[proletar] Test Kepribadian: MAAF

2007-10-19 Terurut Topik mangucup88
Yuu..uk coba test kepripadian: Cobalah renungkan sejenak, nama-nama 
dari orang kepada siapa saja Anda merasa sewot/sebel/ benci ? Begitu 
juga dengan kejadian-kejadian yang sangat menyakiti hati Anda ? 
Apakah masih ada nama-nama atau kejadian-kejadian menyakitkan yang 
masih teringat ? 

Apabila jawabannya „Yes berarti Anda kurang rapih membersihkan 
arsip gudang dosa Anda, kita masih belum mampu mereset jadi nol 
kembali kalkulator dosa kita, sehingga rasa benci dan hal-hal yang 
negatif lainnya masih tetap saja bercokol dan teringat terus. Dalam 
hal ini tidak bisa dipungkiri, bahwa virus benci maupun sewotnya 
masih tetap ada di dalam pikiran maupun lubuk hati kita.

Itulah hasil nyata dari Neraca hitung-hitungan dari Permohonan Maaf 
Lahir Batin selama hari raya Lebaran kemarin !

Padahal kalau direnungkan, kemarin kita telah mengirimkan puluhan 
bahkan ratusan SMS, kartu permohonan maaf lahir dan batin, begitu 
juga dengan parsel maupun bunga kepada semua rekan-rekan dan handai 
taulan kita dengan harapan minimum setahun sekali kita dapat 
membersihkan batin dan hati kita. Dengan demikian diharapkan dapat 
mengawali tahun baru dengan pandangan maupun hidup yang baru. Hanya 
sayangnya kalau kita jujur, orang yang kita benci masih tetap saja 
ada dan banyak, bahkan kejadian-kejadian yang menyakitkan pun masih 
tetap saja tak terlupakan. Kenapa?

Permasalahannya; kita hanya mengirimkan SMS, kartu ucapan 
permohonana maaf lahir dan batin kepada orang-orang yang kita merasa 
dekat / simpatik saja, apalagi dengan kiriman parsel maupun bunga 
ini pada umumnya hanya ditujukan kepada keluarga dekat seperti ortu, 
kekasih atau rekan bisnis atau pejabat; agar „take  give nya jelas 
begitu. 

Jawablah dengan jujur pernahkan anda mengirimkan parsel ato bunga 
maupun kartu kepada orang yang kita benci ataupun kepada musuh kita, 
ataupun kepada korban orang-orang yang pernah kita sakiti. Jangan 
harap ! Boro-boro ucapan selamat yang berkaitan dengan uang kirim 
email ato sms yang gratisan azah udah ogah.

Sebenarnya bukan saya yang menyakiti, melainkan sayalah sang korban 
yang disakiti, moso sih saya yang harus kirim kartu apalagi parsel, 
emangnya aku ini termasuk wong gendheng? Bukankah kita seringkali 
mendengar ucapan seperti „forgiving, but not forgetting, kita 
mungkin bisa memaafkan, tetapi tidak bisa melupakan, apalagi kalau 
rasa sakitnya itu dalam sekali, sehingga telah menghancurkan 
hidupnya seseorang.

Disamping itu permohonan maafnya pun dalam bentuk „kodian, yang 
dikirim secara „grosiran dalam jumlah besar, bukannya „eceran. 
Jadi bukannya yang khusus ditujukan dan ditulis untuk saya tulen, 
melainkan karena kalimat „permohonan maaf tsb sdh tercantum dicetak 
dikartu atau karena hanya men fwd SMS orang saja. Maka dari itu 
kalau ia benar-benar serious mau minta maaf, kenapa harus menunggu 
hingga tibanya hari raya Idul Fitri bukan sebelumnya. Apakah 
permohonan maaf itu seperti juga penutupan buku neraca akhir tahun 
yang dilakukan hanya setahun sekali saja untuk melihat laba dan rugi 
nya untuk berkawan dengan seseorang ?

Maka dari itu janganlah heran kalau banyak orang yang menilai 
permohonan maaf lahir  batin yang diajukan pada saat hari raya Idul 
Fitri tidak dapat ditanggapi secara serious, karena hal ini lebih 
menjurus kepada tradisi yang sekedar basa-basi atau pemanis bibir 
saja !

Walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa bisnis „maaf  memaafkan ini 
setiap tahunnya dapat menghasilkan omset ratusan milyar Rp, mulai 
dari penjualan kartu mohon maaf, s/d porto meterainya, belum lagi 
dengan pengiriman parsel-nya, kueh, bunga dll-nya. Perlu diketahui 
bahwa Anda dapat memberi tanpa mengasihi, tetapi Anda tidak dapat 
mengasihi tanpa memberi!

Orang yang dapat memaafkan kesalahan seseorang adalah orang yang 
baik, sedangkan yang dapat memaafkan dan melupakan kesalahan 
seseoran adalah orang yang bijak, tetapi orang yang dapat memaafkan 
dan melupakan kesalahan seseorang „sebelumnya orang tsb minta maaf 
adalah orang yang memiliki sifat illahi. 

Mang Ucup
Email: [EMAIL PROTECTED]
Homepage: www.mangucup.org
http://www.friendster.com/mangucup




Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


[proletar] Chelsea...

2007-10-19 Terurut Topik rezameutia
chelsea sedang mengalami masa sulit.  pada saat mourinho dipecat oleh
abram, banyak yang memperkirakan akan banyak terjadi eksodus pemain
chelsea.  lampard sampai saat ini masih menunda perpanjangan
kontraknya, lalu drogba sudah menyatakan akan keluar tahun depan. 
hampir saja drogba langsung keluar dari chelsea, dengan menolak
bermain melawan dengan valencia supaya 'eligible' bermain di champions
cup dengan klub lain.

who's next?

susah dah, kalo owner ikut campur urusan pemain, seperti tipikal klub
di indonesia.

henk ten cate baru direkrut dari ajax, cuman posisinya masih nggak
jelas, sebagai asisten ato sebagai manager kembar dengan avram? 
soale, drogba nggak pernah sekalipun menyebut nama avram.


wawancara drogba di prancis...

 





Drogba denies he'll leave Chelsea in January


'I am someone who has always campaigned for solidarity, so I've
decided to stay until next summer'

Paul Doyle
Friday October 19, 2007
Guardian Unlimited


For a man who has a reputation for diving, Didier Drogba is remarkably
honest off the pitch. Not only does he openly admit to France
Football, in an interview published today, that he wants to leave
Chelsea, but he explains that he will not do so in the course of this
season because it would be a little cowardly to leave at a time when
the boat is rocking.

He admits, however, that his initial intention after Jose Mourinho's
departure was to leave the club as soon as possible and that he
originally planned to refuse to play against Valencia last month so
that he would be eligible to play in the Champions League for another
team later in the season. After reflection, Drogba eventually declared
himself available for that game and now says he is determined to stay
at Chelsea until June.

When you're disappointed you sometimes take stances that you haven't
thought about properly, he explained. That was my way of showing how
angry I was. But I wouldn't have been able to look my team-mates in
the eye afterwards. I am someone who has always campaigned for
solidarity, so I've decided to stay until next summer.

Chelsea have already pointed out that Drogba committed himself to the
club until 2010 when he signed an improved contract last year, but the
player said he hoped the club would realise it will be in everybody's
interests to let him go next June. Experience shows that there's no
point holding on to a player against his wishes, he said. I hope
we'll be able to find a tidy way of leaving Chelsea.

Drogba also revealed that he has been taking Spanish and Italian
lessons for a little while and would relish the opportunity to play
for one of the giants of Serie A or La Liga. I want to get back to
playing with butterflies in my stomach for a club who make me dream,
he said. For me, there aren't 50 clubs who could stimulate this sort
of passion, just four: AC Milan, Inter, Barça and Real.

Aware that Chelsea fans may accuse him of disloyalty or
money-grabbing, Drogba said: Since my first day at Chelsea, I've
always thought collectively. I don't think anyone can complain if I
decide to think a little about myself towards the end.

Though he admitted that this is not the first time he has considered
leaving Stamford Bridge and that he has always had a bizarre
relationship with Chelsea, he said that Mourinho's departure
convinced him it was time to move on. Indeed, he revealed that he
would almost certainly have left last summer if he'd known that the
manager would be gone within a month of the season's start. Asked if
he thought the club waited until after the closure of the transfer
window to shed Mourinho precisely because they wanted to prevent a
player exodus, Drogba reportedly feigned shock before exclaiming:
That would be Machiavellian thinking!

All I know is that the decision has done a lot of damage to the
team, he continued, seriously. There are many casualties in the
dressing room because now we know what happened and whose fault it is
that Jose Mourinho is gone. In the days after his departure, I had
trouble looking at certain people without feeling angry.

Some things that were done and said did not conform to the mentality
of a squad that until that point had always been tight and had shown
solidarity for each other. I understand that some people might not
have wanted the coach to stay and hoped that his successor might give
them more games, but what happened went beyond that. It went far too
far. Maybe it would be an exaggeration to talk about treachery but
certainly some people were very disappointing. I understand why the
coach, despite being very attached to most of the players, announced
as he was going, 'I am very happy to be leaving here.'

Drogba described the atmosphere in the dressing room after Mourinho's
departure. There were fireworks ... Things went a little haywire and
there was quite a rumpus within the group. Several players weren't far
off professional misconduct, ignoring basic principles. Fortunately
all that didn't last too long.


[proletar] Fwd: Re: [apakabar] Muslims Girls and Indian School

2007-10-19 Terurut Topik utusan.allah
Menurut Wikipedia sih:

http://en.wikipedia.org/wiki/Henna

The Night of the Henna was celebrated by most groups in the areas
where henna grew naturally: Jews, [15], Muslims[16], Hindus,
Christians and Zoroastrians, among others, all celebrated marriages by
adorning the bride, and often the groom, with henna.

Satu lagi: di Minangkabau namanya inai...

Dulu ada lagu (Gumarang atau Nuskan Sarif atau orkes lain?)) yang
teksnya berbunyi..

Malam-malam bainai yo sayang...

Dan sebelum ada cat kuku (cutex?) perempuan muda suka meng inai 
kukunya...
 

--- In [EMAIL PROTECTED], rahardjo mustadjab [EMAIL PROTECTED]
wrote:

Be,

Mengecat henna ditangan cewek bukan adat Muslim. Tapi
adat orang Hindu.  Kalau cewek Muslim India memakai
henna, itu namanya akulturasi.

Peristiwanya kan di sekolah Parsi atau Zoroaster
sekolah swasta yang punya aturan sendiri mengenai
pakaian (sederhana) dan tutur kata harus baik. Perlu
diketahui, henna kelihatannya seperti tattoo.

Menurut aku, kepala sekolah salah karena langsung
memberi skorsing 7 hari. Maksudnya barangkali dalam 7
hari hennnanya hilang. Wartawan Arab News juga salah
tidak tahu masalahnya langsung adu domba.

Salam,
RM

--- Pemerhati Bangsa [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kalau ini terjadi di India, bukan Perancis maupun
 Amrik.
 
 Muslim girls yg ada gambar 'henna' di tangannya
 dilarang masuk sekolah sampai gambarnya hilang.
 (henna berdasarkan kamus mirriam-webster adalah 1 :
 a reddish-brown dye obtained from leaves of the
 henna plant and used especially on hair 
 2 : an Old World tropical shrub or small tree
 (Lawsonia inermis) of the loosestrife family with
 small opposite leaves and panicles of fragrant
 usually white flowers).
 
 Konon di India, muslim girls ada kebiasaan
 menggambar daun henna di tangannya di waktu shalat
 Ied (di endonesha kayaknya gak pernah denger ya?).
 
 Ini satu kasus lagi yg menandakan keseragaman di
 sekolah umum itu sesuatu yg sangat didisplinkan.
 Sekali lagi, saya kok mendukung si kepala sekolah
 wanita Batra yg mencoba upholding rules walau
 pemerintahnya nggak sependapat. Sekali berikan
 permit khusus, berikut2nya akan datang lagi request2
 yg semakin absurd atas nama ini ono.
 
  PB
 
 
 
 http://www.arabnews .com/?page=

4section=0article=102565d=18m=10y=2007pix=world.jpgcategory=World
  
  
 Thursday 18 October 2007 (07 Shawwal 1428)
  
  
   
 Muslim Girls With Henna Barred From Indian School
 Shahid Raza Burney, Arab News 
  
   
 PUNE, 18 October 2007 — Muslims were up in arms
 against a Parsi-run school here after it suspended
 more than 170 Muslim students on Tuesday for
 painting henna on their hands during Eid.
 
 The parents were shocked when the Sardar Dastur
 Girls High School stopped the students from
 attending classes for seven days. The school
 management had earlier said that according to school
 rules, applying henna on hands was not allowed.
 
 When Arab News sought the comment of State Education
 Minister Vasant Purke on the issue, he said, Strong
 disciplinary action will be taken against the school
 for issuing such an irresponsible order.
 
 I have ordered the deputy director of education to
 issue a notice to the school immediately.
 
 Purke said the school authorities should have
 explained the matter to the parents rather than
 taking action against the students.
 
 Taken aback by the outrage, the school management
 withdrew the order yesterday morning. Girish
 Gulathi, chief administrative officer of the school,
 said the suspension order had been withdrawn and all
 students could attend the school.
 
 Asked if action would be taken against the
 headmistress of the school, Gulathi said, It will
 take some time. Students, who were stopped from
 attending classes, were worried they would miss the
 oral examination scheduled for next Monday.
 
 A delegation of parents met school Headmistress
 Arnita Batra earlier but she refused to budge saying
 the move was aimed at enforcing discipline. Word
 needs to be sent across among students and parents
 about adhering to rules and maintaining discipline.
 
 Our school is known for its high standard of
 discipline and any violation would not be tolerated
 at any cost. Allowing them to attend classes will
 send a wrong signal to other students. 
 
 Batra stressed that the school rules did not allow
 students to apply nail polish, henna or wear any
 jewelry when coming to school.
 
 Fatima Syed, a four-year-old student said, Madam
 scolded and warned us to remain out of school until
 the henna color fades. Don't come to the school till
 Monday, she said.
 
 Altaf Shaikh, whose two daughters were suspended,
 said: There is no clause mentioned in the school
 rules that bars application of henna on hands. On
 Eid, Muslim girls decorate their hands with henna.
 
 Had we been forewarned, we would not have done it.
 The school action is too extreme. The management
 should sack Batra, he demanded
  
 
 
 
 
 
 
  m2f 
 dikirim lewat  

[proletar] Post-dogmatic Indonesia

2007-10-19 Terurut Topik Sunny
http://www.thejakartapost.com/detaileditorial.asp?fileid=20071019.E03irec=2


Post-dogmatic Indonesia 

Ahmad Amir Aziz, Mataram



Muslims here and around the world have just celebrated Idul Fitri to mark the 
end of Ramadhan - the holiest month in the Islamic year. 

Through fasting, contemplation and charity, Muslims renew their commitment to 
honesty, piety and integrity. They should have asked themselves what they 
achieved and changed as they completed their month of fasting. 

Unfortunately, many Muslims look to have passed this ritual without achieving 
significant change. Their behavior, attitude and outlook remains the same, 
regardless of whether or not they fasted. Fasting has had no impact on many 
people, meaning that to some, religiosity stops at the dogmatic level. 

However, we must say that Ramadhan does offer Muslims a great opportunity to 
improve their character. This attitude is taken by those who really care for 
Islamic values in a social sense, those who like thinking about and 
sympathizing with others, those who like helping others and those who emphasize 
their relationship with other human beings (hablum minan naas). 

The Koran sees social welfare as a basic value in a sane and peaceful human 
society and refers to working toward overcoming human problems. It inspires 
Muslims to relate their taqwa to social realities, and to love fellow human 
beings who should be treated as part of an extended human family. 

However, among Muslims tolerance seems to be sometimes lacking. One such 
example is a case in which a group of Lombok residents were driven from their 
homes because they belonged to what was considered a heretical sect by Islamic 
authorities. 

It is important to note that today we live in a post-religion era in which 
religion has become merely a sub-culture that sometimes moves us ahead and 
sometimes drags us back. It has been displaced by more powerful strengths, like 
secularism and globalization. 

Religion in the modern world should be based on an awareness of the importance 
of finding a balance between science, human rights and faith, rather than only 
seeing the differences between them. 

We hope many religious leaders in the country are working to facilitate 
democracy, peace, freedom of religion and other human rights. 

Put simply, religion is peace and peace is religion. Without peace there is no 
religion. Likewise, without religion there is no peace. 

Religious communities need to produce something very substantial, which will 
prove helpful in the construction of a peaceful world. This is possible, as all 
religions have the same vision when it comes to peace. 

Anyone who has studied Hinduism will agree that Hinduism is a philosophy of 
peace. Some scholars, such as Arnold Toynbee, have pointed out that the concept 
of Hinduism itself generates a spirit of mutual coexistence. 

Buddhists also believe in non-violence, saying that, the killing of a 
sensation is sin and to save a sensation is virtue. This means that according 
to Buddhism, violence is not simply bad in the moral sense, but a sin which is 
even worse than bad behavior. 

Christianity is also a religion of peace. This is one of the reasons the 
religion has gained such great popularity around the world, with the largest 
number of followers out of all religions. As we know, Jesus Christ once said, 
I tell you not to resist an evil person. Whoever slaps you on your right 
cheek, turn the other to him also. 

Islam is a religion of peace too. Even its name connotes peace. The root word 
of Islam is silm, which in Arabic means peace. One of God's names is Salam, 
which means peace. The Prophet of Islam is described as Rahamah, another name 
for peace. According to the Koran, paradise is a divine haven of peace. It is 
only those who have proven to be peacemakers in this world who will be allowed 
to enter God's Paradise. 

All religions condemn violence. We believe violence has no place in society. 

Dialog has become a tool to foster better understanding between different 
faiths and to promote a peaceful coexistence. Dialog is important to understand 
what it means to believe in a particular religious tradition and to understand 
the beliefs of others. With dialog, religious communities can join together to 
overcome social problems. 

They may eventually understand that humanitarian activities are equal to, or 
perhaps even more important than, the vertical dimension of ritual. 

We hope in a post-dogmatic society, members of all religious communities will 
seek a mutual understanding of peace in the country. 

The writer is a lecturer at the State Institute for Islamic Studies (IAIN) in 
Mataram, West Nusa Tenggara.


printer friendly 


Post Your Comments

Comments could also be sent to: [EMAIL PROTECTED]


[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL

[proletar] Berbahasalah dengan Sopan dan Santun

2007-10-19 Terurut Topik Sunny
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/102007/20/0902.htm


Berbahasalah dengan Sopan dan Santun
Oleh KARNITA, S.Pd. 
  BAHASA menunjukkan cerminan pribadi seseorang. Karakter, watak, atau pribadi 
seseorang dapat diidentifikasi dari perkataan yang ia ucapkan. Penggunaan 
bahasa yang lemah lembut, sopan, santun, sistematis, teratur, jelas, dan lugas 
mencerminkan pribadi penuturnya berbudi. Sebaliknya, melalui penggunaan bahasa 
yang sarkasme, menghujat, memaki, memfitnah, mendiskreditkan, memprovokasi, 
mengejek, atau melecehkan, akan mencitrakan pribadi yang tak berbudi. 

Tepatlah bunyi peribahasa, bahasa menunjukkan bangsa. Bagaimanakah sebenarnya 
tingkat peradaban dan jati diri bangsa tersebut? Apakah ia termasuk bangsa yang 
ramah, bersahabat, santun, damai, dan menyenangkan? Ataukah sebaliknya, ia 
termasuk bangsa yang senang menebar bibit-bibit kebencian, menebar permusuhan, 
suka menyakiti, bersikap arogan, dan suka menang sendiri.

Bahasa memang memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, 
dan emosional. Begitu pentingnya bahasa dalam kehidupan bermasyarakat, 
berbangsa, dan bernegara sehingga perlu suatu kebijakan yang berimplikasi pada 
pembinaan dan pembelajaran di lembaga pendidikan. Salah satu bentuk pembinaan 
yang dianggap paling strategis adalah pembelajaran bahasa Indonesia, bahasa 
Sunda, bahasa Jawa, dan bahasa lainnya di sekolah. Dalam KTSP, bahasa Indonesia 
termasuk dalam kelompok mata pelajaran estetika. Kelompok ini juga merupakan 
salah satu penyangga dari kelompok agama dan akhlak mulia. Ruang lingkup akhlak 
mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral.

Kelompok mata pelajaran estetika sendiri bertujuan untuk meningkatkan 
sensitivitas, kemampuan mengekspresikan dan mengapresiasi keindahan dan 
harmoni. Kemampuan itu mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan 
individual sehingga mampu menikmati dan mesyukuri hidup, maupun dalam kehidupan 
kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis.

Tujuan rumpun estetika tersebut dijabarkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia 
yang bertujuan agar peserta didiknya memiliki kemampuan antara lain (1) 
berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik 
secara lisan maupun tulis dan (2) menggunakan bahasa Indonesia untuk 
meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial. 
Tujuan tersebut dilakukan dalam aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan 
menulis.

Pelajaran bahasa Indonesia telah eksis sejak dulu dari tingkat SD sampai PT. Di 
SD pelajaran ini mulai diberikan di kelas IV-VI, alokasinya 5 jam per minggu 
atau 15,63% dari total alokasi jam pembelajaran, SMP 4 jam atau 12,5%, di SMA 
kelas XI 4 jam atau 10,53%, kelas XI dan XII 4 jam atau 7,69%. Alokasi itu 
diperkuat lagi dengan pelajaran bahasa Sunda sebanyak 2 jam setiap minggunya. 
Di PT, bahasa Indonesia termasuk dalam MKDU, minimal 2 SKS. Ini menunjukkan 
bahwa kedudukannya dalam kurikulum pendidikan formal begitu utama dan 
strategis. 

Ironisnya, eksistensi dan besarnya alokasi jam pelajaran bahasa Indonesia di 
sekolah saat ini belum memberikan kontribusi dan korelasi yang berarti terhadap 
tumbuhnya kesadaran penggunaan bahasa secara verbal yang lemah lembut, santun, 
sopan, sistematis, teratur, mudah dipahami, dan lugas. Pelajaran tersebut harus 
diakui belum mampu membangun nilai-nilai estetika dalam kehidupan sehari-hari. 
Hal ini mungkin salah satunya disebabkan pembelajarannya masih bersifat kurang 
komunikatif, dikotomis, artifisial, verbalistis, dan kognitif. 

Kegagalan menanamkan pendidikan nilai melalui pembelajaran bahasa Indonesia ini 
tercermin pada perilaku berbahasa yang tidak mengindahkan nilai-nilai sopan 
santun. Kegagalan ini sedikit banyak telah memberi andil pada terjadinya tindak 
kekerasaan di masyarakat, perseteruan di tingkat elite, dan ikut memengaruhi 
terjadinya pelecehan terhadap nilai-nilai luhur yang dihormati bersama.

Menurut pakar bahasa, I. Pratama Baryadi dari Universitas Sanata Dharma 
Yogyakarta, terdapat korelasi antara bahasa sebagai lambang yang memiliki 
fungsi utama sebagai alat komunikasi antarmanusia dengan kekerasan yang 
merupakan perilaku manusia yang hegemonik-destruktif. 

Dua korelasi itu, pertama, bahwa bahasa dapat digunakan sebagai alat untuk 
melakukan kekerasan sehingga menimbulkan salah satu jenis kekerasan yang 
disebut kekerasan verbal. Wujudnya terlihat dalam tindak tutur seperti memaki, 
membentuk, mengancam, menjelek-jelekkan, mengusir, memfitnah, menyudutkan, 
mendiskriminasikan, mengintimidasi, menakut-nakuti, memaksa, menghasut, membuat 
orang malu, menghina, dan lain sebagainya.

Kedua, bahasa yang tidak digunakan sesuai dengan fungsinya akan menjadi pemicu 
timbulnya kekerasan. Fungsi hakiki bahasa adalah alat komunikasi, alat bekerja 
sama, dan pewujud nilai-nilai persatuan bagi para pemakainya. Dalam teori 
percakapan, ada dua prinsip penggunaan bahasa yang wajar-alamiah, yaitu prinsip 
kerja sama 

[proletar] damn good....

2007-10-19 Terurut Topik rezameutia
phew..., sampe mrindink nontonnya.




http://www.maniacworld.com/Phone-Salesman-Amazes-Crowd.html



__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


[proletar] Lazuardi Lazuardi

2007-10-19 Terurut Topik Proletar2
Kata orang kamu dulu sastrawan muda. Sempat jadi pelukis dan belajar
ke Akademi Seni Rupa di Yogya.Lalu sempat juga jadi wartawan dan redaktur
majalah ngepop di Jakarta. Kecil aku suka memperhatikanmu bergulat dengan
mesin tik di loteng atas tempat angin malam masih gemar menyelinap celah di
antara dinding papan. Pagi hari ketika kamu tertidur aku baca sebagian cerpen
atau puisimu yang tidak kumengerti apa maksudnya. Ah bahasa sastrawan,
tingkahmupun jarang berada di alur kenormalan.

Wajahmu manis, rambutmu dulu sebahu. Pacar pacarmu bertampang aneh
mungkin lantaran selera seniman. Nilai estetikamu berbeda dengan kebanyakan
orang. Kesayangan Jamilah Mahyudin, itu tampak dari roman wajahmu yang
aku perhartikan ketika berziarah ke makam ibumu itu. 

Keras kepala dan gampang behutang. Sok keras tapi bertangisan tiap kali
adik adikmu pulang. Ah Lazuardi...Lazuardi betapa dalam kebengalanmu
begitu gampang menebakmu kecengengan hatimu yg cepat kasihan pada
orang. Kekerasan hidupmu menempa dagu petakmu. Beranak 4 dari 2 kali
menikah. Kata orang kamu playboy, tapi aku kira kamu cuma mencari pelarian
dari kebroken heart an keluargamu dulu. Dibesari oleh seorang janda cerai
yang dibiarkan miskin membuatmu dendam pada kemiskinan. Lalu kamu
mulai melakukan segara cara untuk melarikan diri dari kemiskinan,Salah
satu cara yang aku tidak mengerti adalah penulisan bukumu soal Sudwikatmono
dan terakhir tentang kenapa semua orang mencintai Suharto.

Lazuardi I miss you so damn much. Sering bebeda pandangan mungkin kita.
Tapi tetap aku kagum dengan keberanianmu bereksperiman dalam hidup.
Ketika dulu di sma aku tidak punya uang untuk study tour ke Bali, kamu
rogoh dompet dan memberikan 80 ribu rupiah dan bilang, jangan kalah
dengan anak anak orang berduit. Kamu adalah malaikatmu yang manis.
Darahmu dan darahku sering menari bersama.

Lazuardi aku sayang kamu. Hati ini remuk kamu tinggali aku tanpa pesan.
Langit menjadi begitu murung. Air terjun dari mataku. Air yang terjun terus
menerus seharian.Adi Sage, kapan aku bisa menemuimu lagi. Melihat
mukamu yg kadang sengaja berlagak berjuis membuatku terpingkal.
Borjuis yg makan ketoprak 2000 an. Ramadhan jarang puasa tapi punya anak
asuh yatim piatu di mana mana. Barangkali kamu kesayangan aku 
dan tuhan. 

Aku sayang kamu Lazuardi. Aku ingin ikut beramai ramai datang
menjengukmu seperti ratusan temanmu ditempatmu berbaring tak
berdaya. Adek Alwi ada disana, Sys Ns juga, Kurniawan Junaedhi
dan Muklis juga, tapi aku dengar kamu sudah tak sadar. Ah jika
kamu siuman pastilah kamu akan kamu ledeki mereka sebagai
manusia manusia cengeng, tidak sadar kamupun sama.

Aku akan selalu meyanyangimu Lazuardi. Kamu adalah figur
yang unik. Kamu adalah kiblat, Darahmu ada di dalam darahku.
Berhulu sama, mengalir dengan irama yang sama. 

Selamat jalan setengah jiwa. Kamu akhirnya berjalan lurus
menuju sang kekekalan. Biarkan aku membanjir jauh di sini.
Di seberang benua.Separuh batinku kosong tanpa kamu.
Separuh rohku, separuh ...

Tubuhmu akan sejajar dengan tubuh ibumu dibawah sekeping
nisan. Namamu akan digoreskan diatas tanggal kelahiran dan kematian.
Lazuardi, Lazuardi..rasanya aku ingin ikut mati.

Dan katakan jika sempat bertemu roh ibumu. Bilang pada sang pemintas
badai. Bahwa di sini jauh di lain negeri ini, suatu saat rohku akan 
berterbangan
menuju kalian. Jasad kita berdampingan lubang ke lubang. Aku akan bahagia
di tengah sang ibu dan abang. O Lazuardi my dear brother..

Katakan karena kita keturunan keluarga yang mati muda,
Menungguku tidak akan memakan waktu terlalu lama..

Lalu suatu saat sang habepun sirna



b





...

   /HTML


[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Re: [proletar] Re: delay perpindahan ke indo

2007-10-19 Terurut Topik Proletar2
In a message dated 10/19/2007 1:07:25 PM Pacific Daylight Time, 
[EMAIL PROTECTED] writes:


 ya - itu dia maksud saya - beh - ente simpan bom waktu ARM enggak?
 

ente pernah liat muka ane yg manis kan?
ada ngga potongan ane make ARM?
jelas ngga adalah..
mentang mentang gue pake nama proletar
disangkanye ane oon banget ape?

Fixed rate 15 tahun dan sudah berjalan hampir 8 tahun
thats all folks
   /HTML


[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Re: [proletar] Re: delay perpindahan ke indo

2007-10-19 Terurut Topik Proletar2
In a message dated 10/19/2007 11:16:12 AM Pacific Daylight Time, 
[EMAIL PROTECTED] writes:


 Selama tidak menyimpan bom waktu ARMs, masih lumayan juga.
 Mengingat harga rumah ada yang lipat dua atau lipat 3 dari harga beli
 semula.
 

adjustable rate mortgage itu biasanya dipakai buat pembeli rumah yang
track rekordnya jelek alias punya tingkat resiko yang tinggi ( untuk pailit )

benar harga rumah sudah 2  atau 3 kali lipat dari harga awal.
Tapi devaluasi 20 persen harga rumah tetap tidak kecil.Dan bagi orang yang
cuma berpindah dari satu kota di Amerika ke kota lainnya, menjual
lalu membeli rumah tidak menghasilkan profit yang berarti.

Kecuali jika jual rumah di Amerika lalu beli rumah di Lembang lalu main motor 
motoran..profitnya masih kelihatan jelas




   /HTML


[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


[proletar] Everywoman

2007-10-19 Terurut Topik Sunny
Bisa lihat youtube, silahkan lihat 


Everywoman- Stories from Egypt- 19 October 07- Part 1

http://www.youtube.com/watch?v=HxV1Ab0V3Fkmode=usersearch=

Everywoman- Stories from Egypt- 19 October 07- Part 2
http://www.youtube.com/watch?v=GGFZNd2jfR8NR=1

 


[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


[proletar] Why Muslim nations trail the West

2007-10-19 Terurut Topik Sunny
http://www.thejakartapost.com/detaileditorial.asp?fileid=20071019.E04irec=3

Why Muslim nations trail the West 

Sayuti Hasibuan, Jakarta

One striking fact about the state of human development in the world today is 
that Muslim countries rank generally low on the human development index. No 
Islamic country comes anywhere near the industrialized countries in terms of 
human development.

Every year, the United Nations Development Program (UNDP) issues its Human 
Development Report, which ranks countries in the world. 

In 1999, out of 165 countries, the highest-placed Islamic country was Brunei 
Darussalam, at No. 32. The lowest was Niger, at No. 161. Islamic countries with 
larger populations, such as Indonesia, Egypt, Morocco, Pakistan and Bangladesh, 
failed to make the top 100. 

The relative positions of these Islamic countries did not improve in the 2005 
report. Western European countries, North America and Australia ranked among 
the top 25 that year, while Indonesia fell to 110th out of 177 countries. 

The latest UNDP Human Development Report, in 2006, revealed that developed 
economies still led the pack, with Norway perching on top. There was a slight 
improvement made by five Islamic countries compared to their 1999 rankings, 
namely Bahrain, Kuwait, Qatar, Oman and Tunisia. But overall the relative 
positions did not change significantly. 

The human development index covers the degree of human achievement in the 
fields of education, health and the economy. So the lower ranks in human 
development indicate that Muslims in general have lower educational levels, 
lower health status and lower economic capabilities than non-Muslims. 

From the income point of view, a large number of Muslims live in abject 
poverty. Based on the US$1/per capita income per day standard, in the period 
of 1990-2004, 7.5 percent of the population in Indonesia, 3.1 percent in 
Egypt, and 17 percent in Pakistan lived in poverty. If we use the World Bank's 
$2 per day per capita, the proportion of the poor population increases to 52.4 
percent in Indonesia, 73.6 percent in Pakistan and 82.8 percent in Bangladesh. 
Such poverty situations are a far cry from the Koranic injunction that each 
and every Muslim (as is every other human being) is a representative of Allah 
on earth. 

One may justifiably ask why these sad conditions prevail long after many of 
these countries gained their freedom at the end of World War II. 

Muslim intellectuals have been acutely aware of the poverty situations in their 
countries and there have been brilliant analyses of these problems. More than 
that, there have been successful action programs to reduce poverty directly, 
albeit partial ones, as in the case of Grameen Bank in Bangladesh, which saw 
Prof. Muhammad Yunus rewarded with the Nobel Peace Prize last year. 

The governments of these Islamic countries have taken on systematic development 
efforts in the form of a series of five-year development plans. These efforts 
have been going on for decades, often with strong support in the form of funds 
and ideas from international donors such as the World Bank, the Asian 
Development Bank and USAID. And yet, as we have seen, the results are far from 
satisfactory. Why? 

The short answer is that the economic and political elites of these countries 
operationally idolize the materialistic and individualistic ideologies of 
neoclassical economics. Such idolization can hardly be conducive to the full 
utilization and development of human resources. Such idolization comes in many 
manifestations but the most well-known ones are economic growth and high per 
capita income. 

Take Indonesia, for example. One sees in Indonesia economic growth during the 
period of 1969 to 1993/1994 increased on average 6.8 percent per year. Per 
capita income increased from $70 in 1968 to $700 at the end of 1993. 

But at the same time open unemployment increased from 1.7 percent of the labor 
force in 1980 or 891,000 people to 3.2 percent of the labor force in 1995 or 
6.3 million people. During 1997 to 2006 period, income increased from Rp 413.8 
trillion to Rp 3,338 trillion but open unemployment also increased to 11.1 
million people or nearly 11 percent of the labor force in 2006. 

That material achievement is not wanted for its own sake but as a means to 
something else has been known since Aristotelian times and the Muslim holy book 
is full of injunctions against such idolization. So why do Muslim leaders and 
elites idolize material achievement? This is because they follow the precepts 
of neoclassical economics literally. 

Not that all the precepts of such economics are wrong. As part of the human 
legacy of wisdom and knowledge, such precepts cannot all be wrong. But the 
practical precepts of neoclassical economics need to be cast in the framework 
of the basic aims of the societies in these countries and the basic 
methodologies to be pursued. 

The aim is to make Muslims an effective catalyst

[proletar] Gulfnews: I know the attackers: Bhutto

2007-10-19 Terurut Topik utusan.allah


Print this page
 
I know the attackers: Bhutto
http://archive.gulfnews.com/world/Pakistan/10161353.html

10/19/2007 08:25 PM | By Ashfaq Ahmed, Staff Reporter

Dubai: Former Minister Benazir Bhutto said she knew, who tried to take
her life during her historic comeback rally on Thursday.
 
She said that she had already given three names, who she suspected can
attack her, in a letter to President General General Musharraf on
October 16 - two days before her return to Pakistan.

The government as a government is not involved but some individuals
in the government are responsible for the bomb blasts. They are not Al
Qaida or Taliban, Chairperson of the Pakistan Peoples Party Bhutto
told a crowded press conference on Friday at Bilawal House in Karachi.

But, Bhutto did not reveal names of the people or groups she mentioned
in the letter to President Musharraf.

No one has so far claimed responsibility of attacks.

More than 500 international and Pakistani journalists attended the
press conference after they were body searched by Pakistan Peoples
Party security guard protecting Bhutto.
 
Bhutto, who looked quite relaxed but determined, said she was also
warned by a neighbouring country about planned attacks on her return.

I told General Musharraf that 'these people' will be responsible if
anything happened to me, she said. She said that she was consulting
her lawyers to register a police report against attackers.

Bhutto said that she knew about the attacks and had received threats
but she did not want to delay her trip because she had given her word
to the nation.

In her opening statement, she said: What does the attack last night
signify? The attack was more an attack on the unity and integrity of
the country than on any individual or any one political party. It was
an attack on Pakistan itself. It was an attack on their political
rights, on the political process and on democracy itself.
 
The attack last night was a message sent by the enemies of democracy
to all the political parties of the country. It was intended to
intimidate and black-mail all the political forces and elements
working for democracy and human rights in the country. It was a
warning not only to me and the PPP but to all political parties-
indeed to the entire civil society - in the country.

But let it be known to the perpetrators of the crime that the PPP
will not be deterred. We will continue to raise voice and fight for
the peoples' rights, come what may.
 
To a question, Bhutto said: A lot of money is involved in the
politics of suicide bombing and it is the same mafia which is involved
in militant activities, she said.

Her husband in Dubai blamed intelligence agencies for attack. He also
ruled out involved of Al Qaida or Taliban in bomb explosions at
Bhutto's rally.

Bhutto did not blame police for lack of security. Both my party
guards and police tried their best and both lost lives. I salute
them, she said. Some 50 of Bhutto Guards and 100 PPP supporters and
policemen were killed in the blasts.

She said she is not afraid of losing her life. I will continue my
journey for the restoration of democracy and eliminate terrorism and
extremism, she determined.

President General Musharraf talked to Bhutto over the phone and
ensured swift action to arrest attackers.
 
Meanwhile, Karachi wore a deserted look on Friday as people preferred
to stay indoors for fear of clashes, which erupted in different parts
of the city. Rangers and police personnel continued patrolling the
city roads and hundreds of them were deployed at sensitive locations.

Afghan border, threatened this month to meet Bhutto's return to
Pakistan with suicide attacks, according to local media reports. An
associate of Mehsud, however, denied Taliban involvement.

Bhutto said her guards prevented more carnage.

The 54-year-old former prime minister returned on Thursday to lead her
Pakistan People's Party into national elections due in January that
are meant to mark a transition from military to civilian-led democracy.

Bhutto, traveling in a truck reinforced to withstand bomb attacks, was
unhurt by one of the deadliest bomb attacks in her country's violent
history.

Army chief General Musharraf condoled with his potential ally by
telephone from Islamabad and they both expressed their unflinching
resolve to fight the scourge of extremism and terrorism, the
president's spokesman Rashid Quereshi said.
 




Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send 

[proletar] DutchNews.nl: Eight youths arrested in Slotervaart

2007-10-19 Terurut Topik utusan.allah

DutchNews.nl
Eight youths arrested in Slotervaart

18-10-2007

Amsterdam police arrested eight youths in the suburb of Slotervaart on
Wednesday night. Three were carrying jerry cans, five others were
taken into custody on suspicion of planning to cause trouble, a police
spokesman said on Thursday.

Later a car was set on fire, news agency ANP reported. It was the
third night in a row that a car has been set alight close to the
police station where Bilal B. attacked two police officers with a
knife and was shot dead.

Despite the car blaze and heavy police presence, the area was mainly
quiet, police said.

On Wednesday, local council chairman Ahmed Marcouch called on the
police to get tough on the troublemakers – a hard core of some 20 to
30 youths. The arrests on suspicion of planning to cause trouble is
part of this new approach, NOS tv said.

Amsterdam police chief Bernard Welten told a tv talk show on Wednesday
evening that he was constantly aware that trouble could break out.

© DutchNews.nl

[Click here to print this page]

--- End forwarded message ---




Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Re: [proletar] Re: delay perpindahan ke indo

2007-10-19 Terurut Topik Leo Susanto
ya - itu dia maksud saya - beh - ente simpan bom waktu ARM enggak?


On 10/19/07, teddysrachman [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Selama tidak menyimpan bom waktu ARMs, masih lumayan juga.
 Mengingat harga rumah ada yang lipat dua atau lipat 3 dari harga beli
 semula.


 --- In proletar@yahoogroups.com, Leo Susanto [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  LOL - masih sisa 240 rebu?
 
  Alamak
 
  On 10/19/07, hadingrh [EMAIL PROTECTED] wrote:
   ngapain pusing kl lenyap 20% ?
   pan masih sisa 240rebu lagi?
   hidup bakalan endah kl hal2 kecil yg mengganggu bisa dibuang jauh2.
   hidup bakalan ni'meh kl hal2 kecil justru bikin kita bersyukur.
   kayak aku nih, masih bisa bersyukur pake leptop centrino wlpun bukan
   keluaran baru, sementara jusfiq masih betah pake pentium 3.
   tidur juga bisa nyenyak walo gak mampu beli ac, krn udara malam
   bandung masih segar melegakan paru2.
  
   60rb dollar gak sebanding dgn nikmatnya jalan2 sore motor2an di
   lembang-ciater. ... segeeer.
  
   --- In proletar@yahoogroups.com, Proletar2@ wrote:
   
Keinginan begitu meluap untuk pindah ke Indonesia.
Tapi seperti kakek renta yang libido besar enersi kurang,
nasib menjedukan ini kepala di realita. Sejak krisis subprime
mortgage di Amerika, value rumah saya turun drastis 20 persen.
Di atas kertas uang habe lenyap sekitar 60 ribu dollar. Ingin
menjerit apa daya. Nasib yang tadinya kelihatan kental, sekarang
berubah menjadi bubur ayam monas yang murah meriah-teman
para joger di pagi Jakarta.
   
Problem yang lainnya adalah menjual rumah sekarang tidak se easy
seperti satu atau 2 tahun yang lalu. Jumlah rumah yang dijual di Las
Vegas ada ribuan. Buyer market membuat semua rencana diundur
sampai saat yang pasti ditentukan.
   
Katakan wahai Kimhook, kenapa semua perantauan Indo hampir
semuanya ingin pulang? Yup karena Indonesia bukan Somalia,
 Afhagnistan
Ethopia, dan semua negara yang nihil menjanjikan hidup yang
   layak.Indonesia
adalah negeri penuh misteri. Ketika semua perantauan dari afrika
 ,eropa
timur,bahkan
cina bersedia tua dan mati di negeri seberang, perantauan kita di
   benaknya
selalu terdapat
misi  kembali ke tanah leluhur  setelah bekal cukup. Mungkin ini
   adalah
panggilan
nyiur melambai, mungkin juga panggilan guna guna dukun warteg,
 entahlah
   
Maka akan saya katakan, ketika bekal telah cukup jelas saya akan
 pulang.
Ketika kebutuhan materi telah terpenuhi, kebutuhan spiritual yang
   selama ini
jarang diberi atensi harus segera diisi. Bukan, ini bukan persolan
   agama, tapi
soal bagaimana mewarnai hidup dengan kelengkapan. Apa tidak iri
 melihat
orang yang terpingkal pingkal di arisan keluarga? Reuni sma? dan
   bocah bocah
pitak yang main bola di halaman sd mereka di Cicalengka? Lalu
   hujan...ah tidak
ada gerimis yang lebih romantis dari pada ketika duduk di beranda
   depan sambil
mengunyah pisang goreng dan kopi dan ngobrol anak dan istri dan
   kadang dengan
tetangga pensiunan sebelah kiri , Pak Sumedi dari soal bagaimana
   memperbaiki
pos hansip sampai ke soal pemilihan Gubernur Serang.
   
Apa? Terdengar kampungan? Yess my dear Kimhook. Di Indonesia saya
   tidak perlu
ngobrol soal Mit Romney yang bakalan menjadi presiden Amerika
   berikutnya.
Tidak
juga soal filosofi, sastra, kebiadan nabi,mesin ketik kiriman Jusfiq
   buat
Pramudya,
sosiologi, Karl Jasper,Tolstoy whatever. Karena habe sudah masuk ke
   phase yang
percaya bahwa kebahagiaan cuma terdapat di hal hal yang kecil. Dan
   ketenangan
jiwa ada di hal yang sederhana. Habe tidak akan ngobrol bagaimana
   kegermelapan
Las Vegas di tengah malam. Jalan jalan ke London dan Paris. Seperti
   iman,
pengalaman
hidup yang terdengar menyilaukan cukup disimpan di dalam diri
   sendiri. Tidak
perlu
dipajang bagai piagam dan diploma.
   
begitulah
   
   
Habe
   
   /HTML
   
   
[Non-text portions of this message have been removed]
   
  
  
  
  
   Post message: [EMAIL PROTECTED]
   Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
   Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
   List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
   Homepage:  http://proletar.8m.com/
   Yahoo! Groups Links
  
  
  
  
 




 Post message: [EMAIL PROTECTED]
 Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
 Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
 List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
 Homepage:  http://proletar.8m.com/
 Yahoo! Groups Links






Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 

[proletar] Volkskrant: Opnieuw auto in brand in Amsterdam-West

2007-10-19 Terurut Topik utusan.allah

Bagi yang bisa berbahasa Belanda...

21:51
Opnieuw auto in brand in Amsterdam-West

ANP

AMSTERDAM - In Amsterdam-West is vrijdagavond rond 21.15 uur opnieuw
een auto in brand gestoken. Dat maakte de politie bekend.

* Print
* Nieuwsbrieven
* E-mail dit artikel
* Meer over dit onderwerp

Stuur me mail over
Uitleg

Het voertuig stond aan de President Allendelaan aan de Sloterplas. Dat
is niet ver van stadsdeel Slotervaart waar zondag een brigadier op een
politiebureau de 22-jarige Bilal B. doodschoot nadat hij haar en een
college had gestoken met een mes. Sindsdien is het onrustig in het
stadsdeel West. Het is de vijfde achtereenvolgende avond dat
relschoppers auto's in brand steken.

Volgens de politie zijn de daders wederom gevlucht.



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


[proletar] Der Spiegel: THE END OF TOLERANCE IN AMSTERDAM

2007-10-19 Terurut Topik utusan.allah




DER SPIEGEL 31/2007 - July 30, 2007
URL: http://www.spiegel.de/international/europe/0,1518,497404,00.html
THE END OF TOLERANCE IN AMSTERDAM
Moroccan-Born Mayor Dispenses Tough Love to Immigrants

By Erich Wiedemann

For one Amsterdam mayor, the Netherlands' famous tolerance has gone
too far. Morrocan-born Ahmed Marcouch is taking the tough cop approach
in a rough Amsterdam neighborhood, pushing his fellow immigrants to
integrate. But some consider him a traitor.

Ahmed Marcouch is calling for his fellow immigrants to integrate.
AFP

Ahmed Marcouch is calling for his fellow immigrants to integrate.
A street festival is in full swing in Amsterdam's Slotervaart
neighborhood. The occasion is the dedication of a new community center
for Christians and Muslims designed to foster interaction between the
two groups.

As the crowd listens to music, munches on fish snacks and Arab
pastries and drinks fruit juice, Ahmed Marcouch, the district's
38-year-old mayor, holds a speech. He talks about progress and mutual
understanding between different ethnic communities. At the end of his
talk, Marcouch poses for pictures with an attractive young woman
wearing a headscarf.

The festival and the speech are nice gestures, but atypical. Normally
life in Slotervaart isn't nearly as convivial as the speakers paint
it. Crime and unemployment are significantly higher than the national
average, and one in three of the neighborhood's young people are
high-school dropouts.

Ahmed Marcouch grew up in this environment, but he has since made a
better life for himself. He was illiterate when he came to the
Netherlands from Morocco at the age of 10, but he was lucky enough to
encounter a teacher at a progressive Montessori school who helped him
get on track.

A Different World

There is little evidence of Amsterdam's typical charm in Slotervaart,
a neighborhood where bleak concrete apartment blocks cluster around a
futuristic-looking town hall. Almost half of Slotervaart's 45,000
residents are foreign immigrants, and it is not uncommon to see
eight-member families living in cramped, 50-square-meter
(540-square-foot) apartments. And it's perhaps no coincidence that the
police station is across the street from the mosque.

FROM THE MAGAZINE
Find out how you can reprint this DER SPIEGEL article in your publication.
Immigrants from Turkey or the former Dutch colony of Suriname are not
the ones that keep the police on their toes. The problem immigrants
in Slotervaart come from Morocco, not from major cities but from
villages in the High Atlas and Rif Mountains. They live here in their
own world, eating couscous with lamb's brain salad, watching
Al-Jazeera and attending the mosque on Fridays. There is little
pressure to conform to Dutch customs and lifestyles.

This parallel world of immigrants is relatively apolitical.
Nevertheless, living together with other ethnic groups has proven to
be a challenge for Slotervaart's Moroccan immigrants. But for Hassan
al-Maghroubi, originally from the town of Oujda near the Algerian
border, all the talk about ethnic tensions is nothing but unfounded
agitation. What are we doing that's so dangerous? he asks.
Sometimes we stuff potatoes in our neighbors' exhaust pipes, or we
steal oranges from some street trader. But otherwise we don't bother
anyone here.

Hassan is one of what the Dutch call hangjongeren (guys who hang
out) -- unemployed men with no prospects of getting jobs.
Nevertheless, he says, he feels at home here. Dit is mijn landje, ik
ben een rasechte Nederlander, he says in Dutch: This is my country.
I'm a purebred Dutchman.

A Shift in Mood

Slotervaart's most prominent son is former Dutch Prime Minister Wim
Kok, who can sometimes be spotted in the morning riding his bike down
to the train station along Pieter Calandlaan. Kok, a member of the
left-learning Labor Party (PvdA), lives here because he wanted to set
an example. But his political adversaries on the right call it a
pointless experiment in multiculturalism. The neighborhood, they
argue, is contaminated beyond repair.

Dutch filmmaker Theo van Gogh was murdered in Amsterdam on Nov. 2,
2004, sparking massive tensions over immigrants in The Netherlands.
AP

Dutch filmmaker Theo van Gogh was murdered in Amsterdam on Nov. 2,
2004, sparking massive tensions over immigrants in The Netherlands.
Mohammed Bouyeri, the murderer of eccentric filmmaker and provocateur
Theo van Gogh, lived in Overtoomse Veld, not far from Kok's house.
Bouyeri was born in Amsterdam, a second-generation immigrant. Like
many Dutchmen, he rode his bicycle and loved to eat traditional Dutch
stews. He couldn't have been more Dutch, but he got caught up in the
radical Islamist movement nonetheless.

Van Gogh's murder marked a turning point in Holland's warm and fuzzy
take on democracy. Until then, the Dutch were accustomed to looking
generously the other way when it came to a wide range of abuses. The
approach even had a name: the gedogen principle. The untranslatable

[proletar] The New York Times: The End of Tolerance in Amsterdam

2007-10-19 Terurut Topik utusan.allah
 The New York Times
Printer Friendly Format Sponsored By

August 2, 2007
The End of Tolerance in Amsterdam
By Erich Wiedemann

For one Amsterdam mayor, the Netherlands' famous tolerance has gone
too far. Morrocan-born Ahmed Marcouch is taking the tough cop approach
in a rough Amsterdam neighborhood, pushing his fellow immigrants to
integrate. But some consider him a traitor.

A street festival is in full swing in Amsterdam's Slotervaart
neighborhood. The occasion is the dedication of a new community center
for Christians and Muslims designed to foster interaction between the
two groups.

As the crowd listens to music, munches on fish snacks and Arab
pastries and drinks fruit juice, Ahmed Marcouch, the district's
38-year-old mayor, holds a speech. He talks about progress and mutual
understanding between different ethnic communities. At the end of his
talk, Marcouch poses for pictures with an attractive young woman
wearing a headscarf.

The festival and the speech are nice gestures, but atypical. Normally
life in Slotervaart isn't nearly as convivial as the speakers paint
it. Crime and unemployment are significantly higher than the national
average, and one in three of the neighborhood's young people are
high-school dropouts.

Ahmed Marcouch grew up in this environment, but he has since made a
better life for himself. He was illiterate when he came to the
Netherlands from Morocco at the age of 10, but he was lucky enough to
encounter a teacher at a progressive Montessori school who helped him
get on track.

A Different World

There is little evidence of Amsterdam's typical charm in Slotervaart,
a neighborhood where bleak concrete apartment blocks cluster around a
futuristic-looking town hall. Almost half of Slotervaart's 45,000
residents are foreign immigrants, and it is not uncommon to see
eight-member families living in cramped, 50-square-meter
(540-square-foot) apartments. And it's perhaps no coincidence that the
police station is across the street from the mosque.

Immigrants from Turkey or the former Dutch colony of Suriname are not
the ones that keep the police on their toes. The problem immigrants
in Slotervaart come from Morocco, not from major cities but from
villages in the High Atlas and Rif Mountains. They live here in their
own world, eating couscous with lamb's brain salad, watching
Al-Jazeera and attending the mosque on Fridays. There is little
pressure to conform to Dutch customs and lifestyles.

This parallel world of immigrants is relatively apolitical.
Nevertheless, living together with other ethnic groups has proven to
be a challenge for Slotervaart's Moroccan immigrants. But for Hassan
al-Maghroubi, originally from the town of Oujda near the Algerian
border, all the talk about ethnic tensions is nothing but unfounded
agitation. What are we doing that's so dangerous? he asks.
Sometimes we stuff potatoes in our neighbors' exhaust pipes, or we
steal oranges from some street trader. But otherwise we don't bother
anyone here.

Hassan is one of what the Dutch call hangjongeren (guys who hang
out) -- unemployed men with no prospects of getting jobs.
Nevertheless, he says, he feels at home here. Dit is mijn landje, ik
ben een rasechte Nederlander, he says in Dutch: This is my country.
I'm a purebred Dutchman.

A Shift in Mood

Slotervaart's most prominent son is former Dutch Prime Minister Wim
Kok, who can sometimes be spotted in the morning riding his bike down
to the train station along Pieter Calandlaan. Kok, a member of the
left-learning Labor Party (PvdA), lives here because he wanted to set
an example. But his political adversaries on the right call it a
pointless experiment in multiculturalism. The neighborhood, they
argue, is contaminated beyond repair.

Mohammed Bouyeri, the murderer of eccentric filmmaker and provocateur
Theo van Gogh, lived in Overtoomse Veld, not far from Kok's house.
Bouyeri was born in Amsterdam, a second-generation immigrant. Like
many Dutchmen, he rode his bicycle and loved to eat traditional Dutch
stews. He couldn't have been more Dutch, but he got caught up in the
radical Islamist movement nonetheless.

Van Gogh's murder marked a turning point in Holland's warm and fuzzy
take on democracy. Until then, the Dutch were accustomed to looking
generously the other way when it came to a wide range of abuses. The
approach even had a name: the gedogen principle. The untranslatable
word gedogen refers to the Dutch practice of turning a blind eye to
things which are officially illegal but tolerated, such as soft drugs
and euthanasia. Under the gedogen principle, anything went. The fact
that some Muslim men beat their wives was tolerated, as was the
selling of polemic texts -- which encouraged believers to stone women
who committed adultery and throw homosexuals from tall buildings -- at
the Al Tawheed Mosque on Jan Hanzenstraat.

Taking a Hard Line

But since the Van Gogh murder, the gedogen principle no longer applies
-- at least in Slotervaart, a change that is in no 

[proletar] ANP: Vandalism in Amsterdam-Slotervaart

2007-10-19 Terurut Topik utusan.allah
Orang Islam itu dimana-mana bikin onar...

---


Vandalism in Amsterdam-Slotervaart

16 October 2007

AMSTERDAM (ANP) – A group of between twenty to thirty youths caused
havoc in the vicinity of the police station on the August Allebéplein
in the Amsterdam district Slotervaart on Monday night at around 11.00 p.m.

They set fire to a private car in the nearby Jan Tooropstraat,
according to a spokesperson for the police. Several other cars were
damaged. Stones were thrown at the police station and windows were
smashed.

The fencing around the police station had been removed on Monday,
following the incident on Sunday whereby a 22-year-old man stabbed and
wounded two police officers with a knife. The police are now guarding
the police station.

After the outburst of vandalism the youths were dispersed. It was
quiet again around midnight, a spokesperson said. Nobody was injured
and the police have not yet detained anyone. The police are keeping a
high profile in the district and are on patrol to maintain order.

Chairman of the Amsterdam Slotervaart district, Ahmed Marcouch, was
enraged about the devastation. These are the regular plagues who are
ruining it for the rest, he said. Some youths are taking advantage
of the situation.

Marcouch was slightly concerned that disturbances might occur. Earlier
on Monday he had called on the residents to remain calm after the
22-year-old Bilal B. had been shot and killed by a police officer
after he had stabbed the officer with a knife. Marcouch hopes that the
police will quickly detain the troublemakers. Anyone who has anything
to do with that group  will be hearing from the police, Marcouch
said. He also wants to involve the parents more closely in maintaining
peace and order in the coming days.

 
[Copyright Expatica News +ANP 2007]
Subject: Dutch news



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Dijual nick 3 hrf utk mig33..Re: [proletar] damn good....

2007-10-19 Terurut Topik hartono_tjahjadi
dijual nick 3 huruf mig33,ada byk pilihan, hrg 500rb per biji. Yg
serius hubungi: k6. add lalu pvt dg saya,dijamin jujur dan bukan
penipuan. Thx
2007/10/19, rezameutia [EMAIL PROTECTED]:
 phew..., sampe mrindink nontonnya.




 http://www.maniacworld.com/Phone-Salesman-Amazes-Crowd.html



 __
 Do You Yahoo!?
 Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
 http://mail.yahoo.com



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Re: [proletar] Lazuardi Lazuardi

2007-10-19 Terurut Topik hartono_tjahjadi
dijual nick 3 huruf mig33,ada byk pilihan, hrg 500rb per biji. Yg
serius hubungi: k6. add lalu pvt dg saya,dijamin jujur dan bukan
penipuan. Thx
Pada tanggal 20/10/07, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] menulis:
 Kata orang kamu dulu sastrawan muda. Sempat jadi pelukis dan belajar
 ke Akademi Seni Rupa di Yogya.Lalu sempat juga jadi wartawan dan redaktur
 majalah ngepop di Jakarta. Kecil aku suka memperhatikanmu bergulat dengan
 mesin tik di loteng atas tempat angin malam masih gemar menyelinap celah di
 antara dinding papan. Pagi hari ketika kamu tertidur aku baca sebagian
 cerpen
 atau puisimu yang tidak kumengerti apa maksudnya. Ah bahasa sastrawan,
 tingkahmupun jarang berada di alur kenormalan.

 Wajahmu manis, rambutmu dulu sebahu. Pacar pacarmu bertampang aneh
 mungkin lantaran selera seniman. Nilai estetikamu berbeda dengan kebanyakan
 orang. Kesayangan Jamilah Mahyudin, itu tampak dari roman wajahmu yang
 aku perhartikan ketika berziarah ke makam ibumu itu.

 Keras kepala dan gampang behutang. Sok keras tapi bertangisan tiap kali
 adik adikmu pulang. Ah Lazuardi...Lazuardi betapa dalam kebengalanmu
 begitu gampang menebakmu kecengengan hatimu yg cepat kasihan pada
 orang. Kekerasan hidupmu menempa dagu petakmu. Beranak 4 dari 2 kali
 menikah. Kata orang kamu playboy, tapi aku kira kamu cuma mencari pelarian
 dari kebroken heart an keluargamu dulu. Dibesari oleh seorang janda cerai
 yang dibiarkan miskin membuatmu dendam pada kemiskinan. Lalu kamu
 mulai melakukan segara cara untuk melarikan diri dari kemiskinan,Salah
 satu cara yang aku tidak mengerti adalah penulisan bukumu soal Sudwikatmono
 dan terakhir tentang kenapa semua orang mencintai Suharto.

 Lazuardi I miss you so damn much. Sering bebeda pandangan mungkin kita.
 Tapi tetap aku kagum dengan keberanianmu bereksperiman dalam hidup.
 Ketika dulu di sma aku tidak punya uang untuk study tour ke Bali, kamu
 rogoh dompet dan memberikan 80 ribu rupiah dan bilang, jangan kalah
 dengan anak anak orang berduit. Kamu adalah malaikatmu yang manis.
 Darahmu dan darahku sering menari bersama.

 Lazuardi aku sayang kamu. Hati ini remuk kamu tinggali aku tanpa pesan.
 Langit menjadi begitu murung. Air terjun dari mataku. Air yang terjun terus
 menerus seharian.Adi Sage, kapan aku bisa menemuimu lagi. Melihat
 mukamu yg kadang sengaja berlagak berjuis membuatku terpingkal.
 Borjuis yg makan ketoprak 2000 an. Ramadhan jarang puasa tapi punya anak
 asuh yatim piatu di mana mana. Barangkali kamu kesayangan aku
 dan tuhan.

 Aku sayang kamu Lazuardi. Aku ingin ikut beramai ramai datang
 menjengukmu seperti ratusan temanmu ditempatmu berbaring tak
 berdaya. Adek Alwi ada disana, Sys Ns juga, Kurniawan Junaedhi
 dan Muklis juga, tapi aku dengar kamu sudah tak sadar. Ah jika
 kamu siuman pastilah kamu akan kamu ledeki mereka sebagai
 manusia manusia cengeng, tidak sadar kamupun sama.

 Aku akan selalu meyanyangimu Lazuardi. Kamu adalah figur
 yang unik. Kamu adalah kiblat, Darahmu ada di dalam darahku.
 Berhulu sama, mengalir dengan irama yang sama.

 Selamat jalan setengah jiwa. Kamu akhirnya berjalan lurus
 menuju sang kekekalan. Biarkan aku membanjir jauh di sini.
 Di seberang benua.Separuh batinku kosong tanpa kamu.
 Separuh rohku, separuh ...

 Tubuhmu akan sejajar dengan tubuh ibumu dibawah sekeping
 nisan. Namamu akan digoreskan diatas tanggal kelahiran dan kematian.
 Lazuardi, Lazuardi..rasanya aku ingin ikut mati.

 Dan katakan jika sempat bertemu roh ibumu. Bilang pada sang pemintas
 badai. Bahwa di sini jauh di lain negeri ini, suatu saat rohku akan
 berterbangan
 menuju kalian. Jasad kita berdampingan lubang ke lubang. Aku akan bahagia
 di tengah sang ibu dan abang. O Lazuardi my dear brother..

 Katakan karena kita keturunan keluarga yang mati muda,
 Menungguku tidak akan memakan waktu terlalu lama..

 Lalu suatu saat sang habepun sirna

 

 b





 ...

/HTML


 [Non-text portions of this message have been removed]




Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Iklan..Re: Balasan: [proletar] Test Kepribadian: MAAF

2007-10-19 Terurut Topik hartono_tjahjadi
dijual nick 3 huruf mig33,ada byk pilihan, hrg 500rb per biji. Yg
serius hubungi: k6. add lalu pvt dg saya,dijamin jujur dan bukan
penipuan. Thx
Pada tanggal 19/10/07, PAREWA PAREWA [EMAIL PROTECTED] menulis:
 Si jusfiq jelas ngga lulus tes kepribadian. Pertama, suka
   ngibul. kedua, lupa sama kibulannya sendiri. ketiga, pengecut.
   keempat, ngga tau diuntung. Dan kibulannya yag terakhir adalah
   soal mesin tik dan copy IHT yang ngga berani diakuinnya serta
   ngga berterimakasih pada orang yg menunjukan kibulannya itu.

 mangucup88 [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Yuu..uk coba test kepripadian: Cobalah renungkan sejenak,
 nama-nama
 dari orang kepada siapa saja Anda merasa sewot/sebel/ benci ? Begitu
 juga dengan kejadian-kejadian yang sangat menyakiti hati Anda ?
 Apakah masih ada nama-nama atau kejadian-kejadian menyakitkan yang
 masih teringat ?

 Apabila jawabannya Yes berarti Anda kurang rapih membersihkan
 arsip gudang dosa Anda, kita masih belum mampu mereset jadi nol
 kembali kalkulator dosa kita, sehingga rasa benci dan hal-hal yang
 negatif lainnya masih tetap saja bercokol dan teringat terus. Dalam
 hal ini tidak bisa dipungkiri, bahwa virus benci maupun sewotnya
 masih tetap ada di dalam pikiran maupun lubuk hati kita.

 Itulah hasil nyata dari Neraca hitung-hitungan dari Permohonan Maaf
 Lahir Batin selama hari raya Lebaran kemarin !

 Padahal kalau direnungkan, kemarin kita telah mengirimkan puluhan
 bahkan ratusan SMS, kartu permohonan maaf lahir dan batin, begitu
 juga dengan parsel maupun bunga kepada semua rekan-rekan dan handai
 taulan kita dengan harapan minimum setahun sekali kita dapat
 membersihkan batin dan hati kita. Dengan demikian diharapkan dapat
 mengawali tahun baru dengan pandangan maupun hidup yang baru. Hanya
 sayangnya kalau kita jujur, orang yang kita benci masih tetap saja
 ada dan banyak, bahkan kejadian-kejadian yang menyakitkan pun masih
 tetap saja tak terlupakan. Kenapa?

 Permasalahannya; kita hanya mengirimkan SMS, kartu ucapan
 permohonana maaf lahir dan batin kepada orang-orang yang kita merasa
 dekat / simpatik saja, apalagi dengan kiriman parsel maupun bunga
 ini pada umumnya hanya ditujukan kepada keluarga dekat seperti ortu,
 kekasih atau rekan bisnis atau pejabat; agar take  give nya jelas
 begitu.

 Jawablah dengan jujur pernahkan anda mengirimkan parsel ato bunga
 maupun kartu kepada orang yang kita benci ataupun kepada musuh kita,
 ataupun kepada korban orang-orang yang pernah kita sakiti. Jangan
 harap ! Boro-boro ucapan selamat yang berkaitan dengan uang kirim
 email ato sms yang gratisan azah udah ogah.

 Sebenarnya bukan saya yang menyakiti, melainkan sayalah sang korban
 yang disakiti, moso sih saya yang harus kirim kartu apalagi parsel,
 emangnya aku ini termasuk wong gendheng? Bukankah kita seringkali
 mendengar ucapan seperti forgiving, but not forgetting, kita
 mungkin bisa memaafkan, tetapi tidak bisa melupakan, apalagi kalau
 rasa sakitnya itu dalam sekali, sehingga telah menghancurkan
 hidupnya seseorang.

 Disamping itu permohonan maafnya pun dalam bentuk kodian, yang
 dikirim secara grosiran dalam jumlah besar, bukannya eceran.
 Jadi bukannya yang khusus ditujukan dan ditulis untuk saya tulen,
 melainkan karena kalimat permohonan maaf tsb sdh tercantum dicetak
 dikartu atau karena hanya men fwd SMS orang saja. Maka dari itu
 kalau ia benar-benar serious mau minta maaf, kenapa harus menunggu
 hingga tibanya hari raya Idul Fitri bukan sebelumnya. Apakah
 permohonan maaf itu seperti juga penutupan buku neraca akhir tahun
 yang dilakukan hanya setahun sekali saja untuk melihat laba dan rugi
 nya untuk berkawan dengan seseorang ?

 Maka dari itu janganlah heran kalau banyak orang yang menilai
 permohonan maaf lahir  batin yang diajukan pada saat hari raya Idul
 Fitri tidak dapat ditanggapi secara serious, karena hal ini lebih
 menjurus kepada tradisi yang sekedar basa-basi atau pemanis bibir
 saja !

 Walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa bisnis maaf  memaafkan ini
 setiap tahunnya dapat menghasilkan omset ratusan milyar Rp, mulai
 dari penjualan kartu mohon maaf, s/d porto meterainya, belum lagi
 dengan pengiriman parsel-nya, kueh, bunga dll-nya. Perlu diketahui
 bahwa Anda dapat memberi tanpa mengasihi, tetapi Anda tidak dapat
 mengasihi tanpa memberi!

 Orang yang dapat memaafkan kesalahan seseorang adalah orang yang
 baik, sedangkan yang dapat memaafkan dan melupakan kesalahan
 seseoran adalah orang yang bijak, tetapi orang yang dapat memaafkan
 dan melupakan kesalahan seseorang sebelumnya orang tsb minta maaf
 adalah orang yang memiliki sifat illahi.

 Mang Ucup
 Email: [EMAIL PROTECTED]
 Homepage: www.mangucup.org
 http://www.friendster.com/mangucup






 -
 Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo!
 Answers

 [Non-text portions of this message have been removed]




Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List 

Balasan: [proletar] Re: Allah itu bikin apa-apa juga salah design melulu...

2007-10-19 Terurut Topik PAREWA PAREWA
Taiknya basilemak peak kayak omongannya

rezameutia [EMAIL PROTECTED] wrote:  betul juga, fiq.

biasanya, kepala orang isinya otak. tapi, kenapa allah bikin pala
anda isinya taik?

allahnya salah disain tuh...

--- In proletar@yahoogroups.com, utusan.allah [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 
 Allah yang dipercayai orang Islam tipikal sebagai pencipta itu
 ternyata goblok juga: bikin apa-apa salah design melulu.
 
 Untuk melahirkan saja perempuan bukan saja kudu menanggungkan rasa
 sakit, tapi juga menghadapi resiko bisa mati...
 
 (Sekalian penghargaan kudu diberikan kepada ibu-ibu kita...)
 
 Apa ada orang Islam tipikal yang berniat untuk menyeret Allah yang
 mereka percayai itu ke depan pengadilan dengan tuduhan telah salah
 design dan membahayakan nyawa perempuan?
 
 -
 
 
 Why women still die to give birth 
 By Stephanie Holmes 
 BBC News 
 
 
 Giving birth can be fatal for women in many countries of the world. 
 
 Around half a million women die annually before, during or shortly
 after giving birth - and almost all of these deaths occur in
 developing countries. 
 
 
 Campaigners argue that these deaths are both preventable and have
 repercussions that echo far beyond the woman's immediate family and
 community. 
 
 We know exactly what needs to be done to save women's lives, the
 chief of the United Nations Population Fund (UNFPA) Thoraya Obaid told
 the BBC News website. 
 
 And yet, since 1990, the level of maternal mortality has decreased by
 less than 1% per year, far from enough to reach an internationally
 agreed goal of a 75% reduction by 2015. 
 
 The leading killers during pregnancy or childbirth include massive
 blood loss, high blood pressure, an unsafe abortion, an untreated
 infection and obstructed labour - where the woman's body is too small
 for the baby to pass through the birth canal. 
 
 But the reasons why these issues have not been tackled are political,
 rather than medical. 
 
 Marginalised 
 
 The first and most important reason is a social issue: the low status
 of women. Leaders do not see the lives and health of women as a
 political priority, they invest in other sectors, Mrs Obaid said. 
 
 Women most at risk are often the most marginalised and vulnerable,
 living in countries with undeveloped health systems or in conflict
 situations, she added. 
 
 
 MATERNAL MORTALITY 
 The number of women dying in childbirth varies dramatically worldwide
 from one in eight in Afghanistan and Sierra Leone to one in 47,000 in
 Ireland 
 Maternal health is strongly linked to access to safe abortion,
 contraception and emergency obstetric care 
 If a mother is ill or dies, the baby is less likely to survive and her
 other children less likely to be healthy and educated 
 
 
 Half of all maternal deaths - some 270,000 in 2005 - occur in
 sub-Saharan Africa, where one in two women lacks access to a trained
 midwife. 
 
 The three basic interventions are: family planning to begin with, a
 qualified birth attendant present at the birth and access to obstetric
 care if there are complications during birth, she said. 
 
 While many countries have made little progress, a few have scored
 startling successes. 
 
 Sri Lanka, for example, has managed to halve its maternal death rates
 every 12 years and South Africa reduced its level by 92% in a decade,
 according to non-governmental organisation Population Action
 International (PAI). 
 
 Yet, in most cases, reproductive health has slipped into the shadows,
 eclipsed by the more perplexing and dramatic threat of HIV/Aids. 
 
 There are competing demands on donors' money and the rise of HIV/Aids
 has taken a great deal away, Mrs Obaid said. 
 
 Despite the fact that HIV is a sexually transmitted virus there was a
 divorce between HIV and reproductive health, she said, adding that
 approaches tackled one issue or the other, rather than seeing them as
 linked. 
 
 Matters of faith 
 
 Another obstacle to reducing levels of maternal mortality has,
 arguably, been the increasing influence of ideology and faith on
 health policy, particularly in the US. 
 
 
 Since 2002, the US has withheld funding from the UNFPA, accusing it of
 actively promoting abortion or sterilisation. 
 
 The words 'sexual' and 'reproductive' are seen by one of our major
 donors - the US - as being a euphemism for backing abortion, Mrs
 Obaid said. 
 
 She said the UNFPA neither supported or opposed abortion, but brushed
 off the impact of the loss of funding, saying the shortfall had been
 more than compensated for by increased contributions from Europe. 
 
 
 The worse thing for countries that don't have basic healthcare is to
 allow abortion. Making it legal won't make it safe 
 Wendy Wright, Concerned Women for America 
 
 But others argue that the US position has nonetheless been damaging. 
 
 It's outrageous, Amy Coen, the head of PAI told the BBC News website. 
 
 I think the US's restrictive policies have absolutely been one of the
 reasons that there has not 

[proletar] Re: Allah itu bikin apa-apa juga salah design melulu...

2007-10-19 Terurut Topik rezameutia
betul juga, fiq.

biasanya, kepala orang isinya otak.  tapi, kenapa allah bikin pala
anda isinya taik?

allahnya salah disain tuh...





--- In proletar@yahoogroups.com, utusan.allah [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 
 Allah yang dipercayai orang Islam tipikal sebagai pencipta  itu
 ternyata goblok juga: bikin apa-apa salah design melulu.
 
 Untuk melahirkan saja perempuan bukan saja kudu menanggungkan rasa
 sakit, tapi juga menghadapi resiko bisa mati...
 
 (Sekalian penghargaan kudu diberikan kepada ibu-ibu kita...)
 
 Apa ada orang Islam tipikal yang berniat untuk menyeret Allah yang
 mereka percayai itu ke depan pengadilan dengan tuduhan telah salah
 design dan membahayakan nyawa perempuan?
 
 -
 
 
 Why women still die to give birth 
 By Stephanie Holmes 
 BBC News  
 
 
 Giving birth can be fatal for women in many countries of the world. 
 
 Around half a million women die annually before, during or shortly
 after giving birth - and almost all of these deaths occur in
 developing countries. 
 
 
 Campaigners argue that these deaths are both preventable and have
 repercussions that echo far beyond the woman's immediate family and
 community. 
 
 We know exactly what needs to be done to save women's lives, the
 chief of the United Nations Population Fund (UNFPA) Thoraya Obaid told
 the BBC News website. 
 
 And yet, since 1990, the level of maternal mortality has decreased by
 less than 1% per year, far from enough to reach an internationally
 agreed goal of a 75% reduction by 2015. 
 
 The leading killers during pregnancy or childbirth include massive
 blood loss, high blood pressure, an unsafe abortion, an untreated
 infection and obstructed labour - where the woman's body is too small
 for the baby to pass through the birth canal. 
 
 But the reasons why these issues have not been tackled are political,
 rather than medical. 
 
 Marginalised 
 
 The first and most important reason is a social issue: the low status
 of women. Leaders do not see the lives and health of women as a
 political priority, they invest in other sectors, Mrs Obaid said. 
 
 Women most at risk are often the most marginalised and vulnerable,
 living in countries with undeveloped health systems or in conflict
 situations, she added. 
 
 
  MATERNAL MORTALITY 
 The number of women dying in childbirth varies dramatically worldwide
 from one in eight in Afghanistan and Sierra Leone to one in 47,000 in
 Ireland 
 Maternal health is strongly linked to access to safe abortion,
 contraception and emergency obstetric care 
 If a mother is ill or dies, the baby is less likely to survive and her
 other children less likely to be healthy and educated 
  
 
 Half of all maternal deaths - some 270,000 in 2005 - occur in
 sub-Saharan Africa, where one in two women lacks access to a trained
 midwife. 
 
 The three basic interventions are: family planning to begin with, a
 qualified birth attendant present at the birth and access to obstetric
 care if there are complications during birth, she said. 
 
 While many countries have made little progress, a few have scored
 startling successes. 
 
 Sri Lanka, for example, has managed to halve its maternal death rates
 every 12 years and South Africa reduced its level by 92% in a decade,
 according to non-governmental organisation Population Action
 International (PAI). 
 
 Yet, in most cases, reproductive health has slipped into the shadows,
 eclipsed by the more perplexing and dramatic threat of HIV/Aids. 
 
 There are competing demands on donors' money and the rise of HIV/Aids
 has taken a great deal away, Mrs Obaid said. 
 
 Despite the fact that HIV is a sexually transmitted virus there was a
 divorce between HIV and reproductive health, she said, adding that
 approaches tackled one issue or the other, rather than seeing them as
 linked. 
 
 Matters of faith 
 
 Another obstacle to reducing levels of maternal mortality has,
 arguably, been the increasing influence of ideology and faith on
 health policy, particularly in the US. 
 
 
 Since 2002, the US has withheld funding from the UNFPA, accusing it of
 actively promoting abortion or sterilisation. 
 
 The words 'sexual' and 'reproductive' are seen by one of our major
 donors - the US - as being a euphemism for backing abortion, Mrs
 Obaid said. 
 
 She said the UNFPA neither supported or opposed abortion, but brushed
 off the impact of the loss of funding, saying the shortfall had been
 more than compensated for by increased contributions from Europe. 
 
 
  The worse thing for countries that don't have basic healthcare is to
 allow abortion. Making it legal won't make it safe 
 Wendy Wright, Concerned Women for America  
 
 But others argue that the US position has nonetheless been damaging. 
 
 It's outrageous, Amy Coen, the head of PAI told the BBC News website. 
 
 I think the US's restrictive policies have absolutely been one of the
 reasons that there has not been as much progress as there could be in
 developing countries. 
 
 Out 

[proletar] Fwd: Re: Malaysia boleh....

2007-10-19 Terurut Topik utusan.allah
Ajaran Islam yang facistis itu memang lebih memuja Thanatos dari pada
Eros...

Lebih mengutamakan kesengsaraan dari pada kesenangan...

Lebih mengutamakan siksaan daripada belaian.

Saya selalu teringat akan kutipan dari Herbert Marcus (Eros and
Civilisation) yang saya terjemahkan dengan bebas: 

Yang cabul itu bukan pandangan (the sight of) bulu jembut, tapi
dipampangkannnya medali militer: dibelakang bulu jembut itu ada kasih
sedangkan dibelakang medali militer itu bergelimpangan mayat manusia.

Dan sungguh tidak kebetulan bahwa Lacan menaruh lukisan Gustave
Courbet yang berjudul La creation du Monde dikamar mandinya...

http://blog.ifrance.com/djeanne/peinture


--- In [EMAIL PROTECTED], Pemerhati Bangsa [EMAIL PROTECTED]
wrote:

Berciuman itu adalah gesture penuh cinta kasih dari sepasang insan
manusia.

Istilah retarded bagi penguasa Islam yg menyalahkan tindakan yg
menyatakan cinta kasih sungguh adalah tepat.

Cinta kasih konon adalah refleksi sifat Tuhan.

Mungkin orang2 retarded ini lebih suka mempertontonkan kegarangan dan
kekerasan memenggal leher orang daripada membiarkan sepasang insan
manusia saling mencintai saling berciuman saling memberian perhatian.

PB




 m2f 
dikirim lewat  http://forums.apakabar.ws - tanpa moderasi
http://forums.apakabar.ws/viewtopic.php?p=97132#97132
 m2f 

--- End forwarded message ---




Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


[proletar] Test Kepribadian: MAAF

2007-10-19 Terurut Topik mangucup88
Yuu..uk coba test kepripadian: Cobalah renungkan sejenak, nama-nama 
dari orang kepada siapa saja Anda merasa sewot/sebel/ benci ? Begitu 
juga dengan kejadian-kejadian yang sangat menyakiti hati Anda ? 
Apakah masih ada nama-nama atau kejadian-kejadian menyakitkan yang 
masih teringat ? 

Apabila jawabannya „Yes berarti Anda kurang rapih membersihkan 
arsip gudang dosa Anda, kita masih belum mampu mereset jadi nol 
kembali kalkulator dosa kita, sehingga rasa benci dan hal-hal yang 
negatif lainnya masih tetap saja bercokol dan teringat terus. Dalam 
hal ini tidak bisa dipungkiri, bahwa virus benci maupun sewotnya 
masih tetap ada di dalam pikiran maupun lubuk hati kita.

Itulah hasil nyata dari Neraca hitung-hitungan dari Permohonan Maaf 
Lahir Batin selama hari raya Lebaran kemarin !

Padahal kalau direnungkan, kemarin kita telah mengirimkan puluhan 
bahkan ratusan SMS, kartu permohonan maaf lahir dan batin, begitu 
juga dengan parsel maupun bunga kepada semua rekan-rekan dan handai 
taulan kita dengan harapan minimum setahun sekali kita dapat 
membersihkan batin dan hati kita. Dengan demikian diharapkan dapat 
mengawali tahun baru dengan pandangan maupun hidup yang baru. Hanya 
sayangnya kalau kita jujur, orang yang kita benci masih tetap saja 
ada dan banyak, bahkan kejadian-kejadian yang menyakitkan pun masih 
tetap saja tak terlupakan. Kenapa?

Permasalahannya; kita hanya mengirimkan SMS, kartu ucapan 
permohonana maaf lahir dan batin kepada orang-orang yang kita merasa 
dekat / simpatik saja, apalagi dengan kiriman parsel maupun bunga 
ini pada umumnya hanya ditujukan kepada keluarga dekat seperti ortu, 
kekasih atau rekan bisnis atau pejabat; agar „take  give nya jelas 
begitu. 

Jawablah dengan jujur pernahkan anda mengirimkan parsel ato bunga 
maupun kartu kepada orang yang kita benci ataupun kepada musuh kita, 
ataupun kepada korban orang-orang yang pernah kita sakiti. Jangan 
harap ! Boro-boro ucapan selamat yang berkaitan dengan uang kirim 
email ato sms yang gratisan azah udah ogah.

Sebenarnya bukan saya yang menyakiti, melainkan sayalah sang korban 
yang disakiti, moso sih saya yang harus kirim kartu apalagi parsel, 
emangnya aku ini termasuk wong gendheng? Bukankah kita seringkali 
mendengar ucapan seperti „forgiving, but not forgetting, kita 
mungkin bisa memaafkan, tetapi tidak bisa melupakan, apalagi kalau 
rasa sakitnya itu dalam sekali, sehingga telah menghancurkan 
hidupnya seseorang.

Disamping itu permohonan maafnya pun dalam bentuk „kodian, yang 
dikirim secara „grosiran dalam jumlah besar, bukannya „eceran. 
Jadi bukannya yang khusus ditujukan dan ditulis untuk saya tulen, 
melainkan karena kalimat „permohonan maaf tsb sdh tercantum dicetak 
dikartu atau karena hanya men fwd SMS orang saja. Maka dari itu 
kalau ia benar-benar serious mau minta maaf, kenapa harus menunggu 
hingga tibanya hari raya Idul Fitri bukan sebelumnya. Apakah 
permohonan maaf itu seperti juga penutupan buku neraca akhir tahun 
yang dilakukan hanya setahun sekali saja untuk melihat laba dan rugi 
nya untuk berkawan dengan seseorang ?

Maka dari itu janganlah heran kalau banyak orang yang menilai 
permohonan maaf lahir  batin yang diajukan pada saat hari raya Idul 
Fitri tidak dapat ditanggapi secara serious, karena hal ini lebih 
menjurus kepada tradisi yang sekedar basa-basi atau pemanis bibir 
saja !

Walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa bisnis „maaf  memaafkan ini 
setiap tahunnya dapat menghasilkan omset ratusan milyar Rp, mulai 
dari penjualan kartu mohon maaf, s/d porto meterainya, belum lagi 
dengan pengiriman parsel-nya, kueh, bunga dll-nya. Perlu diketahui 
bahwa Anda dapat memberi tanpa mengasihi, tetapi Anda tidak dapat 
mengasihi tanpa memberi!

Orang yang dapat memaafkan kesalahan seseorang adalah orang yang 
baik, sedangkan yang dapat memaafkan dan melupakan kesalahan 
seseoran adalah orang yang bijak, tetapi orang yang dapat memaafkan 
dan melupakan kesalahan seseorang „sebelumnya orang tsb minta maaf 
adalah orang yang memiliki sifat illahi. 

Mang Ucup
Email: [EMAIL PROTECTED]
Homepage: www.mangucup.org
http://www.friendster.com/mangucup




Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


[proletar] Re: delay perpindahan ke indo

2007-10-19 Terurut Topik teddysrachman
Selama tidak menyimpan bom waktu ARMs, masih lumayan juga.
Mengingat harga rumah ada yang lipat dua atau lipat 3 dari harga beli
semula.


--- In proletar@yahoogroups.com, Leo Susanto [EMAIL PROTECTED] wrote:

 LOL - masih sisa 240 rebu?
 
 Alamak
 
 On 10/19/07, hadingrh [EMAIL PROTECTED] wrote:
  ngapain pusing kl lenyap 20% ?
  pan masih sisa 240rebu lagi?
  hidup bakalan endah kl hal2 kecil yg mengganggu bisa dibuang jauh2.
  hidup bakalan ni'meh kl hal2 kecil justru bikin kita bersyukur.
  kayak aku nih, masih bisa bersyukur pake leptop centrino wlpun bukan
  keluaran baru, sementara jusfiq masih betah pake pentium 3.
  tidur juga bisa nyenyak walo gak mampu beli ac, krn udara malam
  bandung masih segar melegakan paru2.
 
  60rb dollar gak sebanding dgn nikmatnya jalan2 sore motor2an di
  lembang-ciater. ... segeeer.
 
  --- In proletar@yahoogroups.com, Proletar2@ wrote:
  
   Keinginan begitu meluap untuk pindah ke Indonesia.
   Tapi seperti kakek renta yang libido besar enersi kurang,
   nasib menjedukan ini kepala di realita. Sejak krisis subprime
   mortgage di Amerika, value rumah saya turun drastis 20 persen.
   Di atas kertas uang habe lenyap sekitar 60 ribu dollar. Ingin
   menjerit apa daya. Nasib yang tadinya kelihatan kental, sekarang
   berubah menjadi bubur ayam monas yang murah meriah-teman
   para joger di pagi Jakarta.
  
   Problem yang lainnya adalah menjual rumah sekarang tidak se easy
   seperti satu atau 2 tahun yang lalu. Jumlah rumah yang dijual di Las
   Vegas ada ribuan. Buyer market membuat semua rencana diundur
   sampai saat yang pasti ditentukan.
  
   Katakan wahai Kimhook, kenapa semua perantauan Indo hampir
   semuanya ingin pulang? Yup karena Indonesia bukan Somalia,
Afhagnistan
   Ethopia, dan semua negara yang nihil menjanjikan hidup yang
  layak.Indonesia
   adalah negeri penuh misteri. Ketika semua perantauan dari afrika
,eropa
   timur,bahkan
   cina bersedia tua dan mati di negeri seberang, perantauan kita di
  benaknya
   selalu terdapat
   misi  kembali ke tanah leluhur  setelah bekal cukup. Mungkin ini
  adalah
   panggilan
   nyiur melambai, mungkin juga panggilan guna guna dukun warteg,
entahlah
  
   Maka akan saya katakan, ketika bekal telah cukup jelas saya akan
pulang.
   Ketika kebutuhan materi telah terpenuhi, kebutuhan spiritual yang
  selama ini
   jarang diberi atensi harus segera diisi. Bukan, ini bukan persolan
  agama, tapi
   soal bagaimana mewarnai hidup dengan kelengkapan. Apa tidak iri
melihat
   orang yang terpingkal pingkal di arisan keluarga? Reuni sma? dan
  bocah bocah
   pitak yang main bola di halaman sd mereka di Cicalengka? Lalu
  hujan...ah tidak
   ada gerimis yang lebih romantis dari pada ketika duduk di beranda
  depan sambil
   mengunyah pisang goreng dan kopi dan ngobrol anak dan istri dan
  kadang dengan
   tetangga pensiunan sebelah kiri , Pak Sumedi dari soal bagaimana
  memperbaiki
   pos hansip sampai ke soal pemilihan Gubernur Serang.
  
   Apa? Terdengar kampungan? Yess my dear Kimhook. Di Indonesia saya
  tidak perlu
   ngobrol soal Mit Romney yang bakalan menjadi presiden Amerika
  berikutnya.
   Tidak
   juga soal filosofi, sastra, kebiadan nabi,mesin ketik kiriman Jusfiq
  buat
   Pramudya,
   sosiologi, Karl Jasper,Tolstoy whatever. Karena habe sudah masuk ke
  phase yang
   percaya bahwa kebahagiaan cuma terdapat di hal hal yang kecil. Dan
  ketenangan
   jiwa ada di hal yang sederhana. Habe tidak akan ngobrol bagaimana
  kegermelapan
   Las Vegas di tengah malam. Jalan jalan ke London dan Paris. Seperti
  iman,
   pengalaman
   hidup yang terdengar menyilaukan cukup disimpan di dalam diri
  sendiri. Tidak
   perlu
   dipajang bagai piagam dan diploma.
  
   begitulah
  
  
   Habe
  
  /HTML
  
  
   [Non-text portions of this message have been removed]
  
 
 
 
 
  Post message: [EMAIL PROTECTED]
  Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
  Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
  List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
  Homepage:  http://proletar.8m.com/
  Yahoo! Groups Links
 
 
 
 





Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


[proletar] Aljazeera: Philippines blast rips through mall

2007-10-19 Terurut Topik utusan.allah

Perbuatan orang Islam lagi?

Yang ini belum tentu.

FRIDAY, OCTOBER 19, 2007
11:57 MECCA TIME, 8:57 GMT
Philippines blast rips through mall
The blast was in the Makati business district [Reuters]

An explosion in a crowded shopping centre has killed at least eight
people and wounded 80 more in the Philippine capital, Manila, police say.
 
Police initially thought the lunch-time blast at the Glorietta centre
had been caused by an exploding cooking gas cylinder, but later
discounted that theory.

They said bomb squad detectives were trying to ascertain what caused
Friday's explosion.
 
Norberto Gonzales, the Philippines national security adviser,
described it as the biggest bombing in Manila so far.

He told Al Jazeera that police and military experts were looking into
what kind of bomb was used to give an indication of what group could
be behind it.
 
We have fielded more than 2,000 police officers in the entire
national capital region to increase the security measures, he said.
 
Speaking from the site after the blast, Al Jazeera's correspondent
Marga Ortigas said: The shopping mall lights are completely shut. The
people are not being allowed in.
 
Very few rescue workers are now working as they are afraid the
foundation of the bomb site might collapse.
 
They are worried there are still people buried under piles of rubble.

A general alert was issued for the rest of the city and for the
international airport, officials said.

Jonjon Binay, a city councillor, said four people died immediately and
four more died in hospital. 

 Blocks of cement had fallen from an upper storey of the shopping
centre, hitting cars parked below and spreading a film of dust. Scores
of windows in nearby shops were shattered.

A security guard said: I was eating lunch when the ground shook. I
thought it was an earthquake. Then the electricity went off.

Manila has largely been spared a spate of bomb attacks by
Muslim separatists have been fighting in the southern Mindanao region,
but few attacks have been carried out in the capital. A series of bomb
blasts in 2000 killed at least 22 people.
Source: Agencies

--- End forwarded message ---




Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


[proletar] Arab News: A Wake-up Call : Almost all terrorists are Muslims..

2007-10-19 Terurut Topik utusan.allah

Tulisan Abdel Rahman al-Rashed dibawah ini diterbitkan tiga tahun yang
lalu, tapi dengan apa yang terjadi di Pakistan sekarang, tulisan ini
tetap aktuil. 

Bagi yang belum juga maklum: yang menjadi korban pemeluk ajaran Islam
laknatullah itu bukan hanya orang kafir, tapi juga orang Islam.

Islam itu adalah laknat buat ummat manusia.




The Middle East's Leading English Language Daily

Thursday 9 September 2004 (25 Rajab 1425)

A Wake-up Call : Almost all terrorists are Muslims..
Abdel Rahman al-Rashed* —
 

It is a certain fact that not all Muslims are terrorists, but it is
equally certain, and exceptionally painful, that almost all terrorists
are Muslims.

The hostage-takers of children in Beslan, North Ossetia, were Muslims.
The other hostage-takers and subsequent murderers of the Nepalese
chefs and workers in Iraq were also Muslims. Those involved in rape
and murder in Darfur, Sudan, are Muslims, with other Muslims chosen to
be their victims.

Those responsible for the attacks on residential towers in Riyadh and
Khobar were Muslims. The two women who crashed two airliners last week
were also Muslims.

Osama bin Laden is a Muslim. The majority of those who manned the
suicide bombings against buses, vehicles, schools, houses and
buildings, all over the world, were Muslim.

What a pathetic record. What an abominable achievement. Does all
this tell us anything about ourselves, our societies and our culture?

These images, when put together or taken separately, are shameful and
degrading. But let us start with putting an end to a history of
denial. Let us acknowledge their reality, instead of denying them and
seeking to justify them with sound and fury signifying nothing.

For it would be easy to cure ourselves if we realize the seriousness
of our sickness. Self-cure starts with self-realization and
confession. We should then run after our terrorist sons, in the full
knowledge that they are the sour grapes of a deformed culture.

Let us listen to Yusuf al-Qaradawi, the sheikh – the Qatar-based
radical Egyptian cleric – and hear him recite his fatwa about the
religious permissibility of killing civilian Americans in Iraq. Let us
contemplate the incident of this religious sheikh allowing, nay even
calling for, the murder of civilians.

This ailing sheikh, in his last days, with two daughters studying in
infidel Britain, soliciting children to kill innocent civilians.

How could this sheikh face the mother of the youthful Nick Berg, who
was slaughtered in Iraq because he wanted to build communication
towers in that ravished country? How can we believe him when he tells
us that Islam is the religion of mercy and peace while he is turning
it into a religion of blood and slaughter?

In a different era, we used to consider the extremists, with
nationalist or leftist leanings, a menace and a source of corruption
because of their adoption of violence as a means of discourse and
their involvement in murder as an easy shortcut to their objectives.

At that time, the mosque used to be a haven, and the voice of religion
used to be that of peace and reconciliation. Religious sermons were
warm behests for a moral order and an ethical life.

Then came the neo-Muslims. An innocent and benevolent religion, whose
verses prohibit the felling of trees in the absence of urgent
necessity, that calls murder the most heinous of crimes, that says
explicitly that if you kill one person you have killed humanity as a
whole, has been turned into a global message of hate and a universal
war cry.

We can't call those who take schoolchildren as hostages our own.

We cannot tolerate in our midst those who abduct journalists, murder
civilians, explode buses; we cannot accept them as related to us,
whatever the sufferings they claim to justify their criminal deeds.
These are the people who have smeared Islam and stained its image.

We cannot clear our names unless we own up to the shameful fact that
terrorism has become an Islamic enterprise; an almost exclusive
monopoly, implemented by Muslim men and women.

We cannot redeem our extremist youths, who commit all these heinous
crimes, without confronting the sheikhs who thought it ennobling to
reinvent themselves as revolutionary ideologues, sending other
people's sons and daughters to certain death, while sending their own
children to European and American schools and colleges.

*Abdel Rahman al-Rashed is general manager of Al-Arabiya news channel.
This article first appeared in the London-based pan-Arabic newspaper
Al-Sharq Al-Awsat.

 
Copyright: Arab News © 2003 All rights reserved. Site designed by:
arabix and powered by Eima IT




Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change 

[proletar] Jawa Pos - RADAR SEMARANG: Sejarah 1965 Bingungkan Sekolah

2007-10-19 Terurut Topik Mira Wijaya Kusuma
Redaksi Jawa Pos 
   Graha Pena Lt. 4  
   Jl. A. Yani 88 Surabaya  
   Telp. :+62-31-8202216  
   Fax. :+62-31-828  
   [EMAIL PROTECTED] /  
   [EMAIL PROTECTED]
   RADAR SEMARANG
   Kamis, 18 Okt 2007
   Minggu, 30 Sept 2007  
   


Sejarah 1965 Bingungkan Sekolah   
   Aktor Utama Masih Jadi Misteri 
 SEMARANG - Tanggal 30 September empatpuluhdua tahun yang lalu, sebuah 
peristiwa penculikan sejumlah petinggi angkatan darat memicu terjadinya tragedi 
kemanusiaan yang masih menimbulkan kontroversi hingga kini. Kontroversi 
peristiwa yang  dikenal dengan sebutan Gerakan 30 September (G 30 S) tersebut 
adalah terkait pelaku utama di balik peristiwa ini.  

 Selama pemerintahan orde baru, hanya ada sejarah tunggal yang menyebutkan 
bahwa pelaku G 30 S adalah Partai Komunis Indonesia (PKI). Sehingga dalam teks 
sejarah yang dikeluarkan pemerintah selalu ditambahi embel-embel PKI di 
belakang kata G 30 S.  

 Namun setelah era reformasi bergulir, sejumlah pihak mengeluarkan sejarah G 30 
S dalam berbagai versi pelaku. Selain PKI, sejumlah peneliti menyebut peristiwa 
tersebut didalangi oleh pihak intelejen Amerika CIA, Soekarno, Soeharto atau 
akibat pertentangan internal di tubuh AD (Angkatan Darat).  

 Setiap versi memiliki alasan dan pembuktian yang kuat sehingga membuat orang 
bingung apalagi jika diajarkan di sekolah. Guru bingung, muridnya mungkin 
linglung,î tutur Dosen Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Undip Singgih Tri 
Sulistiyono dalam diskusi ëMengupas  G 30 Sí yang diselenggarakan Aliansi 
Jurnalis Independen (AJI) Sabtu (29/9). 

 Singgih menyebutkan bahwa peristiwa G 30 S hingga saat ini merupakan salah 
satu misteri dalam sejarah Indonesia. Dan bagi kalangan pendidik, materi ini 
mengundang dilematis tersendiri. Sebab, pemerintah saat ini telah 
ëmengembalikaní sejarah tunggal bahwa pelaku adalah PKI. Sementara para siswa 
bisa memperoleh informasi dari berbagai sumber tentang bermacam versi pelaku 
utama peristiwa yang berbuntut dengan pembunuhan massal dan penahanan paksa di 
sejumlah daerah.  

 Sementara itu mantan Sekretaris Lembaga Sejarah Comite Central (CC) PKI Sumaun 
Utomo memaparkan bahwa sejarah G 30 S versi pemerintah mengandung banyak 
kebohongan. Ia menilai bahwa peristiwa ini didalangi oleh Soeharto yang saat 
itu menjabat sebagai Panglima Kostrad (Komando Strategis AD) bukannya PKI. 
Salah satu bukti yang dipaparkannya adalah pasukan dari Jateng dan Jatim yang  
disebut-sebut sebagai pendukung utama G 30 S datang ke Jakarta atas perintah 
Panglima Kostrad. Dua batalyon ini diminta datang ke Jakarta dengan 
persenjataan lengkap termasuk amunisi dan bermarkas di dekat makostrad.  

 Bahkan pasukan ini bisa keluar masuk makostrad dengan leluasa untuk ke kamar 
mandi,î tutur mantan Dekan Fakultas Politik Universitas Rakyat Indonesia (URI) 
ini. 

 Ia juga menyebutkan bahwa salah satu tokoh kunci G 30 S PKI Syam Kamaruzaman 
merupakan intel dari tentara yang bisa masuk sebagai anggota biro khusus PKI. 
Lewat Syam inilah, komando gerakan berjalan tanpa sepengetahuan pimpinan PKI.  

 Sumaun yang pernah mendekam dalam kamp pembuangan Pulau Buru selama 7 tahun 
ini menjelaskan, bahwa ia pernah bertanya kepala eks Kolonel Abdul Latief 
mengenai garis komando G 30 S. Ternyata Latief yang juga disebut sebagai 
pimpinan tinggi gerakan tidak mengenal sosok Letnan Dul Arief yang memimpin  
pasukan penculik 6 jenderal TNI AD tersebut.  

 Latief yang teman sekolah saya juga tidak mengenal siapa Letkol Untung. 
Kemungkinan nama Untung hanya dicatut saja,î jelasnya. 

 Yang pasti, peristiwa ini berlanjut dengan berbagai tragedi kemanusiaan 
tentang pembunuhan massal terhadap masyarakat yang dianggap menjadi pendukung 
PKI. Jumlah pasti korban jiwa hingga saat ini tidak diketahui pasti. Ada yang 
menyebutkan ratusan ribu, ada pula yang menyodorkan angka jutaan jiwa. Bahkan 
mantan komandan RPKAD Sarwo Edhi Wibowo yang memimpin operasi pembersihan PKI 
pernah menyebut angka hingga 3 juta orang yang terbunuh.  

 Selain itu, masih banyak anggota dan simpatisan PKI yang ditahan tanpa melalui 
pengadilan. Mereka yang sebagian besar tidak tahu menahu tentang G 30 S 
tersebut juga mengalami berbagai siksaan selama dalam tahanan.  

 Sebab itu, sejumlah mantan tahanan politik (tapol) peristiwa 1965  membentuk 
lembaga untuk menuntut rehabilitasi dan kompensasi dari pemerintah atau 
hilangnya hak-hak mereka selama ini. Sebuah organisasi bernama Lembaga 
Perjuangan Rehabilitasi Korban Rezim Orde Baru (LPR-KROB) dibentuk untuk 
berjuang lewat jalur hukum. (


Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/   
http://geocities.com/lembaga_sastrapembebasan/ 






 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  

Re: [proletar] Re: delay perpindahan ke indo

2007-10-19 Terurut Topik Leo Susanto
LOL - masih sisa 240 rebu?

Alamak

On 10/19/07, hadingrh [EMAIL PROTECTED] wrote:
 ngapain pusing kl lenyap 20% ?
 pan masih sisa 240rebu lagi?
 hidup bakalan endah kl hal2 kecil yg mengganggu bisa dibuang jauh2.
 hidup bakalan ni'meh kl hal2 kecil justru bikin kita bersyukur.
 kayak aku nih, masih bisa bersyukur pake leptop centrino wlpun bukan
 keluaran baru, sementara jusfiq masih betah pake pentium 3.
 tidur juga bisa nyenyak walo gak mampu beli ac, krn udara malam
 bandung masih segar melegakan paru2.

 60rb dollar gak sebanding dgn nikmatnya jalan2 sore motor2an di
 lembang-ciater. ... segeeer.

 --- In proletar@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Keinginan begitu meluap untuk pindah ke Indonesia.
  Tapi seperti kakek renta yang libido besar enersi kurang,
  nasib menjedukan ini kepala di realita. Sejak krisis subprime
  mortgage di Amerika, value rumah saya turun drastis 20 persen.
  Di atas kertas uang habe lenyap sekitar 60 ribu dollar. Ingin
  menjerit apa daya. Nasib yang tadinya kelihatan kental, sekarang
  berubah menjadi bubur ayam monas yang murah meriah-teman
  para joger di pagi Jakarta.
 
