[R@ntau-Net] managerialship
Dear Doens, Serial managerialship di www.cimbuak.com alah sampai seri 5a yakni membuat keputusan dan serial merintis karir seri 2. mudah mudahan bermanfaat untuak dunsanak. Salam Is, 34 www.cimbuak.com #kampuang nan jauah dimato dakek dijari# Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Managerialship seri 4
Dear Doens, Sampai kini serial managerialship di www.cimbuak.com alah sampai seri 4 plus suplemen tanyo jawab. Untuak serial 4 marupokan matrik M x E. Untuak labiah langkopnyo silahkan di klik dibawahko : http://www.cimbuak.com/articles.php?lng=in&pg=432 Mudah2 an ado manfaatnyo bagi dunsanak. Salam Is. 34 www.cimbuak.com # Kampuang Jauah Dimato Dakek Dijari # Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Managerialship [3] : bener vs pener
Hariko alah sampai ka managerialship seri 3, silahkan cigok tulisan di www.cimbuak.com Tulisan akan di posting berseri dan bia ndak mambosankan. langkoknyo silahkan caliak di http://www.cimbuak.com/articles.php?lng=in&pg=411 Insya Allah ada tulisan berseri lainnya tentang "merintis karir, citra diri dan Intuisi. Salam Is Managerialship [3] : bener vs pener Oleh : S. Brotosumarto Diposting di Mailing List UGM (Disadur oleh : Dewis Natra) Minggu lalu telah kita bicarakan ketidak pastian yang dihadapi E. Tidak jelas harga pasar, laba berapa, jual dimana, siapa yang beli, dll. Serba grambyangan. Berkebalikan dengan M yang serba memastikan yang nggrambyang2 tadi menjadi terukur, yang berujung pada keteraturan, stabilitas, dan kesinambungan. Pada saat kita berada dijajaran manajemen papan bawah yang penting adalah do things right, mengerjakan dengan se-baik2nya. Pada saat posisi makin tinggi, kita dituntut untuk do right things, mengerjakan hal yang tepat. Dalam bahasa Jawa yang pertama disebut bener, yang kedua disebut pener. Apa bedanya ? Temu bertugas untuk menjual kompor sesuai target Gemblong. Temu sebagai M harus mengerjakan dengan benar, sesuai prosedur, sesuai jadwal, sesuai harga, dll. Tetapi, apakah menjual kompor disitu sudah tepat ? Bukan jual VCD ? Keputusan menjual apa, menjadi tindakan yang tepat / keliru. Dijajaran bawah, sikap yang dituntut adalah melaksanakan dengan se-baik2nya. Terkadang karena tugas2 kegampangen kita jadi asal2an, aras2en, dan sak jadinya. Bukan karena tidak mampu, malahan sering karena overqualified. Sebelum kita melakukan tindakan2 yang tepat, yang bermakna strategis, kita dituntut untuk memiliki sikap mengerjakan dengan baik & benar. Kesalahan2 elementer yang banyak dilakukan peniti karir muda adalah menyepelekan, menggampangkan, dan tak sepenuh hati melaksanakan. Lagi2 ini menjelaskan mengapa kawan2 yang keliatannya biasa2 saja bisa merayap lebih cepet. Karena ia well done, ia tuntas, selalu mengerjakan dengan se-baik2nya. Jika anda mengerjakan asal2an dan beruntung naik ketingkat yang lebih tinggi maka anda anak2 buah anda akan ikut2an bekerja asal2an, jadinya tidak well done dan akirnya ambyar. Organisasi2 yang sederhana, semacam kantor pos, DHL, Tiki, dan sejenisnya sangat membutuhkan mengerjakan dengan baik & benar. Pada organisasi2 yang komplex dan besar, sifat mengerjakan se-baik2nya lebih dihargai ketika anda berada pada jajaran yang belum tinggi. Saya pernah mengalami itu, masa cuma disuruh ngitungin pipe fitting yang jumlahnya