[ppiindia] Re: [media-jatim] Fasisme merebak di kampus

2007-12-16 Terurut Topik Lina Dahlan
Saya juga gak ngerti bisnis akademik macam apa yang sedang dibuat 
ini. Kalo memang pihak universitas maksa, ya suruh aja universitas 
yang menyetor dana awal untuk pembukaan rekening tsb...:-). Gaji 
dosen juga dibayarkan ke situ aja. Masalah baru seminggu dah kosong 
(nol), kan gak apa. Sepertinya juga Bank Muamalat tidak ada batasan 
saldo minimum kayak di Bank swasta lain.

Sebetulnya punya ATM itu enak juga. Apalagi setahu saya ATM Muamalat 
itu bisa ambil di ATM BCA, ATM BNI (ATM Bersama).

Ato orang Bank Muamalatnya harus kasih presentasi kepada seluruh 
mahasiswa dan dosen or karyawan Universitas tsb, biar gak rancu. 
Harus bisa meyakinkan ini bukan bisnis akademik.

wassalam,
--- In ppiindia@yahoogroups.com, mediacare [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kisah pemaksaan untuk jadi nasabah Bank Muammalat
 
 
 
   - Original Message - 
   From: subagyo sh 
   To: Media Jatim ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; 
antara ; KAU antiutang ; Ari-Sby-Pagi ; BaliPost ; bdm ; Teddy 
Beritajatim ; Elsam ; Fajar ; Komnas HAM ; sinar harapan ; 
HukumOnline ; Imparsial ; Seputar Indonesia ; Peduli Indonesia ; 
Bisnis Indonesia ; Walhi Jatim ; Kompas Jatim ; Jawapos ; 
[EMAIL PROTECTED] ; KedaulatanRakyat ; Kompas ; [EMAIL PROTECTED] ; Duta 
Masyarakat ; Suara Merdeka ; [EMAIL PROTECTED] ; ghufron OfficeBox ; 
Bali Pos ; radarsurabaya ; Delta FM Radio ; Pikiran Rakyat ; 
[EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; lbh sby ; Agus SCTV 
; 
SindoJatim ; Radio Sonora ; Aliansi Jurnalis Independen Surabaya ; 
Surabaya Sore ; SurabayaPagi ; SurabayaPost ; Surya ; 
[EMAIL PROTECTED] ; tempo ; tempokoran ; TempoMajalah ; VHR 
   Sent: Saturday, December 15, 2007 8:22 PM
   Subject: [media-jatim] Fasisme merebak di kampus
 
 
   Ada kabar begini:
 
   - Aksi sekitar 50 mahasiswa Universitas Islam Darul Ulum 
Lamongan (Unisda) yang lalu berbuah skorsing 2 semester kepada 
koordinator aksi bernama Ari Hidayat yang mengadu kepada kami untuk 
meminta dukungan. Aksi tersebut menolak M o U Unisda dengan Bank 
Muamalat yang berbuah 'kewajiban' bagi setiap civitas akademika 
untuk memunyai ATM Muamalat. Mereka tidak setuju sebab banyak latar 
belakang mahasiswa dan dosen yang 'tak mampu' mengisi rekening. 
Selain itu, ada kesan 'bisnis' yang mengorbankan dunia akademik. 
Masak manusia kok dipaksa buka rekening dan bikin ATM, di Bank 
Syariat lagi. Ini fasisme kapitalisme (dibungkus syariah) masuk 
kampus. Seperti skorsing kepada mahasiswa ITS dalam kasus blethok 
Lapindo itu. 
 
   - Ada edaran dari Universitas Airlangga Surabaya yang meminta 
para PKL yang berada di trotoar luar pagar Unair untuk hengkang, 
tapi tak ada solusi yang bagus. Kampus mestinya membina masyarakat, 
bukan membinasakan masyarakat. Tapi rekan-rekan, termasuk mahasiswa, 
lagi bernegosiasi, mengusahakan cara yang lebih baik untuk tidak 
menggusur pada PKL begitu saja. Repot juga. Kita maunya tertib, 
bersih dan rapi, tapi mestinya ada cara untuk membuat 'keruwetan' 
menjadi keindahan. Misalnya, pengaturan artistik para PKL yang 
mestinya potensial untuk 'diwisatakan' menjadi pusat-pusat kuliner 
masyarakat, dengan tidak menganggu jalan lalu lintas. Tolong dong 
yang punya ide bagus bisa dibahas bersama untuk diusulkan 
kepada 'para penguasa' dengan persetujuan para PKL itu.
 
   Para mahasiswa mulai banyak yang berjaring, ngrasani praktik 
otoritarianisme akibat bisnis akademik yang semakin meresahkan. (Ada 
bisnis militer, ada bisnis akademik). Di Unair, banyak dosen 
yang 'lama' dirindukan para mahasiswa sebab rupanya mengajar di 
kampus berubah menjadi pekerjaan sampingan, yang utama di luar. Ya, 
ngompreng boleh saja asal tidak lupa tugas utamanya untuk mendidik.
 
   Pendapat dapat disampaikan di Sekretariat komunitas di Rumah 
Pucang Jl. Pucang Anom Timur II / 21 Surabaya atau melalui alamat 
email ini dan [EMAIL PROTECTED]
 
   Salam!
 
   Subagyo, LHKI Surabaya, Aliansi Pembela Rakyat (APR). 
[EMAIL PROTECTED], 081615461567. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 ---
---
   Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda 
di Yahoo! Answers
 

 
 
 ---
---
 
 
   No virus found in this incoming message.
   Checked by AVG Free Edition. 
   Version: 7.5.503 / Virus Database: 269.17.2/1184 - Release Date: 
14/12/2007 11:29
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[ppiindia] Re: [media-jatim] Fasisme merebak di kampus

2007-12-15 Terurut Topik mediacare
Kisah pemaksaan untuk jadi nasabah Bank Muammalat



  - Original Message - 
  From: subagyo sh 
  To: Media Jatim ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; antara ; KAU 
antiutang ; Ari-Sby-Pagi ; BaliPost ; bdm ; Teddy Beritajatim ; Elsam ; Fajar ; 
Komnas HAM ; sinar harapan ; HukumOnline ; Imparsial ; Seputar Indonesia ; 
Peduli Indonesia ; Bisnis Indonesia ; Walhi Jatim ; Kompas Jatim ; Jawapos ; 
[EMAIL PROTECTED] ; KedaulatanRakyat ; Kompas ; [EMAIL PROTECTED] ; Duta 
Masyarakat ; Suara Merdeka ; [EMAIL PROTECTED] ; ghufron OfficeBox ; Bali Pos ; 
radarsurabaya ; Delta FM Radio ; Pikiran Rakyat ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL 
PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; lbh sby ; Agus SCTV ; SindoJatim ; Radio 
Sonora ; Aliansi Jurnalis Independen Surabaya ; Surabaya Sore ; SurabayaPagi ; 
SurabayaPost ; Surya ; [EMAIL PROTECTED] ; tempo ; tempokoran ; TempoMajalah ; 
VHR 
  Sent: Saturday, December 15, 2007 8:22 PM
  Subject: [media-jatim] Fasisme merebak di kampus


  Ada kabar begini:

  - Aksi sekitar 50 mahasiswa Universitas Islam Darul Ulum Lamongan (Unisda) 
yang lalu berbuah skorsing 2 semester kepada koordinator aksi bernama Ari 
Hidayat yang mengadu kepada kami untuk meminta dukungan. Aksi tersebut menolak 
M o U Unisda dengan Bank Muamalat yang berbuah 'kewajiban' bagi setiap civitas 
akademika untuk memunyai ATM Muamalat. Mereka tidak setuju sebab banyak latar 
belakang mahasiswa dan dosen yang 'tak mampu' mengisi rekening. Selain itu, ada 
kesan 'bisnis' yang mengorbankan dunia akademik. Masak manusia kok dipaksa buka 
rekening dan bikin ATM, di Bank Syariat lagi. Ini fasisme kapitalisme 
(dibungkus syariah) masuk kampus. Seperti skorsing kepada mahasiswa ITS dalam 
kasus blethok Lapindo itu. 

  - Ada edaran dari Universitas Airlangga Surabaya yang meminta para PKL yang 
berada di trotoar luar pagar Unair untuk hengkang, tapi tak ada solusi yang 
bagus. Kampus mestinya membina masyarakat, bukan membinasakan masyarakat. Tapi 
rekan-rekan, termasuk mahasiswa, lagi bernegosiasi, mengusahakan cara yang 
lebih baik untuk tidak menggusur pada PKL begitu saja. Repot juga. Kita maunya 
tertib, bersih dan rapi, tapi mestinya ada cara untuk membuat 'keruwetan' 
menjadi keindahan. Misalnya, pengaturan artistik para PKL yang mestinya 
potensial untuk 'diwisatakan' menjadi pusat-pusat kuliner masyarakat, dengan 
tidak menganggu jalan lalu lintas. Tolong dong yang punya ide bagus bisa 
dibahas bersama untuk diusulkan kepada 'para penguasa' dengan persetujuan para 
PKL itu.

  Para mahasiswa mulai banyak yang berjaring, ngrasani praktik otoritarianisme 
akibat bisnis akademik yang semakin meresahkan. (Ada bisnis militer, ada bisnis 
akademik). Di Unair, banyak dosen yang 'lama' dirindukan para mahasiswa sebab 
rupanya mengajar di kampus berubah menjadi pekerjaan sampingan, yang utama di 
luar. Ya, ngompreng boleh saja asal tidak lupa tugas utamanya untuk mendidik.

  Pendapat dapat disampaikan di Sekretariat komunitas di Rumah Pucang Jl. 
Pucang Anom Timur II / 21 Surabaya atau melalui alamat email ini dan [EMAIL 
PROTECTED]

  Salam!

  Subagyo, LHKI Surabaya, Aliansi Pembela Rakyat (APR). [EMAIL PROTECTED], 
081615461567. 










--
  Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! 
Answers

   


--


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition. 
  Version: 7.5.503 / Virus Database: 269.17.2/1184 - Release Date: 14/12/2007 
11:29


[Non-text portions of this message have been removed]