http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=123276
RADIKALISME Berkembang Karena Pemerintah Lemah Yahya Zaini Selasa, 4 Oktober 2005 JAKARTA (Suara Karya): Aksi terorisme dan radikalisme yang menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda umumnya memperoleh pembenaran oleh isu fanatisme dan primodialisme. Ini mencemaskan karena kelompok-kelompok tertentu cenderung memanfaatkan isu fanatisme dan primordialisme sebagai pembenaran bagi aksi-aksi kekerasan yang mereka lakukan. Karena itu, pemerintah harus waspada terhadap upaya sekelompok orang yang memanfaatkan isu-isu fanatisme dan primordialisme ini. Bila pemerintah lemah menindak kelompok ini, aksi-aksi kekerasan seperti intimidasi dan teror bom niscaya terus berulang. Demikian peringatan anggota DPR-RI yang juga mantan Ketua Umum Perhimpunan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Nusron Wahid dan Ketua DPP Partai Golkar Yahya Zaini secara terpisah di Jakarta, Senin kemarin. Mereka dimintai komentar terkait keterangan Kapolda Bali I Made Pastika yang menyatakan bahwa ledakan bom di Bali pada Sabtu malam lalu dilakukan oleh pelaku bom bunuh diri dan besar kemungkinan pelakunya dari kelompok militan. Nusron Wahid berpendapat, ledakan bom di Bali dan segala tindakan kekerasan yang kini banyak dijumpai di tengah masyarakat terjadi akibat lemahnya negara atau pemerintah dalam menindak kelompok-kelompok yang memanfaatkan isu fanatisme dan primordialisme. "Bahkan negara justru terkesan menoleransi hal-hal seperti itu," katanya. Nusron juga mengritik Ketua MPR Hidayat Nur Wahid yang menganggap ledakan bom di Bali adalah pengalihan isu kenaikan harga BBM. Menurut Nusron, kasus bom Bali adalah wilayah agama karena pelakunya bersikap militan dan radikal dengan berani melakukan aksi bom bunuh diri. "Tidak sembarang orang berani melakukan aksi bom bunuh diri. Pasti ada motif keagamaan," katanya. Sementara Yahya Zaini menyatakan, Partai Golkar mengutuk teror bom di Bali, apa pun alasan yang melatarinya - termasuk alasan keagamaan. "Tindakan itu sama sekali tidak bisa dibenarkan," katanya. Karena itu, ujar Yahya, aparat keamanan harus segera mengungkap, menangkap, serta menjatuhkan sanksi paling berat terhadap pelaku teror bom Bali ini. Sementara itu, kemarin Polri mendalami 18 orang saksi dalam kasus bom Bali ini - tiga di antaranya bisa mengarah sebagai tersangka. Wakil Kepala Divisi Humas Polri Brigjen Pol Soenarko Danu Ardanto membeberkan, dari 18 saksi itu, 12 berasal dari Jimbaran dan enam lagi dari lokasi kejadian di restoran Raja's. Namun polisi belum melakukan penangkapan terhadap pihak-pihak yang diduga terkait aksi peledakan ini. Sementara itu, Kapolri Jenderal Sutanto memberlakukan status Siaga I secara nasional untuk mengantisipasi munculnya aksi terorisme. (Hanif/Joko Sriyono) [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/uTGrlB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage : http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/