[R@ntau-Net] Dosen Bergelar Doktor Jiplak Skripsi Mahasiswa (fwd)

2004-01-16 Terurut Topik darul

Assalamualaikum WW

Dek barasa dari Rantaunet, ambo mohon maaf ditaruihkan juo
ka RN.

Wassalamualaikum WW
Darul 72
--Forwarded message --
To: <[EMAIL PROTECTED]>
From: "yazid bindar" <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Fri, 16 Jan 2004 14:38:18 +0700
Subject: Re: [Jayalah SMA 1} Fw: [cfbe] Dosen Bergelar
Doktor Jiplak Skripsi Mahasiswa


Uda Qam

Ada beberapa perbedaan dalam melihat masalah plagiat antara
dosen dan
mahasiswa.

1. Plagiat yang pasti aadalah pabila dosen mengambil
kerja/skripsi mahasiswa
yang bukan dibawah bimbingannya.

2. Apabila dosen menjadikan hasil kerja skripsi mahasiswa
dibawah
bimbingannya
menjadi laporan penelitian adalah hal yang umum
terjadi. Thesis saya
dijadikan
Laporan Penelitian oleh Prof. saya dulu dengan hanya
menambahkan
pengantar
sebelum laporan itu.

Untuk poin nomor dua di atas, beberapa hal yang perlu
diperhatikan

(1) Tesis S1 bukanlah tesis yang dianggap studi mandiri
karena S1 hanya
sekedar
  latihan sehingga peranan pembimbing sangat besar
menentukan
metodologi,
  pengarahan analisis, pembiayaan penelitian dan bahkan
penentuan topik.
Hak
  minimum mahasiswa adalah penghargaan dengan ucapan
terima kasih atau
acknowledegement

(2) Tesis S2 mulai sebagian dilepas sebagai studi mandiri,
tetapi kesemua
hasil juga banyak
  diarahkan oleh pembimbing. Topikpun umumnya adalah
agenda penelitian
dosen pembimbing.
  Hak minimum dari mahasiswa adalah dia dibawa sebagai
penulis
penamping. Kalau itu paten,
  maka dia bisa dibawa ikut sebagai penemu. Ini
tergantung keadaan.
Ide-ide atau hasil yang
  diperoleh banyak hasil kerja dari mahasiswa, maka tim
pembimbing bisa
secara adil melibatkan
  mahasiswa sebagai Tim Penemu. Hasil yang diperoleh
mahasiswa adalah
degree. Ini adalah
  solusi menang-menang

(3) Tesis S3 adalah hasil studi mandiri mahasiswa.
Bagaimana hubungan dengan
pembimbing ini adalah
  kebijaksanaan. Kalau pembimbing yang memiliki topik,
membiayai, dan
mengarahkan penuh sebagai
  bagian dari agenda researchnya, isinya akan menjadi
milik dosen
pembimbing juga. Tetapi mahasiswa
  punya hak dalam hal ini seperti ikut publikasi dan
ikut tim penemu
dalam paten.

Untuk kasus yang di Unand, kita perlu lihat bagaimana
kronologisnya.

Wassalam
Yazid Bindar


- Original Message -
From: "Qamaruzzaman" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Friday, January 16, 2004 11:06 AM
Subject: [Jayalah SMA 1} Fw: [cfbe] Dosen Bergelar Doktor
Jiplak Skripsi
Mahasiswa


> Kawan-kawan, adiak-adiak sadonyo,
> Ambo manarimo mail iko kapatang sore, jadi baru kini dapek mangirimkan ka
> Palanta. Talapeh apo mungkasuik pangirim ka list cfbe tu, dek karano
> kampuang awak disabuik-sabuik, iyo tagarak ati ambo nak mnaruihkan ka
> Palanta, mudah-mudahn dapek dijadikan pertimbangan tim investigasi.
> Mukasuik ambo mangirimkan surek iko, untuak mangomentari pandapek tantang
> plagiat skripsi. Manuruik ambo, kalau skripsi mahasiswa S1 alun dapek
> dinilai sebagai penelitian nan mutlak dilakukan oleh seorang mahasiswa.
> Dicampakkan kama komentar, koreksi, petunjuk dosen pembimbingnya? Rasonyo,
> indak mungkinlah pembimbing indak sato mamikiakan penulisan skripsi tu.
> Kalaupun tulisan dalam skripsi diolah dan atau dikopi langsung oleh
> pembimbing atau salah satu anggota tim pembimbingan, mestinya pembimbing
> tersebut tidak dapat dinyatakan plagiat. Ambo panah mandanga tuduhan
plagiat
> sarupo tapi indak samo (skripsi S1 diedit, sebagian kopi langsung dan
diolah
> jadi Paper, "ini Plagiat" kata seorang terhadap usulan seorang Guru Besar
di
> Jawa Timur) yang ternyata hanya diutarakan karena tidak senang secara
> pribadi, sehingga tuduhan ini ditolak, papernya diterima, sebagai bukan
> pekerjaan seorang plagiat. Jadi, apalagi  kalau pak M.Nur atau salah satu
> tim penelitiannya adalah pembing ditahun 1994 tu, ini hanya isapan jempol
> mamburuak-buruakkan urang awak.
> Add. Asvi, baa pandapek add.?
> Salam,
> Qam.
> - Original Message -
> From: "pratikno_winggodrikno" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Thursday, January 15, 2004 11:08 PM
> Subject: [cfbe] Dosen Bergelar Doktor Jiplak Skripsi Mahasiswa
>
>
> > Dosen Bergelar Doktor Jiplak Skripsi Mahasiswa
> > - Untuk Proyek Penelitian
> >
> > Kasus plagiat atau penjiplakan karya ilmiah di lingkungan akademik
> > kembali mencuat ke permukaan. Tindakan yang mencoreng dunia keilmuan
> > di Tanah Air itu kali ini melibatkan seorang dosen bergelar doktor
> > di Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat.
> >
> > Kasus ini terungkap setelah tim investigasi dari Jurusan Sejarah
> > pada Fakultas Sastra (FS) Universitas Andalas (Unand) menemukan
> > kesamaan yang signifikan antara laporan proyek penelitian (tahun
> > 2000) atas nama Dr M Nur MS, Drs Ajisman, dan Dra Siti Rohana dengan
> > skripsi yang disusun Bobby Hendry untuk menyelesaikan studi S1 di
> > Fakultas Sastra Unand tahun 1994.
> >
> > "Dari penelitian tim investigasi ditemukan kes

