[...@ntau-net] Re: MENANPUNG AIR HUJAN -- Jangan diminum... :)

2009-05-09 Terurut Topik dick tito

wakatu tu untuang hari indak hujan. Sahinggonyo indak takuik kanai aia
kanciang urang-urang nan tagia takanciang di ateh langik. Sabana
badabok darah manantian urang nan tibo. Salain partamo kali basuo,
tantu sajo maarok an pasan kok ka lai sampai. Ruponyo
Alhamdulillah. Sarawa kotok ranang sa ukuran anak kelas 5 SD sampai
juo ka tangan.

Tapi ado nan lupo ciek. Bukankah wakatu tu Uak Sjarif indak ado lai?

Salam
Dick Tito
Ps . Minggu, JKS


On 5/8/09, sjamsir_sjarif hamboc...@yahoo.com wrote:

 Sejak kecil di Kampung, saya senang sekali mandi dengan air hujan, istimewa
 ditengah-tengah hujan lebat. Airnya sangat menyejukkan badan. Kalau hari
 hujan lebat, saya dengan adik, Rivai suka lari-lari ke sawah di sekitar
 rumah kami untuk mandi di tengah-tengah hujan lebat. Bahkan sambil mandi
 kita pun dapat menampung air hujan untuk diminum dengan menengadah ke
 langit.

 Saya ingat 1941 umur enam tahun waktu kelas satu Sekolah Negeri Larak kalau
 hujan lebat pulang sekolah kami serombongan anak-anak enam orang, buka baju,
 telanjang bulat, lari-lari sepanjang jalan sampai pulang jarak 2km. Senang
 sekali main-main mandi hujan lebat lari-lari bersama teman akrab masa kecil
 di Kampung. Kenangan indah tak terlupakan.


 Tanggal 11 Maret 1966 saya seharusnya terbang berangkat dengan Pesawat
 Amerika PanAm dari Jakarta ke San Francisco. Tetapi, karena hari itu ada
 larangan pemerintah tidak membolehkan seorangpun warganegara Indonesia
 keluar negeri, saya terkatung di Jakarta sampai tanggal 29 Maret 1966.

 Perjalanan penerbangan yang sangat panjang pertama kali saya alami sangat
 mengesankan, tak terlupakan. Sekedar sebingkah kenangan, sehubungan dengan
 topik posting ini, ada surat lucu nakal yang saya kirimkan kepada adik
 kandung saya, Rivai Sjarif, sesampainya saya di Berkeley, California, USA.

 Antaro lain-lain batulih Riv, kok hujan labek hari di Kampuang, jan diminun
 aia hujan lai yo? Sabab ... Uda lah takanciang di ateh langik! ... :)

 Tahun 1965 sesudah hampir duapuluh tahun menginggalkan Kampuang Halaman,
 saya Pulang Kampung. Sampai di rumah, karena saya suah sekian laama tidak
 pulang kampung, Riv berkelakar kepada Mak dan Ayah di depan orang banyak
 yang merindukan saya, Koh no aah, Urang nan takanciang di Ateh
 Langik`sari...

 Waktu itu saya terperanjat, karena saya susah lupa kelakar saya dalam surat
 lama itu. Namun Riv, Ayah, Mak dan dunsanak-dunsanak di Kampung tetap ingat
 ceritera legend itu. Waktu surat pertama itu dahulu diterima Riv, rupanya
 dibacakannya ssurat itu dirumah. Riv ingat Ayah dan Mak menggeleng-gelengkan
 kepala sambil senyum pahit Alaa ... iyo bana macam-macam kalakuanno eeh?
 Dunsanak-dunsanak lain sabana kaya galak-galak mandangakan carito tu ...

