Re: [ppiindia] Re: Bahasa pengantar dikelas-- bagaimana di indonesia?
Betul, sekali. Karena itu sosialisasi sebaiknya ditulis dengan memasyarakatkan, setuju mbak? atau ada kata yang lebih sesuai? Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya sependapat dgn Mas Nur. Orang spt ini kan jadi malas utk membuka Kamus Besar Bahasa Indonesia utk mencari padanan bahasa Indonesianya. Padahal banyak sekali sekarang ini kata-kata bahasa Indonesia baru hasil serapan yang diambil dari budaya asli bangsa Indonesia. Engga tau kan? Namun memang kata2 ini kurang dipromosi atau sosialisasi karena kita lebih suka keInggrisan atau bhs gaul! Ini sebetulnya tugas penerjemah/interpreter. Gitu kata dosenku dulu! Sebenarnya Mas, yang saya tak setuju kalau kita ini plin plan. Kalau memang kita sepakat utk memakai sistem guru dan buku harus bahasa Inggris...ya silakan...tapi tak usah bicara/mengharapkan bahasa Indonesia yang semakin kuat. Kontradiksi. Memang harus ada skala prioritas. Itu saja. Wassalam, --- In [EMAIL PROTECTED], RG Nur Rahmat wrote: Saya rasa ke sok Inggris-an itulah karena si Pejabat ingin merasa hebat dengan bahasa Inggris nya, ingin menyatakan bahwa dia lebih terpelajar, tapi kalau semua masyarakat sudah tahu bahsa Ingris tentu tidak ada lagi perasaan seperti itu. Dengan tahu bahsa Inggris juga, kita bisa mengetahui dan mengontrol sejauh mana Bahasa Indoensia kita akan dicampur-adukkan dengan kata-kata bahsa Inggris. Sekarang kan semuanya sudah diInggriskan.. seperti kuliah ke luar saja kita sebut studi. Kajian juga studi. Lina Dahlan wrote: Les bhs Inggris kan banyak poin2nya juga. Conversation, reading comprehension. Vocabulary...Mungkin kalo sekedar mau pacaran sama bule...ambil yang conversation saja...ato gak usah ngeles...nongkrong di club juga lama..lama bisa...:-). Bahasa tubuh gak usah ngeles. Itu turunan...:-))) Yang payah itu kan reading comprehensionnya. Nah ambil les itulah. Masalahnya kan ada pada bagaimana siswa bisa memahami text book asli yg berbahasa Inggris, jadi reading comprehensionnya yang harus diperbaiki. Itu harus ngeles. Bukan guru sekolah yang harus pake bahasa Inggris. Namanya aja juga BACAAN, TEXT BOOK asli berbhs Inggris.Knapa mesti gurunya yang berbhs Inggris? gak logis! Kecuali kalau untuk melatih conversation, baru...gurunya harus ngomong Inggris kalo perlu native speaker. Kapan bahasa Indonesia akan menjadi kuat, kalo para gurunya ngomong bahasa Inggris, para pejabat sok keinggris-inggrisan...saking gak tau istilah Indonesianya. Miris toh? --- In [EMAIL PROTECTED], Mario Gagho wrote: mbak lina, kalau kemampuan bahasa inggris sekedar untuk pacaran ama bule sih yah memang ikut les sudah cukup. :) karena yg lebih diperlukan adalah bahasa tubuh. :d kemampuan english yg diperlukan sebenarnya dan yg sangt penting adalah kemampuan bahasa inggris yg bersifat teknis yg ada kaitannya dg science dan teknologi: istilah it, kedokteran, fisika, biologi, matematika, dll. yg nonsense bisa dicapai hanya dg ikut les inggris. dan hanya bisa dikuasai kalau memang kita belajar di sekolah dg english medium. bahkan pesantren modern spt gontor yg santri2nya dikenal bisa dua bahasa (arab n inggris) pada dasarnya tidak memakai english medium. kedua bahasa asing itu cuma digunakan di gontor sebagai bahasa pergaulan (untuk bicara, pidato, nulis surat, dll). dan ini tentu saja tidak cukup. yg diperlukan, sperti kata pak RM adalah bagaimana kita dapat memahami informasi keilmuan science/teknologi terbaru langsung dari aslinya yg umumnya english, tanpa mesti menerjemah dulu. sementara