[...@ntau-net] Re: SERI NAN DI LUA TAMPURUANG 56: ABS SBK NAN INDAKBAMASALAH
Setuju, Sanak Boediman Moeslim. Mudah-mudahan wacana kito ko lai dibaco handaknyo dek para sanak kito nan mang-edit draft nan paratamo tu. Bia lambek asa salamaik. Wassalam, Saafroedin Bahar (L, masuk 72 th, Jakarta; Tanjuang, Soetan Madjolelo) "Basuku ka Ibu; banasab ka Bapak; basako ka Mamak". Alternate e-mail address: saaf10...@gmail.com; saafroedin.ba...@rantaunet.org From: Boediman Moeslim To: RantauNet@googlegroups.com Sent: Friday, February 27, 2009 11:35:09 AM Subject: [...@ntau-net] Re: SERI NAN DI LUA TAMPURUANG 56: ABS SBK NAN INDAKBAMASALAH Alaikum salam Pak Sjaf, Sabananyo indak ado nan dikatokan salasai kalau awak mancaliak karajo Pak Sjaf jo kawan-kawan. Mungkin paralu dibuek ABS SBK Edisi 1 dulu. Bia beko dilanjuti atau ditambah atau dikurangi di EDISI 2 nyo. Baa kalau baitu? Dalam dinamika dunia kini mungkin paralu awak sikapi nan bantuak itu. Kalau indak, mungkin indak salasai-salasai rumusan tu (Rumusan PARTAMO dulu, beko RUMUSAN ka DUOnyo, dsb). Tarimo kasih ataih karajo kareh Pak Sjaf jo kawan-kawan. Maaf sabalunnyo. Wassalam, Tan Lembang (L, 52+) Lembang-Bandung From: "Dr.Saafroedin BAHAR" Date: Thu, 26 Feb 2009 06:59:14 -0800 (PST) To: Rantau Net Subject: [...@ntau-net] SERI NAN DI LUA TAMPURUANG 56: ABS SBK NAN INDAK BAMASALAH Assalamualaikum w.w. para sanak sapalanta, Seorang mahasiswa saya dalam mata kuliah Etnisitas dan Integrasi Nasional di program S2 UGM di Yogyakarta memberitahu saya bahwa di daerah asalnya Gorontalo, masyarakat menganut asas 'adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah'. Saya tahu bahwa di Bengkulu dan di Riau masyarakat juga menganut doktrin yang sama. Dalam artikel Kompas di bawah ini, ternyata doktrin tersebut sudah dianut secara formal sejak tahun 1673, jadi jauh lebih dahulu dari Tuanku Imam Bonjol merumuskannya pada tahun 1832. Hampir 160 tahun sebelumnya. Bukan main. Seperti juga halnya di Bengkulu dan Riau, pelaksanaan ABS SBK di Gorontalo sama sekali tak menghadapi masalah. Oleh karena itu tidak ada seorang 'Syekh Ahmad Chatib al Minangkabawi' di daerah itu.. Kira-kira apa yang menyebabkannya demikian, sedangkan sampai saat ini kita masih belum tuntas juga merumuskan ABS SBK kita sendiri ? Wassalam, Saafroedin Bahar (L, masuk 72 th, Jakarta; Tanjuang, Soetan Madjolelo) "Basuku ka Ibu; banasab ka Bapak; basako ka Mamak". Alternate e-mail address: saaf10...@gmail.com; saafroedin.ba...@rantaunet.org --~--~-~--~~~---~--~~ === UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned: - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi di setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama - DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner === Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com Daftarkan email anda yg terdaftar disini pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe === -~--~~~~--~~--~--~---
[...@ntau-net] Re: SERI NAN DI LUA TAMPURUANG 56: ABS SBK NAN INDAKBAMASALAH
Alaikum salam Pak Sjaf, Sabananyo indak ado nan dikatokan salasai kalau awak mancaliak karajo Pak Sjaf jo kawan-kawan. Mungkin paralu dibuek ABS SBK Edisi 1 dulu. Bia beko dilanjuti atau ditambah atau dikurangi di EDISI 2 nyo. Baa kalau baitu? Dalam dinamika dunia kini mungkin paralu awak sikapi nan bantuak itu. Kalau indak, mungkin indak salasai-salasai rumusan tu (Rumusan PARTAMO dulu, beko RUMUSAN ka DUOnyo, dsb). Tarimo kasih ataih karajo kareh Pak Sjaf jo kawan-kawan. Maaf sabalunnyo. Wassalam, Tan Lembang (L, 52+) Lembang-Bandung From: "Dr.Saafroedin BAHAR" Date: Thu, 26 Feb 2009 06:59:14 -0800 (PST) To: Rantau Net Subject: [...@ntau-net] SERI NAN DI LUA TAMPURUANG 56: ABS SBK NAN INDAK BAMASALAH Assalamualaikum w.w. para sanak sapalanta, Seorang mahasiswa saya dalam mata kuliah Etnisitas dan Integrasi Nasional di program S2 UGM di Yogyakarta memberitahu saya bahwa di daerah asalnya Gorontalo, masyarakat menganut asas 'adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah'. Saya tahu bahwa di Bengkulu dan di Riau masyarakat juga menganut doktrin yang sama. Dalam artikel Kompas di bawah ini, ternyata doktrin tersebut sudah dianut secara formal sejak tahun 1673, jadi jauh lebih dahulu dari Tuanku Imam Bonjol merumuskannya pada tahun 1832. Hampir 160 tahun sebelumnya. Bukan main. Seperti juga halnya di Bengkulu dan Riau, pelaksanaan ABS SBK di Gorontalo sama sekali tak menghadapi masalah. Oleh karena itu tidak ada seorang 'Syekh Ahmad Chatib al Minangkabawi' di daerah itu.. Kira-kira apa yang menyebabkannya demikian, sedangkan sampai saat ini kita masih belum tuntas juga merumuskan ABS SBK kita sendiri ? Wassalam, Saafroedin Bahar(L, masuk 72 th, Jakarta; Tanjuang, Soetan Madjolelo)"Basuku ka Ibu; banasab ka Bapak; basako ka Mamak". Alternate e-mail address: saaf10...@gmail.com;saafroedin.ba...@rantaunet.org --~--~-~--~~~---~--~~ === UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned: - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi di setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama - DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner === Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com Daftarkan email anda yg terdaftar disini pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe === -~--~~~~--~~--~--~---
[...@ntau-net] Re: SERI NAN DI LUA TAMPURUANG 56: ABS SBK NAN INDAKBAMASALAH
Assalamu'alikum Angku BAHAR, 1. Salam hormat dan sambah kamanakan adokan ka Anglku. 2. Kok buliah maharok ciek-duo bismillah dari Angku, mako ambo berharap benar bisa mdapat info dan sedikit penjelasan apa saja rupanya yg selama ini menjadi "ampang-ampang" yg menjadikan belum bulatnya konsep ABS-SBK di RM kita? 3. Mudah2an permintaan Ambo indak memberatkan Angku, dan tidak pula menjadi pertanyaan yg kesiangan di Milis ini. Salam hormat, RA Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: "Dr.Saafroedin BAHAR" Date: Thu, 26 Feb 2009 06:59:14 To: Rantau Net Cc: LKAAM SUMBAR; Dr.Ir Yuzirwan RASYID; MH Bachtiar Abna SH; Warni DARWIS; Pemerintah Daerah SUMBAR; Suryadi; Drs Sjafnir Aboe NAIN; Rahima; Mas'oed ABIDIN; Dr Abraham ILYAS Subject: [...@ntau-net] SERI NAN DI LUA TAMPURUANG 56: ABS SBK NAN INDAK BAMASALAH Assalamualaikum w.w. para sanak sapalanta, Seorang mahasiswa saya dalam mata kuliah Etnisitas dan Integrasi Nasional di program S2 UGM di Yogyakarta memberitahu saya bahwa di daerah asalnya Gorontalo, masyarakat menganut asas 'adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah'. Saya tahu bahwa di Bengkulu dan di Riau masyarakat juga menganut doktrin yang sama. Dalam artikel Kompas di bawah ini, ternyata doktrin tersebut sudah dianut secara formal sejak tahun 1673, jadi jauh lebih dahulu dari Tuanku Imam Bonjol merumuskannya pada tahun 1832. Hampir 160 tahun sebelumnya. Bukan main. Seperti juga halnya di Bengkulu dan Riau, pelaksanaan ABS SBK di Gorontalo sama sekali tak menghadapi masalah. Oleh karena itu tidak ada seorang 'Syekh Ahmad Chatib al Minangkabawi' di daerah itu. Kira-kira apa yang menyebabkannya demikian, sedangkan sampai saat ini kita masih belum tuntas juga merumuskan ABS SBK kita sendiri ? Wassalam, Saafroedin Bahar (L, masuk 72 th, Jakarta; Tanjuang, Soetan Madjolelo) "Basuku ka Ibu; banasab ka Bapak; basako ka Mamak". Alternate e-mail address: saaf10...@gmail.com; saafroedin.ba...@rantaunet.org Penyebaran Adat Bersendi Syarak Kompas, Kamis, 26 Februari 2009 | 00:19 WIB Ada banyak versi tentang asal usul nama Gorontalo. Salah satu versi menyebutkan berasal dari nama kerajaan Hulontalangi di Pulau Sulawesi. Nama Hulontalangi kemudian disingkat menjadi Hulontalo. Lidah orang Belanda agaknya sulit mengucapkan dengan tepat sehingga menyebutnya ”Horontalo”, yang ditulis Gorontalo. Sebelum Islam masuk, penduduk Gorontalo memeluk agama Alifuru, semacam kepercayaan animisme dan dinamisme. Penduduk Gorontalo terdiri atas satu etnis dominan, etnis Gorontalo, tetapi mereka mempunyai tiga bahasa daerah, yaitu bahasa Gorontalo, Suwawa, dan Atinggola. Saat ini, bahasa yang lebih banyak dipakai sehari-hari adalah bahasa Indonesiadialek Manado, logat Gorontalo (Gorontalo, Perubahan Nilai-nilai Budaya dan Pranata Sosial, Alim S Niode, 2007). Penyebaran Islam ke Gorontalo dimulai ketika Sultan Amai yang menjadi Raja Gorontalo tahun 1523 pergi ke Palasa di wilayah Sulawesi Tengah. Di situ, ia jatuh cinta kepada putri kerajaan Gom>kern 501mkern 251mkern 301mkern 251mhttp://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi di setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama - DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner === Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com Daftarkan email anda yg terdaftar disini pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe === -~--~~~~--~~--~--~---