[RantauNet.Com] dari homestay ke hotel berbintang

2003-09-22 Terurut Topik zul amri

Dari home stay ke hotel berbintang 


Pesawat jenis Electra Garuda Indonesia Airways yang membawa saya dari Jakarta ke Denpasar mendarat mulus dilandasan pacu Bandar Udara Ngurah Rai pada tanggal 10 September 1989 jam 15.30 WIB .
Itulah awal dari perjalanan hidup / karier saya , karena sejak saat itu saya bertugas dan akan bekerja di pulau dewata Bali dan memulai karier sebagai pegawai negeri . yang mana sebelumnya telah mengikuti seleksi dan rekrutmen di Direktorat Jenderal Perhubungan Jalan Hayam Wuruk Jakarta selama bebebrapa minggu.
Di Bandara Ngurah Rai saya akan memulai semuanya dari nol , karena tak seorangpun yang saya kenal disini . Sesampainya di Ngurah Rai , yang pertamakali saya tanyai adalah bagian teknik radio , yang kebetulan saat itu kantornya telah tutup , maka saya diantar oleh petugas Satpam kekantor Operation Building , di terminal internasional , dan orang yang pertama saya jumpai adalah Bpk Hari Soedarmo , alumni Curug Jurusan Penilik Teknik Radio RE II, maka kepada beliaulah maksud kedatagan saya ke Bali saya jelaskan , sambil memperlihatkan surat jalan dari Ditjenud . Oleh Bpk Hari Sudarmo , saya disuruh datang ke komplek perumahan di Jalan talang Betutu No 7 untuk berjumpa dengan Bpk Aji Martoyo yang juga tamatan Curug , satu angkatan dengan Bpk Hari Sudarmo . Oleh Bpk Aji Martoyo saya diterima dengan ramah , diperkenalkan dengan beberapa rekan lainnya antara
 lain sdr. Nunung Nurachman , Sdr Yudanto , Sdr . Titus Suprio . semuanya adalah tamatan Curug Re III , satu angkatan dibawah Bpk Aji Martoyo . Oleh Bpk Aji Martoyo saya disuruh istirahat dulu , menunggu sore dan malam hari dan nantinya akan diajak m,enemui Bpk Sekretaris Bandar Udara , Yakni Bpk Hadi Oetoro untuk melapor , bahwa saya telah datang di Bandara Ngurah Rai .
Malam harinya bersama dengan Bpk Aji Martoyo , saya diantar menghadap Bpk Hadi Oetoro , dirumah beliau di Jalan Fen Fui no 11 , tidak jauh dari jl . Talang Betutu No. 7.
Sesampai di rumah Bpk Hadi Oetoro , saya diperkenalkan kepada beliau , dan akhirnya beliau memberi sedikit petunjuk dan pengarahan dan diharap agar besok pagi mengahadap beliau lagi di kantor . dan setelah kembali dari rumah Bpk hadi Oetoro , karena rumah yang di Jl. Betutu , kamarnya sudah penuh , maka saya ditempatkan di rumah jalan Talang Betutu No 5 bersebelahan dengan dengan rumah Talang Betutu No 7 
Rumah yang saya tempati ini masih rumah baru , lengkap dengan fasilitas tempat tidur , kasur ,lemari dan korsi , serta dapur . Beberapa rumah baru disiapkan oleh proyek Bandar Udara untuk menampung pegawai pindahan dari beberapa Bandar Udara , untuk menunjang operasional Bandara Ngurah , karena Bandara Ngurah Rai baru saja diresmikan pengoperasiannya oleh Presiden Soeharto saat itu menjadi menjadi Bandar Udara International .. Maka banyak sekali pegawai pindahan yang ditarik ke Bandara Ngurah khususnya untuk tenaga Teknisi dan Air Traffic Control ( ATC ).
Hari pertama saya masuk kantor kembali menghadap Bpk Hadi Utoro , sambil membawa surat surat tugas dari Jakarta , dan diserahkan ke bagian Personalia , dan sekali saya dibriefing mengenai tugas yang akan saya laksanakan sebagai teknisi pada sub unit telekomunikasi . Kepala unitnya waktu itu di jabat oleh Bpk Widodo , tamatan Curug angkatan I . Setelah beberapa minggu saya di Denpasar , tahulah saya sedikit demi sedikit mengenai situasi dan kondisi Bandara dan sekitarnya . Jarak Bandara dari kota Denpasar lebih kurang 13 km, dan transportasi yang menghubungkan Bandara atau desa Tuban dengan kota dilayani oleh bemo dan bis tua yang membawa para pedagang ikan dari desa Jimbaran ke Kota Denpasar . Dan transportasi saat itu sangat susah sekali , belum tentu ada setiap jam sekali . Dan biasanya kalau saya mau kekota
 untuk belanja sesuatu keperluan , biasanya nunut dengan teman yang diserahi menggunakan mobil dinas kantor Demikian pula dengan kondisi Kuta yang pantainya terkenal itu , masih lengang dan sepi , hanya tersedia hotel satu satunya yakni Kuta Beach Hotel yang terdiri dari 4 buah cottage atau bungalow . Sepanjang pantai masik ditumbuhi pohon kelapa dan semak belukar . penerangan listrik belum ada sama sekali kecuali disekitar Bandar Udara yang disupplay dari Generator yang dioperasikan sendiri oleh Bandara . Kunjungan turis di Pantai Kuta , sudah mulai kelihatan namun masih didominasi oleh turis – turis kumal yang saat itu terkenal dengan sebutan “ Hippies” . Mereka banyak berkeliaran disepanjang pantai Kuta , dengan pakaian ala kadarnya , dan kalau malam tiba mereka menumpang menginap dirumah rumah penduduk yang berada disepanjang pantai kuta , dan adakalanya juga mereka menginap di pantai dan berfucking ria disana , tanpa terusik sedikitpun dari penduduk asli . Saya pikir inilah
 kelebihan orang Bali kala itu , mereka tampaknya tidak perduli dengan keberadaan turis yang aneh ini , dan kadang kelihatan aneh memang kalau turis mandi dihilir bertelanjang , maka orang asli mandi dihulu juga sama sama bertelanjang , tanpa menghiraukan 

