[EMAIL PROTECTED] schrieb:
maksud saya, agama tidak bisa di generalisir, ada perbedaan yang
mencolok, terutama dalam bidang hukum dan sangsi dalam menjalankan
agama untuk hidup bermasyarakat , setelah pengakuan adanya Keesaan
dari sang Pencipta dan seharusnya di laksanakan secara konsisten aturan hidup
yang telah ditetapkan untuk tidak mengambil hak orang lain kalau kita yakin
bahwa Tuhan yang maha Esa telah memberikan setiap makhluknya rejeki
masing-masing
DH: perdebaan antar agama adalah natural,mas, karena faktor sosio,
historis-geografis. Latarbelakang budaya Islam yang arabis, sangat berbeda
dengan Protestantisme yang eropeis- germanis. Pelaksanaan ajaran secara
konsisten PASTI membawa kemuliaan, tetapi, dari 200 juta penduduk negeri
tercinta, berapa % yang konsisten, mas? 10% lebih?
-
inilah perbedaan islam. di negara-negara arab yang telah melaksanakan hukum
sesuai dengan syariat pun, masih banyak manusia yang melanggar perintah Tuhan
apalagi di indonesia yang pelaksanaan syariatnya belum di laksanakan ...
DH: Di-mana mana sama,mas. Yang melanggar jauh lebih besar daripada yang
menuruti. Coba, berapa % umat Katholik yang hidup ala Bunda Teresa? 0,5%? lebih?
---
umumnya pelecehan agama itu dilakukan oleh pemeluknya sendiri ketika
dia melanggar aturan yang di inginkan oleh agama itu sendiri
sehingga tolok ukur kebenaran agama itu seakan-akan tergantung dari perilaku
umatnya .. padahal kesempurnaan agama tergantung adanya sangsi yang harus
dilaksanakan oleh pemeluk agama agar kesuciannya terjaga ...
DH: kebenaran agama jauh mas daripada derajad peng-amalan-nya. Sangsi hanyalah
alat untuk memaksa manusia menjalankan aturan. Rambu lalulintas yang tak
bersangsi lebih baik kita buang. Tetapi tumpukan sangsi itu sendiri TIDAk
menentukan qualitas sang rambu rambu.
---
dan umumnya setiap organisasi yang tidak memiliki sangsi dalam aturan
menegakkan organisasi itu maka lambat laun organisasi itu kan runtuh
juga,demikian juga dengan organisasi agama (ummah) .. seperti adanya
pelanggaran kehidupan salibat tapi tetap ditutup-tutupi akhirnya akan
membuat organisasi agama itu tidak berarti karena aturan yang tidak bersifat
manusiawi
DH: inilah anehnya,mas. banyak peraturan agama (apapun) yang tak dipenuhi,
namun agama itu tentap saja berdiri tegak dan disenangi. Ribuan tahun lho.
Seliabt tak dijalankan, tapi ibadah jalan terus. Sholat rajin, tetapi korupsi
jalan terus. Vatican me-raung raung anti perceraian, dan angka perceraian di
Eropa meningkat diatas 60% per annum. Tetapi tetap beragama..
Salam
danardono
Kita menjalani kehidupan dengan apa yang
kita peroleh, tetapi kita menciptakan
kehidupan dengan apa yang kita berikan.
(Winston Churchill)
-
Gesendet von Yahoo! Mail - Jetzt mit 1GB kostenlosem Speicher
[Non-text portions of this message have been removed]
***
Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg
Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:
1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
Yahoo! Groups Links
* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/
* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]
* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/