[R@ntau-Net] Apokah Ajo Duta jo Mak Ngah suai ?

2014-09-08 Terurut Topik Darwin Chalidi
Asyik juga baca tulisan dibawah...

http://ferizalramli.wordpress.com/2014/09/06/pulang-ke-tanah-air-sebagai-sebuah-kontemplasi/

Pulang ke Tanah Air sebagai sebuah kontemplasi…
6 Sep

Ini adalah kebiasaan orang Indonesia yang hidup diluar negeri (mengambil
kasus temen-temen saya di Jerman), menurut saya:

Tahun ke 1 s.d. 5, inginnya pulang. Homesick! Kangen dengan tanah air,
negeri indah rayuan pulau kelapa khatulistiwa. Semua tentang Indonesia
begitu amat ngangeni. Geding-gending Jawanya, tata bahasa halusnya yang
penuh ramah tamah, masakan Padangnya, Panorama Pantai dan Gunung-Gunung Api
yang begitu eksotis. Ada penjual bakso di malam hari, mie teg-teg, pecel
lele, siomay, burjo, nasi kucing, dll, dll. Bisa berdebat dengan temen2
sampai subuh dengan begadang sambil ngakak-ngakak bersama. Ini benar-benar
kaya spirit hidup yang indah.

Tahun ke 5 s.d. 10, sudah mulai amat merasakan begitu nikmatnya sistem
ekonomi sosialis Jerman. Sistem sosial yang begitu luar biasa hebat secara
merata. Sistem asuransi kesehatan begitu amat sempurna yang nyaris semua
penyakit dijamin asuransi. Sistem pendidikan yang bagus dan gratis.
Kriminal yang amat rendah. Transportasi publik yang nyaris sempurna, dll.
Semua ini begitu terasa nikmatnya.

Tahun ke 10 dst… wah saat menjenguk ke tanah air sebentar saja malah stress
berat. Ampun dengan macetnya dimana2 orang melanggar lalu lintas seenaknya.
Panas gersang karena pohon-pohon besar hutan kota berubah jadi onggokan
pusat shopping tidak bernilai budaya. Kriminal di ruang publik adalah
biasa. Korupsi begitu terasa di seluruh lini kehidupan. Sekolah2 yang
berantakan kurikulumnya. Sistem kesehatan dan rumah sakit yang seenaknya
aja pada pasien. Begitu banyak orang yang main serobot antrian. Orang-orang
begitu amat mata duitan dan gilanya lagi malah lebih materialistik dan
individualis dari pada orang-orang Jerman sekalipun dalam urusan uang.

Yang paling membuat amat takjub adalah begitu hebatnya para koruptor itu
bisa amat fasih memberi nasehat tentang kebajikan tanpa merasa bersalah di
ruang publik. Mereka pun bisa cengar-cengir tebar pesona saat ketangkap
korupsi seakan ingin pamer mewartakan ke publik bahwa korupsi itu perbuatan
lumrah karena semua orang melakukannya, jadi kenapa mesti malu ketangkap
korupsi? Tampaknya batasaan nilai benar salah itu nyaris tidak ada, kecuali
di pencitraan saja orang bicara tentang nilai2 kebenaran.

Parah sekali 50 tahun lalu saat Budayawan Mochtar Lubis pernah mengatakan
12 sifat buruk manusia Indonesia ternyata itu masih belum berubah menjadi
lebih baik hingga hari ini. Padahal saat itu kala saya mahasiswa 20 tahun
lalu, saya amat “marah” tersinggung dengan tulisan budayawan Mochtar Lubis
itu. Sekarang saya mulai mengangguk-angguk mengakui kebenarannya. Inilah
perkataan Budayawan Mochtar Lubis yang dulu membuat saya amat marah tentang
manusia Indonesia:
1. Hipokrit alias Munafik
2. Segan dan Enggan Bertanggung Jawab
3. Berjiwa Feodal
4. Masih Percaya Takhyul:
5. Artistik (ini penilai posistif dari Mochtar Lubis)
6. Watak yang Lemah:
7. Tidak Hemat, Dia Bukan “Economic Animal”
8. Lebih suka tidak bekerja keras, kecuali kalau terpaksa
9. Tukang Menggerutu di belakang
10. Sok
11. Cepat Cemburu dan Dengki
12. Tukang Tiru dan Plagiat
Klo sudah seperti ini siapa yang mau pulang ke tanah air? Tapi justru
karena semua itu maka Indonesia itu SURGA DAKWAH yang amat menggiurkan
untuk ditelateni. Jadi memang pulang ke tanah air sejatinya itu adalah
sebuah “sunah muakkad” untuk tegakkan Amar Maruf Nahi Mungkar. Hanya untuk
berhasil, ini semua butuh persiapan matang untuk menyesuaikan kehidupan
yang sudah menjadi asing dalam tata nilai hidup kita selama di belasan
tahun tidak di tanah air. Ndak usah minder dan kecil hati buat yang ingin
pulang jika anda ragu dengan keputusan anda. Anda perlu siapkan semuanya
secara matang. Mari kita kontemplasi sebentar, lihat lah:

Seorang hebat seperti Mohammad Hatta saja butuh 13 tahun sehingga dia
putuskan balik pulang ke tanah air.

Seorang hebat seperti BJ Habbibie saja butuh 17 tahun sehingga dia putuskan
balik ke tanah air.

Apalagi dengan orang-orang biasa saja dibandingkan kedua tokoh diatas? Jika
anda ingin pulang maka siapkan secara matang sehingga tidak “hard landing”
dan bisa berguna saat berkarya di tanah air. Jadi, akhirnya kembali pada
pertanyaan penting: “Bagaimana dengan anda semua yang sudah belasan tahun
di luar negeri, akankah anda pulang?” :)

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* 

[R@ntau-Net] Re: Arogansi Oknum Pejabat

2014-09-08 Terurut Topik Ephi Lintau
=== tingkah polah pejabat ...mengecewakan...

tapi ada yg unik..dari awal tulisan..penulis berusaha menutup identitas 
pejabat tsb dgn inisial IH... tapi terselip juga..bahwa IH itu Ibnu Hasan 
= Asisten Deputi Kapasitas Pemuda Kemenpora RI.

salam
Ephi

On Sunday, September 7, 2014 5:54:47 PM UTC+7, Nofend St. Mudo wrote:

 Oleh : *Musfi Yendra*

 Ia menghadap ke Buya Masoed, dan bicara kalau Bapak mau duluan silahkan 
 saja. Saya mau bicara di sini sampai jam 1. Ini baru jatah saya 15 menit. 
 Bicara apa saya waktu segitu. Padahal ia sudah bicara sekitar 30 menit. 
 Tak tahan akhirnya saya mengangkat tangan minta izin bicara pada moderator. 
 Saya mengingatkan, bahwa sebaiknya sebelum diskusi dengan Ibnu Hasan, 
 dituntaskan dulu pertanyaan ke Buya Masoed. Saya bilang juga ke IH, 
 tolong hargai Buya.

 Beliau ini sesepuh dan ulama kami di Sumatera Barat, datang ke sini untuk 
 memberikan ilmu. Beliau datang dari Padang untuk menemui mahasiswa. Tadi 
 sebelum bapak masuk, ada pertanyaan kepada Buya dan belum beliau jawab. 
 Terpending karena bapak langsung bicara. Tolong dituntaskan dulu ini, 
 mungkin Buya juga ada agenda lain. 

 Ketika saya sampaikan begitu, dia emosi kepada saya dan menjawab, Bapak 
 mau juga bicara, silahkan ini mic-nya... sambil ia berikan ke tangan saya. 
 Ia langsung keluar, kemudian masuk lagi sambil menggerutu. Moderator 
 memberikan kesempatan kepada Buya sesaat untuk menjawab pertanyaan 
 sebelumnya. Terakhir Buya berpesan kepada panitia.

 Sebagai ilmu untuk ananda semua, tolong diprint makalah Buya sejumlah 14 
 halaman dan dibagikan kepada peserta. Buya buatkan itu dua hari lamanya, 
 Buya datang menemui ananda juga baru pulang dari Malaysia. Setelah itu 
 saya, istri dan Buya pamit meninggalkan ruangan seminar. 

 Di luar ruangan saya bertanya pada panitia apa yang terjadi. Dari 
 penjelasan panitia, sejak jam 10.00 wib pejabat kementerian itu sudah 
 memarah-marahi panitia karena terjadi kemoloran waktu di acara pembukaan. 
 Pengakuan panitia mereka sudah maksimal menyiapkan kegiatan. Namun pejabat 
 dari pihak Pemko juga terlambat datang membuka acara tersebut. Ke saya dan 
 Buya mahasiswa berjanji akan belajar dari masalah itu. Mereka minta maaf ke 
 saya dan Buya. 

 Saya mengingatkan para pejabat negara agar jangan arogan kepada rakyat. 
 Kalau ada sesuatu yang salah dengan orang lain sampaikanlah dengan cara 
 yang baik. Anda harus tahu sedang dimana bicara dan bersama siapa. Anda 
 oknum pejabat tapi berkata-kata layaknya orang tak terdidik. Pantas banyak 
 generasi kita kurang ajar, karena anda memakinya dengan kata kurang ajar.

 Apa pentingnya anda menyebut diri sebagai mantan binaan Yahudi? Kemudian 
 mempertontonkan tentang sebuah kewengan dan kekuasaan saat emosi. Apa yang 
 disampaikan saudara IH mungkin saja tujuannya baik. Ada pesan yang ia 
 sampaikan, tapi caranya tak sesuai norma dan kearifan lokal. 

 Atas nama masyarakat Sumatera Barat saya meminta Menteri Pemuda dan 
 Olahraga, Roy Suryo untuk memberikan sanksi lisan maupun tertulis kepada 
 anak buahnya IH. Kemudian meminta saudara IH agar mengklarifikasi 
 maksud ucapan-ucapan dan makian yang disampaikannya dengan sangat emosional 
 di acara itu. Juga meminta yang bersangkutan meminta maaf secara terbuka 
 kepada masyarakat Minangkabau, atas perkataan yang tidak pantas kepada anak 
 kemenakan kita di kampus tersebut. 

 Ini menjadi catatan juga bagi presiden terpilih agar memperhatikan 
 penempatan pejabat di berbagai kementerian ke depan. Pelajaran bagi semua 
 kepala daerah. Mari kita sudahi kebiasan buruk. Kompetensi saja tak cukup 
 sebagai dasar penempatan pejabat. Karakter juga penting agar tak 
 semena-mena kepada rakyat.

 **) Pegiat Sosial Sumatera Barat*

 Sabtu, 06 September 2014

 http://m.sumbaronline.com/berita-19977-arogansi-oknum-pejabat.html

 -- 



 *Wassalam*



 *Nofend St. Mudo37th/Cikarang | Asa: Nagari Pauah Duo Nan Batigo - Solok 
 SelatanTweet: @nofend http://twitter.com/#!/@nofend | YM: rankmarola *
  

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk 

Fwd: [R@ntau-Net] MN: Jumlah Surah dan Ayat Makkiyah dan Madaniyah

2014-09-08 Terurut Topik Muchwardi Muchtar
*(--).Alah tigo alqur'an dicaliak io 6236 jumlah ayatnyo dengan 114 surat,
(terlampir). Elok jo pak MN barikan ka lapauko, Alquran mano, nan jumlat
ayatnyo 6266 dengan 114 surat. (** Maturidi Donsan*).

*(+) Dari ambo, kok malah saroman ko :*


*Jumlah ayat Alqur'an?*



Bara jumlah ayaik Alqur’an sabananyo?  Apokoh  atau 6236, atau malah
6266 saroman nan disampaikan dek senior kito (Prof) Dr. Mochtar Naim di
ateh?



Kalau ambo malah saroman ko gili-gili lamaknyo :



Situs FFI dan para debater kristen mempermasalahkan jumlah ayat dalam
Alqur'an, dengan adanya perbedaan pendapat para ulama tentang ayat
Alqur'an, mereka menuduh bahwa ayat-ayat Alqur'an banyak yang hilang.



Alqur’an dulu mempunyai  ayat dan 30 jus, tapi sekarang menjadi 6236
ayat sesuai dengan pandangan Hafsah ulama Kufah.



Di Mekkah sesuai dengan pandangan Ibnu  Katsir, menafsirkan ada 6220 ayat,
di Syria ada 6226 ayat, di Maroko ada 512 ayat, di Ashim ulama Basrah
menafsir ada 205 ayat.


Lho, kok bisa babedo, yo?



Para ulama sepakat mengatakan, bahwa jumlah ayat Alqur'an lebih dari 6.200
ayat. Namun berapa ayat lebihnya, mereka masih berselisih pendapat. Menurut
Nafi yang merupakan ulama Madinah, jumlah tepatnya adalah 6.217 ayat.
Sedangkan Syaibah yang juga ulama Madinah, jumlah tepatnya 6214 ayat. Lain
lagi dengan pendapat Abu Ja'far, meski juga merupakan ulama Madinah, beliau
mengatakan bahwa jumlah tepatnya 6.210 ayat.



Menurut Ibnu Katsir, ulama Makkah mengatakan jumlahnya 6.220 ayat, lalu
Ashim yang merupakan ulama Bashrah mengatakan bahwa jumlahnya jumlah ayat
Alquran ialah., 205 ayat.

Hamzah yang merupakan ulama Kufah sebagaimana yang diriwayatkan mengatakan
bahwa jumlahnya 6.236 ayat. Dan pendapat ulama Syria sebagaimana yang
diriwayatkan oleh Yahya Ibn al-Harits mengatakan bahwa jumlahnya 6.226 ayat.



Kok bisa babedo-bedo?

Sebenarnya tidak ada yang beda di dalam ayat Alqur'an. Semua pendapat di
atas berangkat dari ayat-ayat Alqur'an yang sama.



YANG BERBEDA ADALAH KETIKA MENGHITUNG JUMLAHNYA DAN MENETAPKAN APAKAH SUATU
POTONGAN KALIMAT ITU MENJADI SATU AYAT ATAU DUA AYAT.

Ada orang yang menghitung dua ayat menjadi satu. Dan sebaliknya juga ada
yang menghitung satu ayat jadi dua. Padahal kalau dibaca semua lafadz
Alqur’an itu, semuanya sama dan itu itu juga. Tidak ada yang berbeda.



