http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/5/3/o1.htm
Selasa Kliwon, 3 Mei 2005 
 Tajuk

Presiden Mengkritik Metode Mengajar Guru 



PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono mengkritik metode mengajar guru. Hal itu 
terungkap saat Presiden melakukan peninjauan ke SD 1 Nagrak di Cikeas, Bogor, 
Sabtu (Bali Post, 1/5). Kunjungan tersebut terkait dengan Hari Pendidikan 
Nasional yang kita peringati Selasa kemarin.

Pada intinya Presiden mengkritik metode mengajar para pendidik yang selama ini 
cenderung mendoktrinkan berbagai macam pelajaran kepada siswa. ''Mengajar harus 
lebih kreatif agar siswa dapat berimajinasi. Siswa jangan hanya dicekoki,'' 
pesan Presiden.

Kita sadari bahwa kualitas out-put dalam aktivitas pendidikan umumnya sangat 
ditentukan oleh kualitas prosesnya. Metode mengajar guru adalah bagian penting 
dari proses itu. ''Guru'' di sini hendaknya diartikan bukan hanya guru SD, 
tetapi juga guru di jenjang-jenjang pendidikan lainnya, termasuk dosen.

Memang, akhir-akhir ini tumbuh kecenderungan feodalistik, yang 
mengagung-agungkan gelar kesarjanaan, bukannya kualitas diri. Kecenderungan ini 
mengabaikan proses. Yang lebih diutamakan gelar kesarjanaan bertengger di depan 
atau belakang namanya. Tidak peduli, predikat itu diraih dengan rajin atau 
pernah kuliah atau tidak, siapa sebenarnya yang menyusun skripsi atau tesisnya. 
Akibatnya, sebagian warga masyarakat mulai menyangsikan predikat kesarjanaan 
itu sebagai simbol kualitas diri orang yang menyandangnya.

Walaupun sebagian masyarakat meragukannya, ''gila'' gelar kesarjanaan tetap 
marak. Hal itu disebabkan sebagian masyarakat lainnya juga masih cenderung 
feodalistik. Banyak lembaga perekrutan karyawan, pemerintah maupun swasta, yang 
mengabaikan kualitas calon karyawannya dan semata-mata hanya melihat gelar 
kesarjanaannya. Memang, tidak semua orang yang berpredikat ''sarjana'' tidak 
berkualitas. Namun, dapat dibayangkan bagaimana jadinya kualitas lembaga 
tersebut jika karyawan yang diterimanya ternyata berkualitas semu.

Makin tingginya semangat dan minat belajar warga masyarakat, harus kita terima 
sebagai kenyataan yang menggembirakan. Belajar memang tidak mengenal usia. 
Namun, motivasi belajar yang hanya mengejar produk, dengan mengabaikan kualitas 
proses dan cenderung melewati jalan pintas, sungguh memprihatinkan. Ada 
sinyalemen bahwa fenomena feodalistik tersebut belakangan ini juga merambah 
kalangan kader dan fungsionaris partai politik.

Maraknya kecenderungan mengagungkan gelar kesarjanaan semata juga didorong 
adanya pergeseran ulah lembaga pendidikan pencetak manusia-manusia sarjana. Di 
tengah kiprah lembaga pendidikan yang tetap konsisten mengutamakan kualitas 
proses, tidak sedikit lembaga pendidikan yang lebih berorientasi pada selera 
pasar dan mengabaikan kualitas proses. Bagi mereka yang penting para kandidat 
sarjana itu mampu membayar.

Memprihatinkan memang, jika sikap yang mengabaikan kualitas proses dalam 
aktivitas pendidikan ini sampai melanda para guru. Akibatnya, anak didik atau 
mahasiswa yang menjadi korban, apalagi jika mereka hanya terpaku mengandalkan 
proses pendidikan formal di bangku sekolah dan kursi kuliah.

Kualitas proses ini juga ditentukan oleh faktor metode mengajar yang diterapkan 
guru. Menarik-tidaknya dan efektif-tidaknya metode mengajar ditentukan oleh 
faktor wawasan dan keterampilan para guru, selain faktor sampai di mana sistem 
proses mengajar yang telah dibakukan, dipatuhi penuh disiplin.

Dalam upaya meningkatkan kualitas proses mengajar, seyogianya tiap guru 
membekali diri dengan ilmu-ilmu yang terkait dengan psikologi. Kekayaan akan 
wawasan didaktik-metodik, ilmu jiwa, dari ilmu jiwa anak-anak sampai ilmu jiwa 
dalam, misalnya, akan turut mendukung kualitas metode mengajar para guru.

Selain psikologi, sudah saatnya para guru juga membekali diri dengan teori dan 
ilmu komunikasi. Proses mengajar adalah bagian dari proses komunikasi yang 
harus memperhatikan unsur-unsurnya: komunikator, komunikan, komunike, media dan 
umpan balik.

Dengan bekal psikologi dan komunikasi, masih perlu ditekankan pentingnya para 
guru berdisiplin dalam mematuhi sistem mengajar yang dibakukan. Apa pun 
materinya dan siapa pun sasarannya, proses mengajar selalu memerlukan 
persiapan. Yang disiapkan bukan hanya materinya, tetapi juga direncanakan 
metode penyampaiannya. Yang disiapkan bukan hanya alat peraga, misalnya, tetapi 
juga direncanakan kapan tiap guru harus melontarkan ungkapan atau cerita yang 
dapat membuat siswa tidak mengantuk bahkan tertawa.

Kurang berkualitasnya metode mengajar guru ternyata berdampak luas. Dalam 
konteks kualitas metode mengajar para guru yang diminta Presiden untuk lebih 
diperhatikan dan ditingkatkan, tidak cukup bekal dan penghayatan terhadap 
psikologi, tetapi juga terhadap komunikasi. Lembaga pendidikan pencetak guru 
dapat berperan di sini, selain kegiatan pelatihan semacam in-house training 
dalam upaya meningkatkan wawasan dan mengasah keterampilan para guru sesuai 
dengan kondisi dan kebutuhan di lingkungan kerjanya.

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give underprivileged students the materials they need to learn. 
Bring education to life by funding a specific classroom project.
http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke