Dear Pak Kusni, SELAMAT ULANG TAHUN untuk "RESTORAN INDONESIA PARIS" semoga selalu sukses dan terus berjaya..:) wassalam,
-----Original Message----- From: ppiindia@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of sangumang kusni Sent: Thursday, December 14, 2006 1:17 PM To: kmnu2000; wanita-muslimah; ppi india Subject: [ppiindia] koperasi dan pusat kebudayaan "restoran indonesia paris": 24 tahun KOPERASI DAN PUSAT KEBUDAYAAN "RESTORAN INDONESIA PARIS": 24 TAHUN Hari ini, 14 Desember 2006, Koperasi dan Pusat Kebudayaan Restoran Indonesia, Paris, genap berusia 24 tahun. Dalam statutanya ketika didirikan pada 14 Desember 1982 yang lalu, dikatakan bahwa koperasi ini selain berfungsi sebagai usaha ekonomi juga sekaligus sebagai pusat kebudayaan Indonesia. Sebagai usaha ekonomi, koperasi restoran ini telah memberikan pekerjaan yang menghidupi serta memberikan penghasilan, bukan hanya bagi orang-orang Indonesia, baik suaka politik mau pun para mahasiswa, tetapi juga orang-orang dari berbagai negeri seperti Muangthai, Madagaskar, Chile, Senegal, Malaysia, Korea Utara, Moskow, Kuba, Portugis, Belanda, Jerman, Perancis, dan lain-lain... Patokan yang ditetapkan oleh statuta ini sampai sekarang masih dilaksanakan dengan setia. Dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kebudayaan, koperasi telah menggalang kerjasama dengan LSM-LSM Perancis, CNRS [LIPI Perancis], biro perjalanan, Lembaga Persahabatan Perancis-Indonesia: Pasar Malam, Wayang Lali [organisasi Perancis yang khusus bekerja dalam bidang busana], organisasi-organisasi seniman yang menyokong bakat-bakat terpendam di Indonesia seperti Talent Caché, dan lain-lain.... Selama 24 tahun usianya, pameran foto, lukisan, batik, slide, pertunjukan tari berbagai daerah terutama Bali dan Jawa, secara teratur diperagakan di ruang restoran yang sederhana. Dari segi kebudayaan, tidak terlalu keliru mengatakan bahwa selama 24 tahun, koperasi sudah mempromosi terus-menerus kebudayaan Indonesia. Kretek gudang garam internasional justru makin populer dan dikenal masyarakat Perancis, antara lain berkat kegiatan koperasi. Sekarang gudang garam sudah mulai dijual di toko-toko rokok [tabac] Paris. Di tahun-tahun pertama berdirinya, koperasi, bahkan sempat menyelenggarakan kursus bahasa Indonesia dengan peserta yang mencapai 40 orang. Oleh ketiadaan waktu dan kondisi fisik yang tidak padan, maka kursus ini kemudian terpaksa dihentikan. Pada saat arus turis ke Bali menurun, menyusul terjadinya "Bom Bali", bekerjasama dengan biro perjalanan Perancis, koperasi mengadakan suatu pertemuan dan pameran tentang Indonesia dalam usaha mengatasi keraguan orang-orang untuk pergi ke Bali. Secara tidak langsung, melalui dialog-dialog dengan para pelanggan yang datang makan, koperasi berfungsi sebagai semacam "biro informasi" tentang Indonesia yang cukup efektif. Apalagi di dinding-dinding restoran terpajang peta tanahair dan bendera Merah Putih. Melalui peta-peta itu, para pekerja koperasi yang melayani para tamu menjelaskan tentang Indonesia. ANGKATAN KETIGA Yang bekerja dan memimpin koperasi yang dibangun dari modal nol francs dan nol pengalaman, kecuali adanya ide dan semangat belajar sampai bisa mengusahakan kegiatan ekonomi dalam bentuk restoran, adalah angkatan ketiga. Sebagian terbesar dari para pendiri dan angkatan pertama serta kedua, sudah mengambil hak pensiun. Bahkan ada di antaranya yang sudah meninggal. Sekali pun demikian, semangat koperasi dan pengelolaan terbuka, tetap diterapkan. Bahkan di bawah Tim Pengelola yang sekarang, nampak semangat kebersamaan dan pengelolaan terbuka ini makin berkembang dan efektif. Semua soal, apalagin soal keuangan dijelaskan serta diurus bersama. Dipecahkan bersama-sama. Misalnya: Krisis ekonomi Perancis secara langsung dirasakan oleh restoran. Harga-harga naik semenjak Perancis menggantikan penggunaan mata uang Franc France [Franc Perancis] dengan Euro. Yang paling memberatkan adalah naiknya sewa gedung dengan tiga kali lipat per bulan. Pemilik mengancam bahwa jika restoran tidak mau menerima kenaikan demikian, ia akan menjual ruangan yang dipakai. Setelah masalah ini dibahas bersama, semua sepakat untuk bertahan. Masalah berikutnya: Bagaimana mendapatkan uang untuk membayar semua beaya, terutama sewa ruangan yang digunakan? Semuanya pun sepakat bahwa satu-satunya cara adalah bekerja keras, meningkatkan mutu pelayanan dan mutu makan serta presentasi. Peralatan diperbaharui. Wajah restoran diperbaiki dengan melakukan perombakan bentuk luar dan dekorasi sehingga nampak eksotik dan makin menonjol warna Indonesianya. Perobahan wajah fisik ini nampaknya memberikan hasil yang lumayan. Tidak jarang para wisatawan, secara khusus, berfoto dengan menggunakan latarbelakang restoran yang memang eksotik itu. Payung-payung bali, tanaman hidup yang hijau serta umbul-umbul warna-warni. Sementara mereka yang bekerja melayani tamu, mengenakan pakaian batik, blangkon atau kopiah, hingga menambah suasana eksotik dan warna Indonesia. Untuk peningkatan taraf pelayanan dan presentasi makanan, restoran mendapat bantuan kursus-kursus tekhnik dan ketrampilan secara teratur dari Asosiasi Koperasi Nasional Perancis. Sebagai anggota Asosiasi ini, restoran memberi yuran periodik. Guna menjaga kebersihan yang merupakan tuntutan utama, seminggu sekali dilakukan pembersihan besar, terutama terhadap dapur. Hingga polisi kebersihan yang datang secara mendadak melakukan kebersihan, sering terheran-heran menyaksikan kebersihan dapur dan sangat percaya. Mereka hanya lewat beberapa menit saja. Seakan-akan lewat demi formalitas belaka. Mengimbangi keadaan begini, terutama perombakan-perombakan, restoran terpaksa menaikkan harga makanan tapi dari para pelanggan tetap tak pernah terdengar keluhan apa pun. Supaya menambah daya tarik serta menghindari kebosanan, pihak dapur membuat menu-menu yang berbeda-beda saban hari. Terutama untuk makan siang. Apakah dampak perobahan-perobahan besar ini? Dari segi pelanggan, untuk makan siang pun akhirnya mereka melakukan pesan tempat atau reservasi, jika ingin pasti dapat tempat. Apalagi jika mereka terdiri dari lima-enam orang. Sadar akan adanya krisis ekonomi di negeri ini, para awak koperasi, terutama Tim Pengelolanya, memantau cermat perkembangan dari hari ke hari. Jika terdapat masalah, maka seluruh awak koperasi diajak rapat agar senantiasa tanggap keadaan. Guna melihat perkembangan koperasi ini selama 24 tahun berdirinya, berikut saya sertakan beberapa kesan yang tercatat di buku-buku tamu [livre d'or] restoran. [Lebih lanjut, lihat: JJ. Kusni, "Membela Martabat Diri Dan Indonesia. Koperasi Restoran Indonesia di Paris", Penerbit Ombak, Yogyakarta, Juni 2005, 275 hlm. Kata Pengantar Arief Budiman]. BEBERAPA KESAN TAMU RESTORAN INDONESIA PARIS: José Ramos Horta [PM Timor Lorosae, pemenang nobel perdamaian]: It is always a great pleasure, an emotional experience, to revisit this great restaurant of my Indonesian brothers and sisters. 15 March 2006. Prof. Dr. Gunawan Wiradi , IPB Bandung: Terimakasih atas sambutan hangatnya. Makanannya enak sekali, dapat membangkitkan semangat juang sehingga tumbuh harapan baru. "For a fighting idea there is no journey' end". Selamat ulangtahun plus! Semoga tetap bersemangat baja! Paris, 2 Februari 2005. Yusril Ihza Mahendra Minister of State Secretary Republic of Indonesia: I and my wife realy enjoy the foods in this restaurant. We are very happy ,to find Indonesian restaurant in Paris. Goodluck for the owner and the attendants of this restaurant. With best regard, Yusril Ihza Mahendra & Rika Kato 2 November 2006 Jacky Ully, Kapolda Sulsel Halba R. Nugroho, Kapolda Kalsel: Saya sangat senang makan di sini dan tentunya restoran ini menjadadi duta parawisata secara tak langsung. Selamat dan sukses, semoga masakan Indonesia akan lebih disenangi oleh bangsa-bangsa yang lain. Long Live Indonesia 25 November 2006 NB. Tambah lagi menunya yang lebih spesifik, seperti pecel lele, pecel Madiun, sop konro, rawon, dll. Goenawan Mohamad Penyair dan budayawan Indonesia: Bukan main. Baru kali ini saya sempat ke mari -- karena jarang sekali ke Paris. Bukan makannya yang penting -- tapi ketemu dengan teman-teman -- ketemu Mas Sujeki, Bung Kusni, Bung Umar, dll. Sejarah Indonesia tercatat di sini dengan kerinduan, kesedihan tapi jua kehangatan. 21 Januari 2000 Sitok Srengengé Penyair: Barangkali inilah yang bisa saya ungkapkan, jika seseorang berada jauh dari tanah asal: menantang arus angin melawan hawa dingin menawan rasa asing menahan rasa ingin! 21 Januari 2000 Munir Kontras, YBLHI: Saya berterimakasih atas segala kehangatan solidaritas atas apa yang kita perjuangkan bersama bagi Indonesia baru. Saya satu saat nanti kita dapat berkumpul kembali di INDONESIA yang baru, adil, manusiawi, dan demokratis. Dadang Trisasongko YBLHI Jakarta: Restoran Indonesia adalah meeting point yang menampubg seluruh gagasan yang berseliweran di Indonesia. Semoga semuanya bermanfaat bagi penghormatan terhadap kemanusiaan. Revrisond Baswir Pengajar Univ. Gadjah Mada.: Salah satu kegelisahan saya setiap kali tiba di negara lain adalah jarang sekali bertemu dengan orang Indonesia. Menurut hemat saya, oprang Indonesia , selain punya semboyan "mangan ora mangan kumpul", juga punya kecenderungan jadi jago kampung. Saya salut bapak-ibu berani mengadu nasib, walau pun ada yangt tidak sengaja, di negeri orang. Generasi muda Indonesia di Paris, mudah-mudahan ada yang jadi besar di negeri orang. 13 Maret 2000. Moh. A. Irsan Dubes Indonesia di Negeri Belanda: Kepada "Restoran Indonesia" Semoga Restaurant ini dapat ikut membantu menambah citra Indonesia di luar negeri, khususnya di Perancis. Saya merasa senang dapat hadir di Restaurant ini, karena dapat bertemu dan bersilahturahmi dengan kawan-kawan untuk membahas bersama bagi hari depan bangsa Indonesia yang kita cintai. Selamat dan semoga sukses selalu. Yuli Mumpuni Atase Pers KBRI Paris. [Jln Cipete I/3 Jakarta Selatan]: Restoran Indonesia, Selamat Ulangtahun ke-20. Terimakasih atas kontribusi kongkrit dalam memperkenalkan Indonesia di Paris. RI benar-benar DUTA BANGSA 14 Desember 2002 Andreas Sitepu Diplomat Nomor Dua KBRI Paris: Dirgahayu HUT Restoran Indonesia ke-20 [14 Desember 2002]. Tetap jaya sebagai Duta Bangsa untuk memperkenalkan Indonesia. 14 Desember 2002 Parakitri Tahi Simbolon Budayawan: Bung Emil, Djoko, Joso, dkk, Terimakasih atas pertemuan kita, dengan keramahan Andan dan kk. Saya selalu bangga dalam harapan mengingat karya restoran ini, apalagi makan hidangan yang dijamah oleh tangan Anda semua. Sampai bertemu lagi, semoga bangza kita bisa hidup lebih baik. Salam kasih. 24 Maret 2002 Stepanus Djuweng Institut Dayakologi Pontianak: Kawan-kawan tercinta, Di sini solidaritas menjadi nyata antara kita. Di kala di sana [Ind] solidaritas sudah semakin langka. Paris, 07 Juli 2002 Pramoedya A.Toer Maimoenah Joesoef Isak: Senang makan di sini, bebas merokok, hidangan mantap dan suasana ramah. Bahwa restoran ini diselenggarakan oleh orang-orang pelarian menterjemahkan kenyataan bahwa masih ada orang Indonesia yang bisa bertahan di luarnegeri dengan mandiri -- suatu contoh untuk orang-orang Indonesia lainnya. Bahwa orang-orang penting menjadi langganan restoran ini tak lain dari penghargaan terhadap usaha yang ulet dan pendekatan manusiawi antara sesama. Paris, 15 Juni 1999. Asvi Warman Adam Sejarawan, Peneliti LIPI Jakarta: Melarang orang makan adalah melanggar hak asasi. Mudah-mudahan pelanggaran itu tidak terulang lagi. 03 April 2005 NB. Saya pribadi perlu menunggu lebih ddari 20 tahun untuk bisa makan di Restoran Indonesia di Paris. Rizky A, Dewi dan Dini Trans TV Jakarta: Ada Pak Joso, Pak Emil dll. Sekarang bukan cuma suara dan ceritanya yang bisa saya dengar, tapi juga wajahnya bisa kelihatan... Suasana restoran "Indonesia banget". Senang bisa merasakan nikmatnya nasi rames. Apalagi setelah berhari-hari hanya makan kentang aja akibat menghemat uang di negeri orang.... hahaha Sebuah kehormatan bisa mewawancarai "kaum kelayaban".... 29 Agustus 2006. Dua puluh empat tahun bekerja menggunakan bentuk koperasi untuk menyelenggarakan suatu kegiatan produktif di bidang ekonomi, kiranya memberikan sangu modal pengalaman menyosong esok yang tak ramah dengan gagah, lebih profesional dan lebih cerdik. Kepada semua teman-teman awak Koperasi dan Pusat Kebudayaan Restoran Indonesia di Paris, pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan ucapan selamat berulangtahun. Kalian punya tradisi "membela martabat diri dan Indonesia".*** Paris, 14 Desember 2006. ---------------------------------- JJ. Kusni Catatan: Alamat Koperasi Restoran Indonesia Paris: 12, rue de Vaugirard 75006 Paris France Telp. 33-1-43 25 70 22 Metro: Odeon atau Saint Michel atau Luxembourg. --------------------------------- Meet your soulmate! Yahoo! Asia presents Meetic - where millions of singles gather [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]