[R@ntau-Net] MOCHTAR NAIM: RUMAH-SURAU-SEKOLAH
KAWAN2,SILAHKAN BUKA DAN BACA LAMPIRAN INI JIKA ADA WAKTU.SALAM, MN -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
Re: [R@ntau-Net] (OOT) Rektor Unsyiah: 82% mahasiswa baru tak bisa baca Al Qur'an
Wa'alaykumus salaam warahmatullah, Pak Akmal Saya cenderung melihatnya sebagai kepedulian Rektor Unsyiah terhadap masalah ini. Keluarnya angka 82% menunjukkan adanya kemauan untuk mengukur keadaan diri. Yang penting ialah tindak lanjut terhadap temuan tersebut baik oleh para mahaiswa, keluarga mereka, kampus, dan pemerintah. -- Abu 'Abdirrahman, Ahmad Ridha bin Zainal Arifin bin Muhammad Hamim (l. 1400 H/1980 M) On Aug 4, 2015 8:01 AM, Akmal Nasery Basral ak...@rantaunet.org wrote: Assalamu'alaikum adidunsanak Palanta RN, dari provinsi tetangga kito baco: http://aceh.tribunnews.com/2015/07/28/82-mahasiswa-baru-tak-bisa-baca-quran Ini bukan gosip atau kabar burung karena disebutkan oleh Rektor Univ. Syiah Kuala, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, MEng. Seperti halnya sebuah ungkapan 'selalu ada dua sisi dari sebuah koin', pernyataan ini bisa ditanggapi dengan dua cara: 1. Tuh lihat, sudah jadi Daerah Istimewa saja dengan dasar penerapan syariah yang ketat, kemampuan baca Qur'an generasi muda Aceh begitu parahnya, apatah lagi kalau tidak diterapkan status Daerah Istimewa, bukan? Bisa-bisa angka buta huruf Qur'an lebih besar lagi dari sekarang. 2. Tuh lihat, status Daerah Istimewa yang sudah lebih dari separuh abad (sejak 1959) disandang Aceh -- wilayah yang juga berjuluk Serambi Mekkah -- ternyata bahkan gagal pada salah satu sendi terawal: membuat warga muda Aceh tak serta merta bisa membaca kitab sucinya sendiri. Yang mana dari dua pernyataan di atas yang lebih sesuai dengan anggapan adidunsanak RN n.a.h.? Wassalam, ANB 47, Cibubur -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
Re: [R@ntau-Net] (OOT) Rektor Unsyiah: 82% mahasiswa baru tak bisa baca Al Qur'an
Assalamu'alaikum wr.wb. Da Akmal Kalau ambo mancaliak koreksi pado seluruh urang tuo di Aceh, karano alah banyak anak-anak mereka indak bisa mambaco Al-Qur'an. Bukan karano ateh namo Daerah istimewa. Pendidikan partamo anak-anak ado dalam Rumah urang tuo nyo. Sarancak apo pun kebijakan pemerintah, kalau dari masyarakat sebagai urang tuo indak ado kepedulian terhadap agamo jo akhlaq anak-anak nyo, indak akan berhasil kebijakan pemerintah tu do. Salam Reza 2015-08-04 8:43 GMT+07:00 Ahmad Ridha ahmad.ri...@gmail.com: Wa'alaykumus salaam warahmatullah, Pak Akmal Saya cenderung melihatnya sebagai kepedulian Rektor Unsyiah terhadap masalah ini. Keluarnya angka 82% menunjukkan adanya kemauan untuk mengukur keadaan diri. Yang penting ialah tindak lanjut terhadap temuan tersebut baik oleh para mahaiswa, keluarga mereka, kampus, dan pemerintah. -- Abu 'Abdirrahman, Ahmad Ridha bin Zainal Arifin bin Muhammad Hamim (l. 1400 H/1980 M) On Aug 4, 2015 8:01 AM, Akmal Nasery Basral ak...@rantaunet.org wrote: Assalamu'alaikum adidunsanak Palanta RN, dari provinsi tetangga kito baco: http://aceh.tribunnews.com/2015/07/28/82-mahasiswa-baru-tak-bisa-baca-quran Ini bukan gosip atau kabar burung karena disebutkan oleh Rektor Univ. Syiah Kuala, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, MEng. Seperti halnya sebuah ungkapan 'selalu ada dua sisi dari sebuah koin', pernyataan ini bisa ditanggapi dengan dua cara: 1. Tuh lihat, sudah jadi Daerah Istimewa saja dengan dasar penerapan syariah yang ketat, kemampuan baca Qur'an generasi muda Aceh begitu parahnya, apatah lagi kalau tidak diterapkan status Daerah Istimewa, bukan? Bisa-bisa angka buta huruf Qur'an lebih besar lagi dari sekarang. 2. Tuh lihat, status Daerah Istimewa yang sudah lebih dari separuh abad (sejak 1959) disandang Aceh -- wilayah yang juga berjuluk Serambi Mekkah -- ternyata bahkan gagal pada salah satu sendi terawal: membuat warga muda Aceh tak serta merta bisa membaca kitab sucinya sendiri. Yang mana dari dua pernyataan di atas yang lebih sesuai dengan anggapan adidunsanak RN n.a.h.? Wassalam, ANB 47, Cibubur -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup RantauNet di Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
[R@ntau-Net] (OOT) Rektor Unsyiah: 82% mahasiswa baru tak bisa baca Al Qur'an
Assalamu'alaikum adidunsanak Palanta RN, dari provinsi tetangga kito baco: http://aceh.tribunnews.com/2015/07/28/82-mahasiswa-baru-tak-bisa-baca-quran Ini bukan gosip atau kabar burung karena disebutkan oleh Rektor Univ. Syiah Kuala, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, MEng. Seperti halnya sebuah ungkapan 'selalu ada dua sisi dari sebuah koin', pernyataan ini bisa ditanggapi dengan dua cara: 1. Tuh lihat, sudah jadi Daerah Istimewa saja dengan dasar penerapan syariah yang ketat, kemampuan baca Qur'an generasi muda Aceh begitu parahnya, apatah lagi kalau tidak diterapkan status Daerah Istimewa, bukan? Bisa-bisa angka buta huruf Qur'an lebih besar lagi dari sekarang. 2. Tuh lihat, status Daerah Istimewa yang sudah lebih dari separuh abad (sejak 1959) disandang Aceh -- wilayah yang juga berjuluk Serambi Mekkah -- ternyata bahkan gagal pada salah satu sendi terawal: membuat warga muda Aceh tak serta merta bisa membaca kitab sucinya sendiri. Yang mana dari dua pernyataan di atas yang lebih sesuai dengan anggapan adidunsanak RN n.a.h.? Wassalam, ANB 47, Cibubur -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
Re: [R@ntau-Net] (OOT) Rektor Unsyiah: 82% mahasiswa baru tak bisa baca Al Qur'an
Waalaikum salam da Akmal dan adidunsanak Palanta RN. Karena ditanya, saya mencoba menjawab :-) yg bisa jadi disetujui atau tidak disetujui. Jika topiknya adalah tentang kemampuan baca Al-Qur'an, maka sepertinya saya tidak akan memilih no 1 dan no 2 karena menurut saya kurang pas jika dikaitkan dgn status Daerah Istimewa yg disandang. Bukankah pendidikan awal baca Al-Qur'an itu dimulai di rumah, dan lebih spesifik lagi (ma'af), tanggung jawab ayah? Wassalam Ronald - 43th Depok On Aug 4, 2015 8:01 AM, Akmal Nasery Basral ak...@rantaunet.org wrote: Assalamu'alaikum adidunsanak Palanta RN, dari provinsi tetangga kito baco: http://aceh.tribunnews.com/2015/07/28/82-mahasiswa-baru-tak-bisa-baca-quran Ini bukan gosip atau kabar burung karena disebutkan oleh Rektor Univ. Syiah Kuala, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, MEng. Seperti halnya sebuah ungkapan 'selalu ada dua sisi dari sebuah koin', pernyataan ini bisa ditanggapi dengan dua cara: 1. Tuh lihat, sudah jadi Daerah Istimewa saja dengan dasar penerapan syariah yang ketat, kemampuan baca Qur'an generasi muda Aceh begitu parahnya, apatah lagi kalau tidak diterapkan status Daerah Istimewa, bukan? Bisa-bisa angka buta huruf Qur'an lebih besar lagi dari sekarang. 2. Tuh lihat, status Daerah Istimewa yang sudah lebih dari separuh abad (sejak 1959) disandang Aceh -- wilayah yang juga berjuluk Serambi Mekkah -- ternyata bahkan gagal pada salah satu sendi terawal: membuat warga muda Aceh tak serta merta bisa membaca kitab sucinya sendiri. Yang mana dari dua pernyataan di atas yang lebih sesuai dengan anggapan adidunsanak RN n.a.h.? Wassalam, ANB 47, Cibubur -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup RantauNet di Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
Re: [R@ntau-Net] MOCHTAR NAIM: 'BUKITTINGGI KOTO RANG AGAM
Assalamu'alaikum wr.wb. Satalah dibaco, dipangaan lai Pak? Ambo ndak urang Bukik Tinggi pulo do. Salam Reza 2015-08-03 10:00 GMT+07:00 'Mochtar Naim' via RantauNet rantaunet@googlegroups.com: BACALAH BAGI YANG BELUM SEMPAT MEMBACA -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup RantauNet di Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
[R@ntau-Net] MUKTAMAR: DARI RENCANA PEMBUNUHAN HINGGA PERCERAIAN
Akmal Nasery Basral https://www.facebook.com/akmal.n.basral?fref=nf 5 hrs https://www.facebook.com/akmal.n.basral/posts/10153615822962780 · Edited https://www.facebook.com/pranachitra/photos_albums# · https://www.facebook.com/pranachitra/photos_albums# MUKTAMAR: DARI RENCANA PEMBUNUHAN HINGGA PERCERAIAN Dua ormas Islam terbesar di tanah air, Muhammadiyah dan Nahdlatul 'Ulama, sedang sibuk menghelat muktamar, yang dalam pengertian umum disebut musyawarah atau perundingan. Muktamar berasal dari kata amr (perkara, urusan), dan ketika menjadi i'timar maka maknanya adalah qabulul amri yang berarti menerima urusan. Sehingga muktamar mengandung esensi i'timar adalah karena adanya penerimaan dari semua pihak yang terlibat atas hal yang dimusyawarahkan. Di dalam Al Qur'an hanya dua ayat yang menampilkan kata muktamar (transliterasi yang lebih tepat: mu'tamar), yakni dalam QS Al Qashash (28):20 dan QS Ath Thalaq (65):6. Pada ayat pertama, kisahnya tentang Nabi Musa sehabis membunuh seorang lelaki secara tak sengaja di kota Memphis. Musa yang risau kemudian mendapat informasi dari seorang lelaki lain bahwa para pembesar Memphis sedang berunding (muktamar) untuk membunuhnya, sehingga Musa harus pergi secepatnya dari kota itu jika ingin selamat. Dan Musa mengikuti saran itu, meninggalkan Memphis menuju Madyan. Pada ayat kedua, kata muktamar disebutkan lebih spesifik: dalam konteks menjelang perceraian. Pasangan yang tak bisa mengatasi masalah rumah tangga mereka kecuali dengan perceraian, harus berunding secara baik-baik (*i'tamiru bi ma'ruf*) agar tak ada pihak yang terzalimi. Esensi kata muktamar dalam ayat itu dalam bentuk i'tamiru, dalam gramatika bahasa Arab, mengambil bentuk fi'il amr atau kalimat perintah. Dengan kata lain: muktamar adalah musyawarah yang harus mutlak dijalankan dalam keadaan ma'ruf, dengan hasil terbaik yang bisa diterima semua pihak, tanpa ada pihak yang merasa terzalimi. Semoga Muhammadiyah dan NU bisa mewujudkan nilai dasar muktamar ini sebaik-baiknya, sehingga menjadi contoh nyata bagi masyarakat, dan menjadi acuan etika berunding dari tingkat keluarga hingga para pengelola negara. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
[R@ntau-Net] Confidential Document
Hello Greetings, Please kindly find the attached document for you to review.please keep this file private,as a lot of confidential information's are enclosed. Please find the file i uploaded for you click here to view, it's been secured. with all respect. Thanks. Dr. H. Yurnadi V. Martin M.Kes. Department of Medical Biology Faculty of Medicine University of Indonesia Salemba Street 6 Jakarta 10430. Office : 021-31930379 -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.