Re: [ppiindia] Re: Viagra laris manis: Saudi Arabia penyedot terbesar di kawasan Timur Tengah
pake viagra utk berhubungan dg istri sendiri, ga pa2 khan? yg ga boleh, pake viagra buat maen ma PSK hehe nafsu gede, tenaga kurang :) - Original Message From: v2xtopz [EMAIL PROTECTED] To: ppiindia@yahoogroups.com Sent: Monday, September 29, 2008 2:02:30 AM Subject: [ppiindia] Re: Viagra laris manis: Saudi Arabia penyedot terbesar di kawasan Timur Tengah Salam Jawaban itu jelas butuh data. Bukan asumsi, apalagi stigmatisasi. Boosting syahwat gak perlu melulu pake viagra kayaknya :) Banyak jalan beromansa :)) Taufiq --- In [EMAIL PROTECTED] s.com, Kartono Mohamad [EMAIL PROTECTED] wrote: Yug menjadi pertanyaan mengapa Arab Saudi penyedot viagra terbesar di timur tengah? Apakah kasus ED paling banyak dijumpai di Arab Saudi? Atau banyak laki2 Saudi yang ingin diLboostL syahwatnya meskipun tidak mengalami ED? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: v2xtopz [EMAIL PROTECTED] Date: Sat, 27 Sep 2008 18:07:09 To: [EMAIL PROTECTED] s.com Subject: [ppiindia] Re: Viagra laris manis: Saudi Arabia penyedot terbesar di kawasan Timur Tengah Salam damai tuk seluruh alam. Menarik juga topik ini. Tapi sampai sejauh ini belum saya menemukan fatwa ulama yang mengharamkan viagra. Di samping tidak ada nash (dalil) yang melarangnya, ijma (konsensus) ulama juga belum ada yang sampai mengharamkannya. Kecuali jika kelak penggunaan viagra sudah sangat membahayakan fisik manusia. Karena tidak ada nash yang melarang ato belum ada ijma hukum dari ulama, maka penggunaanya hingga kini masih mubah (boleh). Karena viagra hanyalah sebuah sarana penyempurna keharmonisan hubungan intim anak manusia. Di artikel M. Ghazanfar Ali Khan disebutkan, penggunaannya cenderung lebih disebabkan oleh ED (erectile dysfunction) yang memang menurut PBB di akhir artikel- hingga kini menjadi kendala besar kemanusiaan, dan diperkirakan hingga tahun 2025 akan menjadi momok bagi sekitar 322 juta kaum lelaki. Ternyata, disebutkan juga di artikel itu, penggunaan viagra sangat membantu kaum tua yang memang sudah loyo ato lelaki yang mengalami ED, untuk normalisasi kemampuan seksualnya. Dalam Islam, ini dibolehkan. Yang tidak boleh adalah takhliq ato mengubah fisik makhluk yang sudah diciptakan secara kodrati. Dalam kaitan perangkat seks, memperbesar kemaluan dengan alat apapun -mungkin termasuk ala Mak Erot- tidak diperbolehkan, karena sama dengan mengubah bentuk fisik makhluk. Layaknya keharaman operasi plastik jika bukan untuk kepentingan hal-hal darurat. Dalam sebuah hadits disebutkan: La dharara wa la dhirara (Tidak bahaya dan tidak membahayakan) . Ejakulasi dini, yang kebanyakan dialami manusia lanjut usia (manula) maupun orang-orang yang memang kurang jago mengatur syahwat seksualnya, akan membuat pasangan intim (istri) sangat kecewa. Bahkan menurut Dr. Aiman Husaini dalam Al-Mamnu' wa al-Marghub fi Syahr al-`Asal (Yang Dibolehkan dan yang Dilarang Saat Bulan Madu), ejakulasi dini apalagi ED- akan sangat menyakiti pasangan intim (istri yang muslimah). Dan menyakiti sesama orang muslim sangat dilarang. Logikanya, jika kita mengalami ED, maka agar tidak menyakiti istri yang muslimah, harus berupaya sekuat tenaga mencari sarana pengobatannya. Dan salah satunya viagra itu, ato lewat herbal-herbal lainnya yang syar'i. Silahkan baca buku Dr. Aiman