Mengurangi Bahaya di Maninjau Nan Elok Kamis, 15 Oktober 2009 | 03:06 WIB
Danau Maninjau di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, dikaruniai keelokan alam. Dikelilingi perbukitan, danau ini tampak cantik. Selingkar danau juga melahirkan tokoh-tokoh besar, seperti Buya Hamka, Rasuna Said, dan mantan Perdana Menteri Mohammad Natsir. Danau ini juga memberikan penghidupan bagi masyarakat di sekelilingnya. Masyarakat memanfaatkan air danau sebagai tempat memelihara ikan dalam keramba. Ratusan keramba bertebaran di danau yang terletak 461,5 meter di atas permukaan laut itu. Ada pula warga yang menyalurkan hobi memancing di danau yang juga menjadi sumber pembangkit listrik. Di balik keindahan itu, alam punya cerita lain yang bahkan bisa mengancam orang yang bermukim di sekitarnya. Ketika gempa menggoyang Sumatera Barat, 30 September, Danau Maninjau menjadi salah satu tempat yang terimbas gempa. Gempa memicu longsoran di sejumlah tempat di Maninjau. Permukiman penduduk yang berada tepat di bawah bukit terhantam lumpur, batu, dan pohon yang tumbang. Seorang korban dari Jorong (Kampung) Sigiran, Nagari Tanjung Sani, Kecamatan Tanjung Raya, Salma (54), mengungsi di lapangan depan SDN 25 Sungai Tampang bersama 4 anak, menantu, dan 3 cucu. Mereka bergabung bersama sekitar 1.500 orang lain. Warga berharap bisa menyelamatkan diri dengan meninggalkan rumah. Menggantung Hingga akhir pekan lalu, masih ada saja material berupa tanah, batu, dan pepohonan yang menggantung di ujung-ujung bukit yang mengelilingi Danau Maninjau. Material yang menumpuk di bibir bukit siap terjun bebas manakala ada faktor eksternal yang mendorong longsor, misalnya hujan. "Setelah gempa, tanah di atas gunung perlahan-lahan turun dan terkumpul di satu titik. Kalau turun hujan besar atau ada gempa yang besar, material itu mudah longsor dan menghantam rumah kami," ucap Salma. Naro (32), warga Jorong Batu Nanggai, Tanjung Sani, telah mengungsikan seluruh keluarga karena rumah mereka rusak berat setelah dihantam longsor. Lumpur setinggi 1,5 meter merusak bagian belakang dan masuk ke rumah mereka. "Longsoran lumpur bercampur batu besar dan pohon besar. Material mengalir lewat saluran air yang turun dari gunung. Sekarang saja, masih ada tumpukan tanah yang tertahan di lereng gunung dan siap longsor lagi," ucap Naro. Koordinator Tim Tanggap Darurat Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Gempa Bumi di Sumatera Barat, Surono, mendapati material di sekitar Maninjau itu membahayakan 607 rumah yang ada di bawahnya. "Struktur tanah di perbukitan di Danau Maninjau sangat tidak solid karena merupakan tanah aluvium yang terbentuk dari aktivitas vulkanik. Tanah ini sangat labil dan mudah terlepas," katanya. Gempa memang tidak hanya meruntuhkan bangunan dan menyebabkan korban jiwa. Gempa juga mengubah struktur tanah di sejumlah daerah. Maninjau hanya menjadi satu dari beberapa daerah yang mengalami perubahan struktur tanah. Relokasi Melihat kondisi lingkungan sekitar yang parah, Naro tidak menolak jika pemerintah menawarkan opsi relokasi kepadanya. "Daerah di sekitar Danau Maninjau yang berdekatan dengan pegunungan kurang layak dijadikan permukiman. Longsor setiap saat selalu mengintai kami. Warga ingin pindah," kata Naro. Di sejumlah daerah yang mengalami longsor, struktur tanah banyak berubah. Di Nagari Padang Alai, Kecamatan V Koto Timur, Kabupaten Padang Pariaman, misalnya, beberapa bukit dan tebing longsor menimbun puluhan warga serta puluhan rumah. Seperti Naro dan warga Maninjau, sebagian warga di Padang Alai juga berharap pemerintah merelokasi mereka. Sejumlah bangunan di daerah rawan gempa tidak dibuat dengan struktur yang kuat sehingga rawan roboh. Di Padang, misalnya, banyak bangunan yang ambles dan lantai keduanya menjadi lantai dasar. Identifikasi ulang kondisi tanah di daerah yang rawan gempa merupakan pekerjaan rumah yang menunggu untuk digarap selanjutnya. Standar bangunan yang berdiri di atas tanah itu harus dilaksanakan dengan benar sebagai upaya menghindari jatuhnya korban jika terjadi gempa di masa datang. "Perlu ada peraturan tentang bangunan yang berdiri di titik rawan gempa. Peraturan ini harus diikuti secara ketat oleh para pembangun untuk mengurangi risiko jatuhnya korban jiwa saat gempa," ucap Surono. Secara umum, pembuatan perencanaan pembangunan yang memasukkan unsur-unsur kebijakan penanggulangan bencana sudah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana, terutama Pasal 7 Ayat 1 (b), Pasal 8, dan Pasal 9. Dalam masa rehabilitasi dan rekonstruksi mendatang, identifikasi ulang kondisi tanah dan perencanaan pembangunan daerah menjadi penting demi mengurangi korban jiwa bila terjadi kembali gempa. Tentu kita tidak ingin korban berjatuhan di Ranah Minang yang alamnya elok, seperti eloknya Danau Maninjau. (ADH/ART) http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/10/15/03063545/mengurangi.bahaya.d i.maninjau.nan.elok The above message is for the intended recipient only and may contain confidential information and/or may be subject to legal privilege. If you are not the intended recipient, you are hereby notified that any dissemination, distribution, or copying of this message, or any attachment, is strictly prohibited. If it has reached you in error please inform us immediately by reply e-mail or telephone, reversing the charge if necessary. Please delete the message and the reply (if it contains the original message) thereafter. Thank you. --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama =========================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---