Uang dari mana tuh? kalau dana itu tdk dianggarkan di APBD/APBN, 
sumbernya dari mana tuh uang? harus diselidiki.. dan kenapa harus ada dana 
pengamanan untuk wartawan? berarti ada yang disembunyikan dong..

=========================================
Dari: Al Faqir Ilmi <alfaqiri...@yahoo.com>
Tanggal: Jumat, 6 Januari, 2012, 12:10 PM

AJI kritik dana pengamanan wartawan sebesar Rp 400 juta untuk tutupi korupsi di 
proyek DAK Pendidikan Kabupaten Malang yg bernilai puluhan
 milyar rupiah

http://indjurnal.blogspot.com/2012/01/warta-online-wartawan-terima-duit-400.html
Jurnal Indonesia - News Indonesia Today

Kabar
 yang dilansir sebuah media massa nasional dibawah ini, tentunya 
merupakan tantangan untuk wartawan & pemilik koran, baik di Malang 
maupun di Jawa Timur khususnya dan seluruh Indonesia umumnya,  untuk 
membuktikan bahwa diantara mereka ada yang tidak mau menerima uang suap 
hasil korupsi agar menutup berita dan mengamankan korupsi.

Bukan 
dengan hanya sekedar membantah, tapi dengan melakukan investigasi & 
reportase untuk membongkar korupsi. Kalau seperti sekarang hanya 
segelintir media massa kecil/lokal yang melakukan investigasi, reportase
 & memberitakan korupsi puluhan milyar ini, sedangkan sebagian besar
 wartawan & media massa yang lain, baik yang kecil maupun besar, 
hanya diam saja, dan cuma membantah terima duit, bisa membuat
 masyarakat beranggapan, bahwa sebagian besar wartawan & media massa
 disana sudah dibeli

http://www.bisnis.com/articles/aji-kritik-dana-pengamanan-wartawan-proyek-dak

AJI kritik dana pengamanan wartawan proyek DAK

MALANG:
 Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Malang mengkritik kabar yang 
berkembang seputar dugaan adanya dana pengamanan untuk wartawan dari 
proyek Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan di Kabupaten Malang.

Abdi
 Purnomo, Ketua AJI Malang, mengatakan terkait dengan isu adanya oknum 
wartawan yang 'mengamankan' proyek dengan menerima imbalan sejumlah uang
 tersebut, AJI Malang tidak terlibat dalam pengamanan proyek-proyek DAK 
Pendidikan Kabupaten Malang, baik secara kelembagaan maupun perorangan 
ketua ataupun anggota.

“Hal ini merupakan otokritik dari
 AJI Malang terkait kabar
 yang berkembang,” kata Abdi Purnomo dalam rilisnya hari ini.

Menurutnya,
 sejauh ini belum didapat bukti faktual keterlibatan pengurus dan 
anggota AJI Malang dalam pengamanan proyek DAK Pendidikan alias masih 
berdasar asumi atau dugaan belaka.

AJI menduga kurang dari 5 
orang wartawan saja yang menerima duit DAK. Sisa 15 wartawan hanya 
korban pencatutan baik oleh rekan wartawan itu sendiri maupun oleh 
kontraktor pelaksana proyek.

Wartawan yang menerima duit DAK, 
lanjutnya, sama dengan telah menyalahgunakan profesi dan atau telah 
menerima suap, sebagaimana ditentukan dalam Pasal 6 Kode Etik 
Jurnalistik.

AJI Malang, ujarnya, memberi apresiasi 
setinggi-tingginya kepada media dan jurnalis yang rajin memberitakan 
dugaan penyimpangan pelaksanaan proyek DAK Pendidikan dan kasus-kasus 
sejenis lainnya di wilayah Malang Raya.

Pihaknya juga berharap, wartawan yang benar-benar terlibat untuk mengaku. Atau 
melakukan klarifikasi
 jika memang merasa tidak menerima duit DAK semata-mata karena dorongan nurani 
dan untuk menjaga hubungan baik antar wartawan.

“Apabila
 masalah tersebut sampai menjadi perkara hukum yang ditangani kepolisian
 dan kejaksaan, AJI Malang tidak akan membela wartawan yang terlibat 
dalam kasus DAK karena tindakan mereka sudah tergolong sebagai tindakan 
kriminalitas,” jelasnya.

Di sisi lain,  AJI Malang, kata dia, 
akan membela para jurnalis yang bermasalah karena karya-karya 
jurnalistiknya. Dan tentu saja, membela secara proporsional sesuai 
standar dan prosedur UU Pers dan kaidah Kode Etik Jurnalistik.

Karut-marut
 pelaksanaan proyek DAK tersebut memunculkan isu panas tentang 
keterlibatan wartawan. Bukan keterlibatan aktif dan positif untuk ikut 
mengawasi atau mengontrol, melainkan terlibat 'mengamankan' pelaksanaan 
proyek DAK yang bermasalah itu.  

Sebanyak Rp 400 juta dari duit 
DAK Pendidikan—terdiri dari sisa DAK
 Pendidikan 2010 sebesar Rp 52 miliar, ditambah DAK Pendidikan 2011 
sebesar Rp 71 miliar dan anggaran pendampingan dari APBD sebanyak 10 
persen—konon disiapkan sebagai 'uang aman' untuk 20 wartawan di wilayah 
Kabupaten Malang. Tiap wartawan diisukan mendapat Rp 20 juta per orang. 
(K25/Bsi)

http://wartajawatimur.com/2012/01/jurnalhukum-aroma-konspirasi-korupsi.html

Malang,
 LP (18/12) Hasil pantauan Lawang Post terhadap pelaksanaan lelang 
pengadaan barang Dana Alokasi Khusus (DAK) dibeberapa daerah di Jawa 
Timur, bahkan diseluruh Indonesia, menunjukkan banyaknya pengusaha yang 
berminat acara lelang ini. Dapat dikatakan bahwa pengusaha yang berminat
 dalam pelelangan pengadaan barang DAK ini jumlahnya bisa mencapai 
puluhan perusahaan, sebagai contoh misalnya di Kabupaten Sumenep telah 
mencapai 60 perusahaan. Demikian pula di Kabupaten Ngawi mencapai 49 
peserta, di Kabupaten Magetan mencapai 68 peserta dan di Kota Yogyakarta
 mencapai 67
 peserta.

Akan tetapi tidak demikian halnya yang terjadi di 
Kabupaten Malang. lelang ulang Pengadaan Barang Dana Alokasi Khusus 
(DAK) Kabupaten Malang senilai 39,8 milyar kurang diminati pengusaha, 
hal ini dapat dilihat dari hasil pelelangan 5 (lima) paket pengadaan 
yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Malang ternyata hanya 
diminati oleh beberapa perusahaan yang juga merupakan peserta lelang 
paket pekerjaan Jasa Konstruksi.

Paket Pengadaan Meubelair Ruang Kelas Baru dengan HPS Rp.1.443.600.000,00 hanya 
diminati oleh 7 (tujuh) perusahaan, yaitu :

1. CV Surya Indah
2. CV Rakyat Merdeka
3. CV Wedyakarya
4. CV Ayashovia
5. CV Karya Mandiri
6. CV Tunjang Langit
7. Panderman Dwi Jaya (pemenang lelang).

Paket
 Pengadaan Buku Pengayaan, Buku Referensi dan Buku Panduan Pendidik 
SMP/SMPLB dengan HPS Rp.13.027.215.400,00 hanya diminati oleh 7 (tujuh) 
perusahaan yaitu :

1. Bakti Dwitunggal
2. CV
 Karya Mandiri
3. CV Sawunggaling
4. CV Kartika Fajar Utama
5. CV Adhijaya Sakti
6. CV Tunjang Langit
7. CV Adikersa (pemenang lelang).

Pakert
 Pengadaan Buku Pengayaan, Buku Referensi dan Buku Panduan Pendidik 
SD/SDLB dengan HPS Rp.9.500.000.000,00 hanya diminati 7 (tujuh) 
perusahaan, yaitu :

1. Bakti Dwitunggal
2. CV Adikersa
3. CV Karya Mandiri
4. CV Kartika Fajar Utama
5. CV Adhijaya Sakti
6. CV Tunjang Langit
7. CV Sawunggaling (pemenang lelang)

Paket
 Pengadaan Peralatan Pendidikan SMP (alat Lab Bahasa, alat Lab IPA, alat
 peraga matematika, alat peraga IPS, alat olah raga dan alat kesenian) 
dengan HPS Rp.7.500.000.000,00 hanya diminati 5 (lima) perusahaan, yaitu
 :

1. CV Sawunggaling
2. CV Kartika Fajar Utama
3. CV Adhijaya sakti
4. CV Tunjang Langit
5. CV Karya Mandiri (pemenang lelang).