 Salam,
 --MakNgah
 Sjamsir Sjarif
 Nan lah Takanciang di Langik :)


--~--~-~--~~~---~--~~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain harap mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur  Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini  kirim melalui jalur pribadi;
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
===
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~--~~~~--~~--~--~---



[...@ntau-net] Re: MENANPUNG AIR HUJAN -- Jangan diminum... :)

2009-05-08 Terurut Topik sjamsir_sjarif

Sejak kecil di Kampung, saya senang sekali mandi dengan air hujan, istimewa 
ditengah-tengah hujan lebat. Airnya sangat menyejukkan badan. Kalau hari hujan 
lebat, saya dengan adik, Rivai suka lari-lari ke sawah di sekitar rumah kami 
untuk mandi di tengah-tengah hujan lebat. Bahkan sambil mandi kita pun dapat 
menampung air hujan untuk diminum dengan menengadah ke langit. 

Saya ingat 1941 umur enam tahun waktu kelas satu Sekolah Negeri Larak kalau 
hujan lebat pulang sekolah kami serombongan anak-anak enam orang, buka baju, 
telanjang bulat, lari-lari sepanjang jalan sampai pulang jarak 2km. Senang 
sekali main-main mandi hujan lebat lari-lari bersama teman akrab masa kecil di 
Kampung. Kenangan indah tak terlupakan.


Tanggal 11 Maret 1966 saya seharusnya terbang berangkat dengan Pesawat Amerika 
PanAm dari Jakarta ke San Francisco. Tetapi, karena hari itu ada larangan 
pemerintah tidak membolehkan seorangpun warganegara Indonesia keluar negeri, 
saya terkatung di Jakarta sampai tanggal 29 Maret 1966. 

Perjalanan penerbangan yang sangat panjang pertama kali saya alami sangat 
mengesankan, tak terlupakan. Sekedar sebingkah kenangan, sehubungan dengan 
topik posting ini, ada surat lucu nakal yang saya kirimkan kepada adik kandung 
saya, Rivai Sjarif, sesampainya saya di Berkeley, California, USA.

Antaro lain-lain batulih Riv, kok hujan labek hari di Kampuang, jan diminun 
aia hujan lai yo? Sabab ... Uda lah takanciang di ateh langik! ... :)

Tahun 1965 sesudah hampir duapuluh tahun menginggalkan Kampuang Halaman, saya 
Pulang Kampung. Sampai di rumah, karena saya suah sekian laama tidak pulang 
kampung, Riv berkelakar kepada Mak dan Ayah di depan orang banyak yang 
merindukan saya, Koh no aah, Urang nan takanciang di Ateh Langik`sari... 

Waktu itu saya terperanjat, karena saya susah lupa kelakar saya dalam surat 
lama itu. Namun Riv, Ayah, Mak dan dunsanak-dunsanak di Kampung tetap ingat 
ceritera legend itu. Waktu surat pertama itu dahulu diterima Riv, rupanya 
dibacakannya ssurat itu dirumah. Riv ingat Ayah dan Mak menggeleng-gelengkan 
kepala sambil senyum pahit Alaa ... iyo bana macam-macam kalakuanno eeh? 
Dunsanak-dunsanak lain sabana kaya galak-galak mandangakan carito tu ...

Salam,
--MakNgah
Sjamsir Sjarif
Nan lah Takanciang di Langik :)

--- In rantau...@yahoogroups.com, hanifah daman iffa...@... wrote:

 MENANPUNG AIR HUJAN
  
 Seminggu ini di kotaku
 Listrik hidup mati, hidup mat
 Air ledeng juga enggan mengalir
 Entah apa yang jadi penyebabnya
  
 Kami sudah mulai gelisah
 Apa yang akan dikerjakan ?
 Tadi malam listrik mati cukup lama
 Untung di luar terang bulan
 Persediaan air di bak dan di kentongan
 Sudah mulai menipis
 Nggak cukup untuk mandi 
 Bagaimana kalau ada yang kebelet ?
  
 Menjelang jam sepuluh malam 
 Listrik menyala lagi
 Sebelum tidur
 Ku periksa lagi kran ledeng
 Memastikan apa sudah dalam keadaan terbuka
 Biar air bisa mengalir ke bak
 Walau kami sedang tidur
 Kebetulan hanya ada aku dan gadisku di rumah
  
 Tak lama kemudian akupun tertidur
 Satu jam kemudian aku tersentak
 Di luar ku dengar rintik-rintik hujan
 Aku sempat berfikir
 Menunggu Ledeng mengalir ? atau
 Bangun dan menanmpung air hujan ?
 Andaikan ada suamiku
 Aku pasti memilih tidur nyenyak
 Akhirnya kuputuskan bangun sendirian
  
 Suasana di luar yang sunyi dan sepi
 Serta keinginan punya persediaan air
 Membuat rasa takutku hilang
  
 Ku ambil semua wadah 
 Yang bisa untuk menampung air
 Ku jejer di halaman
 Di bawah cucuran atap
 Setelah itu aku kembali tidur
 Ku dengar hujan semakin lebat
  
 Jelang tidur
 Aku teringat ketika di Bagan Si Api-Api
 Hujan yang tak selalu hadir
 Sementara tak ada sumber air lain
 Ketika hujan datang
 Air hujan tak dibiarkan kembali ke tanah
 Mereka membuat tangki-tangki
 Seperti tangkinya perusahaan minyak
 Air hujan tersebut di alirkan masuk ke tangki
 Pemakaian airpun di buat
 Sehemat mungkin
  
 Beda sekali dengan di kampungku
 Air mengalir dari gunung
 Tak berhenti sepanjang waktu
 Terbayang kecipak-kecipak air di Tabek Gadang
 Ketika berkecimpung bersama teman sebaya
 Lalu akupun kembali tertidur 
  
 Aku terbangun ketika azan subuh berkumandang
 Kulihat wadah-wadah penampung air 
 Penuh berisi air
 Alhamdulillah kataku
 Ada saja kemudahan yang diberikan Allah
  
 Sesore ini 
 Air ledeng masih tidak mengalir
 Namun kulihat langit yang berawan
 Memberikan harapan
 Sebentar lagi akan turun hujan
  
 Ya Allah yang Maha Penyayang
 KepadaMu kami memohon
 Izinkanlah hujan turun
 Biar kami tampung
 Untuk berbagai keperluan
 Kami juga memohon Ya Allah
 Jangan turunkan hujan berlebihan
 Yang akan menyebabkan kesengsaraan
  
 Bengkulu, 8 Mei 2009
  
  
 Hanifah Damanhuri



--~--~-~--~~~---~--~~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain harap mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===
UNTUK 

[...@ntau-net] Re: MENANPUNG AIR HUJAN -- Jangan diminum... :)

2009-05-08 Terurut Topik Riri Chaidir
Waduh mak Ngah ...

 

Tahun2 segitu (1966) ambo alah mulai suko mandi ujan ... 

Jan - jan nan waktu itu aianyo agak angek angek tu dari mak Ngah .

 

Ha ha

 

 

 

Riri

Bekasi, L 46

 

-Original Message-
From: RantauNet@googlegroups.com [mailto:rantau...@googlegroups.com] On
Behalf Of sjamsir_sjarif
Sent: Friday, May 08, 2009 7:31 PM
To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: [...@ntau-net] Re: MENANPUNG AIR HUJAN -- Jangan diminum... :)

 

 

Sejak kecil di Kampung, saya senang sekali mandi dengan air hujan, istimewa
ditengah-tengah hujan lebat. Airnya sangat menyejukkan badan. Kalau hari
hujan lebat, saya dengan adik, Rivai suka lari-lari ke sawah di sekitar
rumah kami untuk mandi di tengah-tengah hujan lebat. Bahkan sambil mandi
kita pun dapat menampung air hujan untuk diminum dengan menengadah ke
langit. 

