RE: [RantauNet] Sudirman, Semanggi, Slipi

2002-04-25 Terurut Topik Elthaf

Rekan Urpas,
Excellence, puisi yang sangat menyentuh, kala menyibak bait-demi
bait, ada hembusan halus menembus ke relung yang paling dalam.
Selamat Urpas, aku tunggu yang lainnya.
Wassalam
Elthaf

-Original Message-
From: Urpas [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: Thursday, April 25, 2002 9:50 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [RantauNet] Sudirman, Semanggi, Slipi


*
berapa kali malam sudahkah kita lewati lintasan ini, hani?
kau hanya menggumam seraya balik setengah bertanya
: 'berapa 'kali, ya?'

memang tak pernah kita hitung, hani
kita hanya menjalani, mengarungi
meluncur di lintasan jakarta yang tak pernah sepi,
kemudian karam tenggelam,
terbenam dalam perjalanan,
perjalanan malam,
malam kita

entah berapa kali sudah,
kita hanya merasakannya tidak menghitung,
setiap detik detak waktu terasa bermakna
setiap inci lintasan terasa indah berwarna

hani, lihat..
angin pastilah berhembus,
kau lihat 'kan reranting bergoyang?
daun-daun melayang menghampiri aspal jalanan?
(lalu aku katakan padamu,
setiap kali aku  merasa sedih
ketika sapu-sapu di pagi hari menyingkirkan tebaran daun di jalanan,
aku bermimpi jalanan ini sepanjang hari ditaburi hijau dan kuning daun-daun
yang berguguran,
sepanjang hari, hani...)

dan jangan lupakan semburat cahaya itu, neng
semburat cahaya yang bersilangan di selingkar kita
lampu gedung,
lampu dari tiang-tiang,
neon papan iklan,
beberapa cercah cahaya dari kios-kios kecil di beberapa sudut,
mereka adalah sahabat abadi,
pada setiap perjalanan malam kita,

dan tentu juga,
ramako dan delta yang melayangkan nada-nada di udara,
'..if a man could be two places at one time,
i'd be with you,
tomorrow and today,
beside you all the way...'

lalu, kita berpura-pura lupa harus berbelok,
dan berpura-pura sedikit kaget
ketika terpaksa mengambil lintasan yang lebih panjang,
dan kemudian sama-sama tersenyum,
malam terlalu indah diakhiri begitu awal...

berapa kali malam sudah, hani?
kita jejaki lintasan ini?
memang tak pernah kita hitung,
namun, honestly, setiap pertanyaan itu hadir,
aku mencoba menerka-nerka,
sambil mengurai kembali lipatan kenangan di sepanjang lintasan itu,
dan ketika aku lipat rapih kembali helai-helai kenangan itu di sudut hati,
aku tersentak : berapa kalikah???

aku tersentak, hani,
dentum menggelegar menghantam dada,
entah berapa kali,
lebih susah dan berat dari pada menerka-nerka
berapa kali malam sudah kita lewati lintasan ini,

and, what do you think, honey?
berapa kali malam lagikah akan kita lewati lintasan ini?

o,
tidak untuk membuatmu sedih,
tidak untuk memintamu meneteskan air mata,

remember sebuah ode kau forwardkan semalam?
saying that pertemuan kita adalah suatu kebetulan,
(tapi tentu saja bukan sebuah kecelakaan)

namun perpisahan bukanlah sebuah kebetulan,
ia tengah melangkah lurus menuju kita, hani,
berjalan berderap bersama detak waktu,
perlahan atau cepat, ia akan datang,
perpisahan itu,

hani,
aku terlentang menatap lurus ke atas,
menembus langit-langit kamar, menggapai langit malam,
bulan dan bintang gemintang di atas sana,
sebuah sms terakhir penutup malam baru saja aku kirimkan,
(have a wonderful dream, honey..
and as usual,
meet me there.. in the moon,
we'll be dancing in the moon...)

aku berlari ke masa datang, hani,
menjemput perpisahan,
lalu berfikir gemetar,
apa yang akan aku lakukan?
ketika ia, perpisahan, menjejakkan telapaknya
pada langkah terakhir di hadapan kita,

entahlah, neng..
mungkin seperti ketika di dekat jalan layang di seberang pertokoan itu,
tatkala kita dengan berat mengakhiri perjalanan malam di sepanjang lintasan
itu,

lalu, sebelum benar-benar melangkah turun,
kubelai rambutmu, kusentuh wajahmu,
menatap lurus tanpa bicara,
ku biarkan michael jackson di ramako fm berbicara padamu on behalf of me:

one day in your life
you'll remember a place
someone touching your face
you'll come back and you'll look around, you'll . . .

one day in your life
you'll remember the love you found here
you'll remember me somehow
though you don't need me now
i will stay in your heart
and when things fall apart
you'll remember one day . . .

one day in your life
when you find that you're always waiting
for a love we used to share
just call my name, and I'll be there
you'll remember me somehow
though you don't need me now
i will stay in your heart
and when things fall apart
you'll remember one day . . .

one day in your life
when you find that you're always lonely
for a love we used to share
just call my name, and I'll be there..

matamu berkaca,
pelan ku melangkah turun,
tak kuasa untuk tidak mendesahkan kalimat
yang telah ratusan kali aku sampaikan padamu:
'ati-ati, ya, neng..'
lalu, kau hilang ditelan tikungan,

gerimis menaburi malam,
butirannya memecah-pudarkan cercahan cahaya dimataku,
gemuruh roda truk trailer menggilasi jalan layang di atas kepala,
membenamkan aku 

Re: [RantauNet] Sudirman, Semanggi, Slipi

2002-04-25 Terurut Topik rarachm

Iya, setuju.
Kata orang Biliyao kalau sedang tidak kumat memang sangat piawai 
berpuisi dan berprosa.  Saya sangat menikmati puisi-puisinya.
Cuman, katanya lagi, kalau bergitar agak false.   Gitarnya kurang 
stem.  Tali tigo-nyo agak kanai.  ha ha ha 

~rarach.
daggg urpasss .