[R@ntau-Net] Dosen Bergelar Doktor Jiplak Skripsi Mahasiswa (fwd)

2004-01-15 Terurut Topik Dewis



Ambo 
dapek dari milis tetangga, iko sangaik memalukan bana, sekedar tambahan untuak 
yg sadang diskusi pendidikan
 
Salam

Is, 34www.cimbuak.com# 
Kampuang Nan Jauah Dimato Dakek Dijari #  
-- Forwarded message 
--Date: Thu, 15 Jan 2004 16:08:34 - Dosen Bergelar Doktor Jiplak Skripsi Mahasiswa - 
Untuk Proyek PenelitianKasus plagiat atau penjiplakan karya ilmiah di 
lingkungan akademik kembali mencuat ke permukaan. Tindakan yang mencoreng 
dunia keilmuan di Tanah Air itu kali ini melibatkan seorang dosen bergelar 
doktor di Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat.Kasus ini 
terungkap setelah tim investigasi dari Jurusan Sejarah pada Fakultas Sastra 
(FS) Universitas Andalas (Unand) menemukan kesamaan yang signifikan antara 
laporan proyek penelitian (tahun 2000) atas nama Dr M Nur MS, Drs Ajisman, 
dan Dra Siti Rohana dengan skripsi yang disusun Bobby Hendry untuk 
menyelesaikan studi S1 di Fakultas Sastra Unand tahun 1994."Dari 
penelitian tim investigasi ditemukan kesamaan pada tema, metode, data dan 
fakta, kalimat dan paragraf, catatan kaki, penggunaan sumber tertulis dan 
lisan, kutipan-kutipan langsung dan tidak langsung, lampiran-lampiran dan 
daftar pustaka. Berdasarkan temuan itu, tim menyimpulkan Dr M Nur MS telah 
memplagiat skripsi Bobby Hendry," demikian penjelasan tim investigasi, 
Selasa (13/1), di Padang. Tim investigasi terdiri atas Dr Phil Gusti Asnan, 
Dr Herwandi MHum, Drs Wannofri Samry MHum, Drs M Fatchurrahman, dan Dra 
Midawati MHum.Skripsi Bobby Hendry berjudul Nagari Cupak Masa 
Revolusi (1945-1949), sedangkan penelitian Dr M Nur MS berjudul Sejarah 
Lokal Sumatera Barat: Perjuangan Rakyat dan TNI di Cupak Kabupaten Solok 
1945-1950. Selain dosen di Unand, Dr M Nur MS saat ini juga menjabat 
Kepala Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional (BKSNT) Wilayah 
Sumatera Barat dan Bengkulu, Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia 
Sumatera Barat, dan salah seorang Tim Revisi Sejarah Nasional 
Indonesia.Terungkapnya kasus ini, kata Gusti, berawal dari laporan 
yang diterima Jurusan Sejarah FS Unand. Laporan ini lalu dibawa ke rapat 
jurusan, kemudian diputuskanlah untuk membentuk tim 
investigasi.Karena perbuatan tersebut dinilai sangat memalukan, tim 
investigasi sudah merekomendasikan agar yang bersangkutan diberi sanksi. Di 
antaranya menahan kenaikan pangkat dan kenaikan gaji berkala untuk dua 
jenjang kepangkatan (8 tahun), tidak mengizinkan Dr M Nur MS dipromosikan 
menjadi guru besar, mencabut keanggotaannya di Senat Fakultas Sastra Unand, 
dan tidak mengizinkan yang bersangkutan menduduki jabatan 
struktural."Rekomendasi hanya difokuskan untuk M Nur karena dia adalah 
dosen, kolega kami," kata Gusti seraya menjelaskan bahwa Drs Ajisman dan 
Dra Siti Rohana bukanlah dosen, tetapi staf Dr M Nur MS di BKSNT Wilayah 
Sumatera Barat dan Bengkulu.Masalah yang sering terjadiDihubungi 
terpisah, M Nur mengakui bahwa dia sudah mengetahui ada tim investigasi yang 
meneliti kemiripan laporan hasil penelitiannya dengan skripsi Robby 
Hendry."Saya siap mempertanggungjawabkan penelitian yang dinilai 
menjiplak tersebut. Kasus ini mencuat karena ada intrik dari bawahan saya 
yang merasa tidak senang," ujar M Nur.M Nur menyatakan, dari segi 
etika keilmuan sama sekali ia tak keberatan diteliti. Bahkan, menurut M Nur, 
apa yang dilakukannya itu sebetulnya masih kecil. Dia malah mensinyalir 
bahwa hal serupa sering terjadi di dunia perguruan tinggi. "Apalagi laporan 
penelitian tersebut tidak untuk dipublikasi, hanya keperluan intern 
saja," jelasnya. (nal)

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net