 

Saya ingat 1941 umur enam tahun waktu kelas satu Sekolah Negeri Larak kalau
hujan lebat pulang sekolah kami serombongan anak-anak enam orang, buka baju,
telanjang bulat, lari-lari sepanjang jalan sampai pulang jarak 2km. Senang
sekali main-main mandi hujan lebat lari-lari bersama teman akrab masa kecil
di Kampung. Kenangan indah tak terlupakan.

 

 

Tanggal 11 Maret 1966 saya seharusnya terbang berangkat dengan Pesawat
Amerika PanAm dari Jakarta ke San Francisco. Tetapi, karena hari itu ada
larangan pemerintah tidak membolehkan seorangpun warganegara Indonesia
keluar negeri, saya terkatung di Jakarta sampai tanggal 29 Maret 1966. 

 

Perjalanan penerbangan yang sangat panjang pertama kali saya alami sangat
mengesankan, tak terlupakan. Sekedar sebingkah kenangan, sehubungan dengan
topik posting ini, ada surat lucu nakal yang saya kirimkan kepada adik
kandung saya, Rivai Sjarif, sesampainya saya di Berkeley, California, USA.

 

Antaro lain-lain batulih Riv, kok hujan labek hari di Kampuang, jan diminun
aia hujan lai yo? Sabab ... Uda lah takanciang di ateh langik! ... :)

 

Tahun 1965 sesudah hampir duapuluh tahun menginggalkan Kampuang Halaman,
saya Pulang Kampung. Sampai di rumah, karena saya suah sekian laama tidak
pulang kampung, Riv berkelakar kepada Mak dan Ayah di depan orang banyak
yang merindukan saya, Koh no aah, Urang nan takanciang di Ateh
Langik`sari... 

 

Waktu itu saya terperanjat, karena saya susah lupa kelakar saya dalam surat
lama itu. Namun Riv, Ayah, Mak dan dunsanak-dunsanak di Kampung tetap ingat
ceritera legend itu. Waktu surat pertama itu dahulu diterima Riv, rupanya
dibacakannya ssurat itu dirumah. Riv ingat Ayah dan Mak menggeleng-gelengkan
kepala sambil senyum pahit Alaa ... iyo bana macam-macam kalakuanno eeh?
Dunsanak-dunsanak lain sabana kaya galak-galak mandangakan carito tu ...

 

Salam,

--MakNgah

Sjamsir Sjarif

Nan lah Takanciang di Langik :)

 


--~--~-~--~~~---~--~~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain harap mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur  Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini  kirim melalui jalur pribadi;
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
===
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~--~~~~--~~--~--~---



[...@ntau-net] Re: MENANPUNG AIR HUJAN -- Jangan diminum... :)

2009-05-08 Terurut Topik avenzora19
Dear Pak Riri,

Untuang ambo lambek lahia satuhun dari Apak,sahinggo tahun2 tu ambo yakin 
alu buliah pai ka lua ba talbun (talanjang bunta) ria pai mandi hujan lai 
doch. 

Baa lah hariang nyo tu-eh?

Hahahahahaha 


Salam,
r.a
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Riri Chaidir riri.chai...@rantaunet.org

Date: Fri, 8 May 2009 19:50:59 
To: RantauNet@googlegroups.com
Subject: [...@ntau-net] Re: MENANPUNG AIR HUJAN  -- Jangan diminum... :)


Waduh mak Ngah ...

 

Tahun2 segitu (1966) ambo alah mulai suko mandi ujan ... 

Jan - jan nan waktu itu aianyo agak angek angek tu dari mak Ngah .

 

Ha ha

 

 

 

Riri

Bekasi, L 46

 

-Original Message-
From: RantauNet@googlegroups.com [mailto:rantau...@googlegroups.com] On
Behalf Of sjamsir_sjarif
Sent: Friday, May 08, 2009 7:31 PM
To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: [...@ntau-net] Re: MENANPUNG AIR HUJAN -- Jangan diminum... :)

 

 

Sejak kecil di Kampung, saya senang sekali mandi dengan air hujan, istimewa
ditengah-tengah hujan lebat. Airnya sangat menyejukkan badan. Kalau hari
hujan lebat, saya dengan adik, Rivai suka lari-lari ke sawah di sekitar
rumah kami untuk mandi di tengah-tengah hujan lebat. Bahkan sambil mandi
kita pun dapat menampung air hujan untuk diminum dengan menengadah ke
langit. 

 

Saya ingat 1941 umur enam tahun waktu kelas satu Sekolah Negeri Larak kalau
hujan lebat pulang sekolah kami serombongan anak-anak enam orang, buka baju,
telanjang bulat, lari-lari sepanjang jalan sampai pulang jarak 2km. Senang
sekali main-main mandi hujan lebat lari-lari bersama teman akrab masa kecil
di Kampung. Kenangan indah tak terlupakan.

 

 

Tanggal 11 Maret 1966 saya seharusnya terbang berangkat dengan Pesawat
Amerika PanAm dari Jakarta ke San Francisco. Tetapi, karena hari itu ada
larangan pemerintah tidak membolehkan seorangpun warganegara Indonesia
keluar negeri, saya terkatung di Jakarta sampai tanggal 29 Maret 1966. 

 

Perjalanan penerbangan yang sangat panjang pertama kali saya alami sangat
mengesankan, tak terlupakan. Sekedar sebingkah kenangan, sehubungan dengan
topik posting ini, ada surat lucu nakal yang saya kirimkan kepada adik
kandung saya, Rivai Sjarif, sesampainya saya di Berkeley, California, USA.

 

Antaro lain-lain batulih Riv, kok hujan labek hari di Kampuang, jan diminun
aia hujan lai yo? Sabab ... Uda lah takanciang di ateh langik! ... :)

 

Tahun 1965 sesudah hampir duapuluh tahun menginggalkan Kampuang Halaman,
saya Pulang Kampung. Sampai di rumah, karena saya suah sekian laama tidak
pulang kampung, Riv berkelakar kepada Mak dan Ayah di depan orang banyak
yang merindukan saya, Koh no aah, Urang nan takanciang di Ateh
Langik`sari... 

 

Waktu itu saya terperanjat, karena saya susah lupa kelakar saya dalam surat
lama itu. Namun Riv, Ayah, Mak dan dunsanak-dunsanak di Kampung tetap ingat
ceritera legend itu. Waktu surat pertama itu dahulu diterima Riv, rupanya
dibacakannya ssurat itu dirumah. Riv ingat Ayah dan Mak menggeleng-gelengkan
kepala sambil senyum pahit Alaa ... iyo bana macam-macam kalakuanno eeh?
Dunsanak-dunsanak lain sabana kaya galak-galak mandangakan carito tu ...

 

Salam,

--MakNgah

Sjamsir Sjarif

Nan lah Takanciang di Langik :)

 





--~--~-~--~~~---~--~~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain harap mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur  Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini  kirim melalui jalur pribadi;
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
===
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~--~~~~--~~--~--~---



[...@ntau-net] Re: MENANPUNG AIR HUJAN -- Jangan diminum... :)

2009-05-08 Terurut Topik Riri Chaidir
Ricky dan mak Ngah 

 

Ha ha, Ricky rugi, dunsanak awak nan lain ko basorak2 manarimo kiriman mak
Ngah, like lah di http://www.youtube.com/watch?v=5kHsqaJdCqE

 

IFYI, video tu sabanyo potongan carito.

 

Langkoknyo: kisah takanciang di ateh langik mak Ngah ko memberikan
inspirasi bagi John Paul Young untuk menulis lagu. Tentunya dalam bahasa
Inggris. Cuma karano di kamusnyo ndak basuo kato takanciang digantinyo
menjadi Love,  sehingga jadilah lagu nan cukuik populer
http://www.youtube.com/watch?v=NNC0kIzM1Fo
http://www.youtube.com/watch?v=NNC0kIzM1Fofeature=PlayListp=79BF7771367C5
A81index=0 feature=PlayListp=79BF7771367C5A81index=0

 

Ha ha, batua ndak tu Mak Ngah .

 

Riri

Bekasi, L 46

 

 

 

 

 

 

 

 

  _  

From: RantauNet@googlegroups.com [mailto:rantau...@googlegroups.com] On
Behalf Of avenzor...@yahoo.com
Sent: Friday, May 08, 2009 7:59 PM
To: RantauNet@googlegroups.com
Subject: [...@ntau-net] Re: MENANPUNG AIR HUJAN -- Jangan diminum... :)

 

Dear Pak Riri,

Untuang ambo lambek lahia satuhun dari Apak,sahinggo tahun2 tu ambo
yakin alu buliah pai ka lua ba talbun (talanjang bunta) ria pai mandi
hujan lai doch. 

Baa lah hariang nyo tu-eh?

Hahahahahaha 


Salam,
r.a

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: Riri Chaidir 
Date: Fri, 8 May 2009 19:50:59 +0700
To: RantauNet@googlegroups.com
Subject: [...@ntau-net] Re: MENANPUNG AIR HUJAN -- Jangan diminum... :)

Waduh mak Ngah ...

 

Tahun2 segitu (1966) ambo alah mulai suko mandi ujan ... 

Jan - jan nan waktu itu aianyo agak angek angek tu dari mak Ngah .

 

Ha ha

 

 

 

Riri

Bekasi, L 46

 

-Original Message-
From: RantauNet@googlegroups.com [mailto:rantau...@googlegroups.com] On
Behalf Of sjamsir_sjarif
Sent: Friday, May 08, 2009 7:31 PM
To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: [...@ntau-net] Re: MENANPUNG AIR HUJAN -- Jangan diminum... :)

 

 

Sejak kecil di Kampung, saya senang sekali mandi dengan air hujan, istimewa
ditengah-tengah hujan lebat. Airnya sangat menyejukkan badan. Kalau hari
hujan lebat, saya dengan adik, Rivai suka lari-lari ke sawah di sekitar
rumah kami untuk mandi di tengah-tengah hujan lebat. Bahkan sambil mandi
kita pun dapat menampung air hujan untuk diminum dengan menengadah ke
langit. 

 

Saya ingat 1941 umur enam tahun waktu kelas satu Sekolah Negeri Larak kalau
hujan lebat pulang sekolah kami serombongan anak-anak enam orang, buka baju,
telanjang bulat, lari-lari sepanjang jalan sampai pulang jarak 2km. Senang
sekali main-main mandi hujan lebat lari-lari bersama teman akrab masa kecil
di Kampung. Kenangan indah tak terlupakan.

 

 

Tanggal 11 Maret 1966 saya seharusnya terbang berangkat dengan Pesawat
Amerika PanAm dari Jakarta ke San Francisco. Tetapi, karena hari itu ada
larangan pemerintah tidak membolehkan seorangpun warganegara Indonesia
keluar negeri, saya terkatung di Jakarta sampai tanggal 29 Maret 1966. 

 

Perjalanan penerbangan yang sangat panjang pertama kali saya alami sangat
mengesankan, tak terlupakan. Sekedar sebingkah kenangan, sehubungan dengan
topik posting ini, ada surat lucu nakal yang saya kirimkan kepada adik
kandung saya, Rivai Sjarif, sesampainya saya di Berkeley, California, USA.

 

Antaro lain-lain batulih Riv, kok hujan labek hari di Kampuang, jan diminun
aia hujan lai yo? Sabab ... Uda lah takanciang di ateh langik! ... :)

 

Tahun 1965 sesudah hampir duapuluh tahun menginggalkan Kampuang Halaman,
saya Pulang Kampung. Sampai di rumah, karena saya suah sekian laama tidak
pulang kampung, Riv berkelakar kepada Mak dan Ayah di depan orang banyak
yang merindukan saya, Koh no aah, Urang nan takanciang di Ateh
Langik`sari... 