Paket
 Pengadaan Alat Peraga Pendidikan, Sarana Penunjang Pembelajaran dan 
Sarana TIK
 Penunjang Perpustakaan Elektronik dan Multimedia Interaktif 
Pembelajaran SD/SDLB dengan HPS Rp.8.445.400.000,00 hanya diminati 5 
(lima) perusahaan, yaitu :

1. CV Karya Mandiri
2. CV Sawunggaling
3. CV Adhijaya Sakti
4. CV Tunjang Langit
5. CV Kartika Fajar Utama (pemenang lelang).

Dalam
 pemantauan Lawang Post, pada lelang awal peserta lelang paket pengadaan
 ini telah mencapai lebih dari 40 (empat puluh) perusahaan, namun pada 
lelang ulang koq menurun menjadi tidak sampai 10 (sepuluh) perusahaan. 
Apa yang menjadi latar belakang kejadian ini patut diselidiki dan 
dipertanyakan kepada instansi terkait, mulai dari Panitia Pengadaan, 
Kepala Dinas Pendidikan, LPSE Kabupaten Malang dan juga Bupati Malang.

Menurut
 salah seorang tokoh pemerhati pendidikan yang aktif menyoroti masalah 
pelaksanaan DAK Pendidikan di Kabupaten Malang, menurunnya jumlah 
perusahaan yang berminat pada paket lelang ulang pengadaan barang ini 
harus
 di-evaluasi lebih jauh untuk mencegah dan menghindari terjadinya 
korupsi, kolusi

Dan juga ada info,. bahwa saat beberapa paket 
lelang ini mulai diumumkan, sampai saat pemasukan dokumen penawaran dan 
pengumuman pemenang, lpse kabupaten Malang, sama sekali tidak bisa 
diakses selama lebih kurang 1 minggu. Maka ada harapan dari masyarakat 
agar ahli IT, bapenas dan lembaga lain yang berkompeten untuk 
menyelidiki masalah ini. Karena masalah ini sebenarnya bisa dilacak, 
apakah memang ada kesengajaan dari pihak LPSE kabupaten Malang, sehingga
 akhirnya perusahaan tertentu saja yang tahu pengumuman dan bahkan ada 
dugaan bahwa hanya jam tertentu saat peserta yang memang diharapkan jadi
 pemenang dan peserta pendamping memasukkan penawaran, akses baru 
dibuka, lalu setelah itu akses dikecilkan lagi. Bahkan ada dugaan, bahwa
 peserta yang mendaftar dan memasukkan penawaran dibantu up load di 
intern LPSE kabupaten malang.

Harapan itu berdasar logika
 teknologi, karena tentunya jejak rekam akses LPSE apakah ada 
kesengajaan saat mulai pengumuman lelang berlangsung sampai dengan 
selesainya pekerjaan memang akses internet ke LPSE kabupaten Malang 
dikecilkan, sehingga tidak bisa dibuka oleh masyarakat, dan baru normal 
kembali setelah lelang selesai dilakukan.

Karena infonya ada 
aroma, bahwa perusahaan perusahaan, yang tahu pengumuman, yang yang bisa
 mendaftar dan yang bisa memasukkan penawaran adalah dikelola oleh orang
 yang sama (bisa dilihat dalam tabel, bahwa perusahaan peserta lelang 
dalam beberapa paket pekerjaan adalah perusahaan yang sama, hanya 
pemenang dan peserta pendamping dari masing2 paket lelang 
dibolak-balik). Apalagi ada aroma mencurigakan bahwa mulai pengumuman 
lelang dan pelaksanaan dilakukan pada 2 minggu terakhir desember 
2011menjelang liburan, dan pekerjaan diperkirakan akan dibayar 2 minggu 
kemudian, yakni akhir Desember tahun
 2011.

  










[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke