang mendengar soal 'pelecehan suku' (tidak tau apakah tepat dikatakan demikian) terhadap ke-Dayakan-nya pasti akan marah dan bertanya 'ada apa dibalik itu semua'. Aksi balik terhadap ini tentu saja lumrah dan malahan harus, entah apakah dalam bentuk somasi, statement bersama atau apapun untuk meng-counter. Sebelum itu semua, saya pribadi berpendapat alangkah baiknya jika ada yang punya klipping elektronik koran Sindo beserta photo dari poster yang dimaksud. Dan, saya setuju bahwa harus ada lembaga khusus atau koalisi dari lembaga-lembaga yang mengkoordinir aksi berdasarkan region (kalbar, kalteng, kaltim). Artinya, informasi yang lengkap mengenai 'asal usul poster pelecehan Dayak' perlu untuk dikirim ke region-region tersebut. Bagaimana Julia, ID sendiri sudah diskusikan ini?. Menurutku, kawan-kawan ID buat aja list dengan tambahan info mengenai latar belakang (asal-usul poster yang saya maksud) dan kita sebarkan ke lembaga-lembaga atau perkumpulan-perkumpulan Dayak di Pontianak. Lebih bagus lagi kalo misalnya bisa diselesaikan secara adat ya.... (belajar dari kasus pencemaran nama salah satu suku Dayak di Sanggau oleh salah satu Media di Kalbar yang diselesaikan secara adat). Sekian komentar saya. Salam, -------------------------- From: "Institut Dayakologi" <[EMAIL PROTECTED]> Halo Iwi, dan kawan-kawan, Aku setuju dengan usulmu itu Wi, usul yang sama juga dikemukakan oleh Mina (AMA KalBar). Juga terutama jangan terpancing dulu emosi. Perlu ditanggapi dengan kepala dingin. Kekhawatirannya ada pihak-pihak yang ingin memanfaatkan situasi. Usulan Mina yang pertama, kita perlu minta klarifikasi ke PKS, apa maksudnya dengan isi spanduk itu.. Julia ------------------------------- Date: Fri, 12 Aug 2005 01:13:55 -0700 (PDT) From: Sumi Suryani <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] saya diforwardskan oleh salah satu kawan mengenai statement unjuk rasa pilkada yang disebut dan dimuat koran di Depok. sebagai suku "Dayak" saya tidak mau suku saya disebut-sebut dengan tidak hormat. apalagi dipakai untuk menghina orang lain atas ketidakpuasan mereka. apakah suku Dayak selama ini begitu hina dipermukaan bumi Indonesia? mereka tidak tahu tentang Dayak. sejauh apakah mereka melihat ketertindasan suku Dayak di Indonesia? mereka asal menghina saja. he he he mereka belum kenal suku Dayak yang sebenarnya. yang jelas suku Dayak tidak seperti yang mereka bayangkan. Dayak tidak terhina, Dayak sama dengan suku lain yang ada di dunia. Dayak kaya hati dan memiliki kasih. saya sangat setuju dengan gagasan kawan-kawan untuk menindaklanjuti statement ini. jika kita mengorganisirnya dengan baik kita bisa mendiskusikannya via email atau telepon dengan memberi pendapat atau masukan tentunya. menurut saya yang terpenting adalah kita mengkaji ulang statement mereka. apa dasar dan tujuan penghinaan mereka. kalau memang tujuannya menghina suku Dayak, kita tidak boleh tersinggung. sebab jika kita tersinggung maka anggapan mereka terhadap suku Dayak, seperti yang mereka sebutkan itu. tapi! apabila benar mereka menghina suku "Dayak", mari menghitung berapa suku Dayak yang ada kalikan dengan jumlah masing-masing bayaran hukum adat "untuk penghinaan". itulah jumlah hukum adat yang harus mereka bayar ke suku Dayak. ini dulu dari saya, entar kita lanjut lagi Salam dan doa sumirae ----------------------------------- From: "ronny teguh" <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Friday, August 12, 2005 10:24 AM Pertama: Klarifikasi dari unsur spanduk tersebut ke PKS local. masalahnya PKS local ikut2 juga melontarkan pendapat di koran