 

Waktu itu saya terperanjat, karena saya susah lupa kelakar saya dalam surat
lama itu. Namun Riv, Ayah, Mak dan dunsanak-dunsanak di Kampung tetap ingat
ceritera legend itu. Waktu surat pertama itu dahulu diterima Riv, rupanya
dibacakannya ssurat itu dirumah. Riv ingat Ayah dan Mak menggeleng-gelengkan
kepala sambil senyum pahit Alaa ... iyo bana macam-macam kalakuanno eeh?
Dunsanak-dunsanak lain sabana kaya galak-galak mandangakan carito tu ...

 

Salam,

--MakNgah

Sjamsir Sjarif

Nan lah Takanciang di Langik :)

 








--~--~-~--~~~---~--~~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain harap mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur  Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini  kirim melalui jalur pribadi;
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One

[...@ntau-net] Re: MENANPUNG AIR HUJAN -- Jangan diminum... :)

2009-05-08 Terurut Topik masrursiddik masrursiddik
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Mak Ngah,sarato dunsanak sado e di RN,

Saya ingat 1941 umur enam tahun waktu kelas satu *Sekolah Negeri
Larak*kalau hujan lebat pulang sekolah kami serombongan anak-anak enam
orang, buka
baju, telanjang bulat, lari-lari sepanjang jalan sampai pulang jarak 2km.
Senang sekali main-main mandi hujan lebat lari-lari bersama teman akrab masa
kecil di Kampung. Kenangan indah tak terlupakan.

Buliah pulo Bernostalgia, tahun 1949 ambo acok ikuik ayah nan jadi guru di
Sekalah Rakyat Larak, Panampuang, Biaro

Wakatu tu kami tingga di Tarok. Tiok pagi ayah naik kareta ka Biaro. Jadi
kami jalan kaki dari Biaro ka Panampuang, 2 km

Samo kah sakolah nan di makasuik Mak Ngah

Tarimokasih dan sallam untuk semu

Masrur Siddik
L/67 Bandung



2009/5/8 Riri Chaidir riri.chai...@rantaunet.org

  Ricky dan mak Ngah



 Ha ha, Ricky rugi, dunsanak awak nan lain ko basorak2 manarimo kiriman mak
 Ngah, like lah di http://www.youtube.com/watch?v=5kHsqaJdCqE



 IFYI, video tu sabanyo potongan carito.



 Langkoknyo: kisah “takanciang di ateh langik” mak Ngah ko memberikan
 inspirasi bagi John Paul Young untuk menulis lagu. Tentunya dalam bahasa
 Inggris. Cuma karano di kamusnyo ndak basuo kato “takanciang” digantinyo
 menjadi “Love”,  sehingga jadilah lagu nan cukuik populer
 http://www.youtube.com/watch?v=NNC0kIzM1Fofeature=PlayListp=79BF7771367C5A81index=0



 Ha ha, batua ndak tu Mak Ngah …



 Riri

 Bekasi, L 46
















  --

 *From:* RantauNet@googlegroups.com [mailto:rantau...@googlegroups.com] *On
 Behalf Of *avenzor...@yahoo.com
 *Sent:* Friday, May 08, 2009 7:59 PM

 *To:* RantauNet@googlegroups.com
 *Subject:* [...@ntau-net] Re: MENANPUNG AIR HUJAN -- Jangan diminum... :)



 Dear Pak Riri,

 Untuang ambo lambek lahia satuhun dari Apak,sahinggo tahun2 tu ambo
 yakin alu buliah pai ka lua ba talbun (talanjang bunta) ria pai mandi
 hujan lai doch.

 Baa lah hariang nyo tu-eh?