Husaini itu, ada paparan lengkap herbal-herbalnya. Yang patut dianalisis adalah, mengapa di Saudi bisa sebegitu boomingnya market viagra? Jangan bawa unsur agama di sini. Tapi silahkan analisis pakai data aja. Di artikel M. Ghazanfar Ali Khan disebutkan 50 persen manula Saudi mengidap ED. Jadi sangat maklum jika Viagra begitu booming di sana. Lalu, mengapa bisa sebegitu banyak? Apakah karena faktor iklim, makanan, pola hidup, ato lainnya? Saya rasa bukan cuma di Saudi, tapi fenomena ED di seluruh dunia seperti perkiraan PBB- menjadi momok. Ini jelas PR para dokter untuk mengantisipasi dan menolong kawan-kawan manusia lain yang mengalami sindroma tersebut. Ada artikel bagus Sex, Viagra, and Islam karya Dr. Shahid Athar di http://www.islam- usa.com/e110. htm, mengulas tentang bahaya penggunaan viagra secara tidak proposional. Bahaya ini harus diantisipasi para ulama untuk memikirkan status hukum viagra jika digunakan berlebihan ato gak proporsional. Saya kira hukumnya akan menjadi haram, jika membahayakan diri sendiri, apalagi orang lain. Makasih Salam damai. Taufiq Jakarta [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
[ppiindia] Re: Viagra laris manis: Saudi Arabia penyedot terbesar di kawasan Timur Tengah
Salam Jawaban itu jelas butuh data. Bukan asumsi, apalagi stigmatisasi. Boosting syahwat gak perlu melulu pake viagra kayaknya :) Banyak jalan beromansa :)) Taufiq --- In ppiindia@yahoogroups.com, Kartono Mohamad [EMAIL PROTECTED] wrote: Yug menjadi pertanyaan mengapa Arab Saudi penyedot viagra terbesar di timur tengah? Apakah kasus ED paling banyak dijumpai di Arab Saudi? Atau banyak laki2 Saudi yang ingin diLboostL syahwatnya meskipun tidak mengalami ED? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: v2xtopz [EMAIL PROTECTED] Date: Sat, 27 Sep 2008 18:07:09 To: ppiindia@yahoogroups.com Subject: [ppiindia] Re: Viagra laris manis: Saudi Arabia penyedot terbesar di kawasan Timur Tengah Salam damai tuk seluruh alam. Menarik juga topik ini. Tapi sampai sejauh ini belum saya menemukan fatwa ulama yang mengharamkan viagra. Di samping tidak ada nash (dalil) yang melarangnya, ijma (konsensus) ulama juga belum ada yang sampai mengharamkannya. Kecuali jika kelak penggunaan viagra sudah sangat membahayakan fisik manusia. Karena tidak ada nash yang melarang ato belum ada ijma hukum dari ulama, maka penggunaanya hingga kini masih mubah (boleh). Karena viagra hanyalah sebuah sarana penyempurna keharmonisan hubungan intim anak manusia. Di artikel M. Ghazanfar Ali Khan disebutkan, penggunaannya cenderung lebih disebabkan oleh ED (erectile dysfunction) yang memang menurut PBB di akhir artikel- hingga kini menjadi kendala besar kemanusiaan, dan diperkirakan hingga tahun 2025 akan menjadi momok bagi sekitar 322 juta kaum lelaki. Ternyata, disebutkan juga di artikel itu, penggunaan viagra sangat membantu kaum tua yang memang sudah loyo ato lelaki yang mengalami ED, untuk normalisasi kemampuan seksualnya. Dalam Islam, ini dibolehkan. Yang tidak boleh adalah takhliq ato mengubah fisik makhluk yang sudah diciptakan secara kodrati. Dalam kaitan perangkat seks, memperbesar kemaluan dengan alat apapun -mungkin termasuk ala Mak Erot- tidak diperbolehkan, karena sama dengan mengubah bentuk fisik makhluk. Layaknya keharaman operasi plastik jika bukan untuk kepentingan hal-hal darurat. Dalam sebuah hadits