local mengenai kasus pilkada depok. kedua: silahkan ambu, organisir teman2, data foto ada sama saya semua tinggal di perlihatkan. ketiga: dayak = dungu dayak = bodoh dayak = tak mampu dayak = kafir itu terjemahan bebas dari cara saya membaca poster tersebut yang di pampang untuk menghujat calon walikota depok. ke-empat: STMJ oiiiii... ---------------------------- From: "Ben Abel" <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Friday, August 12, 2005 10:33 PM JADIKANLAH PERIHAL BEGINI SEBAGAI PENGAJARAN BAGI SEMUA PIHAK ALIAS KITA SEMUA. Kasus poster dari rombongan PKS di Depok, Jawa Barat yang dimuat dalam koran "Harian Seputar Indonesia (SINDO) Minggu tanggal 8 Agustus 2005" itu memang sepatutnyalah mendapat tanggapan. Seperti suratku sebelumnya kepada kawan Lukas yang menemukan artikel tsb; Bahwa tulisan poster yang terbaca sbb : "Pak Badrul anda pantasnya jadi Walikota Sawangan dan orang Dayak." ... ini memang menunjukkan kebodohan [dari] sang pembuat poster, sang pengunjuk poster, maupun kalangan tertentu lainnya [disitu]. Tetapi yang menarik adalah kejelian wartawan photo koran ini. Dia pasti dg sadar membuat dan memuat ini semua dgn maksud: /1/ membuat heboh, atau /2/ sama-sama bodoh saja. Tetapi itu bukan justifikasi untuk membiarkan saja hal begini terus berlaku, seolah tidak ada masalah. Begitulah sebagian fungsi dari media koran, adalah memberitahukan. Tetapi ada yang memang bermaksud mengadu, bahkan mengadu domba. Maka itu sebagai komunitas [masyarakat] "Orang Dayak" kita harus membuat reaksi yg solid. Tegas dan keras, tidak bisa menerima pengertian dan pandangan yg begini merendahkan. Sekalipun kita menyadari juga, bahwa kemungkinan ybs tidak memahami apa yang sedang di unjuknya tsb, sehingga tidak menyadari dirinya sedang menghina banyak orang. Mengapa masyarakat Dayak harus membuat reaksi terhadap hal begini? Disamping memang bermakna merendahkan, adalah kehormatan pada harga diri sendiri, serta nilai kepercayaan atas diri sendiri, yaitu identitas sebagai masyarakat Orang Dayak haruslah ditegakkan, dan ditegaskan agar tetap manusiawi, sesuai dengan segala adat dan sopan santun peradapan dunia, sebagai bangsa, orang, masyarakat dan bagian dari massa rakyat yang berwibawa, tanpa ditindas maupun menindas lainnya. Ia merupakan penghargaan terhadap manusia yang adil dan beradap. Jika penghargaan terhadap identitas diri sendiri saja tidak dipedulikan, janganlah berharap adanya penghormatan dan penghargaan dengan sikap yang adil dan beradap atas perkara lainnya seperti kekayaan tanahair, alam (petak-danum) dsbnya itu. Karena penghargaan identitas [diri] merupakan dasar segala keberadapan untuk terciptannya suasana yang adil dan beradap. Dengan memahami, dan tau bagaimana menghargai diri, identitas dan haknya, ia merupakan keberdayaan yang akan menciptakan daya kreatif menghadapi kemelut lainnya. Seperti kasus-kasus tanah, perkebunan, HPH maupun kerusakan alam dan lingkungan. Gampangnya: Bagaimana kita bisa berdaya dan memberdayakan diri, menghadapi kedatangan intervensi kapitalis (seperti: HPH, Perkebunan, Pertambangan, Konservasi alam ala orang lain, Kemajuan ala barat, Pejabat2 daerah yg cuma jongos Jakarta, dan sebagai-bagainya) jika penghargaan kepada indentitas diri sendiri tidak ada? Keberdayaan dan kemampuan tidak akan datang atau dibawa dan ditanam oleh kapitalis dari luar, kecuali sesuatu yang dinamakan sebagai "masyarakat Dayak" memanglah omong kosong, sesuatu fantasi hampa semata. Bangsa "masyarakat Dayak" memang ada. Kemarin kita baru saja melihat upaya kawan Marko Mahin dengan Lembaga Studi Dayak 21-nya sudah melakukan hal yang sama. Karena domisili sedemikian jauh, aku hanya bisa menyampaikan saran. Seperti judul surat ini: JADIKANLAH PERIHAL BEGINI SEBAGAI PENGAJARAN BAGI SEMUA PIHAK ALIAS KITA SEMUA. Artinya tidak perlu menghajar siapa-siapa. Kita pun tak perlu mempersiapkan diri bak pasukan saja. Ini bukan peperangan. Tidak perlu berpikir dengan statistik, menghitung berapa kali kita sudah dihina, atau memarahi hal bagini hanya demi eksistensi. Yang diperlukan adalah JIWA BESAR, sikap "tersinggung yang diekspresikan dengan laku pikir saling-belajar,: bahwa padangan kuno sebagai yang tersimpul dalam poster begini adalah tanggung kita semua. Dan tanggung jawab "Orang Dayak" adalah menyampaikan keterangan dan tuntutan sesuai dengan adat santun yang berlaku di dunia yang seharusnya makin beradat dan beradap ini. Ambu Naptamis dengan Lembaga Dayak Panarung, sudah menyediakan diri sebagai pusat penghimpunan guna mengeluarkan tuntutan atau yang lain-lainnya, sesuai kesepakatan nantinya. tetap, ben abel Ithaca, up-state New York ------------------------------------------------ Maaf masih penasaran berkomentar ha.....ha..... Usul konkret saja ya...bagaimana jika semua onek2 kompratriat semua bisa disalurkan dengan cara yang ELEGANT? 1. Bagaimana jika kita gunakan saja para WAKIL rakyat Dayak yang duduk di Senayan sana untuk menyampaikan "protes" ini? 2. Ini semacam tesces bagi para WAKIL tersebut apakah benar2 memahami orang yang diwakilinya [Dayak Kalimantan]? 3. Kawan2 semuanya beramai-ramai mendesak para wakil Dayak [maaf wakil saya tidak ada di senayan karena saya tidak ikut memilih mereka] untuk meminta klarifikasi langsung ke DPP PKS atau bahkan melalui Fraksi PKS sekalipun. 3. JIka mereka keberatan dengan "mandat"yang ditawarkan ini cabut saja mandat tersebut, buat apa memilih mereka yang tidak bisa menyuarakan rasa keberatan rakyatnya. 4. Bagi wakil rakyat yang non dayak tetapi dia mewakili daerah pemilihan Kalimantan [Dayak kah???] dorong juga untuk meneriakan keberatan ini. Itu saja usul konrit saya, ada yang menambahkan lagi??? biar kita semua menjadi rasul [Raja Usul..] Terkhusus untuk Bung LUkas; Kapan proses Hukum yang anda maksudkan tersebut perlangsung????tolong informasinya bagaimana proses hukum dimaksud berjalan sekarang, dimana proses hukum tersebut berlangsung, dan kapan, maaf saya ketinggalan informasi ini. Salam, Std [[[ Betang Borneo ]]] ----------------------------------------- From: "babymujie" <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Saturday, August 13, 2005 6:56 PM Saya rasa tidak hanya pihak partai saja yang dimintai klarifikasi, karena dilihat dari photonya (sempat melihat sebentar), wajah si pembawa sepanduk tidak terlalu terlihat. Mungkin sang fotographer atau sang wartawan yang meliput juga perlu di pertanyakan. Sedangkan dalam memuat suatu berita, tentulah harus melalui meja redaksi dan disetujui pimpinan media massa itu sendiri. Kenapa berita/photo seperti itu bisa dimuat, tidak photo yang lain kah, atau ada maksudnya untuk menjatuhkan sang Bupati sendiri (tanpa sadar) atau menyinggung Dayak? Tengkyu. Mujie [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> <font face=arial size=-1><a href="http://us.ard.yahoo.com/SIG=12h2svms8/M=323294.6903899.7846637.3022212/D=groups/S=1705329729:TM/Y=YAHOO/EXP=1124051224/A=2896125/R=0/SIG=11llkm9tk/*http://www.donorschoose.org/index.php?lc=yahooemail">Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for anyone who cares about public education</a>!</font> --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/