LALU MENGAPA MENJADI BEDA DALAM MENENTUKAN APAKAH SATU LAFADZ ITU SATU AYAT
ATAU DUA AYAT?

Jawabnya adalah, dahulu Rasulullah SAW terkadang diriwayatkan berhenti
membaca dan menarik nafas. Pada saat itu timbul asumsi pada sebagian orang
bahwa ketika Nabi menarik nafas, di situlah ayat itu berhenti dan habis.
Sementara yang lain berpandangan bahwa nabi SAW hanya sekedar berhenti
menarik nafas dan tidak ada kaitannya dengan berhentinya suatu ayat.



Sayangnya, nabi kita Muhammad SAW saat itu juga tidak menjelaskan kenapa
beliau menarik nafas dan berhenti. Tidak dijelaskan juga apakah berhentinya
itu menunjukkan penggalan ayat, atau hanya semata-mata menarik nafas karena
ayatnya panjang.



Selain itu ada ulama yang menghitung kalimat bismillahirrahmnirrahim di
awal surat sebagai ayat, dan ada pula yang tidak tapi hanya menghitung
bismillahirrahmanirrahim pada surat Al-Fatihah saja sebagai bagian ayat
Alqur'an, ini juga bisa mempengaruhi perhitungan.



Perbedaan dalam menghitung jumlah ayat ini sama sekali tidak menodai
Alqur'an. Kasusnya sama dengan perbedaan jumlah halaman mushaf dari
berbagai versi percetakan. Ada mushaf yang tipis dan sedikit mengandung
halaman, tapi juga ada mushaf yang tebal dan mengandung banyak halaman.



Yang membedakanya adalah ukuran font, jenis dan tata letak (*lay out*)
halaman mushaf. Tidak ada ketetapan dari Nabi SAW bahwa Alqur'an itu harus
dicetak dengan jumlah halaman tertentu.



Jadi, bara sabananyo jumlah ayaik dalam Alquran tu?



Mari kita hitung.

Mulai dari surah Fatihah yang diakhiri dengan nomor 7. Itu adalah jumlah
ayat bagi surah tersebut. Kemudian pergi ke ujung surah 2 (Al-Baqarah) dan
bertemu pula dengan angka 286. Teruskanlah, surah demi surah, hingga ke
hujung surah terakhir, yaitu surah yang ke-114. Jumlahkan kesemua angka
itu, maka  jumlah yang didapati adalah jumlah ayat-ayat Alqur'an yang
sebenarnya.



Saroman kolah tapeknyo :



· 1-5 ( 7 + 286 + 200 + 176 + 120 )  = …789  ayat

· 6-10 ( 165 + 206 + 75 + 129 + 109 ) = .684

· 11-15 ( 123 + 111 + 43 + 52 + 99 )   =…428

· 16-20 ( 128 + 111 + 110 + 98 + 135 ) =  582

· 21-25 ( 112 + 78 + 118 + 64 + 77 ) = … 449

· 26-30 ( 227 + 93 + 88 + 69 + 60 ) = ….. 537

· 31-35 ( 34 + 30 + 73 + 54 + 45 ) = …… 236

· 36-40 ( 83 + 182 + 88 + 75 + 85 ) = …. 513

· 41-45 ( 54 + 53 + 89 + 59 + 37 ) = …… 292

· 46-50 ( 35 + 38 + 29 + 18 + 45 ) = …… 165

· 51-55 ( 60 + 49 + 62 + 55 + 78 ) = …… 304

· 56-60 ( 96 + 29 + 22 + 24 + 13 ) = …… 184

· 61-65 ( 14 + 11 + 11 + 18 + 12 ) = ……   .66

· 66-70 ( 12 + 30 + 52 + 52 + 44 ) = ……  

Fwd: [R@ntau-Net] Arogansi Oknum Pejabat

2014-09-08 Terurut Topik Muchwardi Muchtar
 *(--)*.1.Siapa IH ini sebenarnya? Apakah sehina itu kita dibilang seperti
itu? Copot saja org ini dari jabatannya? (*Zulharbi Salim*)
2.Saya kira dari preman, kebetulan dapat jabatan, lain kali kita
hati-hatilah, (*Maturidi*).

*DARI AMBO* :

*(+).Ibnu Hasan*  (Kabid Kreativitas Pemuda pada Asdep Peningkatan
Kreativitas Pemuda Deputi  Pemberdayaan Pemuda);
* .**Ibnu Hasan*, S. Pd, M.Pd. (IV/a), Bidang Pengembangan. Kreativitas
Pemuda.

