[R@ntau-Net] Apokah Ajo Duta jo Mak Ngah suai ?
Asyik juga baca tulisan dibawah... http://ferizalramli.wordpress.com/2014/09/06/pulang-ke-tanah-air-sebagai-sebuah-kontemplasi/ Pulang ke Tanah Air sebagai sebuah kontemplasi… 6 Sep Ini adalah kebiasaan orang Indonesia yang hidup diluar negeri (mengambil kasus temen-temen saya di Jerman), menurut saya: Tahun ke 1 s.d. 5, inginnya pulang. Homesick! Kangen dengan tanah air, negeri indah rayuan pulau kelapa khatulistiwa. Semua tentang Indonesia begitu amat ngangeni. Geding-gending Jawanya, tata bahasa halusnya yang penuh ramah tamah, masakan Padangnya, Panorama Pantai dan Gunung-Gunung Api yang begitu eksotis. Ada penjual bakso di malam hari, mie teg-teg, pecel lele, siomay, burjo, nasi kucing, dll, dll. Bisa berdebat dengan temen2 sampai subuh dengan begadang sambil ngakak-ngakak bersama. Ini benar-benar kaya spirit hidup yang indah. Tahun ke 5 s.d. 10, sudah mulai amat merasakan begitu nikmatnya sistem ekonomi sosialis Jerman. Sistem sosial yang begitu luar biasa hebat secara merata. Sistem asuransi kesehatan begitu amat sempurna yang nyaris semua penyakit dijamin asuransi. Sistem pendidikan yang bagus dan gratis. Kriminal yang amat rendah. Transportasi publik yang nyaris sempurna, dll. Semua ini begitu terasa nikmatnya. Tahun ke 10 dst… wah saat menjenguk ke tanah air sebentar saja malah stress berat. Ampun dengan macetnya dimana2 orang melanggar lalu lintas seenaknya. Panas gersang karena pohon-pohon besar hutan kota berubah jadi onggokan pusat shopping tidak bernilai budaya. Kriminal di ruang publik adalah biasa. Korupsi begitu terasa di seluruh lini kehidupan. Sekolah2 yang berantakan kurikulumnya. Sistem kesehatan dan rumah sakit yang seenaknya aja pada pasien. Begitu banyak orang yang main serobot antrian. Orang-orang begitu amat mata duitan dan gilanya lagi malah lebih materialistik dan individualis dari pada orang-orang Jerman sekalipun dalam urusan uang. Yang paling membuat amat takjub adalah begitu hebatnya para koruptor itu bisa amat fasih memberi nasehat tentang kebajikan tanpa merasa bersalah di ruang publik. Mereka pun bisa cengar-cengir tebar pesona saat ketangkap korupsi seakan ingin pamer mewartakan ke publik bahwa korupsi itu perbuatan lumrah karena semua orang melakukannya, jadi kenapa mesti malu ketangkap korupsi? Tampaknya batasaan nilai benar salah itu nyaris tidak ada, kecuali di pencitraan saja orang bicara tentang nilai2 kebenaran. Parah sekali 50 tahun lalu saat Budayawan Mochtar Lubis pernah mengatakan 12 sifat buruk manusia Indonesia ternyata itu masih belum berubah menjadi lebih baik hingga hari ini. Padahal saat itu kala saya mahasiswa 20 tahun lalu, saya amat “marah” tersinggung dengan tulisan budayawan Mochtar Lubis itu. Sekarang saya mulai mengangguk-angguk mengakui kebenarannya. Inilah perkataan Budayawan Mochtar Lubis yang dulu membuat saya amat marah tentang manusia Indonesia: 1. Hipokrit alias Munafik 2. Segan dan Enggan Bertanggung Jawab 3. Berjiwa Feodal 4. Masih Percaya Takhyul: 5. Artistik (ini penilai posistif dari Mochtar Lubis) 6. Watak yang Lemah: 7. Tidak Hemat, Dia Bukan “Economic Animal” 8. Lebih suka tidak bekerja keras, kecuali kalau terpaksa 9. Tukang Menggerutu di belakang 10. Sok 11. Cepat Cemburu dan Dengki 12. Tukang Tiru dan Plagiat Klo sudah seperti ini siapa yang mau pulang ke tanah air? Tapi justru karena semua itu maka Indonesia itu SURGA DAKWAH yang amat menggiurkan untuk ditelateni. Jadi memang pulang ke tanah air sejatinya itu adalah sebuah “sunah muakkad” untuk tegakkan Amar Maruf Nahi Mungkar. Hanya untuk berhasil, ini semua butuh persiapan matang untuk menyesuaikan kehidupan yang sudah menjadi asing dalam tata nilai hidup kita selama di belasan tahun tidak di tanah air. Ndak usah minder dan kecil hati buat yang ingin pulang jika anda ragu dengan keputusan anda. Anda perlu siapkan semuanya secara matang. Mari kita kontemplasi sebentar, lihat lah: Seorang hebat seperti Mohammad Hatta saja butuh 13 tahun sehingga dia putuskan balik pulang ke tanah air. Seorang hebat seperti BJ Habbibie saja butuh 17 tahun sehingga dia putuskan balik ke tanah air. Apalagi dengan orang-orang biasa saja dibandingkan kedua tokoh diatas? Jika anda ingin pulang maka siapkan secara matang sehingga tidak “hard landing” dan bisa berguna saat berkarya di tanah air. Jadi, akhirnya kembali pada pertanyaan penting: “Bagaimana dengan anda semua yang sudah belasan tahun di luar negeri, akankah anda pulang?” :) -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting *
[R@ntau-Net] Re: Arogansi Oknum Pejabat
=== tingkah polah pejabat ...mengecewakan... tapi ada yg unik..dari awal tulisan..penulis berusaha menutup identitas pejabat tsb dgn inisial IH... tapi terselip juga..bahwa IH itu Ibnu Hasan = Asisten Deputi Kapasitas Pemuda Kemenpora RI. salam Ephi On Sunday, September 7, 2014 5:54:47 PM UTC+7, Nofend St. Mudo wrote: Oleh : *Musfi Yendra* Ia menghadap ke Buya Masoed, dan bicara kalau Bapak mau duluan silahkan saja. Saya mau bicara di sini sampai jam 1. Ini baru jatah saya 15 menit. Bicara apa saya waktu segitu. Padahal ia sudah bicara sekitar 30 menit. Tak tahan akhirnya saya mengangkat tangan minta izin bicara pada moderator. Saya mengingatkan, bahwa sebaiknya sebelum diskusi dengan Ibnu Hasan, dituntaskan dulu pertanyaan ke Buya Masoed. Saya bilang juga ke IH, tolong hargai Buya. Beliau ini sesepuh dan ulama kami di Sumatera Barat, datang ke sini untuk memberikan ilmu. Beliau datang dari Padang untuk menemui mahasiswa. Tadi sebelum bapak masuk, ada pertanyaan kepada Buya dan belum beliau jawab. Terpending karena bapak langsung bicara. Tolong dituntaskan dulu ini, mungkin Buya juga ada agenda lain. Ketika saya sampaikan begitu, dia emosi kepada saya dan menjawab, Bapak mau juga bicara, silahkan ini mic-nya... sambil ia berikan ke tangan saya. Ia langsung keluar, kemudian masuk lagi sambil menggerutu. Moderator memberikan kesempatan kepada Buya sesaat untuk menjawab pertanyaan sebelumnya. Terakhir Buya berpesan kepada panitia. Sebagai ilmu untuk ananda semua, tolong diprint makalah Buya sejumlah 14 halaman dan dibagikan kepada peserta. Buya buatkan itu dua hari lamanya, Buya datang menemui ananda juga baru pulang dari Malaysia. Setelah itu saya, istri dan Buya pamit meninggalkan ruangan seminar. Di luar ruangan saya bertanya pada panitia apa yang terjadi. Dari penjelasan panitia, sejak jam 10.00 wib pejabat kementerian itu sudah memarah-marahi panitia karena terjadi kemoloran waktu di acara pembukaan. Pengakuan panitia mereka sudah maksimal menyiapkan kegiatan. Namun pejabat dari pihak Pemko juga terlambat datang membuka acara tersebut. Ke saya dan Buya mahasiswa berjanji akan belajar dari masalah itu. Mereka minta maaf ke saya dan Buya. Saya mengingatkan para pejabat negara agar jangan arogan kepada rakyat. Kalau ada sesuatu yang salah dengan orang lain sampaikanlah dengan cara yang baik. Anda harus tahu sedang dimana bicara dan bersama siapa. Anda oknum pejabat tapi berkata-kata layaknya orang tak terdidik. Pantas banyak generasi kita kurang ajar, karena anda memakinya dengan kata kurang ajar. Apa pentingnya anda menyebut diri sebagai mantan binaan Yahudi? Kemudian mempertontonkan tentang sebuah kewengan dan kekuasaan saat emosi. Apa yang disampaikan saudara IH mungkin saja tujuannya baik. Ada pesan yang ia sampaikan, tapi caranya tak sesuai norma dan kearifan lokal. Atas nama masyarakat Sumatera Barat saya meminta Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo untuk memberikan sanksi lisan maupun tertulis kepada anak buahnya IH. Kemudian meminta saudara IH agar mengklarifikasi maksud ucapan-ucapan dan makian yang disampaikannya dengan sangat emosional di acara itu. Juga meminta yang bersangkutan meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat Minangkabau, atas perkataan yang tidak pantas kepada anak kemenakan kita di kampus tersebut. Ini menjadi catatan juga bagi presiden terpilih agar memperhatikan penempatan pejabat di berbagai kementerian ke depan. Pelajaran bagi semua kepala daerah. Mari kita sudahi kebiasan buruk. Kompetensi saja tak cukup sebagai dasar penempatan pejabat. Karakter juga penting agar tak semena-mena kepada rakyat. **) Pegiat Sosial Sumatera Barat* Sabtu, 06 September 2014 http://m.sumbaronline.com/berita-19977-arogansi-oknum-pejabat.html -- *Wassalam* *Nofend St. Mudo37th/Cikarang | Asa: Nagari Pauah Duo Nan Batigo - Solok SelatanTweet: @nofend http://twitter.com/#!/@nofend | YM: rankmarola * -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk
Fwd: [R@ntau-Net] MN: Jumlah Surah dan Ayat Makkiyah dan Madaniyah
*(--).Alah tigo alqur'an dicaliak io 6236 jumlah ayatnyo dengan 114 surat, (terlampir). Elok jo pak MN barikan ka lapauko, Alquran mano, nan jumlat ayatnyo 6266 dengan 114 surat. (** Maturidi Donsan*). *(+) Dari ambo, kok malah saroman ko :* *Jumlah ayat Alqur'an?* Bara jumlah ayaik Alqur’an sabananyo? Apokoh atau 6236, atau malah 6266 saroman nan disampaikan dek senior kito (Prof) Dr. Mochtar Naim di ateh? Kalau ambo malah saroman ko gili-gili lamaknyo : Situs FFI dan para debater kristen mempermasalahkan jumlah ayat dalam Alqur'an, dengan adanya perbedaan pendapat para ulama tentang ayat Alqur'an, mereka menuduh bahwa ayat-ayat Alqur'an banyak yang hilang. Alqur’an dulu mempunyai ayat dan 30 jus, tapi sekarang menjadi 6236 ayat sesuai dengan pandangan Hafsah ulama Kufah. Di Mekkah sesuai dengan pandangan Ibnu Katsir, menafsirkan ada 6220 ayat, di Syria ada 6226 ayat, di Maroko ada 512 ayat, di Ashim ulama Basrah menafsir ada 205 ayat. Lho, kok bisa babedo, yo? Para ulama sepakat mengatakan, bahwa jumlah ayat Alqur'an lebih dari 6.200 ayat. Namun berapa ayat lebihnya, mereka masih berselisih pendapat. Menurut Nafi yang merupakan ulama Madinah, jumlah tepatnya adalah 6.217 ayat. Sedangkan Syaibah yang juga ulama Madinah, jumlah tepatnya 6214 ayat. Lain lagi dengan pendapat Abu Ja'far, meski juga merupakan ulama Madinah, beliau mengatakan bahwa jumlah tepatnya 6.210 ayat. Menurut Ibnu Katsir, ulama Makkah mengatakan jumlahnya 6.220 ayat, lalu Ashim yang merupakan ulama Bashrah mengatakan bahwa jumlahnya jumlah ayat Alquran ialah., 205 ayat. Hamzah yang merupakan ulama Kufah sebagaimana yang diriwayatkan mengatakan bahwa jumlahnya 6.236 ayat. Dan pendapat ulama Syria sebagaimana yang diriwayatkan oleh Yahya Ibn al-Harits mengatakan bahwa jumlahnya 6.226 ayat. Kok bisa babedo-bedo? Sebenarnya tidak ada yang beda di dalam ayat Alqur'an. Semua pendapat di atas berangkat dari ayat-ayat Alqur'an yang sama. YANG BERBEDA ADALAH KETIKA MENGHITUNG JUMLAHNYA DAN MENETAPKAN APAKAH SUATU POTONGAN KALIMAT ITU MENJADI SATU AYAT ATAU DUA AYAT. Ada orang yang menghitung dua ayat menjadi satu. Dan sebaliknya juga ada yang menghitung satu ayat jadi dua. Padahal kalau dibaca semua lafadz Alqur’an itu, semuanya sama dan itu itu juga. Tidak ada yang berbeda. LALU MENGAPA MENJADI BEDA DALAM MENENTUKAN APAKAH SATU LAFADZ ITU SATU AYAT ATAU DUA AYAT? Jawabnya adalah, dahulu Rasulullah SAW terkadang diriwayatkan berhenti membaca dan menarik nafas. Pada saat itu timbul asumsi pada sebagian orang bahwa ketika Nabi menarik nafas, di situlah ayat itu berhenti dan habis. Sementara yang lain berpandangan bahwa nabi SAW hanya sekedar berhenti menarik nafas dan tidak ada kaitannya dengan berhentinya suatu ayat. Sayangnya, nabi kita Muhammad SAW saat itu juga tidak menjelaskan kenapa beliau menarik nafas dan berhenti. Tidak dijelaskan juga apakah berhentinya itu menunjukkan penggalan ayat, atau hanya semata-mata menarik nafas karena ayatnya panjang. Selain itu ada ulama yang menghitung kalimat bismillahirrahmnirrahim di awal surat sebagai ayat, dan ada pula yang tidak tapi hanya menghitung bismillahirrahmanirrahim pada surat Al-Fatihah saja sebagai bagian ayat Alqur'an, ini juga bisa mempengaruhi perhitungan. Perbedaan dalam menghitung jumlah ayat ini sama sekali tidak menodai Alqur'an. Kasusnya sama dengan perbedaan jumlah halaman mushaf dari berbagai versi percetakan. Ada mushaf yang tipis dan sedikit mengandung halaman, tapi juga ada mushaf yang tebal dan mengandung banyak halaman. Yang membedakanya adalah ukuran font, jenis dan tata letak (*lay out*) halaman mushaf. Tidak ada ketetapan dari Nabi SAW bahwa Alqur'an itu harus dicetak dengan jumlah halaman tertentu. Jadi, bara sabananyo jumlah ayaik dalam Alquran tu? Mari kita hitung. Mulai dari surah Fatihah yang diakhiri dengan nomor 7. Itu adalah jumlah ayat bagi surah tersebut. Kemudian pergi ke ujung surah 2 (Al-Baqarah) dan bertemu pula dengan angka 286. Teruskanlah, surah demi surah, hingga ke hujung surah terakhir, yaitu surah yang ke-114. Jumlahkan kesemua angka itu, maka jumlah yang didapati adalah jumlah ayat-ayat Alqur'an yang sebenarnya. Saroman kolah tapeknyo : · 1-5 ( 7 + 286 + 200 + 176 + 120 ) = …789 ayat · 6-10 ( 165 + 206 + 75 + 129 + 109 ) = .684 · 11-15 ( 123 + 111 + 43 + 52 + 99 ) =…428 · 16-20 ( 128 + 111 + 110 + 98 + 135 ) = 582 · 21-25 ( 112 + 78 + 118 + 64 + 77 ) = … 449 · 26-30 ( 227 + 93 + 88 + 69 + 60 ) = ….. 537 · 31-35 ( 34 + 30 + 73 + 54 + 45 ) = …… 236 · 36-40 ( 83 + 182 + 88 + 75 + 85 ) = …. 513 · 41-45 ( 54 + 53 + 89 + 59 + 37 ) = …… 292 · 46-50 ( 35 + 38 + 29 + 18 + 45 ) = …… 165 · 51-55 ( 60 + 49 + 62 + 55 + 78 ) = …… 304 · 56-60 ( 96 + 29 + 22 + 24 + 13 ) = …… 184 · 61-65 ( 14 + 11 + 11 + 18 + 12 ) = …… .66 · 66-70 ( 12 + 30 + 52 + 52 + 44 ) = ……
Fwd: [R@ntau-Net] Arogansi Oknum Pejabat
*(--)*.1.Siapa IH ini sebenarnya? Apakah sehina itu kita dibilang seperti itu? Copot saja org ini dari jabatannya? (*Zulharbi Salim*) 2.Saya kira dari preman, kebetulan dapat jabatan, lain kali kita hati-hatilah, (*Maturidi*). *DARI AMBO* : *(+).Ibnu Hasan* (Kabid Kreativitas Pemuda pada Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda Deputi Pemberdayaan Pemuda); * .**Ibnu Hasan*, S. Pd, M.Pd. (IV/a), Bidang Pengembangan. Kreativitas Pemuda. Kalau nan dicaritokan *Musfi Yendra **(**Pegiat Sosial Sumatera Barat) *nan tatulih di ateh, bana adonyo, mako parangai si Ibnu kantuik tu dapek dikadukan lansuang ka Roy Suryo nan manjadi Boss-nyo via alamaik ko : Jalan Magelang Km 5, Kav. Bima No. 8, Yogya 55284 Telepon 0815990-2811, HP 0811282811 - 0818882811, dan Fax (0274) 589440. http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/r/roy-suryo/index.shtml Karano maso karajo Roy hanyo sakitar limo pakan lai, ambo indak tahu apokoh pangaduan dari urang awak nan manjadi panitia Musyawarah Forum Silaturahim Dakwah Kampus Daerah (FSLDKD) se-Sumatera Barat di Politeknik Pertanian Universitas Andalas, Tanjung Pati Payakumbuah tu, lai mangkuih untuak mambuek Si Ibnu kapok/mati kutu untuak mamburansang indak bakarunciangan di muko forum resmi di nagari ambo, Kamih (4/9/14) tu. Sayang ambo (Si m.m) indak manjadi panitia acara nantun. Kalau kabatulan ambo nan jadi seksi repotnyo kutiko tu, baitu Si Ibnu salasai caruik bungkang (30 minik) di muko mik, langsuang dipanggia Sekuriti Kampus untuak mambaok Si Ibnu kalua ka tampaik parkir, dan maantakan wanyo baliak ka bandara Katapiang. Silakan Angku Ibnu bakirok baliak ka Jakarta. Kami maundang Kemenpora (nan digaji dek pitih rayaik badarai.=== m.m) datang ka Payakumbuah (Minangkabau) bukan untuak dicaci maki, tapi untuak dibari baka baa supayo kami generasi panaruih bisa indak maniru kalakuan nan tuo-tuo nan arogan, korupsi dan maraso pandai sorang..!!! Di ujuang komentar ko ambo ---sabagai mantan urang 'sasek' kutiko mudo dulu---, izinkalah ambo mambari masukan (*freeman* style, He.. he. === mm) buek adiak-adiak/ kamunakan nan suko mambuek acara Pembangunan Pembinaan Mental dan Moral di Ranah Minang. Kalau nantik kamaadoan baliak acara nan samo, kamudian maundang pejabaik Jakarta nan (mungkin) lupo kacang pado kuliknyo saroman Si Ibnu tu misalnyo, sarancaknyo panitia manyadiokan parewa nan bisa 'dipinjam babarapo urang dari bakeh Terminal Lintas Padang, atau di sakitar Stasiun Aua (Bukiktinggi). Jadi, kutiko ado tamu awak nan balagak santiang saroman Si Ibnu tadi, cukuik Dunsanak awak nan Parewa tadi nan mahadok-inyo. (Buek kawan-kawan ambo nan manjadi aktivis di Jakarta, biasonyo Parewa ko dalam kepanitiaan adolah non struktural. Tapi bisa dipakai sabagai antisipasi mahadoki urang-urang (badasi dan bajas) nan bakalakuan pareman. Di Jakarta kami ---biasonyo--- mamintak surang duo urang dunsanak dari FBR atau Forbi untuak manjadi Sekuriti bayangan (untuak antisipasi) kalau basuo urang-urang nan sarupo Si Ibnu di ateh. Di Bali dikenal namaonyo pincalang. Salalu dipakai patugeh resmi sabagai antsipasi kalau ado tamu nan kurang aja saroman Si Ibnu, misalnyo). Mukasuik ambo manulih saroman ko hanyo manunjuakkan ka uurang lua, Kamunakan den di Minangkabau tu ijan waang anggap enteang, Ibnu. Loe jual gue beli..!!! Baa gakti JoDut, ZulTan dan Dunsanak lain nan (mungkin) punyo raso *chauvinism *bakalabiahan saroman Si m.m ko? Wk wk wkwkwkwkkk.. Salam maaf, *mm (sedang di Cilegon) -- Pesan terusan -- Dari: Maturidi Donsan maturid...@gmail.com Tanggal: 7 September 2014 21.51 Subjek: Re: [R@ntau-Net] Arogansi Oknum Pejabat Kepada: rantaunet@googlegroups.com rantaunet@googlegroups.com Saya kira dari preman, kebetulan dapat jabatan, lain kali kita hati-hatilah, Maturidi -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi
Trs: [R@ntau-Net] Arogansi Oknum Pejabat
Kanda mm*** NSK, Baa gakti JoDut, ZulTan dan Dunsanak lain nan... Ka manga awak? TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri mempersoalkan sebutan untuk dirinya dalam seminar nasional tentang kelautan di Gedung Merdeka, Bandung, Rabu, 11 Juni 2014. Ceritanya, saat Mega diminta menyampaikan pidatonya, panitia menyebutnya mantan presiden. Megawati kemudian mengoreksinya dengan mengutip aturan protokoler yang baru. Berdasarkan protokoler, sapaan untuk dirinya adalah presiden kelima, bukan mantan presiden. Jadi, terbayangkan tidak, Indonesia ini dalam urusan yang kecil saja sangat sulit mensosialisasikannya, kata Megawati di hadapan peserta seminar yang diselenggarakan oleh Dewan Kelautan Indonesia. Tak hanya soal sapaan resmi dirinya, Megawati juga mengkritik perlakuan yang diberikan penyelenggara terhadap dirinya saat berpidato. Saat disebut sebagai mantan presiden, kata Mega, maka pidatonya ditempatkan di urutan belakang. Sebaliknya, ketika ia disapa sebagai presiden kelima. Salam ZulTan -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
Re: [R@ntau-Net] Arogansi Oknum Pejabat
Gen-beliau mungkin sudah dari sononya , jaga gensi ?, BK juga demikian. beliau kan memang tak mau kalah, keras,l/k 8 tahun tak bersapaan dengan SBY. Bu Mega tak malu mempertontonkan kepada 240 juta Rakyat di NKRI ini, tak bersapaan dengan SBY, penggantinya di 2004. demi gensi ?, yang harus dipertahankannya. Kalau pemimpin tak mau bersialturrahmi, bagaimana rakyatnya / pengikutnya?. Oya, barangkali dalam Pancasila dari klima sila itu, silaturrahmi tak masuk, jaga gensi juga tak disebut, boleh-boleh saja, begitu barangkali. Salam Maturidi (L/76) Pada 9 September 2014 06.36, 'ZulTan' via RantauNet rantaunet@googlegroups.com menulis: Kanda mm*** NSK, Baa gakti JoDut, ZulTan dan Dunsanak lain nan... Ka manga awak? *TEMPO.CO http://TEMPO.CO*, *Jakarta - *Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri mempersoalkan sebutan untuk dirinya dalam seminar nasional tentang kelautan di Gedung Merdeka, Bandung, Rabu, 11 Juni 2014. Ceritanya, saat Mega diminta menyampaikan pidatonya, panitia menyebutnya mantan presiden. Megawati kemudian mengoreksinya dengan mengutip aturan protokoler yang baru. Berdasarkan protokoler, sapaan untuk dirinya adalah presiden kelima, bukan mantan presiden. Jadi, terbayangkan tidak, Indonesia ini dalam urusan yang kecil saja sangat sulit mensosialisasikannya, kata Megawati di hadapan peserta seminar yang diselenggarakan oleh Dewan Kelautan Indonesia. Tak hanya soal sapaan resmi dirinya, Megawati juga mengkritik perlakuan yang diberikan penyelenggara terhadap dirinya saat berpidato. Saat disebut sebagai mantan presiden, kata Mega, maka pidatonya ditempatkan di urutan belakang. Sebaliknya, ketika ia disapa sebagai presiden kelima. Salam ZulTan -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup RantauNet di Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
[R@ntau-Net] Bundo Kanduang
BUNDO KANDUANG Sia lah ka pangganti Bundo Kanduang Pa unyi istano Pagaruyuang Panunggu rumah ba anjuang Nan pandai batanun jo batanuang Di caliek si upiek jo si buyuang Banyak nan indak sadar jo untuang Indak tau suku jo kampuang Jambak,Sikumbang, guci jo tanjuang Lai batikuluak ba karuduang Pandai ba kodek kain saruang Tapi sadonyo serba tangguang Ka ateh tabukak kabawah tagantuang Kok lai batutuik di pungguang Tapi babukak an di lambuang Kok basaok bana nan tabusuang Tapi jaleh lakuak gunuang Babaju sampik ba kaos buntuang Pusek tabukak dado santuang Ka ateh ba jaik kabawah kuduang Mangaku tamat Tarbiyah Canduang Di tunjuak-I kareh hiduang Di katoi nyo tasingguang Pantang talantak jo talantuang Di hariek nyo manggaruang Antah cadiek antah binguang Antah andie antah lingluang Kadang lah bantuak kabau rampuang Babega-bega ndak ba ujuang Nan gadih lenjeh nan bujang caluang Cabe-cabe jo taruang-taruang Parangai bak miang rabuang Manggata kalau disingguang Geleang bak cando sipatuang Galese cando bingkaruang Lenggok sarupo sabuik tarapuang Onjak bak cando apuang-apuang Kok ba honda ka ilie ka ujuang Antah bapangku antah badukuang Duduak bak cando loncek kankuang Lah baserak-serak tu tumbuang Bunyi knalpot ma rauang-rauang Jalan luruih nyo manikuang Ndak nyo agak-I urang talantuang Bantuak nyo sajo nan punyo kampuang Ba pacaran ba kuruang-kuruang Di balakang rumah di bawah lumbuang Kadang di bawah rumpun batuang Bagaluang baguluang-guluang Kama pai ba unduang-unduang Kian kamari ba usuang-usuang Lah kanai jarek kanai daluang Disiko baru tagaruang Badarai kukuak rembayan taduang Lah nyato manang ba rambuang Susuah bataji dapek saruang Jo nan kuriek badan basabuang Dapek hati bakadak jantuang Cando alu dapek lasuang Antah padi antah jaguang Nan paralu jadi tapuang Tinggalah nan kuriek maratok untuang Muko pucek mato lah cakuang Dado lah cando lambuang-lambuang Kaki bangkak paruik gambuang Babuah ratok ka si junjuang Mancaliek jantan lah tabang ambuang Antah ka merak antah ka lampuang Sakarek hati nan nyo gungguang Aib sia lah ka manangguang Makan hati ba ulam jantuang Timbua takuik tabik lingluang Nak mancari tali ka bagatuang Jikok di agak di manuang-manuang Santano amuah kito maranuang Iko lah salah sajak di baduang Salah pangku salah jujuang Dari pangka sampai ka ujuang Di pandang di caliek guluang Ibarat listrik arus lansuang Lah banyak nan salah sambuang Cupak panuah gantang balanjuang Tanyato basuo saliter cakuang Usah salahkan sarueh batuang Nan manyukek salah hituang Dek ketek di sanjuang-sanjuang Lah nyato parangai baduang Ndak tau kupiah jo talakuang Tatap sajo ba aguang-aguang Di nan kalam lah hilang pusuang Dima indak ka tataruang Lah bak cando gulai kincuang Babaua sajo cipuik jo rabuang Nyampang diberangi mamak kanduang Apak nyo nan tasingguang Mandehnyo nan nyo asuang Babela pulo dek anduang Lah salah tampek ba nauang Kaliru tampek balinduang Hujan labek salah tuduang Hari paneh salah payuang Y.Jambak. https://lh5.googleusercontent.com/-7KDXi-AR7lQ/VA6IfOCSRII/ADI/s9h0qexGcjM/s1600/1359134515.jpg -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
[R@ntau-Net] BUPATI DAN WABUP SOLSEL: RUU Pilkada Kemunduran Demokrasi
Selasa, 09 September 2014 02:18 SOLSEL, HALUAN — Bupati dan Wakil Bupati Solok Selatan (Solsel) tak menyutujui RUU Pilkada yang saat ini sedang dibahas di DPR RI. Alasan utama penolakan itu adalah, bila kepala daerah dipilih oleh DPRD, maka itu berarti kemunduran demokrasi. Alasan lainnya, hal itu rentan dengan KKN. “Saya tidak setuju dengan RUU Pilkada karena itu merupakan kemunduran demokrasi, sebab pemilihan kepala daerah melalui DPRD sudah dilaksanakan oleh pemerintah sejak lama. Mestinya kita melihat bukan perkara pilkada langsung dipilih rakyat yang ribut di sana sini, tapi sistemnya yang perlu kita ubah. Apa yang kurang dari sistem sekarang, itu yang diubah. Jangan memberi peluang kepada kepala daerah untuk memodali pencalonan dirinya dengan modal sebanyak-banyaknya,” ujarnya saat diwawancarai Haluan usai pelantikan pejabat eselon II, Senin (8/9). Ia berpendapat, biaya yang dikeluarkan dari pilkada melalui DPRD akan lebih banyak. Sedangkan biaya yang keluar dari pilkada langsung, akan relatif, yakni bisa hemat, bisa boros, tergantung sistemnya. ”Biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk pilkada oleh DPRD memang kecil, tapi biaya politik dari calon kepala daerah itu akan besar. Sebab berpotensi transaksi jabatan. Yang memilih pejabat-pejabat di pemda nantinya bisa diatur oleh DPRD. Akhirnya bupati tinggal simbol saja. Bupati tak punya power lagi,” tegas Muzni yang pada Pilkada Solsel Juli 2015 nanti akan maju kembali. Menurutnya, dampak yang muncul jika kepala daerah dilpilih oleh DPRD bila dikaitkan dengan kericuhan yang timbul pasca pilkada, bila dalam pemilihan langsung, pihak yang kecewa akan membuat keributan di KPU, maka bila pilkada dipilih oleh DPRD, keributan yang sama juga bisa terjadi di kantor DPRD. Ditanya usulan RUU Pilkada yang didominasi oleh koalisi Merah-Putih di DPR RI, dengan kaitan Muzni sebagai Ketua DPC Gerindra Solsel, ia mengatakan, bukan soal siapa yang mendominasi, intinya, usul itu merupakan pikiran mundur. Ia tetap berpegang teguh pada UU bahwa kepala daerah dipilih langsung oleh rakyat, karena kepala daerah berhubungan langsung dengan rakyat. Kecuali jika pemilihan presiden, karena presiden tak berbaur langsung dengan rakyat. Sementara itu, jawaban Wakil Bupati Solsel, Abdul Rahman terkait RUU Pilkada, senada dengan Muzni. Sebagai calon kepala daerah Solsel pada Juli 2015 nanti, ia tak setuju dengan RUU Pilkada itu karena akan terjadi parlementer lokal. Hal itu menurutnya tak sesuai dengan sistim tata negara Indonesia, bahwa eksekutif tak dipilih oleh legislatif. Kalau RUU Pilkada diterapkan, maka sistim tata negara Indonesia jadi aneh. Alasan lain ia tak setuju dengan RUU itu, karena kepala daerah harusnya bertanggung jawab terhadap pemilihnya. Kalau pilkada dipilih langsung, maka kepala daerah akan memiliki tanggung jawab terhadap rakyat. Sedangkan kalau dipilih oleh DPRD, berarti kepala daerah harus bertanggung jawab kepada DPRD. Padahal tugas pemerintah adalah bertanggung jawab kepada rakyat, bukan kepada DPRD. Selain itu, katanya, pilkada dipilih oleh DPRD rentan KKN, sebab akan timbul politik transaksional. Walau pun demikian, sebagai kader PAN, Abdul Rahman akan patuh terhadap RUU itu apabila disahkan nantinya, karena PAN termasuk ke dalam koalisi Merah-Putih yang mendominasi disahkannya RUU Pilkada itu. (h/dib) http://harianhaluan.com/index.php/berita/sumbar/34058-ruu-pilkada-kemunduran-demokrasi RUU PILKADA DITUNGGANGI KEPENTINGAN http://harianhaluan.com/index.php/berita/nusantara/34055-ruu-pilkada-ditunggangi-kepentingan[image: PDF] http://harianhaluan.com/index.php/berita/nusantara/34055-ruu-pilkada-ditunggangi-kepentingan?format=pdf[image: Cetak] http://harianhaluan.com/index.php/berita/nusantara/34055-ruu-pilkada-ditunggangi-kepentingan?tmpl=componentprint=1layout=defaultpage=[image: Surel] http://harianhaluan.com/index.php/component/mailto/?tmpl=componentlink=5065999f9cef7216ec28afda3e78a07b54f54bffSelasa, 09 September 2014 02:15 *RISMA: LEBIH ENAK DIPILIH RAKYAT* *JAKARTA, HALUAN —* RUU Pilkada tengah digodok di DPR sedang banjir kecaman. Karena salah satu itemnya terkait pemilihan kepala daerah lewat DPRD, bukan dipilih langsung oleh rakyat. Walikota Surabaya Tri Rismaharini, menolak Pilkada tidak langsung itu. Tri Rismaharini mengaku lebih sreg dengan pemilihan kepala daerah secara langsung dibandingkan dipilih melalui DPRD. Menurutnya, pemilihan secara langsung akan lebih bisa diterima masyarakat. “Kalau secara pribadi, enak dipilih masyarakat,” kata Risma kepada wartawan di Balai Kota Surabaya, Senin (8/9). Dengan pemilihan langsung, kata Risma, dirinya akan mendapatkan masukan secara detail dari masyarakat. Dia juga bisa berjanji dan mewujudkan janji itu secara langsung.”Kampanye, aku punya masukan detail. Karena suara rakyat, suara Tuhan,” ujarnya. Ketika ditanya efisiensi anggaran jika kepala daerah dipilih DPRD? “Ya sebetulnya mahal atau tidak tergantung kita melihatnya. Kalau dilihat dari uang iya, tapi kalau dilihat dari