disebutkan: La dharara wa la dhirara (Tidak bahaya dan tidak membahayakan). Ejakulasi dini, yang kebanyakan dialami manusia lanjut usia (manula) maupun orang-orang yang memang kurang jago mengatur syahwat seksualnya, akan membuat pasangan intim (istri) sangat kecewa. Bahkan menurut Dr. Aiman Husaini dalam Al-Mamnu' wa al-Marghub fi Syahr al-`Asal (Yang Dibolehkan dan yang Dilarang Saat Bulan Madu), ejakulasi dini apalagi ED- akan sangat menyakiti pasangan intim (istri yang muslimah). Dan menyakiti sesama orang muslim sangat dilarang. Logikanya, jika kita mengalami ED, maka agar tidak menyakiti istri yang muslimah, harus berupaya sekuat tenaga mencari sarana pengobatannya. Dan salah satunya viagra itu, ato lewat herbal-herbal lainnya yang syar'i. Silahkan baca buku Dr. Aiman Husaini itu, ada paparan lengkap herbal-herbalnya. Yang patut dianalisis adalah, mengapa di Saudi bisa sebegitu boomingnya market viagra? Jangan bawa unsur agama di sini. Tapi silahkan analisis pakai data aja. Di artikel M. Ghazanfar Ali Khan disebutkan 50 persen manula Saudi mengidap ED. Jadi sangat maklum jika Viagra begitu booming di sana. Lalu, mengapa bisa sebegitu banyak? Apakah karena faktor iklim, makanan, pola hidup, ato lainnya? Saya rasa bukan cuma di Saudi, tapi fenomena ED di seluruh dunia seperti perkiraan PBB- menjadi momok. Ini jelas PR para dokter untuk mengantisipasi dan menolong kawan-kawan manusia lain yang mengalami sindroma tersebut. Ada artikel bagus Sex, Viagra, and Islam karya Dr. Shahid Athar di http://www.islam-usa.com/e110.htm, mengulas tentang bahaya penggunaan viagra secara tidak proposional. Bahaya ini harus diantisipasi para ulama untuk memikirkan status hukum viagra jika digunakan berlebihan ato gak proporsional. Saya kira hukumnya akan menjadi haram, jika membahayakan diri sendiri, apalagi orang lain. Makasih Salam damai. Taufiq Jakarta [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Re: Viagra laris manis: Saudi Arabia penyedot terbesar di kawasan Timur Tengah
Salam damai tuk seluruh alam. Menarik juga topik ini. Tapi sampai sejauh ini belum saya menemukan fatwa ulama yang mengharamkan viagra. Di samping tidak ada nash (dalil) yang melarangnya, ijma (konsensus) ulama juga belum ada yang sampai mengharamkannya. Kecuali jika kelak penggunaan viagra sudah sangat membahayakan fisik manusia. Karena tidak ada nash yang melarang ato belum ada ijma hukum dari ulama, maka penggunaanya hingga kini masih mubah (boleh). Karena viagra hanyalah sebuah sarana penyempurna keharmonisan hubungan intim anak manusia. Di artikel M. Ghazanfar Ali Khan disebutkan, penggunaannya cenderung lebih disebabkan oleh ED (erectile dysfunction) yang memang menurut PBB di akhir artikel- hingga kini menjadi kendala besar kemanusiaan, dan diperkirakan hingga tahun 2025 akan menjadi momok bagi sekitar 322 juta kaum lelaki. Ternyata, disebutkan juga di artikel itu, penggunaan viagra sangat membantu kaum tua yang memang sudah loyo ato lelaki yang mengalami ED, untuk normalisasi kemampuan seksualnya. Dalam Islam, ini dibolehkan. Yang tidak boleh adalah takhliq ato mengubah fisik makhluk yang sudah diciptakan secara kodrati. Dalam kaitan perangkat seks, memperbesar kemaluan dengan alat apapun -mungkin termasuk ala Mak Erot- tidak diperbolehkan, karena sama dengan mengubah bentuk fisik makhluk. Layaknya keharaman operasi