ribuan. Emangnye gue klerk ? Sambil misôh2 saya kerjakan se-baik2nya. Akibatnya ketika saya punya anak buah, saya punya wibawa karena bisa 'memaksa' staf2 saya bekerja dengan se-baik2nya. Akibatnya tugas2 saya, yang notabene kerja staff2, selalu well done. Jika sudah begitu, we can do right things lebih gampang. Jika input uwôh (sampah), maka outputnyapun uwôh. Jika hasil kerja staff asal2an, yang kita hasilkan juga uwôh. Siapapun yang ingin menyesatkan diri kemanajemen lebih atas, sebaiknya 'berinvestasi' dengan mengerjakan tugas se-baik2nya, apapun itu. Ketika kita terpelanting keatas, kita tinggal memetik buah masa lalu. Batu sandungan yang sering diderita peniti karir adalah di L. Salah satu sumber kewibawaan untuk memimpin adalah memberi contoh (bagaimana mengerjakan yang se-baik2nya). Jika kerja saja asal2an, bagaimana mau kasi conto ? Ketika kita sudah merayap keatas, kita berhadapan dengan do right things. Dan anda sulit sampai kesitu jika mengerjakan dengan se-baik2nya saja tidak becus. Jika kita keatas maka faktor kecerdasan, kreativitas, dll, menjadi penting. Atau, jam terbang yang tinggi plus sikap kerja yang positip. Syahdan, karena Temu bekerja dengan baik & benar serta Gemblong telah melakukan tindakan yang tepat, kompornya laris dan dalam setahun sudah mapan. Temu mulai punya anak buah karena jualannya tambah banyak. Dari one man show, menjadi organisasi sederhana. Organisasi Gemblong, sudah bukan lagi organisasi entrepreneural. Ini sudah menjadi organisasi managerial. Sebab, entrepreneural by definition hanya sebatas initiating atau merintis. Penggalangan suday yang semula dilakukan E sudah diambil alih M. Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Managerialship (2) Kepastian vs Ketidak pastian
FYR, kami dari www.cimubak.com menampilkan artikel serial managerialship, bagi dunsanak yg berminat silahkan klik, saat ini serial kedua "kepastian dan ketidak pastian" http://www.cimbuak.com/articles.php?lng=in&pg=402 Salam Is, 34 www.cimbuak.com #kampuang nan jauah dimato dakek di jari# Managerialship (2) Kepastian vs Ketidak pastianOleh : S. BrotosumartoDiposting di Mailing List UGM (Disadur oleh Dewis Natra) Agar tidak menghabiskan pulsa, seterusnya Leader(ship) saya tulis L, Entrepreneur(ship) E dan Manajer/managerialship dengan M Kemarin kita telah simpulkan dan inventariskan sifat2 dasar M :1. Mampu memimimpin2. Pintar dalam arti memiliki ability yang dibutuhkan. Kesamaan M & E : ke-dua2nya dalam posisi memimpin. Beda M & E1. E merintis, M meneruskan & menyelesaikan.2. E memikul resiko, M tidak.3. E memanfatkan, mengexploitasi, menggalang, dll suday. M melaksanakan. 4. M mencari gaji, kedudukan, fasilitas, dll. E mencari laba. Umumya E tidak begitu ambil pusing dengan pangkat & kedudukan. Sesuatu yang penting bagi M. Saya yaqin, kebanyakan dari anggauta milis bisa mengatasi persyaratan kedua : Pintar, walau mungkin tidak mudah. Yang sering gagal adalah dalam hal kepemimpinan. Seorang yang mungkin sukses ketika bekerja sendirian atau dengan sedikit orang, tiba2 kedodoran ketika harus memimpin ratusan orang. Atau, dia menerapkan gaya kepemimpinan yang keliru. Ada organisasi yang harusnya dipimpin dengan cara otoriter, mbalah dipimpin dengan gaya demokratis. Kacau. Kepemimpinan adalah 'seni' yang sulit sekali diteorikan. Tidak berarti