Sabtu, 03 Januari 2004 http://www.kompas.com/
Realisme dalam Sastra Janjikan Pembebasan Jakarta, Kompas - Realisme dalam sastra menjanjikan pembebasan bagi sastrawan dan publik dari belenggu pemikiran, paham, tradisi, mitos, dan legenda yang tidak manusiawi. Dengan mengedepankan fakta-fakta sosial, berarti publik diberi hak untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu hal tanpa merasa didikte. Demikian benang merah dari seminar dan peluncuran buku berjudul Pramoedya Ananta Toer: Realisme Sosialis dan Sastra Indonesia di Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Rabu (31/12). Acara yang diselenggarakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UIN Jakarta tersebut menampilkan tiga pembicara, yakni Pramoedya Ananta Toer (penulis buku), Zainul Milal Bizawie (pengamat sastra), dan Eka Kurniawan (pengamat budaya). Pramoedya menjelaskan, realisme sastra memberikan kemerdekaan kepada publik untuk mengambil kesimpulan berdasarkan fakta-fakta yang dituliskan oleh sastrawan. Dalam hal ini, setiap kali menuliskan karyanya, sastrawan harus membuktikan baik-buruknya sesuatu atau seseorang dengan berpijak pada kenyataan yang dilihatnya. Sastrawan harus berani menyodorkan fakta. Menjawab pertanyaan peserta seminar tentang mengapa novel-vovel karyanya cenderung realis meski ia menulisnya dari balik tembok penjara, Pramoedya mengatakan, "Saya sangat kecewa dengan mitos dan legenda leluhur saya. Karena itu, imajinasi saya jauh dari abstrak." Mitos yang dimaksud Pramoedya adalah paham kejawaan di mana kesetiaan bawahan pada atasan harus ditempatkan di atas segalanya. Paham tersebut selamanya menempatkan manusia sebagai buruh. Manusia dijauhkan dari kemerdekaan berpikir dan bertindak. Menurut Pramoedya, hidup harus dijalani dengan keberpihakan. Selaku sastrawan, ia lebih memilih berpihak pada persoalan nyata di masyarakat daripada konsep adiluhung yang justru menjauhkan manusia dari harkat sesungguhnya. Proses dialektika Zainul Milal Bizawie menguraikan, bagi realisme sosialis, setiap fakta adalah proses dialektika yang berjalan terus-menerus menuju kebenaran. Realitas bukan tujuan atau kebenaran itu sendiri. Karena itu, karya sastra harus menunjukkan keberpihakannya pada rakyat. "Tugas manusia adalah menjadi manusia. Karena itu, harus selalu mengacu pada revolutionary hero yang menentang pelbagai situasi tidak manusiawi yang datang dari tradisi maupun berbagai paham," ujar Zainul. Zainul menegaskan, seorang sastrawan sebaiknya sadar politik dan berpihak pada nilai-nilai manusiawi. Sastra harus tendensius dan optimistis, meski harus dengan jargon "politik sebagai panglima". "Sastra yang enggan membuang kebebasan hari ini demi kebebasan bersama hari depan tidak saja sulit mendapatkan tempat di hati publik, tetapi juga akan dibabat," urainya. Dia mengingatkan, pembelaan terhadap humanisme tidak bisa diukur dari realis atau modernisnya suatu karya sastra. Karya realis bisa saja sangat humanis, seperti karya-karya Pramoedya, tetapi bisa juga antihumanisme ketika karya itu menjadi "seni resmi" atau "seni pembangunan". Sementara itu, puisi liris yang kelihatannya individual, dalam rezim totaliter bisa saja menjadi suara subversif. Ditemui seusai seminar, Zainul menilai, selama lima tahun terakhir-sejak runtuhnya rezim Orde Baru-karya sastra makin variatif dengan muatan realisme. Para sastrawan, termasuk para penulis muda, tidak ingin terjebak pada paham yang menjauh dari persoalan nyata. "Ini fenomena yang mencerahkan," paparnya. (NAR) __________________________________ Do you Yahoo!? All your favorites on one personal page – Try My Yahoo! http://my.yahoo.com ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/