[Pramuka] [tanggapan] Kebangkitan Nasional di Perum Griya Asri Depok
Salam Pramuka, Wah rupanya Kak Untung member milis juga. salam kenal Kak. Perasaan saya terharu melihat keseriusan Kakak-kakak perum Griya Asri Depok mengembangkan Pramuka sebagai media bina remaja. Gudep Griya Asri Depok tidak tumbuh dari permintaan kepala sekolah. tidak pula tumbuh dari jajaran kwartir. karena tumbuh dari masyarakat maka tidaklah heran bila masyarakat pun berusaha mengembangkan gudep dan aktiftas kepramukaannya. pertama kali saya berkunjung ke Gudep Griya Asri, saya melihat hanya ada sekitar 4 orang sebagai pembina siaga Galang. barung siaga pun hanya dua baris aja. begitupula pasukan Galang yang hanya bisa buat satu barisan saja. Tapi dalam obrolan dengan Kak Udi, mereka bertekad pantang menyerah karena merasa Gerakan Pramuka adalah organisasi yang tepat membina kaum muda. hal itu yang membuat saya bangga dan berusaha tidak putus kontak dengan Kak Udi dkk. kami biasa tukar pendapat tentang kepramukaan. rasa bangga itu pula yang mendorong saya selasa lalu bangun jam 5 pagi dan ngebut pake Vario dr Tangerang k Depok bolak-balik. saya ingin jadi saksi sejarah melihat sekelompok masyarakat yang mau kembangkan kaum muda. kemah mungkin bisa setiap saat saya ikuti tapi tidak ada dua kali peresmian GUdep. saya kemudian merenung. mungkinkah sebuah gudep basis sekolah bisa didukung oleh orangtua/ kelompok masyarakat? selama ini gudep basis sekolah spt hanya milik siswa dan guru sekolah bersangkutan. hal yang sama terjadi di gudep saya. padahal bagi saya, sebuah gudep kepramukaan adalah komunitas terbuka. tapi dibutuhkan kemauan pengelola gudep bersangkutan untuk mau membuatnya jadi komunitas terbuka. saya sendiri sedang mencoba hal itu dan tidak mudah. sekian terima kasih. Salam Pramuka! Egi Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di di bidang Anda! Kunjungi Yahoo! Answers saat ini juga di http://id.answers.yahoo.com/ [Non-text portions of this message have been removed]
Bls: [Pramuka] rainas
Kepada kak Impeesa dan Kak Dedi, Saya bangga dengan Anda, ternyata INSAN PRAMUKA masih peduli dengan KEMAJUAN. Meski masa T/D saya sudah berlalu, tetapi PRAMUKA MAJU adalah impian saya yaitu PRAMUKA MODERN, sayangnya event Nasional tidak pernah terlibat, karena dimasa saya PRAMUKA masih jadul banget dan bertentangan dengan nurani saya. Dengan segala keterbatasan, apa yang dapat saya lakukan, tetap harus saya lakukan untuk PRAMUKA meski sebatas gudep. Saya salut dengan semangat kak Impreesa, karena T/D harus seperti kakak. Karena T/D berkegiatan Dari, Oleh, dan Untuk T/D sendiri artinya MANDIRI Untuk mandiri perlu pengetahuan dan pengalaman. Dari mana? Belajar 3M (Membaca, Mendengar, dan Melakukan) dan guru yang baik adalah belajar dari pengalaman, yaitu pengalaman sendiri dan pengalaman orang lain. Masalahnya : Apabila kita hanya belajar dari pengalaman sendiri, maka perkembangan kita menjadi lambat, karena seringkali hambatan yang kita hadapi juga pernah dialami oleh orang yang terdahulu, sehingga sibuk untuk terperosok dilubang itu-itu aja, contohnya pengalaman kelompok kak Dedi dan kakak senior lainnya patut kak Impeesa pelajari. Sekarang kalau ada yang pernah mengalaminya, bukankah kita belajar dari pengalaman mereka, kemudian T/D mengevaluasinya dan membuat terobosan baru yang lebih baik dan mungkin belum pernah dilakukan sebelumnya. Sehingga kita ambil baiknya dan kekurangannya kita sempurnakan PLUS-PLUS. Jadi PRAMUKA tidak ketinggalan Jaman. Karena kita orang timur, maka wajib menghormati orang tua. Bagaimana kalau bertentangan dengan kita, musyawarahkan dan ambil solusinya dengan mengindahkan saran mereka tetapi tetap menambahkan apa yang kita anggap baik dan perlu dicoba dan dilakukan. MAJU TERUS PRAMUKA!!! Selamat dan Sukses aja. Salam Pramuka, Ari Purwanto - Sidoarjo - Pesan Asli Dari: Dedi Wibowo [EMAIL PROTECTED] Kepada: pramuka@yahoogroups.com Terkirim: Rabu, 21 Mei, 2008 16:41:26 Topik: RE: [Pramuka] rainas Kak Impeesa Sekali lagi saran saya lihatlah dari sisi positif. Saya tidak mau berkomentar lebih jauh karena diskusi ini akan berkepanjangan melalui Milis ini. Selain itu banyak orang lain yang lebih memahami dibandingkan saya yang hanya mengutip saja. Yang jelas saya melakukan apa yang saya yakini benar dan tentu saja mengedepankan kepentingan Gerakan Pramuka. Mengenai Saka Dirgantara yang diwakili oleh Saka Dirgantara DKI Jakarta dan Jawa Barat, saat ini kita berusaha untuk menyiapkan kegiatan pameran, SAR, Aeromodelling dan kemungkinan Trike. Kami Pamong tentu tidak bisa menekan KASAU karena yang kami bisa lakukan hanya minta dukungan. Namun demikian pada saat yang sama perlu diinformasikan bahwa kegiatan kita ini berbenturan dengan Latgab TNI pada akhir Juni 2008, dimana hampir seluruh pangkalan TNI-AU terlibat. Sehingga bisa tergambar kesulita kami di Saka Dirgantara. Namun demkian status kesiapan satuan saat ini sudah 75% untuk mensukseskan Rainas. Namun demikian terima kasih atas penilaian kakak bahwa effort kami belum ada, mudah-mudahan kami bisa menunjukkan hasil lebih dibandingkan effort yang terlihat di mata Kakak. Salam Pramuka Dedi Wibowo From: [EMAIL PROTECTED] .com [mailto:[EMAIL PROTECTED] .com] On Behalf Of impeesa matabele Sent: 21 Mei 2008 16:06 To: [EMAIL PROTECTED] .com Subject: Re: [Pramuka] rainas Kak Dedi sy sgt setuju sekali dgn kakak dlm hal orang dewasa memberikan bimbingan konsultasi. tp jika TD hrs dipegangi terus dlm berjalan, apakah dia bisa mandiri? ada satu saat kita lepas mereka biar mereka mentok, agar mereka bisa belajar dr pengalaman. barulah masuk peran kita memberitahu mereka atau mengingatkan apa yg telah kita sampaikan. kl mengenai safety spt terjun payung, itu lain cerita kak, krn urusannya dgn nyawa manusia, so apakah mengurusi raimuna bisa disamakan dgn kegiatan yg beresiko tinggi spt terjun payung. seharusnya kita bisa memilah2 atau mengkelompokkan kegiatan, tdk bisa semua kegiatan kita pukul rata/sama. Kak Dedi, jgnkan terjun payung, menyeberang jalan menurut sy mempunyai resiko yg tinggi juga, bahkan angka kematian krn ini lebih tinggi dr terjun payung, ttp tetap sj kita tdk bisa mengkelompokkan menjadi satu. so, apa yg telah kak dedi perbuat utk rainas ini? sptnya titik terang dr pinsaka dirgantara blm ada? tp sptnya effort kakak blm ada, apakah kakak bisa menekan kasau utk segera membantu rainas ini? On 5/21/08, Dedi Wibowo [EMAIL PROTECTED] com.my mailto:dedi% 40microlink. com.my wrote: Kak Impeesa, Perbedaan antara G dan T/D memang salah satunya adalah pada pengelolaan kegiatan, dimana T/D memang harus mulai mengelola kegiatannya. T/D kira-kira dapat melakukan 75% pengelolaan mulai dari perencanaan, Mengorganisir, Melaksanakan/ memimpin dan monitoring. Sementara G walaupun sudah ada Dewan Penggalang namun biasanya kira-kira pengelolaan hanya 25% - 50% saja. Namun ingat T/D juga masih peserta didik, walaupun sudah dewasa dan beberapa di antaranya adalah Mahasiswa atau bahkan
Re: Bls: [Pramuka] rainas
Salam Pramuka... Wah... seru juga neh perdebatan seputar persiapan rainas 2008. Kalo boleh saya juga mo ikutan kasih komentar y... 1. Saya setuju banget dengan kak farly yang punya pengalaman banyak seputar Raimuna., terutama Rainas 2003 di Jogja. Memamng benar dominasi purna sangat jelas terasa dalam penyelenggaraan penyelenggaraan Rainas 2003, tapi perlu juga kakak ingat bahwa salah satu kelemahan SDM kita adalah kurang pandai membuat laporan evaluasi kegiatan. Kalau tidak salah dengar dari salah seorang purna DKN periode kak farly bilang bahwa Panlak Rianas 2003 tidak menyerahkan laporan evaluasi kegiatan. Lantas bagaimana Raimuna tahun ini bisa berjalan lebih baik jika patokan lebih baik dari -nya tidak ada. Contoh ringan, seharusnya masing panitia memiliki buku agenda yang berisikan berita acara selama kegiatan berlangsung yang nantinya dapat dijadikan sebagai salah satu bahan evaluasi kegiatan. Jika saja manajemen kearsipan laporan kegiatan kita sudah baik. tentu kita perlu belajar dari nol kembali setiap kali melakukan kegiatan yang sama. Apa lagi kegiatan Rainas yang momentnya 5 tahun sekali. Jadi harusnya kita bersyukur jika ada pihak purna atau pun orang dewasa yang mau memularkan sedikit pengalamannya dalam mengelola kegiatan Rainas. 2. Saya juga setuju dengan kak Impesa. bahwa kegiatan TD itu dari, oleh, untuk TD itu sendiri lengkapnya di bawah bimbingan orang dewasa. Namun perlu juga kita ingat bahwa kata mbah BP pemilik nama Impeesa jg, mengatakan bahwa scout is not science yang tidak diperoleh dari kursi pendidikan formal maupun non formal. Definisi saya scout is experience... Karna kepramukaan itu adalah pengalaman maka kita sebenarnya sangat ketergantungan terhadap orang dewasa yang tentunya sudah mengecap asam garam kehidupan lebih dahulu kepada kita. Dan kita harusnya menyerap semua pengalaman yang mereka tularkan kepada kita. Tentang bagaimana proses penularannya dan pengalaman yang mana yang harus akan kita serap itulah yang harusnya kita bahas bersama-sama. 3. Demikian juga halnya denganKak Dedi Wibowo... saya sangat setuju dengan proses penularan pengalaman yang kakak lakukan, nmun akan lebih baik lagi jika kakak menerapkan dengan tiga prinsip among. Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani. Menurut saya untuk golongan TD prinsip yang terakhir perlu didahulukan, sebab konsep kegiatan TD saat ini yang sering terlupakan adalah kegiatan Managerial. Oleh sebab itu baiknya kita secepatnya menyiapkan kader pengganti kita agar regenerasi dalam tubuh Gerakan Pramuka dapat berjalan dengan sempurna karena yang lebih menguasai zaman saat ini adalah pemuda2 yang lahir di zaman ini. Mohon maaf jika ada kalimat yang kurang berkenan... Kalo boleh saya ingin mengutip kalimat yang sering diucapkan Dorce sebagai kalimat penutup. Kesempurnaan hanya milik Tuhan (meski demikian, marilah kita berlomba untuk mendekati kesempurnaan itu) Wassalam, Popoy Original Message From: ari purwanto andrianto [EMAIL PROTECTED] To: pramuka@yahoogroups.com Sent: Friday, 23 May, 2008 5:08:42 PM Subject: Bls: [Pramuka] rainas Kepada kak Impeesa dan Kak