Server mailing list RantauNet berjalan atas sumbangan para anggota, simpatisan dan
semua pihak yang bersedia membantu. Ingin menyumbang silahkan klik:
http://www.rantaunet.com/sumbangan.php
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Aaa sata pula saya sekaki.
Sacara prinsip saya mendukung pendapat nakan Rahima.
Pikiran logis, kehidupan dialektis, kata pakar manajemen Gede Parama.
Saya sangat setuju dengan pendapat ini. Artinya tidak semua masalah kehidupan bisa
diatasi hanya dengan pikiran manusia. Artinya ada implikasi tindakan-tindakan yang
menurut pikiran logis yang
tidak terdeteksi oleh pikiran manusia itu sendiri.
Tidak semua yang logis itu benar.
Berpuasa, menahan lapar, padahal ada makanan yang bisa dimakan menurut logika adalah
pekerjaan dungu. Tetapi kehidupan mengajarkan kita bahwa menunda makan itu adalah
perlu. Ilmu ekonomi
mengajarkan kepada kita, bahwa kalau semua penghasilan kita dikonsumsi---tidak ditunda
sebagiantidak akan ada investasi. Dan kalau tidak ada investasi tidak akan ada
lapangan kerja baru
bagi anak dan kemenakan.
Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tapian.
(Di Indonesia kita terbalik, untuk melakukan investasi kita lebih suka berhutang atau
menjual aset-aset produktif ketimbang mgencangkan ikat pinggang: berenang-renang ke
hulu,
berakit-rakit---anak cucu---ke tepian)
Penyakit menular dan terjadinya kehamilan yang tidak dikehendaki di kalangan
siswa/remaja yang belum menikah adalah penyimpangan perilaku. Obatnya tentu
menciptakan kondusi yang kondusif yang
tidak memberi peluang kepada terjadinya hubungan seks di kalangan remaja siswa/remaja
yang belum menikah. Karena itu mengobatinya dengan kondom---walaupun terlihat
logis---bukan saja jauh
panggang dari api, tetapi malah bisa seperti upaya memadamkan api dengan menyiraminya
dengan bensin.
Menciptakan kodusi yang kondusif yang tidak memberi peluang kepada terjadinya hubungan
seks di kalangan remaja--- berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tapian---jelas
bukan pekerjaan
sederhana. Jelas tidak bisa diatasi hanya dengan aqal, tetapi juga dengan naqal.
Karena itu upaya revisi KUHP dengan menjadikan perzinaan dan kumpul kebo---yang
sesuai dengan ajaran
Islam---sebagai kegiatan yang bisa dikenakan pasal-pasal pidana, patut diberi ancungan
jempol. Diberlakukannya ketentuan ini kelak memang tidak akan meniadakan perzinaan dan
kumpul kebo sama
sekali, tetapi pasti bisa mengurangi. Orang suka seribu akal, orang enggan seribu
dalih. Tetapi yang ragu-ragu atau sekedar iseng atau hanya pengen coba-coba, akan
berpikir dua kali sebelum
melakukannya. Dipidana bo!
Tetapi jelas tidak bisa dengan naqal saja, karena sering pula kita lupa bahwa aqal itu
juga anugerah Allah belaka.
Intinya tidak ada jawaban tunggal atau sederhana untuk masalah-masalah kehidupan yang
umumnya sangat kompleks.
Hidup memang tidak mudah tetapi juga tidak sulit-sulit sekali.
Paling tidak itu kesan yang saya baca dari postingan- postingan cerdas dan subtil dari
Kanda Zubir Amin alias Jo Buyuang van Marseille, yang sekalipun seorang pejabat
tinggi tetapi enteng
saja naik bis kota maupun bendi.
Wassalam, Bandaro Kayo (60)
Rahima wrote:
--- Tanjuang Heri [EMAIL PROTECTED] wrote:
Sanak Ronald nan budiman, jo netters sadonyo,
Assalamualaikum.Wr.Wb.
Membawa kondom kesekolah bagi siswa atau
pelajar,sebagai antisipasi saja.Bagi saya ,sama halnya
dengan seorang ibu RT yang pergi ke Mal,niat bawa duit
hanya untuk sebagai persiapan saja,( sedia payung
sebelum hujan katanya ).
Niat hati tak ingin berbelanja,tapi pas tertarik pada
suatu barang di Mal tersebut,akhirnya kebeli
juga,akibat ada duit yang dianggap sebagai persiapan
itu tadi sudah ada.
Coba kalau ngak bawa duit tersebut ada beberapa hal
kemungkinan yang akan terjadi :
Pertama : Memang tidak jadi beli,cuman dilihat
saja,akibat dapat menahan diri dari nafsu
tersebut.Dengan arti kata kuat iman
kedua : Kebeli,tapi menghutang.
Ketiga : Yah mencopet jadinya,habis ngak bawa duit
sih.
Kesimpulan,kalau dipilih,tentu pilih yang
pertama,karena itu yang terbaik.
Wassalam.Rahima.
~~~
Ingin memasarkan produk anda di web RantauNet http://www.rantaunet.com
Hubungi [EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]
~~~
Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php
Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke:
http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php