plastik jika bukan untuk kepentingan hal-hal darurat. Dalam sebuah hadits disebutkan: La dharara wa la dhirara (Tidak bahaya dan tidak membahayakan). Ejakulasi dini, yang kebanyakan dialami manusia lanjut usia (manula) maupun orang-orang yang memang kurang jago mengatur syahwat seksualnya, akan membuat pasangan intim (istri) sangat kecewa. Bahkan menurut Dr. Aiman Husaini dalam Al-Mamnu' wa al-Marghub fi Syahr al-`Asal (Yang Dibolehkan dan yang Dilarang Saat Bulan Madu), ejakulasi dini apalagi ED- akan sangat menyakiti pasangan intim (istri yang muslimah). Dan menyakiti sesama orang muslim sangat dilarang. Logikanya, jika kita mengalami ED, maka agar tidak menyakiti istri yang muslimah, harus berupaya sekuat tenaga mencari sarana pengobatannya. Dan salah satunya viagra itu, ato lewat herbal-herbal lainnya yang syar'i. Silahkan baca buku Dr. Aiman Husaini itu, ada paparan lengkap herbal-herbalnya. Yang patut dianalisis adalah, mengapa di Saudi bisa sebegitu boomingnya market viagra? Jangan bawa unsur agama di sini. Tapi silahkan analisis pakai data aja. Di artikel M. Ghazanfar Ali Khan disebutkan 50 persen manula Saudi mengidap ED. Jadi sangat maklum jika Viagra begitu booming di sana. Lalu, mengapa bisa sebegitu banyak? Apakah karena faktor iklim, makanan, pola hidup, ato lainnya? Saya rasa bukan cuma di Saudi, tapi fenomena ED di seluruh dunia seperti perkiraan PBB- menjadi momok. Ini jelas PR para dokter untuk mengantisipasi dan menolong kawan-kawan manusia lain yang mengalami sindroma tersebut. Ada artikel bagus Sex, Viagra, and Islam karya Dr. Shahid Athar di http://www.islam-usa.com/e110.htm, mengulas tentang bahaya penggunaan viagra secara tidak proposional. Bahaya ini harus diantisipasi para ulama untuk memikirkan status hukum viagra jika digunakan berlebihan ato gak proporsional. Saya kira hukumnya akan menjadi haram, jika membahayakan diri sendiri, apalagi orang lain. Makasih Salam damai. Taufiq Jakarta
Re: [ppiindia] Re: Viagra laris manis: Saudi Arabia penyedot terbesar di kawasan Timur Tengah
Yug menjadi pertanyaan mengapa Arab Saudi penyedot viagra terbesar di timur tengah? Apakah kasus ED paling banyak dijumpai di Arab Saudi? Atau banyak laki2 Saudi yang ingin diLboostL syahwatnya meskipun tidak mengalami ED? Sent from my BlackBerry� powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: v2xtopz [EMAIL PROTECTED] Date: Sat, 27 Sep 2008 18:07:09 To: ppiindia@yahoogroups.com Subject: [ppiindia] Re: Viagra laris manis: Saudi Arabia penyedot terbesar di kawasan Timur Tengah Salam damai tuk seluruh alam. Menarik juga topik ini. Tapi sampai sejauh ini belum saya menemukan fatwa ulama yang mengharamkan viagra. Di samping tidak ada nash (dalil) yang melarangnya, ijma (konsensus) ulama juga belum ada yang sampai mengharamkannya. Kecuali jika kelak penggunaan viagra sudah sangat membahayakan fisik manusia. Karena tidak ada nash yang melarang ato belum ada ijma hukum dari ulama, maka penggunaanya hingga kini masih mubah (boleh). Karena viagra hanyalah sebuah sarana penyempurna keharmonisan hubungan intim anak manusia. Di artikel M. Ghazanfar Ali Khan disebutkan, penggunaannya cenderung lebih disebabkan oleh ED (erectile dysfunction) yang memang menurut PBB �di akhir artikel- hingga kini menjadi kendala besar kemanusiaan, dan diperkirakan hingga tahun 2025 akan menjadi momok bagi sekitar 322 