[RantauNet.Com] Dari homestay ke hotel berbintang

2003-09-22 Terurut Topik zul amri



Dari homestay ke hotel berbintang


Pesawat jenis Electra Garuda Indonesia Airways yang membawa saya dari Jakarta ke Denpasar mendarat mulus dilandasan pacu Bandar Udara Ngurah Rai pada tanggal 10 September 1969 jam 15.30 WIB .
Itulah awal dari perjalanan hidup / karier saya , karena sejak saat itu saya bertugas dan akan bekerja di pulau dewata Bali dan memulai karier sebagai pegawai negeri . yang mana sebelumnya telah mengikuti seleksi dan rekrutmen di Direktorat Jenderal Perhubungan Jalan Hayam Wuruk Jakarta selama bebebrapa minggu.
Di Bandara Ngurah Rai saya akan memulai semuanya dari nol , karena tak seorangpun yang saya kenal disini . Sesampainya di Ngurah Rai , yang pertamakali saya tanyai adalah bagian teknik radio , yang kebetulan saat itu kantornya telah tutup , maka saya diantar oleh petugas Satpam kekantor Operation Building , di terminal internasional , dan orang yang pertama saya jumpai adalah Bpk Hari Soedarmo , alumni Curug Jurusan Penilik Teknik Radio RE II, maka kepada beliaulah maksud kedatagan saya ke Bali saya jelaskan , sambil memperlihatkan surat jalan dari Ditjenud . Oleh Bpk Hari Sudarmo , saya disuruh datang ke komplek perumahan di Jalan talang Betutu No 7 untuk berjumpa dengan Bpk Aji Martoyo yang juga tamatan Curug , satu angkatan dengan Bpk Hari Sudarmo . Oleh Bpk Aji Martoyo saya diterima dengan ramah , diperkenalkan dengan beberapa rekan lainnya antara
 lain sdr. Nunung Nurachman , Sdr Yudanto , Sdr . Titus Suprio . semuanya adalah tamatan Curug Re III , satu angkatan dibawah Bpk Aji Martoyo . Oleh Bpk Aji Martoyo saya disuruh istirahat dulu , menunggu sore dan malam hari dan nantinya akan diajak m,enemui Bpk Sekretaris Bandar Udara , Yakni Bpk Hadi Oetoro untuk melapor , bahwa saya telah datang di Bandara Ngurah Rai .
Malam harinya bersama dengan Bpk Aji Martoyo , saya diantar menghadap Bpk Hadi Oetoro , dirumah beliau di Jalan Fen Fui no 11 , tidak jauh dari jl . Talang Betutu No. 7.
Sesampai di rumah Bpk Hadi Oetoro , saya diperkenalkan kepada beliau , dan akhirnya beliau memberi sedikit petunjuk dan pengarahan dan diharap agar besok pagi mengahadap beliau lagi di kantor . dan setelah kembali dari rumah Bpk hadi Oetoro , karena rumah yang di Jl. Betutu , kamarnya sudah penuh , maka saya ditempatkan di rumah jalan Talang Betutu No 5 bersebelahan dengan dengan rumah Talang Betutu No 7 
Rumah yang saya tempati ini masih rumah baru , lengkap dengan fasilitas tempat tidur , kasur ,lemari dan korsi , serta dapur . Beberapa rumah baru disiapkan oleh proyek Bandar Udara untuk menampung pegawai pindahan dari beberapa Bandar Udara , untuk menunjang operasional Bandara Ngurah , karena Bandara Ngurah Rai baru saja diresmikan pengoperasiannya oleh Presiden Soeharto saat itu menjadi menjadi Bandar Udara International .. Maka banyak sekali pegawai pindahan yang ditarik ke Bandara Ngurah khususnya untuk tenaga Teknisi dan Air Traffic Control ( ATC ).
Hari pertama saya masuk kantor kembali menghadap Bpk Hadi Utoro , sambil membawa surat surat tugas dari Jakarta , dan diserahkan ke bagian Personalia , dan sekali saya dibriefing mengenai tugas yang akan saya laksanakan sebagai teknisi pada sub unit telekomunikasi . Kepala unitnya waktu itu di jabat oleh Bpk Widodo , tamatan Curug angkatan I . Setelah beberapa minggu saya di Denpasar , tahulah saya sedikit demi sedikit mengenai situasi dan kondisi Bandara dan sekitarnya . Jarak Bandara dari kota Denpasar lebih kurang 13 km, dan transportasi yang menghubungkan Bandara atau desa Tuban dengan kota dilayani oleh bemo dan bis tua yang membawa para pedagang ikan dari desa Jimbaran ke Kota Denpasar . Dan transportasi saat itu sangat susah sekali , belum tentu ada setiap jam sekali . Dan biasanya kalau saya mau kekota
 untuk belanja sesuatu keperluan , biasanya nunut dengan teman yang diserahi menggunakan mobil dinas kantor Demikian pula dengan kondisi Kuta yang pantainya terkenal itu , masih lengang dan sepi , hanya tersedia hotel satu satunya yakni Kuta Beach Hotel yang terdiri dari 4 buah cottage atau bungalow . Sepanjang pantai masik ditumbuhi pohon kelapa dan semak belukar . penerangan listrik belum ada sama sekali kecuali disekitar Bandar Udara yang disupplay dari Generator yang dioperasikan sendiri oleh Bandara . Kunjungan turis di Pantai Kuta , sudah mulai kelihatan namun masih didominasi oleh turis – turis kumal yang saat itu terkenal dengan sebutan “ Hippies” . Mereka banyak berkeliaran disepanjang pantai Kuta , dengan pakaian ala kadarnya , dan kalau malam tiba mereka menumpang menginap dirumah rumah penduduk yang berada disepanjang pantai kuta , dan adakalanya juga mereka menginap di pantai dan berfucking ria disana , tanpa terusik sedikitpun dari penduduk asli . Saya pikir inilah
 kelebihan orang Bali kala itu , mereka tampaknya tidak perduli dengan keberadaan turis yang aneh ini , dan kadang kelihatan aneh memang kalau turis mandi dihilir bertelanjang , maka orang asli mandi dihulu juga sama sama bertelanjang , tanpa menghiraukan