Menunda Kesenangan!
Oleh: Anthony Dio Martin

Bagaimana cara sederhana untuk mengetahui potensi kesuksesan seseorang?
Salah satu cara terbaik untuk mengetahui hal ini adalah dengan menguji
kemampuan orang tersebut dalam menunda kesenangan (delay gratification).

Mungkin Anda pernah mendengar eksperimen Marshmallow yang terkenal pada
1960-an, dilakukan oleh seorang psikolog terkenal dari Yale University,
Walter Mischel, caranya beberapa anak ditaruh di dalam ruangan ekspe-rimen.

Saat itu, berkotak-kotak marshmallow (sejenis permen) ditaruh di depan
mereka. Anak ini di-janjikan akan diberikan marsmallow yang lebih banyak
kalau mereka bisa menahan diri-nya. Setelah itu, anak tersebut pun
ditinggal.

Lantas, tanpa sepetahuan mereka, mereka pun mulai diawasi. Ternyata, ada
beberapa anak yang tidak sanggup menahan diri untuk langsung memakan
masrhmallow di depan mereka. Ada pula beberapa anak yang sanggup untuk
menahan dirinya. Akhirnya, anak yang bisa menahan diripun mendapatkan
marsmallow yang lebih banyak.

Namun, penelitian tersebut tidak hanya berakhir di situ. Anak-anak yang
ikut dalam eksperimen ini pun kemudian terus diikuti perkembangan mereka
hingga 14 tahun ke-mudian. Ternyata, ketika memasuki usia dewasa, terdapat
perbedaan besar di antara mereka dalam hal studi dan karier mereka.

Anak-anak yang sanggup menahan diri mereka, ternyata lebih berhasil dalam
studi mereka, dibandingkan dengan anak yang tidak sanggup menahan diri
mereka. Bahkan, anak-anak yang sanggup menunda kesenangannya, skor nilai
tes SAT (sejenis ujian tertulis) mereka lebih tinggi sekitar 210 poin.

Bukan hanya itu saja. Anak yang mampu menunda kesenangan ini pun,
menunjukkan sifat-sifat yang lebih positif, misalkan lebih optimistis,
lebih kompetens, lebih tidak mudah merasa iri hati, serta lebih mandiri.

Kemampuan ini pun akhirnya sebenarnya bukan hanya bersifat mental,
melainkan juga dapat dikaitkan dengan upaya kita untuk mengelola keuangan
dan cara kita menjadi orang yang sukses secara finansial.

Pelajaran marsmallow test

Dengan mengacu kepada eksperimen Marsmallow, sebenarnya ada beberapa
pelajaran penting terkait dengan manajemen keuangan yang efektif yang bisa
kita petik. Minimal ada enam pelajaran penting yang bisa kita dapat-kan.
Bahkan, seorang penasihat keuangan ke-luarga, Jan Smith pun pernah
mengaitkan marsmallow test dengan keberhasilan keluarga dalam mengelola
keuangannya.

Pertama, pelajaran "Jangan habiskan seka-rang. Tabunglah untuk besok".
Dalam marsmallow test tersebut, anak-anak yang bisa mengendalikan dan
menahan dirinya, akhirnya bisa menikmati marsmallow yang lebih banyak
setelah mereka sanggup menahan dirinya.

Pengalaman ini akhirnya membawa kita kepada nasihat yang sering kali kita
terima pada masa kecil kita. "Ayo menabung untuk nanti. Jangan habiskan
sekarang!". Hal ini menunjuk-kan kepada kita kenyataan banyaknya pekerja
yang setelah bekerja sekian lama, masih tetap miskin dan tidak mampu
memiliki apa pun dalam hidupnya dikarenakan semua uang yang mereka
dapatkan, langsung habis dibelanjakan.

Mereka ini akhirnya mirip seperti anak-anak yang tidak sanggup menahan diri
untuk makan permennya sekarang, tetapi kelak kemudian, mereka tidak bisa
lagi menikmati permen yang lebih banyak karena sudah dihabiskan.

Kedua, pelajaran "Hindarilah permennya, ka-lau kamu tidak ingin tergoda".
Begitu pula, dalam manajemen keuangan. Ketika memang kita tidak punya uang
dan tidak bisa membelanjakan banyak hal, sebaiknya kita menghindari diri
dari tempat-tempat yang menggoda kita untuk mengeluarkan uang kita.

Sama seperti halnya anak-anak tersebut mungkin tidak akan tergoda kalau
tidak ada permen marsmallow di depan mereka, begitu pula dalam manajemen
keuangan kita. Intinya, kalau memang sedang tidak mempunyai uang dan dana
sedang terbatas, menjauhlah dari tempat-tempat seperti pusat perbelanjaan
ataupun toko-toko kesayangan Anda yang bisa membujuk Anda untuk
mengeluarkan uang yang tidak Anda duga.

Ketiga, pelajaran "Tundalah dan nikmati kebahagiaan yang lebih besar".
Dalam eksperimen Marsmallow tersebut, beberapa anak bahkan hanya berani
menggigit-gigit mejanya, dan menahan dirinya sampai jam eksperimennya
selesai.

Mereka membayangkan bisa menikmati marsmallow yang lebik banyak sambil
berusaha menahan dirinya. Demikian pula, dalam manajemen keuangan kita.
Pernahkah kita akhirnya memakan sesuatu yang masih panas karena tidak
sanggup menahan godaan untuk menikmati makanan itu.

Akhirnya bukan saja kita tidak menikmati makanan tersebut, tetapi lidah dan
mulut kita pun jadi terbakar gara-gara ketidakmampuan kita untuk menahan
diri. Dengan pelajaran ini, kita pun belajar bahwa dengan belajar
kesanggupan menahan diri untuk tidak buru-buru mendapatkan apa yang kita
inginkan, maka kita tidak akan 'terbakar' gara-gara kartu kredit ataupun
utang yang menunggu dilunasi.

Bahkan, salah seorang teman saya melaporkan bahwa dia begitu menginginkan
jenis HP tertentu tetapi harganya terlalu mahal baginya. Akhirnya, dia pun
berusaha menunda. Justru, dengan beberapa bulan menunda, me-nyebabkan harga
ponsel akhirnya jatuh drastis yang akhirnya memungkinkan dia membelinya
dengan harga yang relatif lebih murah.

Keempat, pelajaran "Janganlah tergoda hanya karena yang lain tergoda".
Dalam eksperimen marsmallow ini, ada beberapa anak yang mungkin saja akan
bisa bertahan kalau saja dia tidak terpengaruh oleh anak-anak yang langsung
mengambil marsmallow tersebut. Begitu pula dalam manajemen keuangan kita.

Terkadang, sebenarnya kita sudah mampu mengendalikan dan mengelola diri
dengan baik. Namun, justru godaan datang dan muncul dari teman-teman yang
menggunakan, mengenakan ataupun memamerkan produk ataupun barang-barang
tertentu yang dipakainya.

Akibatnya, kita pun jadi tergoda membelinya pula. Dalam hal ini, sebaiknya
kita mengenali kemampuan keuangan kita dan tidak tergoda oleh ucapan maupun
nasihat teman-teman kita yang mengajak kita untuk membeli merek ataupun
barang tertentu, khususnya jika keuangan kita tidak memungkinkan apalagi
kita sebenarnya tidak membutuhkannya. Belajar untuk katakan, "Tidak" pada
diri Anda sendiri dan teman Anda.

Kelima, pelajaran "Tahan diri sekarang untuk mendapatkan barang yang lebih
baik". Anak-anak yang di dalam eksperimen berusaha menahan diri, karena
memikirkan akan mendapatkan marsmallow yang lebih baik.

Pada akhir eksperimen, mereka betul-betul mendapatkan marsmallow yang lebih
banyak. Begitu pula, biasakan berpikir bahwa jika kita bisa menunda untuk
membeli produk ataupun kebutuhan yang ada saat ini dengan bentuk dan
kualitas yang pas-pasan saja, tetapi bila kita sanggup menundanya, maka
kita berpeluang mendapatkan yang kualitasnya lebih baik.

Dalam hal ini, seorang peserta seminar saya mengatakan awalnya ia
menginginkan membeli rumah tipe yang sangat kecil. Namun, akhirnya, ia
menahan diri dan menabung lebih banyak lagi sehingga dapat membeli rumah
yang ukurannya lebih sesuai dengan harapannya.

Keenam, pelajaran "Jangan berpikir kesempatan itu tidak pernah muncul
lagi". Banyak orang tergoda membeli barang dan berbelanja karena berpikir
kesempatan itu tidak akan datang lagi ataupun berpikir, "Iya kalau
betul-betul ada kesempatan menikmati marsmallow yang lebih banyak. Kalau
tidak?".

Akhirnya, dengan alasan tersebut mereka membelanjakan uangnya.
Paling-paling, ketika kita tak mendapatkan kesempatan membeli produk diskon
besar-besaran yang ditawarkan, kita hanya akan rugi perasaan.

Namun, kerugian tersebut akan semakin besar dan penting pada masa depan,
kita amat membutuhkan uang dan ternyata kita tidak memiliki uang tersebut
sehingga terpaksa meminjam ataupun menggunakan kartu kredit.

Percayalah, kesempatan diskon dan peluang belanja akan selalu muncul lagi,
meskipun dalam bentuk yang berbeda. Namun, jangan sampai kita tidak
mempunyai uang sama sekali, saat kita betul-betul membutuhkannya oleh
karena kita telah membelanjakannya untuk hal-hal yang 'genting tapi tidak
penting'.

Semoga tulisan ini membuat kita bukan hanya cerdas secara emosional, tetapi
juga cerdas finansial.

Charles Asiku
pin:21EF6D92




Powered by Telkomsel BlackBerry®

------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Reply via email to