Kalau nan dicaritokan *Musfi Yendra **(**Pegiat Sosial Sumatera Barat) *nan
tatulih di ateh, bana adonyo, mako parangai si Ibnu kantuik tu dapek
dikadukan lansuang ka Roy Suryo nan manjadi Boss-nyo via alamaik ko : Jalan
Magelang Km 5, Kav. Bima No. 8, Yogya 55284 Telepon 0815990-2811, HP
0811282811 - 0818882811, dan Fax (0274) 589440.
http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/r/roy-suryo/index.shtml

Karano maso karajo Roy hanyo sakitar limo pakan lai, ambo indak tahu apokoh
pangaduan dari urang awak nan manjadi panitia  Musyawarah Forum
Silaturahim Dakwah Kampus Daerah (FSLDKD) se-Sumatera Barat di Politeknik
Pertanian Universitas Andalas, Tanjung Pati Payakumbuah tu, lai mangkuih
untuak mambuek Si Ibnu kapok/mati kutu untuak mamburansang indak
bakarunciangan di muko forum resmi di nagari ambo, Kamih (4/9/14) tu.

Sayang ambo (Si m.m) indak manjadi panitia acara nantun. Kalau kabatulan
ambo nan jadi seksi repotnyo kutiko tu, baitu Si Ibnu salasai caruik
bungkang (30 minik) di muko mik, langsuang dipanggia Sekuriti Kampus
untuak mambaok Si Ibnu kalua ka tampaik parkir, dan maantakan wanyo baliak
ka bandara Katapiang. Silakan Angku Ibnu  bakirok baliak ka Jakarta. Kami
maundang Kemenpora (nan digaji dek pitih rayaik badarai.=== m.m)
datang ka Payakumbuah (Minangkabau) bukan untuak dicaci maki, tapi untuak
dibari baka baa supayo kami generasi panaruih bisa indak maniru kalakuan
nan tuo-tuo nan arogan, korupsi dan maraso pandai sorang..!!!

Di ujuang komentar ko ambo ---sabagai mantan urang 'sasek' kutiko mudo
dulu---, izinkalah ambo mambari masukan (*freeman* style, He.. he. === mm)
buek adiak-adiak/ kamunakan nan suko mambuek acara Pembangunan  Pembinaan
Mental dan Moral di Ranah Minang.

Kalau nantik kamaadoan baliak acara nan samo, kamudian maundang pejabaik
Jakarta nan (mungkin) lupo kacang pado kuliknyo saroman Si Ibnu tu
misalnyo, sarancaknyo panitia manyadiokan parewa nan bisa 'dipinjam
babarapo urang dari bakeh Terminal Lintas Padang, atau di sakitar Stasiun
Aua (Bukiktinggi). Jadi, kutiko ado tamu awak nan balagak santiang
saroman Si Ibnu tadi, cukuik Dunsanak awak nan Parewa tadi nan mahadok-inyo.

(Buek kawan-kawan ambo nan manjadi aktivis di Jakarta, biasonyo Parewa ko
dalam kepanitiaan adolah non struktural. Tapi bisa dipakai sabagai
antisipasi mahadoki urang-urang (badasi dan bajas) nan bakalakuan pareman.
Di Jakarta kami ---biasonyo--- mamintak surang duo urang dunsanak dari
FBR atau Forbi untuak manjadi Sekuriti bayangan (untuak antisipasi) kalau
basuo urang-urang nan sarupo Si Ibnu di ateh. Di Bali dikenal namaonyo
pincalang. Salalu dipakai patugeh resmi sabagai antsipasi kalau ado tamu
nan kurang aja saroman Si Ibnu, misalnyo).

Mukasuik ambo manulih saroman ko hanyo manunjuakkan ka uurang lua,
Kamunakan den di Minangkabau tu ijan waang anggap enteang, Ibnu. Loe jual
gue beli..!!!

Baa gakti JoDut, ZulTan dan Dunsanak lain nan (mungkin) punyo raso *chauvinism
*bakalabiahan saroman Si m.m ko?
Wk wk wkwkwkwkkk..

Salam  maaf,
*mm
(sedang di Cilegon)


-- Pesan terusan --
Dari: Maturidi Donsan maturid...@gmail.com
Tanggal: 7 September 2014 21.51
Subjek: Re: [R@ntau-Net] Arogansi Oknum Pejabat
Kepada: rantaunet@googlegroups.com rantaunet@googlegroups.com


Saya kira dari preman, kebetulan dapat jabatan, lain kali kita
hati-hatilah,


Maturidi

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi 

Trs: [R@ntau-Net] Arogansi Oknum Pejabat

2014-09-08 Terurut Topik 'ZulTan' via RantauNet


Kanda mm*** NSK,

Baa gakti JoDut, ZulTan dan Dunsanak lain nan...

Ka manga awak?


TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai 
Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri mempersoalkan 
sebutan untuk dirinya dalam seminar nasional tentang kelautan di Gedung 
Merdeka, Bandung, Rabu, 11 Juni 2014. Ceritanya, saat Mega diminta 
menyampaikan pidatonya, panitia menyebutnya mantan presiden.

Megawati kemudian mengoreksinya dengan mengutip aturan protokoler yang 
baru. Berdasarkan protokoler, sapaan untuk dirinya adalah presiden 
kelima, bukan mantan presiden. Jadi, terbayangkan tidak, Indonesia ini 
dalam urusan yang kecil saja sangat sulit mensosialisasikannya, kata 
Megawati di hadapan peserta seminar yang diselenggarakan oleh Dewan 
Kelautan Indonesia.

Tak hanya soal sapaan resmi dirinya, 
Megawati juga mengkritik perlakuan yang diberikan penyelenggara terhadap
 dirinya saat berpidato. Saat disebut sebagai mantan presiden, kata 
Mega, maka pidatonya ditempatkan di urutan belakang. Sebaliknya, ketika 
ia disapa sebagai presiden kelima.

 
Salam 
ZulTan

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


Re: [R@ntau-Net] Arogansi Oknum Pejabat

2014-09-08 Terurut Topik Maturidi Donsan
Gen-beliau  mungkin sudah dari sononya , jaga gensi ?, BK juga demikian.
beliau kan memang tak mau kalah, keras,l/k 8 tahun tak bersapaan dengan
SBY.

Bu Mega tak malu mempertontonkan kepada 240 juta Rakyat di NKRI ini, tak
bersapaan dengan SBY, penggantinya di 2004. demi gensi ?, yang harus
dipertahankannya.

Kalau  pemimpin tak mau bersialturrahmi, bagaimana rakyatnya /
pengikutnya?.

Oya, barangkali  dalam Pancasila dari klima sila itu, silaturrahmi tak
masuk, jaga gensi juga tak disebut, boleh-boleh saja, begitu barangkali.

Salam

Maturidi (L/76)







Pada 9 September 2014 06.36, 'ZulTan' via RantauNet 
rantaunet@googlegroups.com menulis:


 Kanda mm*** NSK,

 Baa gakti JoDut, ZulTan dan Dunsanak lain nan...

 Ka manga awak?


 *TEMPO.CO http://TEMPO.CO*, *Jakarta - *Ketua Umum Partai Demokrasi
 Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri mempersoalkan sebutan untuk
 dirinya dalam seminar nasional tentang kelautan di Gedung Merdeka, Bandung,
 Rabu, 11 Juni 2014. Ceritanya, saat Mega diminta menyampaikan pidatonya,
 panitia menyebutnya mantan presiden.

 Megawati kemudian mengoreksinya dengan mengutip aturan protokoler yang
 baru. Berdasarkan protokoler, sapaan untuk dirinya adalah presiden kelima,
 bukan mantan presiden. Jadi, terbayangkan tidak, Indonesia ini dalam
 urusan yang kecil saja sangat sulit mensosialisasikannya, kata Megawati di
 hadapan peserta seminar yang diselenggarakan oleh Dewan Kelautan Indonesia.

 Tak hanya soal sapaan resmi dirinya, Megawati juga mengkritik perlakuan
 yang diberikan penyelenggara terhadap dirinya saat berpidato. Saat disebut
 sebagai mantan presiden, kata Mega, maka pidatonya ditempatkan di urutan
 belakang. Sebaliknya, ketika ia disapa sebagai presiden kelima.


 Salam
 ZulTan




--
 .
 * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
 wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
 * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
 ===
 UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
 * DILARANG:
 1. Email besar dari 200KB;
 2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi;
 3. Email One Liner.
 * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
 mengirimkan biodata!
 * Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
 * Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
 * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama 
 mengganti subjeknya.
 ===
 Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
 http://groups.google.com/group/RantauNet/
 ---
 Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup RantauNet di Google
 Grup.
 Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
 kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
 Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


[R@ntau-Net] Bundo Kanduang

2014-09-08 Terurut Topik yan majoba jambak
BUNDO KANDUANG
Sia lah ka pangganti Bundo Kanduang
Pa unyi istano Pagaruyuang
Panunggu rumah ba anjuang
Nan pandai batanun jo batanuang

Di caliek si upiek jo si buyuang
Banyak nan indak sadar jo untuang
Indak tau suku jo kampuang
Jambak,Sikumbang, guci jo tanjuang

Lai batikuluak ba karuduang
Pandai ba kodek kain saruang
Tapi sadonyo serba tangguang
Ka ateh tabukak kabawah tagantuang

Kok lai batutuik di pungguang
Tapi babukak an di lambuang
Kok basaok bana nan tabusuang
Tapi jaleh lakuak gunuang

Babaju sampik ba kaos buntuang
Pusek tabukak dado santuang
Ka ateh ba jaik kabawah kuduang
Mangaku tamat Tarbiyah Canduang

Di tunjuak-I kareh hiduang
Di katoi nyo tasingguang
Pantang talantak jo talantuang
Di hariek nyo manggaruang

Antah cadiek antah binguang
Antah andie antah lingluang
Kadang lah bantuak kabau rampuang
Babega-bega ndak ba ujuang

Nan gadih lenjeh nan bujang caluang
Cabe-cabe jo taruang-taruang
Parangai bak miang rabuang
Manggata kalau disingguang

Geleang bak cando sipatuang
Galese cando bingkaruang
Lenggok sarupo sabuik tarapuang
Onjak bak cando apuang-apuang

Kok ba honda ka ilie ka ujuang
Antah bapangku antah badukuang
Duduak bak cando loncek kankuang
Lah baserak-serak tu tumbuang

Bunyi knalpot ma rauang-rauang
Jalan luruih nyo manikuang
Ndak nyo agak-I urang talantuang
Bantuak nyo sajo nan punyo kampuang

Ba pacaran ba kuruang-kuruang
Di balakang rumah di  bawah lumbuang
Kadang di bawah rumpun batuang
Bagaluang baguluang-guluang

Kama pai ba unduang-unduang
Kian kamari ba usuang-usuang
Lah kanai jarek kanai daluang
Disiko baru tagaruang

Badarai kukuak rembayan taduang
Lah nyato manang ba rambuang
Susuah bataji dapek saruang
Jo nan kuriek badan basabuang

Dapek hati bakadak jantuang
Cando alu dapek lasuang
Antah padi antah jaguang
Nan paralu jadi tapuang

Tinggalah nan kuriek maratok untuang
Muko pucek mato lah cakuang
Dado lah cando lambuang-lambuang
Kaki bangkak paruik gambuang

Babuah ratok ka si junjuang
Mancaliek jantan lah tabang ambuang
Antah ka merak antah ka lampuang
Sakarek hati nan nyo gungguang

Aib sia lah ka manangguang
Makan hati ba ulam jantuang
Timbua takuik tabik lingluang
Nak mancari tali ka bagatuang

Jikok di agak di manuang-manuang
Santano amuah kito maranuang
Iko lah salah sajak di baduang
Salah pangku salah jujuang

Dari pangka sampai ka ujuang
Di pandang di caliek guluang
Ibarat listrik arus lansuang
Lah banyak nan salah sambuang

Cupak panuah gantang balanjuang
Tanyato basuo saliter cakuang
Usah salahkan sarueh batuang
Nan manyukek salah hituang

Dek ketek di sanjuang-sanjuang
Lah nyato parangai baduang
Ndak tau kupiah jo talakuang
Tatap sajo  ba aguang-aguang

Di nan kalam lah hilang pusuang
Dima indak ka tataruang
Lah bak cando gulai kincuang
Babaua sajo cipuik jo rabuang

Nyampang diberangi mamak kanduang
Apak nyo nan tasingguang
Mandehnyo nan nyo asuang
Babela pulo dek anduang

Lah salah tampek ba nauang
Kaliru tampek balinduang
Hujan labek salah tuduang 
Hari paneh salah payuang
Y.Jambak.

https://lh5.googleusercontent.com/-7KDXi-AR7lQ/VA6IfOCSRII/ADI/s9h0qexGcjM/s1600/1359134515.jpg

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


[R@ntau-Net] BUPATI DAN WABUP SOLSEL: RUU Pilkada Kemunduran Demokrasi

2014-09-08 Terurut Topik Nofend St. Mudo
Selasa, 09 September 2014 02:18

SOLSEL, HALUAN — Bupati dan Wakil Bupati Solok Selatan (Solsel) tak
menyutujui RUU Pilkada yang saat ini sedang dibahas di DPR RI. Alasan utama
penolakan itu adalah, bila kepala daerah dipilih oleh DPRD, maka itu
berarti kemunduran demokrasi. Alasan lainnya, hal itu rentan dengan KKN.

“Saya tidak setuju dengan RUU Pilkada karena itu merupakan kemunduran
demokrasi, sebab pemilihan kepala daerah melalui DPRD sudah dilaksanakan
oleh pemerintah sejak lama. Mestinya kita melihat bukan perkara pilkada
langsung dipilih rakyat yang ribut di sana sini, tapi sistemnya yang perlu
kita ubah. Apa yang kurang dari sistem sekarang, itu yang diubah. Jangan
memberi peluang kepada kepala daerah untuk memodali pencalonan dirinya
dengan modal sebanyak-banyaknya,” ujarnya saat diwawancarai Haluan usai
pelantikan pejabat eselon II, Senin (8/9).

Ia berpendapat, biaya yang dikeluarkan dari pilkada melalui DPRD akan lebih
banyak. Sedangkan biaya yang keluar dari pilkada langsung, akan relatif,
yakni bisa hemat, bisa boros, tergantung sistemnya.

”Biaya yang dikeluarkan pe­merintah untuk pilkada oleh DPRD memang kecil,
tapi biaya politik dari calon kepala daerah itu akan besar. Sebab
berpotensi transaksi jabatan. Yang memilih pejabat-pejabat di pemda
nantinya bisa diatur oleh DPRD. Akhirnya bupati tinggal simbol saja. Bupati
tak punya power lagi,” tegas Muzni yang pada Pilkada Solsel Juli 2015 nanti
akan maju kembali.

Menurutnya, dampak yang mun­cul jika kepala daerah dilpilih oleh DPRD bila
dikaitkan dengan keri­cuhan yang timbul pasca pilkada, bila dalam pemilihan
langsung, pihak yang kecewa akan membuat keributan di KPU, maka bila
pilkada dipilih oleh DPRD, keributan yang sama juga bisa terjadi di kantor
DPRD.

Ditanya usulan RUU Pilkada yang didominasi oleh koalisi Merah-Putih di DPR
RI, dengan kaitan Muzni sebagai Ketua DPC Gerindra Solsel, ia mengatakan,
bukan soal siapa yang mendominasi, intinya, usul itu merupakan pikiran
mundur.

Ia tetap berpegang teguh pada UU bahwa kepala daerah dipilih langsung oleh
rakyat, karena kepala daerah berhubungan langsung dengan rakyat. Kecuali
jika pemi­lihan presiden, karena presiden tak berbaur langsung dengan
rakyat. Sementara itu, jawaban Wakil Bupati Solsel, Abdul Rahman terkait
RUU Pilkada, senada dengan Muzni. Sebagai calon kepala daerah Solsel pada
Juli 2015 nanti, ia tak setuju dengan RUU Pilkada itu karena akan terjadi
parlementer lokal. Hal itu menurutnya tak sesuai dengan sistim tata negara
Indonesia, bahwa eksekutif tak dipilih oleh legislatif. Kalau RUU Pilkada
diterapkan, maka sistim tata negara Indonesia jadi aneh.

Alasan lain ia tak setuju dengan RUU itu, karena kepala daerah harusnya
bertanggung jawab terhadap pemilihnya. Kalau pilkada dipilih langsung, maka
kepala daerah akan memiliki tanggung jawab terhadap rakyat. Sedangkan kalau
dipilih oleh DPRD, berarti kepala daerah harus bertanggung jawab kepada
DPRD. Padahal tugas pemerintah adalah bertanggung jawab kepada rakyat,
bukan kepada DPRD.

Selain itu, katanya, pilkada dipilih oleh DPRD rentan KKN, sebab akan
timbul politik transaksional. Walau pun demikian, sebagai kader PAN, Abdul
Rahman akan patuh terhadap RUU itu apabila disahkan nantinya, karena PAN
termasuk ke dalam koalisi Merah-Putih yang men­dominasi disahkannya RUU
Pilkada itu. (h/dib)



http://harianhaluan.com/index.php/berita/sumbar/34058-ruu-pilkada-kemunduran-demokrasi


RUU PILKADA DITUNGGANGI KEPENTINGAN
http://harianhaluan.com/index.php/berita/nusantara/34055-ruu-pilkada-ditunggangi-kepentingan[image:
PDF]
http://harianhaluan.com/index.php/berita/nusantara/34055-ruu-pilkada-ditunggangi-kepentingan?format=pdf[image:
Cetak]
http://harianhaluan.com/index.php/berita/nusantara/34055-ruu-pilkada-ditunggangi-kepentingan?tmpl=componentprint=1layout=defaultpage=[image:
Surel]
http://harianhaluan.com/index.php/component/mailto/?tmpl=componentlink=5065999f9cef7216ec28afda3e78a07b54f54bffSelasa,
09 September 2014 02:15

*RISMA: LEBIH ENAK DIPILIH RAKYAT*

*JAKARTA, HALUAN —* RUU Pilkada tengah digodok di DPR sedang banjir
kecaman. Karena salah satu itemnya  terkait pemilihan kepala daerah lewat
DPRD, bukan dipilih langsung oleh rakyat. Walikota Surabaya Tri
Rismaharini, menolak Pilkada tidak langsung itu.

Tri Rismaharini mengaku lebih sreg dengan pemilihan kepala daerah secara
langsung dibandingkan dipilih melalui DPRD. Menurutnya, pemilihan secara
langsung akan lebih bisa diterima masyarakat. “Kalau secara pribadi, enak
dipilih masyarakat,” kata Risma kepada wartawan di Balai Kota Surabaya,
Senin (8/9).

Dengan pemilihan langsung, kata Risma, dirinya akan mendapatkan masukan
secara detail dari masyarakat. Dia juga bisa berjanji dan mewujudkan janji
itu secara langsung.”Kampanye, aku punya masukan detail. Karena suara
rakyat, suara Tuhan,” ujarnya.

Ketika ditanya efisiensi anggaran jika kepala daerah dipilih DPRD? “Ya
sebetulnya mahal atau tidak tergantung kita melihatnya. Kalau dilihat dari
uang iya, tapi kalau dilihat dari