Dedi, Saya bangga dengan Anda, ternyata INSAN PRAMUKA masih peduli dengan KEMAJUAN. Meski masa T/D saya sudah berlalu, tetapi PRAMUKA MAJU adalah impian saya yaitu PRAMUKA MODERN, sayangnya event Nasional tidak pernah terlibat, karena dimasa saya PRAMUKA masih jadul banget dan bertentangan dengan nurani saya. Dengan segala keterbatasan, apa yang dapat saya lakukan, tetap harus saya lakukan untuk PRAMUKA meski sebatas gudep. Saya salut dengan semangat kak Impreesa, karena T/D harus seperti kakak. Karena T/D berkegiatan Dari, Oleh, dan Untuk T/D sendiri artinya MANDIRI Untuk mandiri perlu pengetahuan dan pengalaman. Dari mana? Belajar 3M (Membaca, Mendengar, dan Melakukan) dan guru yang baik adalah belajar dari pengalaman, yaitu pengalaman sendiri dan pengalaman orang lain. Masalahnya : Apabila kita hanya belajar dari pengalaman sendiri, maka perkembangan kita menjadi lambat, karena seringkali hambatan yang kita hadapi juga pernah dialami oleh orang yang terdahulu, sehingga sibuk untuk terperosok dilubang itu-itu aja, contohnya pengalaman kelompok kak Dedi dan kakak senior lainnya patut kak Impeesa pelajari. Sekarang kalau ada yang pernah mengalaminya, bukankah kita belajar dari pengalaman mereka, kemudian T/D mengevaluasinya dan membuat terobosan baru yang lebih baik dan mungkin belum pernah dilakukan sebelumnya. Sehingga kita ambil baiknya dan kekurangannya kita sempurnakan PLUS-PLUS. Jadi PRAMUKA tidak ketinggalan Jaman. Karena kita orang timur, maka wajib menghormati orang tua. Bagaimana kalau bertentangan dengan kita, musyawarahkan dan ambil solusinya dengan mengindahkan saran mereka tetapi tetap menambahkan apa yang kita anggap baik dan perlu dicoba dan dilakukan. MAJU TERUS PRAMUKA!!! Selamat dan Sukses aja. Salam Pramuka, Ari Purwanto - Sidoarjo -
Re: [Pramuka] Prinsip pembinaan
Betul kak Hendro Prakoso Seharusnya memang begitu, dan ini harus diketahui oleh semua T dan Dnbsp;lebih-lebih andalan. nbsp; Hormat saya Joko Mursitho --- On Wed, 5/21/08, rimata66 lt;[EMAIL PROTECTED]gt; wrote: From: rimata66 lt;[EMAIL PROTECTED]gt; Subject: [Pramuka] Prinsip pembinaan To: pramuka@yahoogroups.com Date: Wednesday, May 21, 2008, 3:36 AM Salam pramuka, Benar bahwa prinsip pembinaan T/D adalah : dari, oleh dan untuk T/D, di bawah bimbingan dan TANGGUNGJAWAB anggota dewasa. Jadi point ini jangan dipotong. Anggota dewasa bertanggungjawab atas jalannya proses, keamanan proses dan ketercapaian tujuan, dengan seluas-luasnya memberi keleluasan T/D bergerak sendiri. Risk Management yang sekarang dikembangkan menjadi salah satu tool penting agar proses yang terjadi di dalam kegiatan, apalagi seukuran rainas, bisa berjalan. Akan tetapi prinsip pembinaan menuntut banyak hal, bukan proses yang ujug-ujug ada. Jika tidak, maka dari, oleh dan untuk itu akan menjadi disaster karena tidak kemanamana. Maksud saya adalah ada proses juga yang harus dikondisikan agar T/D itu menjadi mampu bergerak atas dasar dari, oleh dan untuk. kalau menurut saya, di sinilah kelemahan yang sedang terjadi dalam Gerakan Pramuka. Pembina-pembina di gudep dan andalan di kwartir belum bisa menciptakan kondisi yang memungkinkan T/D mampu. Tidak ada yang salah karena memang di taraf ini kita sekarang kita berada. Dengan demikian, memang wajar bahwa peran anggota dewasa jadi makin besar. Tapi saya juga tidak setuju kalau kemudian semua dibuatkan oleh anggota dewasa. Karena kita makin menghambat proses yang memungkinkan dari, oleh dan untuk itu bisa berjalan. Membina memang bukan pekerjaan mudah. BP bilang seperti bermain luncuran di atas es. Terlalu pelan, kirta tak bergerak. Terlalu keras, esnya pecah. Selamat berjuang. Hendro Prakoso --- In [EMAIL PROTECTED] .com, impeesa matabele lt;[EMAIL PROTECTED] .gt; wrote: gt; gt; Kak Dedi gt; gt; sy sgt setuju sekali dgn kakak dlm hal orang dewasa memberikan bimbingan amp; gt; konsultasi. tp jika TD hrs dipegangi terus dlm berjalan, apakah dia bisa gt; mandiri? ada satu saat kita lepas mereka biar mereka mentok, agar mereka gt; bisa belajar dr pengalaman. barulah masuk peran kita memberitahu mereka atau gt; mengingatkan apa yg telah kita sampaikan. gt; gt; kl mengenai safety spt terjun payung, itu lain cerita kak, krn urusannya dgn gt; nyawa manusia, so apakah mengurusi raimuna bisa disamakan dgn kegiatan yg gt; beresiko tinggi spt terjun payung. seharusnya kita bisa memilah2 atau gt; mengkelompokkan kegiatan, tdk bisa semua kegiatan kita pukul rata/sama. Kak gt; Dedi, jgnkan terjun payung, menyeberang jalan menurut sy mempunyai resiko yg gt; tinggi juga, bahkan angka kematian krn ini lebih tinggi dr terjun payung, gt; ttp tetap sj kita tdk bisa mengkelompokkan menjadi satu. gt; gt; so, apa yg telah kak dedi perbuat utk rainas ini? sptnya titik terang dr gt; pinsaka dirgantara blm ada? tp sptnya effort kakak blm ada, apakah kakak gt; bisa menekan kasau utk segera membantu rainas ini? gt; gt; gt; On 5/21/08, Dedi Wibowo lt;[EMAIL PROTECTED]gt; wrote: gt; gt; gt; gt; Kak Impeesa, gt; gt; gt; gt; Perbedaan antara G dan T/D memang salah satunya adalah pada pengelolaan gt; gt; kegiatan, dimana T/D memang harus mulai mengelola kegiatannya. T/D gt; gt; kira-kira gt; gt; dapat melakukan 75% pengelolaan mulai dari perencanaan, Mengorganisir, gt; gt; Melaksanakan/ memimpin dan monitoring. Sementara G walaupun sudah ada Dewan gt; gt; Penggalang namun biasanya kira-kira pengelolaan hanya 25% - 50% saja. Namun gt; gt; ingat T/D juga masih peserta didik, walaupun sudah dewasa dan beberapa di gt; gt; antaranya adalah Mahasiswa atau bahkan sudah sarjana, namun tetap peserta gt; gt; didik. gt; gt; gt; gt; Sebagai acuan organisasi, coba kakak lihat SK Kwarnas no 080/1988 tentang gt; gt; Pembinaan T/D, atau silakan baca buku BP tentang Rover/Rangers disana gt; gt; dijelaskan secara lengkap. Lihatlah secara positif bahwa keterlibatan orang gt; gt; dewasa untuk memastikan bahwa T/D sudah melakukan tugasnya dengan baik. gt; gt; Namun karena tanggung jawab tetap di peserta dewasa maka jika peserta gt; gt; dewasa gt; gt; melihat ada masalah maka langkah-langkahnya adalah menasehati/membimbi ng, gt; gt; mengarahkan dan tidak tertutup mengambil alih jika diperlukan. Dan itu gt; gt; boleh-boleh aja jika peserta dewasa menilai bahwa harus dilakukan itu untuk gt; gt; berbagai reason, misalnya keselamatan atau kritikal decision lainnya. gt; gt; gt; gt; Misalnya di kegiatan saya, Saka Dirgantara, peserta didik menginginkan gt; gt; kegiatan terjun payung. Maka saya akan mendukungnya dan mengarahkannya. gt; gt; Namun apabila ada factor yang membahayakan, misalnya ada peserta didik yang gt; gt; memaksa ikut karena gengsi padahal dia punya penyakit yang membahayakan, gt; gt; maka saya wajib untuk menyetopnya sebagai peserta dewasa. gt; gt;