http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2008/11/24/3742.html
*Keterangan Pers Presiden* *APEC tidak Akan Keluar dari Bogor Goals* Lima: KTT ke-16 APEC sudah selesai dan menghasilkan Deklarasi Lima. Dalam isu investasi dan perdagangan bebas, para pemimpin APEC sepakat untuk mengacu pada Bogor Goals. *Presiden Susilo Bambang Yudhoyono* menjelaskan hal ini dalam konferensi pers dengan wartawan Indonesia, di Hotel Melia Lima, Peru, Minggu (23/11) malam waktu setempat. "Semua pemimpin APEC menyebut Bogor Goals. Apa yang disepakati di Bogor tahun 1994 dulu untuk menuju open trade and investment itu sangat ditekankan," kata Presiden SBY. Bogor Goals merupakan kesepakatan atau deklarasi yang dihasilkan dalam KTT APEC tahun 1994. Indonesia menjadi tuan rumah dan summit berlangsung di Istana Bogor. Dalam Bogor Goals atau Kesepakatan Bogor, perdagangan bebas diberlakukan mulai tahun 2010 untuk negara-negara maju. Sedangkan bagi negara berkembang, open trade dimulai pada tahun 2020. "Artinya, meskipun perekonomian dunia sulit, kita tidak akan keluar dari kesepakatan Bogor, yaitu membangun suatu rezim kerjasama ekonomi berdasarkan atas open trade and investment. Pembahasan mengenai hal ini menonjol. Hampir semua pemimpin APEC berbicara seperti itu," Presiden SBY menegaskan. Isu menonjol lain yang dibahas selama dua hari dalam KTT ke-16 APEC adalah masalah World Trade Organization (WTO). Isu WTO ini bukan hanya menggarisbawahi apa yang dibicarakan dalam G-20 Leaders Statement di Washington. "Tetapi para pemimpin APEC bahkan ingin ada timeline, jadwal, ada involvement agar Desember mendatang maslah ini selesai, " ujar SBY. Presiden SBY sudah menyampaikan di Washington dan Rio de Janeiro, bahwa kalau isu WTO atau Doha Development tidak tercapai akan ada banyak manfaat yang tidak kita dapatkan. "Dikaitkan dengan krisis pangan global, lagi-lagi akibat WTO yang tidak konklusif, tidak ada insentif bagi mereka yang berinvestasi di bidang pangan," SBY menjelaskan. Presiden SBY berharap WTO ini memasuki babakterbaru. "Saya sudah minta kepada Menteri Perdagangan untuk betul-betul mengidentifikasi berapa hal yang kita belum cocok," SBY menambahkan. Kalau ada yang belum terselesaikan, Presiden meminta menteri untuk memperkecil perbedaan itu. Dalam keterangan pers dengan wartawan Indonesia ini, Presiden SBY dihadiri seluruh anggota delegasi Indonesia, yang mengikuti perjalanan SBY sejak dari Washington, Meksiko, Brasil, hingga Peru. (osa/har) [Non-text portions of this message have been removed]