juta kaum lelaki. Ternyata, disebutkan juga di artikel itu, penggunaan viagra sangat membantu kaum tua yang memang sudah loyo ato lelaki yang mengalami ED, untuk normalisasi kemampuan seksualnya. Dalam Islam, ini dibolehkan. Yang tidak boleh adalah takhliq ato mengubah fisik makhluk yang sudah diciptakan secara kodrati. Dalam kaitan perangkat seks, memperbesar kemaluan dengan alat apapun -mungkin termasuk ala Mak Erot- tidak diperbolehkan, karena sama dengan mengubah bentuk fisik makhluk. Layaknya keharaman operasi plastik jika bukan untuk kepentingan hal-hal darurat. Dalam sebuah hadits disebutkan: La dharara wa la dhirara (Tidak bahaya dan tidak membahayakan). Ejakulasi dini, yang kebanyakan dialami manusia lanjut usia (manula) maupun orang-orang yang memang kurang jago mengatur syahwat seksualnya, akan membuat pasangan intim (istri) sangat kecewa. Bahkan menurut Dr. Aiman Husaini dalam Al-Mamnu' wa al-Marghub fi Syahr al-`Asal (Yang Dibolehkan dan yang Dilarang Saat Bulan Madu), ejakulasi dini �apalagi ED- akan sangat menyakiti pasangan intim (istri yang muslimah). Dan menyakiti sesama orang muslim sangat dilarang. Logikanya, jika kita mengalami ED, maka agar tidak menyakiti istri yang muslimah, harus berupaya sekuat tenaga mencari sarana pengobatannya. Dan salah satunya viagra itu, ato lewat herbal-herbal lainnya yang syar'i. Silahkan baca buku Dr. Aiman Husaini itu, ada paparan lengkap herbal-herbalnya. Yang patut dianalisis adalah, mengapa di Saudi bisa sebegitu boomingnya market viagra? Jangan bawa unsur agama di sini. Tapi silahkan analisis pakai data aja. Di artikel M. Ghazanfar Ali Khan disebutkan 50 persen manula Saudi mengidap ED. Jadi sangat maklum jika Viagra begitu booming di sana. Lalu, mengapa bisa sebegitu banyak? Apakah karena faktor iklim, makanan, pola hidup, ato lainnya? Saya rasa bukan cuma di Saudi, tapi fenomena ED di seluruh dunia �seperti perkiraan PBB- menjadi momok. Ini jelas PR para dokter untuk mengantisipasi dan menolong kawan-kawan manusia lain yang mengalami sindroma tersebut. Ada artikel bagus Sex, Viagra, and Islam karya Dr. Shahid Athar di http://www.islam-usa.com/e110.htm, mengulas tentang bahaya penggunaan viagra secara tidak proposional. Bahaya ini harus diantisipasi para ulama untuk memikirkan status hukum viagra jika digunakan berlebihan ato gak proporsional. Saya kira hukumnya akan menjadi haram, jika membahayakan diri sendiri, apalagi orang lain. Makasih Salam damai. Taufiq Jakarta [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Re: Viagra laris manis: Saudi Arabia penyedot terbesar di kawasan Timur Tengah
--- In ppiindia@yahoogroups.com, mediacare [EMAIL PROTECTED] wrote: The Middle East's Leading English Language Daily Wednesday 29 June 2005 (23 Jumada al-Ula 1426) Viagra Sells Briskly in Kingdom Despite Reports of Health Risks M. Ghazanfar Ali Khan, Arab News - Lh, apakah pakai viagra tak dilarang Allah? Ini kan jelas jelaaasss memperbesar nafsu syahwat. Nah, kalau mempertontonkan yang menggalakkan syahwat dilarang kelas oleh Allah, masakan menggalakkan syahwat pakai obat diizinkan? Allah kan juga akhli soal obat obatan? Bukankah menurut syariat, alat pemenuh syahwat itu hanya buat memproduksi bayi, kalau sedang tak dugunakan ya digantung saja dibawa kesana kemari seperti gantungan kunci, ya kan? Gimana Pitung, Nizami, Riri para akhli syahwat?