Re: [R@ntau-Net] politisi busuk

2004-01-29 Terurut Topik Rang Jambak



Sanak Novara, 
 
Sarancaknyo indak usah urang lain di kecekkan pulo 
tingga kabau nyo kalau indak sapandapek jo awak. Satiok pandapek bisa sajo 
dibenarkan salamo nan ka manjalani awak surang dan indak dipasokan ka urang lain 
baiak sacaro langsuang maupun indak langsuang ( dengan caro ma-hino urang yang 
indak sapaham jo awak )
 
Siapopun berhak mamiliah, nio ikuik budaya arab, 
cino, yahudi, barat, dan lain sabagainyo.salamo indak manggaduah ka urang 
lain, khan indak ado larangan do ndak.?
Jadi manga awak basitegang-tegang mariah 
bagai.
 
Wassallam,
 
Urang Jambak
 

  - Original Message - 
  From: 
  Novara Sari 
  Jambak 
  To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) 
  Pertama di Internet (sejak 1993) 
  Sent: Friday, January 30, 2004 1:53 
  AM
  Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] politisi 
  busuk
  
  jawaban klise.
   
  khas pencinta budaya arab atau arabisme.
   
  dg alasan ada di al qur'an dan tidak ada di Al Qur'an. 
   
  atas nama Tuhan maka laki2 bisa melakukan apa saja. benar2 sudah hilang 
  Minangnya, tingga kabaunyo sajo ...hehehe
   
   
  salam
   
  Vara Jambak
   
  padusi Minang asli, bukan pengikut budaya Arab
   
   
   

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net


[R@ntau-Net] Fw:SEKELUMIT GUNDAH DI PEREMPATAN PRAMUKA

2004-01-23 Terurut Topik Rang Jambak



SEKELUMIT GUNDAH DI PEREMPATAN 
PRAMUKA



   
  "Yah rese deh.. kena lampu merah lagi..!!!" 
  Benar juga. Belum dua menit yang lalu kena lampu merah, kini aku lagi2 harus 
  menginjak rem motor dalam2 untuk menyambut si bohlam bulat merah di depanku. 
  Desah kesal bercampul "gerundel" kecil menghiasi telingaku saat ini. Apalagi 
  saat kulihat beberapa motor dengan enaknya melanjutkan perjalanan, mentang2 
  tak ada polisi yang berjaga di sana. Maju.. nggak ah.. maju.. ah nggak jadi 
  ah.. ah maju aah.. eh kendaraan dari sisi kanan sudah melaju.. Telat !!! Aih.. 
  masa mesti melabas lampu merah lagi, hehee...
  Sambil melihat2 ulah anak2 kecil penjaj 
  suara menunggu receh diulurkan dari para pengendara 2buah mobil di depanku, 
  pandanganku tertumbuk pada sesosok bapak yang menjajakan sebuah gambar 
  berukuran sedang dan sebuah hiasan meja. Oh!! Gambar berfigura yang 
  diapit tangan kanan itu ternyata gambar Yesus, dan hiasan meja yang 
  digenggam oleh tangan kiri adalah salib. Ah.. biasa saja. Mau jual apapun, itu 
  hak siapa saja. Aku tak ambil pusing.
  Rasa kagetku muncul saat melihat hiasan 
  kepala yang digunakan si bapak penjaja itu.. Dia memakai peci haji !! Lho 
  koq.. gimana sih.. apa maksudnya? Ahah.. si bapak kini mendekati aku.. 
  Kesempatan berburu informasi nih!
  Kubuka helm yang sedari tadi melindungi 
  kepalaku dengan setia, dan memegangnya dengan tangan kiri. Tangan kananku kini 
  sibuk menggaruk2 kepalaku yang sebenarnya tidak begitu gatal. Aku penasaran 
  betul, ingin berbicara barang sedikit dengan bapak itu.
  "Malam Pak.. wah malam2 gini masih jualan 
  juga Pak? Belum pulang?" tanyaku sambil tak lupa mengulum senyum manis... 
  *taelaa*
  "Oh, hehe.. belum.." jawab si bapak tak 
  kalah ramah. Usianya belum terlalu tua, 
  walau tak bisa dibilang muda juga. "Biasanya bapak pulang jam 11-an". Kulongok 
  jam tanganku, oh.. sekarang baru jam 10 malam.
  "Dagangannya laku berpa Pak hari ini?" aku 
  kembali bertanya, sambil melihat2 figura bergambar Yesus dan hiasan salib 
  keramik yang dibawanya. Si bapak menjawab sambil mengangkat sedikit salib 
  keramik itu, "Yah.. yang salib sih laku 1 biji, yang gambar ini.. belum laku 
  mas. Mas mau beli?"
  Aku tersenyum getir.. walau tetap berusaha 
  tampil manis, "Hehe.. saya, saya muslim Pak. Maaf yah.."
  "Oh.. mas muslim thoo.. Waduh saya yang 
  minta maaf nih.." hihi si bapak jadi salah tingkah begitu.
  "Nggak apa2 Pak. Ohya Pak.. mm.. maaf nih 
  sebelumnya. Bapak.. pakai peci haji tuh.. bapak, muslim juga kah? Maaf 
  sebelumnya lho Pak.."
  "Oh, mas perhatian juga rupanya. MM.. iya, 
  saya muslim"
  Heh?? Bener dugaanku. Wah.. ada yang nggak 
  bener negh..
  "Bapak muslim? Lalu, mm.. kenapa bapak 
  jualan beginian?", tanyaku dengan hati2.
  "Yah sebenarnya bapak juga ndak suka, mas. 
  Makanya bapak tetap pakai peci haji"
  "Lho kalo ndak suka, kenapa tetap jualan 
  Pak?"
  "Yah.. mas pasti tau lah.. biasa mas.. 
  urusan perut!" jawab si bapak
  I knew it !!! Kulihat raut wajahnya kini 
  agak "mendem". Waduh jadi nggak enak nih..
  "Terus Pak.. tadi bapak bilang, hari ini 
  baru laku 1 biji, yang salib itu tuh. Trus berapa untungnya? Apa cukup 
  keuntungan 1 dagangan itu untuk kebutuhan sehari, Pak?"
  Si bapak bergeser, pindah posisi ke bagian 
  depan motorku. Ia memandangi hiasan salib keramik itu beberapa detik.. "Mm.. 
  sebenarnya, laku nggak laku, nggak jadi soal mas"
  "Nggak jadi soal bagaimana Pak?
  "Yah.. setiap hari, asal saya mau menjajakan 
  ini, laku nggak laku, saya dikasih 25ribu rupiah per hari. Kalau dagangannya 
  habis, saya dikasih lagi. Begitu terus mas.."
  DEZIIGHH  Aku benar2 kaget sekarang. 
  Masya Allah.. Astaghfirullah.. aku kini terdiam.
  "Yah.. gimana ya mas.. kalo ada yang bisa 
  kasih pekerjaan yang baik, yang layak, saya udah pasti ndak mau jalanin ini, 
  mas. Tapi bagaimana lagi.. mau dikasih makan apa anak istri saya mas.. Saya 
  tahu ini nggak halal, saya juga tahu ini uang nggak baek, karena bisa jadi, 
  saya ngegadein agama saya, mas. Tapi.. ya itulah mas.. kalo nggak begini, kami 
  sekeluarga makan apa..??"
  Aku masih terdiam. Aku sampai tak sadar 
  bahwa mesin motorku mati, kalau saja bapak itu tidak 
mengingatkan.
  "Tapi mas boleh percaya, saya tetap muslim 
  mas, gusti Allah tetap Tuhan saya. Kalau ada kerjaan yang lebih baik dan 
  hasilnya cukup untuk keluarga, saya pasti nggak jualan beginian mas.. percaya 
  mas.."
  "Iya Pak. Mm.. apa bapak belum pernah coba 
  jualan yang lainnya, gitu?"
  "Iya, pernah.. jualan koran, makanan kecil 
  dan rokok, tapi hasilnya nggak cukup mas, boro2 sisa, buat makan aja kurang, 
  lebih2 bayar biaya sekolah anak2.. jauh lah sama yang sekarang ini, 
  mas.."
  TIINN !! TIIN !! Pengemudi mobil di belakang 
  sudah membunyikan klakson dan menyalakan lampu dim-nya. Kulihat ke depan, 
  ternyata lampu merah sudah padam, berganti hijau, entah sejak kapan, sampai 
  kendaraan di belakangku ngomel2.
  "Oke Pak.. 

[R@ntau-Net] Beredar, Spam Lokal yang Meresahkan

2004-01-20 Terurut Topik Rang Jambak



Beredar, 
Spam Lokal yang Meresahkan
APJII mengeluarkan peringatan akan beredarnya spam berbahasa Indonesia 
yang meresahkan. Spam jenis Spam-Fitnah itu berisi pelecehan pada 
agama dan pornografi kata-kata. 
URL: 
http://www.detikinet.com/net/2004/01/20/20040120-162137.shtml

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net