Wah gawat.

Suryana makin gila saja...

Kasihan saya melihatnya...


--- In proletar@yahoogroups.com, "suryana" <gsuryana@...> wrote:
>
> Woallahhhh jadi dulunya si uplik ntu cewe tho, pantes ajah cerewetnya lebih 
> dari cewe beneran...
> Thank's kang Sunny sudah berbagi informasi.
> ----- Original Message ----- 
> From: "Sunny" <ambon@...>
> 
> 
> > http://www.rnw.nl/bahasa-indonesia/article/migran-transgender-muslim-di-belanda
> >
> >
> >
> > Migran Transgender Muslim di Belanda
> > Diterbitkan : 12 Desember 2011 - 9:32am | Oleh Jean van de Kok (Foto:RNW)
> > Diarsip dalam:
> >  a.. Buya Hamka
> >  b.. migran Belanda
> >  c.. transgender muslim
> > Bima adalah pria Indonesia yang sudah lama tinggal di Belanda. Ia hidup 
> > sendiri di kota tua Amsterdam.
> >
> > Walaupun tidak tidak beda dari migran Indonesia lainnya, Bima menyimpan 
> > rahasia. Ia adalah seorang transgender. Ia lahir sebagai anak perempuan, 
> > kemudian sadar bahwa sebenarnya ia berjiwa laki-laki.
> >
> > "Tuhan menciptakan saya begitu. Dari kecil saya sudah main sama anak 
> > laki-laki, kalau sama anak perempuan jarang," demikian Bima. Ia mengalami 
> > dua operasi ganti kelamin di Jakarta: untuk menghilangkan payudara dan 
> > kandungan serta sel telur. Sedianya operasi yang ketiga akan dijalani di 
> > Belanda, untuk mendapat penis.
> >
> > "Sampai sekarang yang ketiga belum, saya menyesal urolog Belanda yang 
> > memeriksa mengatakan jangan operasi karena saya sakit pinggang, ternyata 
> > batu ginjal. Risikonya besar dalam operasi pembentukan penis. Bisa gagal. 
> > Penis buatan kulit paha bisa tersumbat bulu yang tetap tumbuh," demikian 
> > Bima.
> >
> > Ia menambahkan: "Dengan minum hormon, klitoris menjadi besar sehingga 
> > untuk saya pribadi itu penis, walaupun kecil juga saya anggap penis."
> >
> > Takut
> > Ia takut jika memikirkan luka-luka irisan di badannya. Tapi keinginan 
> > menyesuaikan tubuh dengan jiwanya sebagai laki-laki, jauh lebih besar 
> > daripada rasa takut itu.
> >
> > Bagaimana setelah ganti kelamin, puas?
> >
> > Bima menceritakan pengalamannya: "Kebetulan saya beruntung dalam 
> > seksualitas. Saya selalu mendapat pacar wanita yang mengerti saya. Kami 
> > ada saling pengertian, kepuasan seks itu tidak menjadi masalah. Baik untuk 
> > saya maupun pasangan saya. Dalam relasi bukan seks saja yang penting, kan 
> > kesesuaian antara kedua orang juga penting. Untuk seksnya tidak ada 
> > masalah."
> >
> > Di kantornya tidak ada rekan yang tahu. Kepada bos, Bima terbuka karena 
> > khawatir kalau terjadi apa-apa, misalnya kecelakaan di pekerjaan, pingsan, 
> > tiba-tiba bajunya dibuka, mereka akan kaget dengan jahitan-jahitan di 
> > dadanya. Kalau bosnya tahu, bos akan melindunginya.
> >
> > Jadi Bima belum coming out umum, hanya pada orang-orang tertentu. "Ya, 
> > yang penting orang yang dekat saya, yang berhubungan sehari-hari dengan 
> > saya, di pekerjaan, teman-teman, pasangan saya dan keluarganya."
> >
> > Islam
> > Di KTP-nya Bima tercantum beragama Islam. Tadinya dokter ragu-ragu 
> > melakukan operasi ganti kelamin, karena larangan dalam agama Islam, 
> > padahal Bima menganggap dirinya hanya Islam KTP. Tahun 1976 ia memutuskan 
> > ganti kelamin.
> >
> > Tim operasi membutuhkan surat keterangan dari pemuka Islam. Buya Hamka 
> > bersedia memberi keterangan ini. "Padahal saya orang kecil," katanya. 
> > Akhirnya dengan surat seorang psikolog ia berhasil menjumpai Buya Hamka.
> >
> > Setelah mendengar riwayat hidup Bima akhirnya Buya Hamka tersenyum dan 
> > mengijinkan. Ia menerima surat pernyataan Buya Hamka: "Oleh sebab saya 
> > melihat kecenderungan pemuda ini, saudara Bima, adalah kepada sifat 
> > laki-laki, maka bolehlah ia dioperasi, untuk menyempurnakan 
> > kelaki-lakiannya itu. Menurut pendapat saya, penyempurnaan kelaki-lakian 
> > ini secara pengobatan atau operasi, tidaklah bertentangan dengan agma 
> > Islam, asal saja ada dokter yang menyanggupi operasi itu."
> >
> > Bima lega dan ingin berteriak ke seluruh dunia, memperlihatkan surat ini. 
> > Akhirnya ia bisa dioperasi.
> >
> > Diskriminasi
> > Belanda dikritik LSM Human Right Watch, karena pelanggaran hak asasi 
> > transgender yang dipaksa menyebut jenis kelamin. Padahal kadang-kadang 
> > mereka tidak bisa menyebut jenis kelamin mereka. Apa pendapat Bima?
> >
> > "Di satu pihak ini hak transgender, kalau sudah dioperasi jelas, bisa 
> > disebut jenis kelaminnya di kartu identitasnya. Yang menjadi soal, kalau 
> > transgender ini masih pada awal pengobatannya, operasinya menjadi pria 
> > belum selesai, nah ini menjadi soal. Di KTP harus ditulis perempuan, itu 
> > pendapat saya. Kalau ada kontrol misalnya, dia harus buka baju untuk 
> > diperiksa ihwal narkoba, maka kalau di KTP ditulis laki-laki, padahal ia 
> > masih perempuan, maka ia bisa dituduh melanggar hukum."
> >
> > Belanda
> > Kenapa Bima ke Belanda? "Saya ke Belanda bukan karena masalah transgender. 
> > Saya pacaran dengan orang Belanda. Karena sayang pacar saya ke Belanda, 
> > inilah sebabnya saya di Belanda. Saya juga berangan-angan bisa melakukan 
> > operasi saya yang terakhir di Belanda," jelasnya.
> >
> > Bagaimana dengan toleransi di Belanda dengan kaum transgender?
> >
> > Di Indonesia, bahkan Iran, kaum lesbian atau homo belum bisa diterima 
> > sedangkan kaum transgender bisa. Menurut Bima ada kaitannya dengan Islam. 
> > Dalam Islam itu hitam-putih, laki-laki atau perempuan. Dua laki-laki atau 
> > dua perempuan dianggap tidak normal, sedangkan transgender menyesuaikan 
> > diri menjadi laki-laki atau perempuan.
> >
> > Bima kini menulis biografinya untuk mengimbau masyarakat bersikap toleran 
> > terhadap kaum transgende
>




------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Reply via email to