untuk kemampuan bahasa indonesia, melihat dari kasus india, saya kira hal itu bisa dilakukan dg mudah. pertama, dijadikan mata pelajaran di sekolah (spt bahasa inggris skrg); kedua, bhs indo sudah menjadi bahasa yg kuat di indo, karena itu ia akan menjadi bahasa pergaulan sehari2 spt yg dilakukan orang india. ketiga, belajar bhs indo tdklah sulit. turis bule 3 bln bisa ngerti basa indo. ttg guru pengajar, spt yg saya sebut diposting sebelumnya, bisa menggunakan guru2 dari luar yg relatif murah spt dari filipina dan india dan pada waktu yg sama juga memberi training pada guru2 yg ada sambil menunggu hasil buah dari didikan murid2 yg diajar dg english medium tsb. salam, Lina Dahlan wrote: Saya termasuk yang kurang setuju. Kalau mau meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris, lesin bahasa Inggris aja. Kalau kita menekuni dunia penerjemahan, akan bisa dirasakan bahwa sebetulnya pemahaman kita, orang Indonesia, akan bahasanya sendiri sangat puayah. Itu menyedihkan lho! Apakah kita sudah paham semua apa yang ditulis dalam buku kecil EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) itu? Sekedar memberikan paradigma berpikir yang lain. wassalam, --- In [EMAIL PROTECTED], ahmad bukhori wrote: Mas Mario dll, Hal ini memang tidak gampang. Untuk sekolah diperkotaan mungkin tidak susah.
Re: [ppiindia] Re: Bahasa pengantar dikelas-- bagaimana di indonesia?
Saya rasa ke sok Inggris-an itulah karena si Pejabat ingin merasa hebat dengan bahasa Inggris nya, ingin menyatakan bahwa dia lebih terpelajar, tapi kalau semua masyarakat sudah tahu bahsa Ingris tentu tidak ada lagi perasaan seperti itu. Dengan tahu bahsa Inggris juga, kita bisa mengetahui dan mengontrol sejauh mana Bahasa Indoensia kita akan dicampur-adukkan dengan kata-kata bahsa Inggris. Sekarang kan semuanya sudah diInggriskan.. seperti kuliah ke luar saja kita sebut studi. Kajian juga studi. Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Les bhs Inggris kan banyak poin2nya juga. Conversation, reading comprehension. Vocabulary...Mungkin kalo sekedar mau pacaran sama bule...ambil yang conversation saja...ato gak usah ngeles...nongkrong di club juga lama..lama bisa...:-). Bahasa tubuh gak usah ngeles. Itu turunan...:-))) Yang payah itu kan reading comprehensionnya. Nah ambil les itulah. Masalahnya kan ada pada bagaimana siswa bisa memahami text book asli yg berbahasa Inggris, jadi reading comprehensionnya yang harus diperbaiki. Itu harus ngeles. Bukan guru sekolah yang harus pake bahasa Inggris. Namanya aja juga BACAAN, TEXT BOOK asli berbhs Inggris.Knapa mesti gurunya yang berbhs Inggris? gak logis! Kecuali kalau untuk melatih conversation, baru...gurunya harus ngomong Inggris kalo perlu native speaker. Kapan bahasa Indonesia akan menjadi kuat, kalo para gurunya ngomong bahasa Inggris, para pejabat sok keinggris-inggrisan...saking gak tau istilah Indonesianya. Miris toh? --- In [EMAIL PROTECTED], Mario Gagho wrote: mbak lina, kalau kemampuan bahasa inggris sekedar untuk pacaran ama bule sih yah memang ikut les sudah cukup. :) karena yg lebih diperlukan adalah bahasa tubuh. :d kemampuan english yg diperlukan sebenarnya dan yg sangt penting adalah kemampuan bahasa inggris yg bersifat teknis yg ada kaitannya dg science dan teknologi: istilah it, kedokteran, fisika, biologi, matematika, dll. yg nonsense bisa dicapai hanya dg ikut les inggris. dan hanya bisa dikuasai kalau memang kita belajar di sekolah dg english medium. bahkan pesantren modern spt gontor yg santri2nya dikenal bisa dua bahasa (arab n inggris) pada dasarnya tidak memakai english medium. kedua bahasa asing itu cuma digunakan di gontor sebagai bahasa pergaulan (untuk bicara, pidato, nulis surat, dll). dan ini tentu saja tidak cukup. yg diperlukan, sperti kata pak RM adalah bagaimana kita dapat memahami informasi keilmuan science/teknologi terbaru langsung dari aslinya yg umumnya english, tanpa mesti menerjemah dulu. sementara untuk kemampuan bahasa indonesia, melihat dari kasus india, saya kira hal itu bisa dilakukan dg mudah. pertama, dijadikan mata pelajaran di sekolah (spt bahasa inggris skrg); kedua, bhs indo sudah menjadi bahasa yg kuat di indo, karena itu ia akan menjadi bahasa pergaulan sehari2 spt yg dilakukan orang india. ketiga, belajar bhs indo tdklah sulit. turis bule 3 bln bisa ngerti basa indo. ttg guru pengajar, spt yg saya sebut diposting sebelumnya, bisa menggunakan guru2 dari luar yg relatif murah spt dari filipina dan india dan pada waktu yg sama juga memberi training pada guru2 yg ada sambil menunggu hasil buah dari didikan murid2 yg diajar dg english medium tsb. salam, Lina Dahlan wrote: Saya termasuk yang kurang setuju. Kalau mau meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris, lesin bahasa Inggris aja. Kalau kita menekuni dunia penerjemahan, akan bisa dirasakan bahwa sebetulnya pemahaman kita, orang Indonesia, akan bahasanya sendiri sangat puayah. Itu menyedihkan lho! Apakah kita sudah paham semua apa yang ditulis dalam buku kecil EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) itu? Sekedar memberikan paradigma berpikir yang lain. wassalam, --- In [EMAIL PROTECTED], ahmad bukhori wrote: Mas Mario dll, Hal ini memang tidak gampang. Untuk sekolah diperkotaan mungkin tidak susah. Kemampuan berbahasa guru sudah bagus, fasilitas laboratorium bhs, bahan ajar, dll memadai. Namun, untuk di daerah, jangankan meminta murid berbicara dalam bhs Inggris, gurunya aja banyak yang gak berani dan gak bisa ngomong Inggris. Nuhun ah, Bukhori = Mario Gagho Political Science, Agra University, India __ Do you Yahoo!? Yahoo! Mail - You care about security. So do we. http://promotions.yahoo.com/new_mail *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya,
[ppiindia] Re: Bahasa pengantar dikelas-- bagaimana di indonesia?
Saya sependapat dgn Mas Nur. Orang spt ini kan jadi malas utk membuka Kamus Besar Bahasa Indonesia utk mencari padanan bahasa Indonesianya. Padahal banyak sekali sekarang ini kata-kata bahasa Indonesia baru hasil serapan yang diambil dari budaya asli bangsa Indonesia. Engga tau kan? Namun memang kata2 ini kurang dipromosi atau sosialisasi karena kita lebih suka keInggrisan atau bhs gaul! Ini sebetulnya tugas penerjemah/interpreter. Gitu kata dosenku dulu! Sebenarnya Mas, yang saya tak setuju kalau kita ini plin plan. Kalau memang kita sepakat utk memakai sistem guru dan buku harus bahasa Inggris...ya silakan...tapi tak usah bicara/mengharapkan bahasa Indonesia yang semakin kuat. Kontradiksi. Memang harus ada skala prioritas. Itu saja. Wassalam, --- In [EMAIL PROTECTED], RG Nur Rahmat [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya rasa ke sok Inggris-an itulah karena si Pejabat ingin merasa hebat dengan bahasa Inggris nya, ingin menyatakan bahwa dia lebih terpelajar, tapi kalau semua masyarakat sudah tahu bahsa Ingris tentu tidak ada lagi perasaan seperti itu. Dengan tahu bahsa Inggris juga, kita bisa mengetahui dan mengontrol sejauh mana Bahasa Indoensia kita akan dicampur-adukkan dengan kata-kata bahsa Inggris. Sekarang kan semuanya sudah diInggriskan.. seperti kuliah ke luar saja kita sebut studi. Kajian juga studi. Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Les bhs Inggris kan banyak poin2nya juga. Conversation, reading comprehension. Vocabulary...Mungkin kalo sekedar mau pacaran sama bule...ambil yang conversation saja...ato gak usah ngeles...nongkrong di club juga lama..lama bisa...:-). Bahasa tubuh gak usah ngeles. Itu turunan...:-))) Yang payah itu kan reading comprehensionnya. Nah ambil les itulah. Masalahnya kan ada pada bagaimana siswa bisa memahami text book asli yg berbahasa Inggris, jadi reading comprehensionnya yang harus diperbaiki. Itu harus ngeles. Bukan guru sekolah yang harus pake bahasa Inggris. Namanya aja juga BACAAN, TEXT BOOK asli berbhs Inggris.Knapa mesti gurunya yang berbhs Inggris? gak logis! Kecuali kalau untuk melatih conversation, baru...gurunya harus ngomong Inggris kalo perlu native speaker. Kapan bahasa Indonesia akan menjadi kuat, kalo para gurunya ngomong bahasa Inggris, para pejabat sok keinggris-inggrisan...saking gak tau istilah Indonesianya. Miris toh? --- In [EMAIL PROTECTED], Mario Gagho wrote: mbak lina, kalau kemampuan bahasa inggris sekedar untuk pacaran ama bule sih yah memang ikut les sudah cukup. :) karena yg lebih diperlukan adalah bahasa tubuh. :d kemampuan english yg diperlukan sebenarnya dan yg sangt penting adalah kemampuan bahasa inggris yg bersifat teknis yg ada kaitannya dg science dan teknologi: istilah it, kedokteran, fisika, biologi, matematika, dll. yg nonsense bisa dicapai hanya dg ikut les inggris. dan hanya bisa dikuasai kalau memang kita belajar di sekolah dg english medium. bahkan pesantren modern spt gontor yg santri2nya dikenal bisa dua bahasa (arab n inggris) pada dasarnya tidak memakai english medium. kedua bahasa asing itu cuma digunakan di gontor sebagai bahasa pergaulan (untuk bicara, pidato, nulis surat, dll). dan ini tentu saja tidak cukup. yg diperlukan, sperti kata pak RM adalah bagaimana kita dapat memahami informasi keilmuan science/teknologi terbaru langsung dari aslinya yg umumnya english, tanpa mesti menerjemah dulu. sementara untuk kemampuan bahasa indonesia, melihat dari kasus india, saya kira hal itu bisa dilakukan dg mudah. pertama, dijadikan mata pelajaran di sekolah (spt bahasa inggris skrg); kedua, bhs indo sudah menjadi bahasa yg kuat di indo, karena itu ia akan menjadi bahasa pergaulan sehari2 spt yg dilakukan orang india. ketiga, belajar bhs indo tdklah sulit. turis bule 3 bln bisa ngerti basa indo. ttg guru pengajar, spt yg saya sebut diposting sebelumnya, bisa menggunakan guru2 dari luar yg relatif murah spt dari filipina dan india dan pada waktu yg sama juga memberi training pada guru2 yg ada sambil menunggu hasil buah dari didikan murid2 yg diajar dg english medium tsb. salam, Lina Dahlan wrote: Saya termasuk yang kurang setuju. Kalau mau meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris, lesin bahasa Inggris aja. Kalau kita menekuni dunia penerjemahan, akan bisa dirasakan bahwa sebetulnya pemahaman kita, orang Indonesia, akan bahasanya sendiri sangat puayah. Itu menyedihkan lho! Apakah kita sudah paham semua apa yang ditulis dalam buku kecil EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) itu? Sekedar memberikan paradigma berpikir yang lain. wassalam, --- In [EMAIL PROTECTED], ahmad bukhori wrote: Mas Mario dll, Hal ini memang tidak gampang. Untuk sekolah diperkotaan mungkin tidak susah. Kemampuan berbahasa guru sudah bagus, fasilitas laboratorium bhs, bahan ajar, dll memadai. Namun, untuk di daerah,
Re: [ppiindia] Re: Bahasa pengantar dikelas-- bagaimana di indonesia?