  Problem yang lainnya adalah menjual rumah sekarang tidak se easy
  seperti satu atau 2 tahun yang lalu. Jumlah rumah yang dijual di Las
  Vegas ada ribuan. Buyer market membuat semua rencana diundur
  sampai saat yang pasti ditentukan.
 
  Katakan wahai Kimhook, kenapa semua perantauan Indo hampir
  semuanya ingin pulang? Yup karena Indonesia bukan Somalia, Afhagnistan
  Ethopia, dan semua negara yang nihil menjanjikan hidup yang
 layak.Indonesia
  adalah negeri penuh misteri. Ketika semua perantauan dari afrika ,eropa
  timur,bahkan
  cina bersedia tua dan mati di negeri seberang, perantauan kita di
 benaknya
  selalu terdapat
  misi  kembali ke tanah leluhur  setelah bekal cukup. Mungkin ini
 adalah
  panggilan
  nyiur melambai, mungkin juga panggilan guna guna dukun warteg, entahlah
 
  Maka akan saya katakan, ketika bekal telah cukup jelas saya akan pulang.
  Ketika kebutuhan materi telah terpenuhi, kebutuhan spiritual yang
 selama ini
  jarang diberi atensi harus segera diisi. Bukan, ini bukan persolan
 agama, tapi
  soal bagaimana mewarnai hidup dengan kelengkapan. Apa tidak iri melihat
  orang yang terpingkal pingkal di arisan keluarga? Reuni sma? dan
 bocah bocah
  pitak yang main bola di halaman sd mereka di Cicalengka? Lalu
 hujan...ah tidak
  ada gerimis yang lebih romantis dari pada ketika duduk di beranda
 depan sambil
  mengunyah pisang goreng dan kopi dan ngobrol anak dan istri dan
 kadang dengan
  tetangga pensiunan sebelah kiri , Pak Sumedi dari soal bagaimana
 memperbaiki
  pos hansip sampai ke soal pemilihan Gubernur Serang.
 
  Apa? Terdengar kampungan? Yess my dear Kimhook. Di Indonesia saya
 tidak perlu
  ngobrol soal Mit Romney yang bakalan menjadi presiden Amerika
 berikutnya.
  Tidak
  juga soal filosofi, sastra, kebiadan nabi,mesin ketik kiriman Jusfiq
 buat
  Pramudya,
  sosiologi, Karl Jasper,Tolstoy whatever. Karena habe sudah masuk ke
 phase yang
  percaya bahwa kebahagiaan cuma terdapat di hal hal yang kecil. Dan
 ketenangan
  jiwa ada di hal yang sederhana. Habe tidak akan ngobrol bagaimana
 kegermelapan
  Las Vegas di tengah malam. Jalan jalan ke London dan Paris. Seperti
 iman,
  pengalaman
  hidup yang terdengar menyilaukan cukup disimpan di dalam diri
 sendiri. Tidak
  perlu
  dipajang bagai piagam dan diploma.
 
  begitulah
 
 
  Habe
 
 /HTML
 
 
  [Non-text portions of this message have been removed]
 




 Post message: [EMAIL PROTECTED]
 Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
 Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
 List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
 Homepage:  http://proletar.8m.com/
 Yahoo! Groups Links






Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Balasan: [proletar] Test Kepribadian: MAAF

2007-10-19 Terurut Topik PAREWA PAREWA
Si jusfiq jelas ngga lulus tes kepribadian. Pertama, suka 
  ngibul. kedua, lupa sama kibulannya sendiri. ketiga, pengecut. 
  keempat, ngga tau diuntung. Dan kibulannya yag terakhir adalah
  soal mesin tik dan copy IHT yang ngga berani diakuinnya serta
  ngga berterimakasih pada orang yg menunjukan kibulannya itu.

mangucup88 [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Yuu..uk coba test kepripadian: Cobalah renungkan sejenak, nama-nama 
dari orang kepada siapa saja Anda merasa sewot/sebel/ benci ? Begitu 
juga dengan kejadian-kejadian yang sangat menyakiti hati Anda ? 
Apakah masih ada nama-nama atau kejadian-kejadian menyakitkan yang 
masih teringat ? 

Apabila jawabannya „Yes berarti Anda kurang rapih membersihkan 
arsip gudang dosa Anda, kita masih belum mampu mereset jadi nol 
kembali kalkulator dosa kita, sehingga rasa benci dan hal-hal yang 
negatif lainnya masih tetap saja bercokol dan teringat terus. Dalam 
hal ini tidak bisa dipungkiri, bahwa virus benci maupun sewotnya 
masih tetap ada di dalam pikiran maupun lubuk hati kita.

Itulah hasil nyata dari Neraca hitung-hitungan dari Permohonan Maaf 
Lahir Batin selama hari raya Lebaran kemarin !

Padahal kalau direnungkan, kemarin kita telah mengirimkan puluhan 
bahkan ratusan SMS, kartu permohonan maaf lahir dan batin, begitu 
juga dengan parsel maupun bunga kepada semua rekan-rekan dan handai 
taulan kita dengan harapan minimum setahun sekali kita dapat 
membersihkan batin dan hati kita. Dengan demikian diharapkan dapat 
mengawali tahun baru dengan pandangan maupun hidup yang baru. Hanya 
sayangnya kalau kita jujur, orang yang kita benci masih tetap saja 
ada dan banyak, bahkan kejadian-kejadian yang menyakitkan pun masih 
tetap saja tak terlupakan. Kenapa?

Permasalahannya; kita hanya mengirimkan SMS, kartu ucapan 
permohonana maaf lahir dan batin kepada orang-orang yang kita merasa 
dekat / simpatik saja, apalagi dengan kiriman parsel maupun bunga 
ini pada umumnya hanya ditujukan kepada keluarga dekat seperti ortu, 
kekasih atau rekan bisnis atau pejabat; agar „take  give nya jelas 
begitu. 

Jawablah dengan jujur pernahkan anda mengirimkan parsel ato bunga 
maupun kartu kepada orang yang kita benci ataupun kepada musuh kita, 
ataupun kepada korban orang-orang yang pernah kita sakiti. Jangan 
harap ! Boro-boro ucapan selamat yang berkaitan dengan uang kirim 
email ato sms yang gratisan azah udah ogah.

Sebenarnya bukan saya yang menyakiti, melainkan sayalah sang korban 
yang disakiti, moso sih saya yang harus kirim kartu apalagi parsel, 
emangnya aku ini termasuk wong gendheng? Bukankah kita seringkali 
mendengar ucapan seperti „forgiving, but not forgetting, kita 
mungkin bisa memaafkan, tetapi tidak bisa melupakan, apalagi kalau 
rasa sakitnya itu dalam sekali, sehingga telah menghancurkan 
hidupnya seseorang.

Disamping itu permohonan maafnya pun dalam bentuk „kodian, yang 
dikirim secara „grosiran dalam jumlah besar, bukannya „eceran. 
Jadi bukannya yang khusus ditujukan dan ditulis untuk saya tulen, 
melainkan karena kalimat „permohonan maaf tsb sdh tercantum dicetak 
dikartu atau karena hanya men fwd SMS orang saja. Maka dari itu 
kalau ia benar-benar serious mau minta maaf, kenapa harus menunggu 
hingga tibanya hari raya Idul Fitri bukan sebelumnya. Apakah 
permohonan maaf itu seperti juga penutupan buku neraca akhir tahun 
yang dilakukan hanya setahun sekali saja untuk melihat laba dan rugi 
nya untuk berkawan dengan seseorang ?

Maka dari itu janganlah heran kalau banyak orang yang menilai 
permohonan maaf lahir  batin yang diajukan pada saat hari raya Idul 
Fitri tidak dapat ditanggapi secara serious, karena hal ini lebih 
menjurus kepada tradisi yang sekedar basa-basi atau pemanis bibir 
saja !

Walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa bisnis „maaf  memaafkan ini 
setiap tahunnya dapat menghasilkan omset ratusan milyar Rp, mulai 
dari penjualan kartu mohon maaf, s/d porto meterainya, belum lagi 
dengan pengiriman parsel-nya, kueh, bunga dll-nya. Perlu diketahui 
bahwa Anda dapat memberi tanpa mengasihi, tetapi Anda tidak dapat 
mengasihi tanpa memberi!

Orang yang dapat memaafkan kesalahan seseorang adalah orang yang 
baik, sedangkan yang dapat memaafkan dan melupakan kesalahan 
seseoran adalah orang yang bijak, tetapi orang yang dapat memaafkan 
dan melupakan kesalahan seseorang „sebelumnya orang tsb minta maaf 
adalah orang yang memiliki sifat illahi. 

Mang Ucup
Email: [EMAIL PROTECTED]
Homepage: www.mangucup.org
http://www.friendster.com/mangucup



 

   
-
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! 
Answers

[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* Your email 

[proletar] Sekitar G30S, Suharto, PKI dan TNI-AD (14)

2007-10-19 Terurut Topik Umar Said
 Tulisan ini juga disajikan dalam website
http://kontak.club.fr/index.htm)



PRESIDEN SUKARNO, G30S,
PKI (14)

Oleh: Harsutejo



“Teori” Presiden Sukarno Sebagai Dalang G30S



Bung Karno (BK) yang sejak remaja berjuang untuk kemerdekaan rakyat
Indonesia, pada puncak kekuasaannya sebagai Presiden Republik Indonesia,
tiba-tiba dituduh dan diperlakukan sebagai orang yang hendak melakukan
perebutan kekuasaan alias kudeta, bahkan sebagai pemberontak. Betapa
absurdnya! Prof Dr Brigjen Nugroho Notosusanto menulis, “Pada 1 Oktober 1965
beberapa kelompok pemberontak berkumpul di Pangkalan Udara Halim. Kelompok
Cenko menempati gedung Penas, Presiden beserta pengikut-pengikutnya
menempati rumah Komodor Udara Susanto, dan kelompok ketiga (yang lebih kecil
jumlahnya), yang terdiri dari Ketua PKI Aidit beserta pembantunya, menempati
rumah Sersan Dua Udara Suwardi”



Seperti kita ketahui keberadaan BK di Halim pada 1 Oktober 1965 berdasarkan
prosedur baku penyelamatan Presiden, karena di Halim selalu siap pesawat
yang dapat membawanya ke mana pun pada saat keadaan memerlukan. Presiden
Sukarno dituduh melakukan pemberontakan dan kudeta. Kudeta itu dilakukan
terhadap pemerintahan Presiden Sukarno, untuk menjatuhkan dirinya dipimpin
oleh Presiden Sukarno sendiri. Betapa kacau balaunya jalan pikiran Pak
Profesor yang ahli filsafat sejarah ini, tidak masuk akal dan tidak tahu
malu. Tak aneh jika Pak Profesor ini pula yang berusaha menghapuskan gambar
BK dalam foto bersejarah detik-detik Proklamasi 17 Agustus 1945 di
Pegangsaan Timur, Jakarta, seolah BK tak pernah hadir di sana. Doktor
sejarah ini telah memperlakukan ilmu sejarah dan sejarah sebagai milik
pribadinya ketika ia ikut kemaruk kekuasaan yang sedang berkibar, seperti
lupa bahwa masih ada pakar sejarah lain di samping dirinya serta pelajar
sejarah di kemudian hari maupun kaum awam yang cukup cerdas membaca sejarah.



Apa yang dituduhkan oleh sejarawan Orde Baru tersebut dioper dalam analisis
terhadap G30S yang dilakukan oleh Jenderal Nasution (dengan “bijak” Jenderal
Suharto tidak ikut menuduhnya secara terbuka) dalam bukunya Memenuhi
Panggilan Tugas, Jilid 6: Masa Kebangkitan Orde Baru, 1988. Nasution
menggunakan dua hal, pertama pidato BK di Senayan pada malam hari 30
September 1965 yang mengambil dunia pewayangan antara lain BK mengutip
nasehat tokoh Kresna kepada ksataria Arjuna bahwa tugas itu tidak
menghitung-hitung korban [ia menghubungknnya dengan G30S yang sedang
dipersiapkan]. Lalu disebutkan bahwa BK bergembira ria malam itu dengan
menyanyi-nyanyi dan menari [maksudnya menyongsong kemenangan G30S].
Selanjutnya ia juga menggunakan kesaksian Kolonel KKO Bambang Wijanarko,
salah seorang pengawal Presiden Sukarno dalam interogasi yang dilakukan oleh
Kopkamtib tentang penerimaan surat oleh BK di Senayan malam itu dari Letkol
Untung [yang notabene sedang mempersiapkan pasukan G30S untuk menculik para
jenderal].



Analisis tersebut menjadi dongeng semacam kisah detektif yang dirangkai
murahan. Seluruh rakyat Indonesia, bahkan seluruh dunia, mengenal BK sebagai
orator yang selalu berpidato berapi-api sejak muda dengan mengutip kata-kata
bijak banyak tokoh dunia, juga kisah pewayangan yang sangat disukainya.
Beliau pun menyukai bernyanyi dan menari bergembira ria dalam banyak
kesempatan. Jadi kisah Jenderal Nasution tentang hal itu mengenai BK sama
sekali bukan hal baru. Kisah itu sekedar menggiring pembacanya yang dapat
dibodohi dan ditipu untuk mendapatkan persepsi bahwa BK terlibat G30S,
bahkan dalangnya.



Apa yang dikemukakan Jenderal Nasution di atas kemudian dikemas secara lebih
“ilmiah” dan dijadikan “teori” oleh Antonie Dake dalam bukunya In the Spirit
of Red Banteng: Indonesian Communists Between Moscow and Peking, 2002. Lalu
diperbarui dalam bukunya Sukarno File – Berkas-Berkas Sukarno1965-1967,
Kronologi Suatu Keruntuhan, 2005. Bahwa inisiatif G30S untuk mengambil
tindakan terhadap sejumlah jenderal datang dari Presiden Sukarno,
selanjutnya Aidit cs menggunakan kesempatan untuk membonceng. Boleh dibilang
“teori” Dake ini semata-mata didukung oleh bahan interogasi terhadap Bambang
Wijanarko. tanpa mengupas bagaimana suatu kesaksian dapat dikorek dan
disusun oleh penguasa militer yang memperlakukan mereka bagai nyamuk yang
dapat dijentiknya setiap saat tanpa perlindungan. Mereka yang berpengalaman
dengan interogasi model rezim ini mengetahui benar kesaksian macam apa yang
mungkin diberikan oleh Wijanarko yang dikutip Dake dan dijadikan pilar
teorinya. Dake menambahkan kenyataan ketika 1972 ia datang ke Indonesia, ia
mendapati pemerintah Suharto memandang Sukarno tidak tersangkut dalam
peristiwa G30S. Dengan begitu kemungkinan kesaksian Wijanarko direkayasa
untuk merugikan Sukarno terbantah meski masih terbuka kemungkinannya.
Agaknya Dake kurang dapat menangkap roh rezim Orba. Setiap pelajar politik
mengetahui, pada saat diperlukan jika para pembantu Suharto bicara tentang
Sukarno, mereka