tidak bisa dipelajari. Bisa. Kita harus nyontek kanan kiri, trial & eror, serta berinteraksi sebanyak mungkin dengan kepemimpinan. Dari pada awur2an, tidak ada salahnya kita mempelajari L. Sementara, kita tangguhkan dulu bab kepemimpinan. Kita masih menginventarisasi sikap2 & sifat2 lain yang diperlukan seorang M. Untuk lebih memahami peran M, sekaligus E, simaklah kasus sbb. Gemblong kulak (membeli) kompor2 dari produsen dan untuk menjualnya diemperan Malioboro demi mengejar laba. Gemblong berhasil membujuk produsen untuk membayar belakangan. Ia mendapatkan pinjaman modal dari pakdenya. Ia berhasil pula mendapatkan kapling dari preman Malioboro untuk menjajakan dagangannya. Karena malam hari Gemblong jualan Gudeg, ia merekrut Temu untuk melaksanakan penjualan. Gemblong sedang melakukan tindakan2 enterpreneural. Ia memanfaatkan pakdenya, ia memanfaatkan produsen, ia nego dengan preman, ia memanfaatkan Temu yang nganggur. Ia menghimpun suday2 dan memulai. Ia menghadapi resiko, ketidak pastian dan ketidak jelasan dengan imbalan laba. Dengan informasi yang se-penggal2, kabur, dan serba meragukan ia melakukan 'entrepreneural judgment'. Sementara, kita tinggalkan dulu entrepreneural judgment, senjata pamungkas E, agar kita focus ke Managerialship. Sebaliknya, Temu melakukan tindakan2 manajerial. Ia mendapatkan kepastian. Penghasilanya pasti, tugas2nya pasti, tempat kerja, target, dll serba pasti. Ia melakukan fungsi2 manajemen seperti memastikan kualitas kompor, memastikan terjual sesuai dengan harga & jumlah yang ditetapkan, memastikan pelayanan purna jual. Memastikan administrasi, memastikan tagihan & cicilan utang, pengiriman, dll, dll. Serba memastikan. Dampaknya, adalah keteraturan & kesinambungan. Pada organisasi2 yang besar & komplex, makin tinggi posisi M, makin besar ketidak pastian yang dihadapi M. Situasinya mendekati E. Kesimpulan : E senantiasa berhadapan dengan resiko & ketidak pastian demi laba. M sebaliknya, melakukan tindakan2 memastikan demi kepastian gaji. E merintis, M membuat berjalan berkesinambungan dan teratur. M diruntut untuk memastikan, teratur dan berkesinambungan. Dan ini melahirkan definisi sederhana manajemen. Manajemen adalah mengelola suday yang disediakan dan dirintis E. Melalui perencanaan, pengendalian, implementasi, dan eksekusi. Makanya ada yang memberi titiel Eksekutip pada jajaran manajemen. Ini menjelaskan misteri mengapa seseorang yang diatas kertas biasa2 saja bisa merayap ketangga atas M. Karena ia memiliki sifat2 atau menyukai kepastian, keteraturan, dan kesinambungan. Ia bak bebek kecemplung kolam, pas. Dalam konotasi negatip, itu tadi adalah rutinitas yang membosankan. Pengulangan2 yang menjemukan. Monotoni yang njelèhi. Seseorang bisa saja tersungkur dimanajemen bukan karena ia kurang mampu atau malas tetapi ia tidak tahan dengan monotoni rutinitas. Adrenalinnya padam, kreativitasnya terpasung, motivasinya jadi memble, dll. Akibatnya ia mengerjakan yang bukan2 dan menelantarkan tugas pokoknya. Ujung2nya gajinya macet karena prestasinya buruk. Jangan tergesa2 menyalahkan diri. Tetapi, juga jangan serampangan menggunakan ini sebagai dalih untuk membenarkan kemacetan karirnya. Mawas dirilah dengan saksama. Bagaimana jika seseorang terjebak dalam situasi ini ? Baca lagi artikel Ngudi Karir. Disitu banyak sekali bertabur