JAWABAN SAYA: 1. Seperti apakah diduga itu?
Jika rumah anda kebobolan maling, sementara itu ada seorang asing yang lewat yang gerak- geriknya mencurigakan, tindakan apa yang hendak anda lakukan terhadap orang itu? a. Karena tidak terbukti, ya dibiarkan saja orang itu pergi. b. Diinterogasi; Dari hasil interogasi dugaan anda semakin meyakinkan, hanya saja orang itu tidak mau mengakuinya. Nah, apa langkah anda sekarang? Menangkap atau melepaskannya? [lebih tepat jika standart polisi yang digunakan] 2. Kalau menurut saya, diduga itu nilainya sudah sama dengan dipastikan. Alasan saya: a. Untuk menduga itu sudah melalui proses pemikiran yang paling teliti. Setidaknya sudah 80 persen pasti. b. Saya akan membuat kalimat hukum seperti ini: “Saya pastikan pencurinya adalah si “A” sampai ada pembuktian yang lebih up date.” Dengan demikian maka dalil saya merupakan dalil yang bertanggungjawab. Kalau tidak salah pernah ada kasus hukum yang seperti itu. Seseorang sudah divonis dan dipenjarakan selama puluhan tahun, sampai akhirnya diketemukan tersangka yang sesungguhnya, barulah kebenaran itu menjadi nyata. 3. Sangat tidak bertanggungjawab jika Atheis tidak memberikan kepastian, sementara golongan Theis masih eksis dengan keyakinannya. Golongan Theis menyuarakan 100 persen, sedangkan golongan Atheis memberikan dukungan 70-80 persen. Bukankah itu malah semakin menguatkan golongan Theis dan melemahkan dirinya sendiri? 4. Sampai kapan Atheis mengambangkan pendapatnya? Masak tanpa batas waktu? 5. Pertanyaan yang terpenting: Apa alasan ketidakpastiannya? xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx JAWABAN BUNG AP: Jawaban atheis: Asalkan perencana itu bukan Tuhan, memang alam semesta ini DIDUGA ada perencana-nya. Dugaan ini muncul karena memang sang perencana belum terbukti secara ilmiah keberadaannya. Salam. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx ADAKAH PERANCANG ALAM INI? TULIS SAYA: Jawablah pertanyaan saya ini: Kalau menurut teori dan pengetahuan/ pemikiran anda, alam semesta ini ada Perencananya atau nggak? Tolong berikan uraian yang singkat tapi memadai. Apakah bisa? xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx JAWAB NY. MUS: Maunya anda itu khan agar saya menjawab seperti yang anda percaya, tapi masalahnya kalo saya percaya alam semesta ini ada perencananya, maka sebagai seorang ilmuwan saya harus bisa menunjukkan rencananya itu. Karena saya enggak bisa menunjukkan rencananya itu, maka sebaiknya anda saja yang menguraikan rencana2 nya itu karena setiap perencana harus menunjukkan rencananya, karena kalo tidak bisa menunjukkan rencananya..... TIDAK MUNGKIN DINAMAKAN PERENCANA. Jadi, memang anda percaya bahwa alam semesta ini ada perencananya meskipun anda tidak bisa membuktikan si perencananya, tapi paling sedikit bisa menguraikan rencana-nya yang tentunya bukan berupa tebak2an, bukan berupa tafsir2an, dan juga bukan berupa ramalan. Dan kalo anda sendiri tidak bisa menguraikan rencananya, gimana mau percaya bahwa adanya si perencana alam semesta ini ??? Ny. Muslim binti Muskitawati. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx JAWABAN SAYA: Patut disayangkan jika jawaban anda buruk sekali. Tidak sesuai dengan besarnya koar-koar anda. Rupanya sebagai ilmuwan anda nggak paham dengan artinya metode, ya? Bahwa untuk membuktikan terjadinya pencurian itu nggak mesti harus menyaksikan ketika peristiwa itu sedang berlangsung. Tapi berdasarkan jejak-jejak yang ditinggalkan kita bisa merangkai secara kronologisnya. Kita bisa mengetahui ciri-ciri pelakunya, berapa orang jumlahnya, masuk dari mana, keluar lewat mana, dan lain-lainnya, tanpa harus melihat secara langsung. Buat segala sesuatu itu pasti ada cara/metodenya. Diijawab donk pertanyaan saya itu supaya diskusinya bisa berlanjut. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx JAWABAN NY. MUS; Coba deh rangkai secara kronologis dulu bagaimana metode cara2 penciptaan "Tuhan" dulu sebelum dia bisa menciptakan alam semesta ini. Karena kalo berdasarkan ilmu pengetahuan penciptaan "Tuhan" ini bisa dibuktikan tempatnya dimulai dari angan2 mereka yang percaya. Jadi bagaimana kemudian "Tuhan" bisa mencipta alam semesta ini juga adanya dalam angan2, persis seperti anda nonton filem Superman yang meskipun angan2 bisa anda saksikan seperti realita. Meski seperti realita tapi tetap "bukan realita". Memang, detektif bisa melacak pencuri tanpa harus menyaksikan terjadinya pencurian. Tetapi detektif itu enggak cuma satu, setiap detektif pakai metode yang enggak sama dan hasilnya juga tentunya enggak bakalan sama. Malahan, ada kalanya meskipun ada sepuluh detektif yang menggunakan metode yang ber-beda2 ternyata enggak ada satupun yang betul dan malingnya enggak ketangkep, dan akhirnya ketahuan bahwa malingnya itu enggak pernah ada cuma akal2an dipelapor yang ber-angan2 ngaku kemalingan agar bisa dapat surat pernyataan polisi bahwa dia kemalingan yang akhir tahun pembukuan, surat laporan polisi bisa digunakan untuk mengurangi pajak akibat kecurian ini. Sama enggak beda dengan "Tuhan" ini yang memang merupakan angan2 dari masing2 agamanya yang ber-beda2. Agama satu berbeda metode angan2 tentang "Tuhan"nya, tidak ada satupun agama yang bisa membuktikan cara2 terciptanya "Tuhan" yang berbeda dengan metode2 yang juga berbeda. Agama2 itu seperti juga detektif2 yang digaji orang2 yang ngaku kemalingan. Jadi tergantung masing2 umat saja mau percaya detektif yang mana yang bisa menjual metode yang cocok dengan kepentingan umat untuk bisa mengurangi beban kewajiban ataupun meningkatkan rejeki keuntungan. Semua itu cuma masalah jual beli, jualnya tidak boleh memaksa, dan membelinya juga tidak boleh dipaksa. Ny. Muslim binti Muskitawati. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx JAWABAN SAYA; Tolong dijawab donk; Mungkinkah atau logiskah jika dunia ini terjadi secara kebetulan, terjadi menurut teori evolusi, tanpa adanya Perencana yang luar biasa?! Mungkinkah orang membuat mobil atau pesawat terbang tanpa perencanaan yang seksama? xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx JAWABAN BUNG AP: Bung Hakekat, Saya tanya dulu ya... Apakah anda menganggap perencana itu Tuhan atau tidak? Salam. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx JAWABAN SAYA: Waah, Perencana itu luas. Kalau saya bilang TUHAN, nggak nyambung dengan yang mempercayai Alien. TUHAN yang mana pula? Jadi, Perencana ya Perencanalah. Anggap aja kita menemukan barang di tengah jalan yang tidak kita ketahui siapa pemiliknya, tapi kita berkeyakinan secara logis bahwa barang itu pasti ada pemiliknya. Dan manakala kita berkata: "tidak ada pemiliknya", justru menjadi logika yang nggak logis. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx JAWABAN BUNG AP: Jawaban atheis: Asalkan perencana itu bukan Tuhan, memang alam semesta ini DIDUGA ada perencana-nya. Dugaan ini muncul karena memang sang perencana belum terbukti secara ilmiah keberadaannya. Salam. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx JAWABAN SAYA: 1. Seperti apakah diduga itu? Jika rumah anda kebobolan maling, sementara itu ada seorang asing yang lewat yang gerak- geriknya mencurigakan, tindakan apa yang hendak anda lakukan terhadap orang itu? a. Karena tidak terbukti, ya dibiarkan saja orang itu pergi. b. Diinterogasi; Dari hasil interogasi dugaan anda semakin meyakinkan, hanya saja orang itu tidak mau mengakuinya. Nah, apa langkah anda sekarang? Menangkap atau melepaskannya? [lebih tepat jika standart polisi yang digunakan] 2. Kalau menurut saya, diduga itu nilainya sudah sama dengan dipastikan. Alasan saya: a. Untuk menduga itu sudah melalui proses pemikiran yang paling teliti. Setidaknya sudah 80 persen pasti. b. Saya akan membuat kalimat hukum seperti ini: “Saya pastikan pencurinya adalah si “A” sampai ada pembuktian yang lebih up date.” Dengan demikian maka dalil saya merupakan dalil yang bertanggungjawab. Kalau tidak salah pernah ada kasus hukum yang seperti itu. Seseorang sudah divonis dan dipenjarakan selama puluhan tahun, sampai akhirnya diketemukan tersangka yang sesungguhnya, barulah kebenaran itu menjadi nyata. 3. Sangat tidak bertanggungjawab jika Atheis tidak memberikan kepastian, sementara golongan Theis masih eksis dengan keyakinannya. Golongan Theis menyuarakan 100 persen, sedangkan golongan Atheis memberikan dukungan 70-80 persen. Bukankah itu malah semakin menguatkan golongan Theis dan melemahkan dirinya sendiri? 4. Sampai kapan Atheis mengambangkan pendapatnya? Masak tanpa batas waktu? 5. Pertanyaan yang terpenting: Apa alasan ketidakpastiannya?