 Hahahahahaha


 Salam,
 r.a

 Powered by Telkomsel BlackBerry®
  --

 *From*: Riri Chaidir
 *Date*: Fri, 8 May 2009 19:50:59 +0700
 *To*: RantauNet@googlegroups.com
 *Subject*: [...@ntau-net] Re: MENANPUNG AIR HUJAN -- Jangan diminum... :)

 Waduh mak Ngah ...



 Tahun2 segitu (1966) ambo alah mulai suko mandi ujan ...

 Jan – jan nan waktu itu aianyo agak angek angek tu dari mak Ngah …



 Ha ha







 Riri

 Bekasi, L 46



 -Original Message-
 From: RantauNet@googlegroups.com [mailto:rantau...@googlegroups.com] On
 Behalf Of sjamsir_sjarif
 Sent: Friday, May 08, 2009 7:31 PM
 To: rantaunet@googlegroups.com
 Subject: [...@ntau-net] Re: MENANPUNG AIR HUJAN -- Jangan diminum... :)





 Sejak kecil di Kampung, saya senang sekali mandi dengan air hujan, istimewa
 ditengah-tengah hujan lebat. Airnya sangat menyejukkan badan. Kalau hari
 hujan lebat, saya dengan adik, Rivai suka lari-lari ke sawah di sekitar
 rumah kami untuk mandi di tengah-tengah hujan lebat. Bahkan sambil mandi
 kita pun dapat menampung air hujan untuk diminum dengan menengadah ke
 langit.



 Saya ingat 1941 umur enam tahun waktu kelas satu Sekolah Negeri Larak kalau
 hujan lebat pulang sekolah kami serombongan anak-anak enam orang, buka baju,
 telanjang bulat, lari-lari sepanjang jalan sampai pulang jarak 2km. Senang
 sekali main-main mandi hujan lebat lari-lari bersama teman akrab masa kecil
 di Kampung. Kenangan indah tak terlupakan.





 Tanggal 11 Maret 1966 saya seharusnya terbang berangkat dengan Pesawat
 Amerika PanAm dari Jakarta ke San Francisco. Tetapi, karena hari itu ada
 larangan pemerintah tidak membolehkan seorangpun warganegara Indonesia
 keluar negeri, saya terkatung di Jakarta sampai tanggal 29 Maret 1966.



 Perjalanan penerbangan yang sangat panjang pertama kali saya alami sangat
 mengesankan, tak terlupakan. Sekedar sebingkah kenangan, sehubungan dengan
 topik posting ini, ada surat lucu nakal yang saya kirimkan kepada adik
 kandung saya, Rivai Sjarif, sesampainya saya di Berkeley, California, USA.



 Antaro lain-lain batulih Riv, kok hujan labek hari di Kampuang, jan
 diminun aia hujan lai yo? Sabab ... Uda lah takanciang di ateh langik! ...
 :)



 Tahun 1965 sesudah hampir duapuluh tahun menginggalkan Kampuang Halaman,
 saya Pulang Kampung. Sampai di rumah, karena saya suah sekian laama tidak
 pulang kampung, Riv berkelakar kepada Mak dan Ayah di depan orang banyak
 yang merindukan saya, Koh no aah, Urang nan takanciang di Ateh
 Langik`sari...



 Waktu itu saya terperanjat, karena saya susah lupa kelakar saya dalam surat
 lama itu. Namun Riv, Ayah, Mak dan dunsanak-dunsanak di Kampung tetap ingat
 ceritera legend itu. Waktu surat pertama itu dahulu diterima Riv, rupanya
 dibacakannya ssurat itu dirumah. Riv ingat Ayah dan Mak menggeleng-gelengkan
 kepala sambil senyum pahit Alaa ... iyo bana macam-macam kalakuanno eeh?
 Dunsanak-dunsanak lain sabana kaya galak-galak mandangakan carito tu ...



 Salam,

 --MakNgah

 Sjamsir