*** No virus was detected in the attachment no filename Your mail has been scanned by InterScan. ***-*** dibanding malaysia, singapore, india, n philliphines..negara indo really too far left behind..bhs ing disana udah jd bhs pengantar disekolah2 frm elementary to univ.., fortunately di indo skrg udah bnyk international school yg bhs pengantar di kls bhs ing..bahkan diskolah negeri favorite..bhs ing udah jd prioritas.., like it or not..bhs ing memang bhs international..makanya jmn skrg kalo org ngomong ing..bisanya cuma yes or no ,thank u..kyknya ironis bgt.. fasih bhs ing..is not an issue of superiority or inferiority..(narrow minded bgt)..tp gmn keep up with the rest of the world..globalisasi modern semuanya eng language sbg bhs yg menghub semuanya..in economy, social, tech, so in everything..!! quote from Pak' RG : dan karena itu bahasa Ingris ini adalah bahasa komersial jadi ada nilai ekonominya, inilah yang diperlukan bagi mereka-mereka yang tidak begitu brilian tapi ingin menambah pengetahuan akan mesinnya, traktornya, atau bercakap-cakap dengan tuan dan nyonyanya nun jauh di Singapura. Jadi, karena fasih berbahsa Inggris saja, tidak menyebabkan orang kita begitu cepat terkesima dengan orang asing itu (sikap inferioritas). come on..isn't it ironically funny? MSAN [EMAIL PROTECTED]To: [EMAIL PROTECTED] om cc: Subject: Re: [ppiindia] Re: Bahasa pengantar dikelas-- 11/24/2004 03:20 bagaimana di indonesia? PM Please respond to ppiindia *** No virus was detected in the attachment no filename Your mail has been scanned by InterScan. ***-*** Wah, kalau orang-orang kita semua fasih bebahasa Inggris [yang notabene bahasa kaum kafir], bisa-bisa kita semua masuk neraka jahanam. Jangan pernah bersentuhan dengan kekufuran baik itu bahasa, kultur maupun produk-produk kaum kafir. Mengapa kita tidak memakai bahasa Arab saja sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah? Kita akan selamat dunia - akhirat... RG Nur Rahmat [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya berfikir lain mbak Lina, masalahnya bukan soal yang besar seperti sains dan sebagainya, ilmu-ilmu yang ada di belantara internet dan media itu hanya bisa diserap secara lancar oleh bangsa Indoensia jika mereka fasih dan faham benar bahasa Inggris, dan karena itu bahasa Ingris ini adalah bahasa komersial jadi ada nilai ekonominya, inilah yang diperlukan bagi mereka-mereka yang tidak begitu brilian tapi ingin menambah pengetahuan akan mesinnya, traktornya, atau bercakap-cakap dengan tuan dan nyonyanya nun jauh di Singapura. Jadi, karena fasih berbahsa Inggris saja, tidak menyebabkan orang kita begitu cepat terkesima dengan orang asing itu (sikap inferioritas). Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya termasuk yang kurang setuju. Kalau mau meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris, lesin bahasa Inggris aja. Kalau kita menekuni dunia penerjemahan, akan bisa dirasakan bahwa sebetulnya pemahaman kita, orang Indonesia, akan bahasanya sendiri sangat puayah. Itu menyedihkan lho! Apakah kita sudah paham semua apa yang ditulis dalam buku kecil EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) itu? Malaysia saja banyak meniru dan menyerap kata-kata atau ungkapan dari bahasa Indonesia..knapa kita tidak menghargai bahasa kita sendiri? Mengapa orang lain lebih bisa menghargai?? Kalo sampai orang luar yang lebih bisa menguasai bahasa Indonesia..kan lucu banget! Kayak batik Indonesia yang nantinya akan jadi batik Malaysia. Bahasa itu menunjukkan Bangsa. Kalau sampai bahasanya juga dijajah, he..he...kita ini punya apa? Sekedar memberikan paradigma berpikir yang lain. wassalam, --- In [EMAIL PROTECTED], ahmad bukhori wrote: Mas Mario dll, Saya setuju dengan penggunaan bahasa inggris dlm KBM disekolah karena akan meningkatkan kemampuan berbahasa inggris para siswa kita sehingga akhirnya meningkatkan daya saing SDM kita. Hal ini memang tidak gampang. Untuk sekolah diperkotaan mungkin tidak susah. Kemampuan
Re: [ppiindia] Re: Bahasa pengantar dikelas-- bagaimana di indonesia?
Alhamdullilah, akhirnya ada juga orang-orang yang berpikir positif di milis ini dan tidak menjadi bagian dari the 'world bigotry' di mana orang-orang yang tidak seiman dianggap al-kafirun [the unbelivers] dan dijadikan musuh [islam]. We all love you regardless of what you believe in or refute to believe in. Guys... as now you got the point, the truth is just in front of you. Thanks for your supports. Cheers, MSAN - Do you Yahoo!? Take Yahoo! Mail with you! Get it on your mobile phone. [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~-- $9.95 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/BRUplB/TM ~- *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Posting: [EMAIL PROTECTED] 5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/