http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2009/06/04/4366.html

Kamis, 4 Juni 2009, 14:00:17 WIB

"Saya Tidak Tebang Pilih dan Bukan Peragu"

*SBY sedang dialog untuk program "Ring Politik" stasiun ANTV, di Grand 
Indonesia Kempinski, Jakarta, hari Kamis (4/6) siang. (foto: 
abror/presidensby.info)

Jakarta: Siapapun termasuk Presiden, tidak bisa mengintervensi atau 
menghalangi-halangi penegak hukum dalam menjalankan tugasnya. Kita harus 
menghormati proses hukum, kata Susilo Bambang Yudhoyono menjawab pertanyaan 
tentang tudingan tebang pilih dalam pemberantasan korupsi, dalam dialog untuk 
pengambilan gambar program Ring Politik stasiun ANTV, di Grand Indonesia 
Kempinski, Jakarta, hari Kamis (4/6) siang.

Mengenai kasus dugaan korupsi yang menimpa Aulia Pohan, SBY melihatnya sebagai 
proses penegakan hukum, dan ini bukti konsistensinya untuk terus menegakkan 
hukum dan melaksanakan pemberantasan korupsi dinegeri tercinta ini. ”Ada yang 
bilang tebang pilih, dan yang paling menyakitkan, ada yang mengatakan, ini 
untuk meningkatkan popularitas SBY. Semoga yang berburuk sangka seperti itu 
diberi hidayah oleh Allah SWT,” ujar SBY.

”Tentu sebagai bagian keluarga, kami tetap mendoakan, mudah-mudahan keadilan 
ditegakkan, yang salah diberikan sanksi, yang tidak bersalah tidak diberi 
sanksi. Salahnya kecil, sanksinya ringan. Salah besar saknsinya berat. Itulah 
yang disebut dengan keadilan. Jadi saya betul-betul melihat sebagai proses 
penegakan hukum, tentunya kita harus hormati,” tambahnya.

Mengenai adanya anggapan bahwa SBY adalah sosok peragu, kurang cepat dalam 
mengambil keputusan, padahal dia berlatar belakang militer, SBY mengatakan, 
”Dalam mengambil keputusan dan melaksanakan tindakan, ada kalanya saya ingin 
berbicara tentang kebenaran. Allah SWT mendengarkan juga ucapan saya ini. 
Adakalanya sebuah keputusan tindakannya begitu instan, lewat telpon pun jadi.. 
Kerjakan! Lakukan! Adakalanya seorang menteri atau gubernur menghadap saya. 
Ketika saya katakan apa ini sudah disinkronkan atau belum dengan departemen 
ini, ternyata belum. Sampai satu, dua hari datang kepada saya, nanti saya 
putuskan bisa seperti itu,” kata SBY

”Atau bisa menunggu satu atau dua minggu, ketika ada UU yang bisa ditabrak. 
Tidak mungkin saya menyetujui suatu masalah kalau menabrak UU dan melawan 
sistem kalau ada kepentingan-kepentingan yang lain dan sebagainya. Cara bekerja 
seperti itulah yang mesti kita lakukan. Tidak sedikit resiko yang saya ambil 
dalam mengambil keputusan menaikkan harga BBM misalnya, satu malam mengeluarkan 
3 Peraturan Pemerintah ketika krisis keuangan datang dan masalah lainnya," 
tambahnya. "Saya kira apapun yang barangkali dirumorkan, saya jalan terus. Yang 
cepat, tepat, sesuai aturan main, itulah yang saya jalankan," jelas SBY. (win)


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to