--- In [EMAIL PROTECTED], Elthaf [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Rekan Urpas,
   Excellence, puisi yang sangat menyentuh, kala menyibak bait-
demi
 bait, ada hembusan halus menembus ke relung yang paling dalam.
   Selamat Urpas, aku tunggu yang lainnya.
   Wassalam
   Elthaf
 
 -Original Message-
 From: Urpas [mailto:pasisie@g...]
 Sent: Thursday, April 25, 2002 9:50 PM
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [RantauNet] Sudirman, Semanggi, Slipi
 
 
 *
 berapa kali malam sudahkah kita lewati lintasan ini, hani?
 kau hanya menggumam seraya balik setengah bertanya
 : 'berapa 'kali, ya?'
 
 memang tak pernah kita hitung, hani
 kita hanya menjalani, mengarungi
 meluncur di lintasan jakarta yang tak pernah sepi,
 kemudian karam tenggelam,
 terbenam dalam perjalanan,
 perjalanan malam,
 malam kita
 
 entah berapa kali sudah,
 kita hanya merasakannya tidak menghitung,
 setiap detik detak waktu terasa bermakna
 setiap inci lintasan terasa indah berwarna
 
 hani, lihat..
 angin pastilah berhembus,
 kau lihat 'kan reranting bergoyang?
 daun-daun melayang menghampiri aspal jalanan?
 (lalu aku katakan padamu,
 setiap kali aku  merasa sedih
 ketika sapu-sapu di pagi hari menyingkirkan tebaran daun di jalanan,
 aku bermimpi jalanan ini sepanjang hari ditaburi hijau dan kuning 
daun-daun
 yang berguguran,
 sepanjang hari, hani...)
 
 dan jangan lupakan semburat cahaya itu, neng
 semburat cahaya yang bersilangan di selingkar kita
 lampu gedung,
 lampu dari tiang-tiang,
 neon papan iklan,
 beberapa cercah cahaya dari kios-kios kecil di beberapa sudut,
 mereka adalah sahabat abadi,
 pada setiap perjalanan malam kita,
 
 dan tentu juga,
 ramako dan delta yang melayangkan nada-nada di udara,
 '..if a man could be two places at one time,
 i'd be with you,
 tomorrow and today,
 beside you all the way...'
 
 lalu, kita berpura-pura lupa harus berbelok,
 dan berpura-pura sedikit kaget
 ketika terpaksa mengambil lintasan yang lebih panjang,
 dan kemudian sama-sama tersenyum,
 malam terlalu indah diakhiri begitu awal...
 
 berapa kali malam sudah, hani?
 kita jejaki lintasan ini?
 memang tak pernah kita hitung,
 namun, honestly, setiap pertanyaan itu hadir,
 aku mencoba menerka-nerka,
 sambil mengurai kembali lipatan kenangan di sepanjang lintasan itu,
 dan ketika aku lipat rapih kembali helai-helai kenangan itu di 
sudut hati,
 aku tersentak : berapa kalikah???
 
 aku tersentak, hani,
 dentum menggelegar menghantam dada,
 entah berapa kali,
 lebih susah dan berat dari pada menerka-nerka
 berapa kali malam sudah kita lewati lintasan ini,
 
 and, what do you think, honey?
 berapa kali malam lagikah akan kita lewati lintasan ini?
 
 o,
 tidak untuk membuatmu sedih,
 tidak untuk memintamu meneteskan air mata,
 
 remember sebuah ode kau forwardkan semalam?
 saying that pertemuan kita adalah suatu kebetulan,
 (tapi tentu saja bukan sebuah kecelakaan)
 
 namun perpisahan bukanlah sebuah kebetulan,
 ia tengah melangkah lurus menuju kita, hani,
 berjalan berderap bersama detak waktu,
 perlahan atau cepat, ia akan datang,
 perpisahan itu,
 
 hani,
 aku terlentang menatap lurus ke atas,
 menembus langit-langit kamar, menggapai langit malam,
 bulan dan bintang gemintang di atas sana,
 sebuah sms terakhir penutup malam baru saja aku kirimkan,
 (have a wonderful dream, honey..
 and as usual,
 meet me there.. in the moon,
 we'll be dancing in the moon...)
 
 aku berlari ke masa datang, hani,
 menjemput perpisahan,
 lalu berfikir gemetar,
 apa yang akan aku lakukan?
 ketika ia, perpisahan, menjejakkan telapaknya
 pada langkah terakhir di hadapan kita,
 
 entahlah, neng..
 mungkin seperti ketika di dekat jalan layang di seberang pertokoan 
itu,
 tatkala kita dengan berat mengakhiri perjalanan malam di sepanjang 
lintasan
 itu,
 
 lalu, sebelum benar-benar melangkah turun,
 kubelai rambutmu, kusentuh wajahmu,
 menatap lurus tanpa bicara,
 ku biarkan michael jackson di ramako fm berbicara padamu on behalf 
of me:
 
 one day in your life
 you'll remember a place
 someone touching your face
 you'll come back and you'll look around, you'll . . .
 
 one day in your life
 you'll remember the love you found here
 you'll remember me somehow
 though you don't need me now
 i will stay in your heart
 and when things fall apart
 you'll remember one day . . .
 
 one day in your life
 when you find that you're always waiting
 for a love we used to share
 just call my name, and I'll be there
 you'll remember me somehow
 though you don't need me now
 i will stay in your heart
 and when things fall apart
 you'll remember one day . . .
 
 one day in