Bundo, sebuah mimpi lagi.

Ia mengaku kesibukannya 3 bulan
terakhir ini sudah sangat berkurang.  Pekerjaan berkeliling lahan
petani mitra sudah bisa didelegasikannya kepada 200 tenaga pendamping
petani mitra.  Dibalik balutan kerudungnya, wanita 41 tahun ini
terlihat bersemangat menjelaskan tentang kacang tojin dan para petani. 
Ia adalah Eni Tawadingin, Partnership & Development Director PT
Cahaya Kacang Tojin Utama.

Sweek (S): Bagaimana bisnis perkacangtanahan saat ini?
Eni Tawadingin (ET): Bagus, harga pas.  Produktivitas juga meningkat.  
Rata-rata nasional 1.2 ton/ha.  Mitra kami 1.7 ton/ha.  Target kami, suatu saat 
bisa mencapai 2 ton/hektar.  Sekitar 70% bahan baku kacang berasal dari mitra 
kami.  Sisanya masih diimpor.  Kami akan
usahakan 85% sudah berasal dari mitra kami. Kami masih butuh mitra lagi.

S: Anda tidak takut pertama kali berurusan dengan para petani kita yang 
kebanyakan "kareh kapalo"
ET:
Petani kita selama ini hanya kurang tahu saja.  Ditambah ada
ketidakpastian pasar.  Anda bisa lihat jatuh bangunnya petani cabe,
karena soal ketidakpastian pasar ini.  Padahal semua kita doyan cabe. 
Itulah yang kita coba kita beri tahu dengan baik.  Mereka bisa
menerima, walaupun banyak juga ada gejolak-gejolak kecil.  Tapi kami
sudah siap, jelek-jelek begini saya punya gelar master sosiologi
pedesaan.

S: Bisa bertahan di dunia cangkul mencangkul yang identik dengan laki-laki.
ET:
Pertanian dunia wanita juga kok.  Justru seorang wanita lebih mudah
masuk ke para bapak-bapak itu.  Ketika ada yang protes, grade kacang
tanahnya masuk ke kelas bawah.  Kalau cowo yang mengahdapi, mungkin
sudah ribut.  Tapi, melihat saya menghadapi dan memberi penjelasan. 
Mereka bisa melunak.  Ini kan ranahnya bunda.  Pendekatan ke mitra kami, banyak 
dimulai lewat ibu-ibunya.

S: Dukungan pemerintah bagaimana? Dinas pertanian misalnya.
ET: 
Biasa saja.  Saya juga tidak berharap banyak dari mereka.  Yang penting
saya bayar semua kewajiban kepada negara.  Pernah ada sebuah daerah
meminta retribusi kacang tanah buat menambah PAD mereka.  Kami protes. 
Pakai lawyer segala.  Cuma kami yakin pasti menang.  Mitra ada di
belakang kami.  AKhirnya peraturan retribusi ditiadakan.

S: Pungli lain bagaimana?  Misalnya yang berbentuk sumbangan.
ET:
Di awal-awal masih ada.  Tiap hari ada saja proposal masuk untuk
meminta sumbangan.  Permohonan sumbangan hadiah berbentuk kambing buat
turnamen volley.  Sumbangan sunatan masal.  Minta bola kaki.  Pokoknya
banyak.  Sekarang sudah mulai jarang.  petani mitra kami sudah jadi
semua, sudah swasambada istilahnya.  Kalau mau ngadain acara, tidak
perlu minta angok kalua badan lagi.  Itu salah satu alasan kami
memperkuat mitra dulu, baru mendirikan pabrik.  Kalau pabrik duluan
bahaya juga soal begini, tiap hari pasti ada yang meminta sumbangan. 
Bisa-bisa, ada yang mau merantau ke Jawa, ongkosnya diminta ke kita.

S: Untuk riset, kenapa anda tidak melibatkan perguruan tinggi dan institusi 
riset pemerintah
ET:
Visi kami belum sama.  Lagi pula, saya punya hampir 200 sarjana atau
diploma pertanian.  Mereka wajib punya area percobaan.  Di kantor pusat
kami punya areal percobaan, rumah kaca, riset lain juga ada.  Maunya
saya, nanti akan berdiri Cangjin Academy & Peanut Institute.

S: Sebuah pertanyaan standar, keluarga anda mendukung?
ET: ya iya lah.  kalau tidak mendukung, tidak akan pernah ada wawancara ini.  
Di ranah ini, emansipasi sudah cukup lama ada.


----- Original Message ----
From: Hayatun Nismah Rumzy <[EMAIL PROTECTED]>
To: RantauNet@googlegroups.com
Sent: Friday, April 18, 2008 11:09:07 AM
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Cang Jin, From Minang to The World!


Assalamu Alaikum W. W.
Bundo ikuik pulo bamimpi samo jo ananda Mantari Sutan. Pabirik Cang Jin ko 
dinagari Situmbin nan ado pulo disitu kandang Situmbin.  Para koruptor nan 
masuak kandang Situmbin tu dapek pulo dimanfaatkan keberadaannyo memberikan 
training ka karyawan Cang Jin karano para koruptor tu urang ahli2 management, 
Quality Control, Communication , dan lain2nya. 
Panduduak disekitar tu marasokan nikmat dari Cang Jin tu karano beasiswa untuak 
anak berprestasi, fasilitas dan tempat wisata ada juga semuanya disediakan 
cuma2 untuk karyawannya dan para penduduk asli. Prioritas pertama untuk 
karyawannya adalah penduduk lokal yang sesuai dengan ilmunya. Sesuai dengan 
pepatah Minang yang mengatakan Nan pakak panembak badia nan buto paambuih 
lasuang nan lumpuah pangajuik ayam jadi semua orang bisa digunakan.
Limbah dari kulit kacang setelah diselidiki dan diaur ulang dapat dijadikan 
obat anti cholesterol dan juga dapat  dijadikan pupuk ajaib yang dapat 
dioleskan ke tanaman lalu menumbuhkan cabang2 yang banyak sekali atau lansung 
berbunga.
Ya senang ikut bermimpi sekali lagi terima kasih Mantari Selamat Bermimpi.
Salam Bundo.
Hayatun Nismah Rumzy (69++)


      
____________________________________________________________________________________
Be a better friend, newshound, and 
know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.  
http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet.
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting.
- Hapus footer & bagian tidak perlu, jika melakukan reply. 
- Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur 
pribadi.
- Posting email besar dari >200KB akan dibanned, sampai yg bersangkutan minta 
maaf & menyampaikan komitmen mengikuti peraturan yang berlaku.
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 

Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke