Wisata Keliru  
Minggu, 08 Juni 2008  
Oleh Putri Juita

"SUMATRA BARAT itu kan kaya dengan keindahan alamnya. Andai pantai
Padang dikelola dengan baik, turis yang ramai berkunjung ke Bali itu,
dipastikan akan berbondong-bondong pula ke Padang." Begitulah sepenggal
kalimat yang terlontar dari pengunjung objek wisata Pantai Gandoriah
Pariaman belum lama ini. 

Kata-katanya menggugah. Ranah Minang ini indah. Banyak hal yang bisa
dijual. Ada Lembah Anai dengan air terjunnya, Ngarai Sianok, Pesina
Maninjau, Pantai Aie Manih, Danau Singkarak, dan sederetan objek wisata
lainnya. Keindahannya jelas sulit untuk dilukiskan dengan kata-kata.
Tapi apalah daya, keindahan Ranah Minang itu laksana lukisan yang tak
pernah disentuh. Pemerintah selalu membangga-banggakan keindahan itu,
tapi pengelolaannya banyak yang salah urus. Wisatawan tetap saja merasa
tidak nyaman ketika berada di objek-objek wisata Sumbar.
Apanya yang akan nyaman, baru saja berada di gerbang, sudah disogohkan
karcis masuk dengan cara yang tidak ramah. Sesampai di dalam, belasan
penyewa tikar selalu menguntit. Semenit saja setelah itu, datang pula
pengamen, disusul pedagang asongan, pengamen lagi, pedagang asongan
lagi, hingga akhirnya tak ada lagi yang bisa dinikmati wisatawan di
sana.

Harga-harga pun dimark-up sedemikian rupa. Sebotol air mineral seharga
Rp2.000 di pasaran, wisatawan harus rela membelinya dengan harga
Rp4.000-Rp6.000 ketika berada di objek wisata Sumbar. Benar-benar gila!
Sebuah manajemen salah urus. Bila di daerah lain wisatawan dianggap
costumer yang dilayani dengan segenap sumber daya yang ada, maka di
Sumbar, wisatawan dianggap mangsa yang harus 'disantap', sejak dari
mendarat di bandara hingga kembali ke daerah asalnya.

Setiap daerah di Sumbar memiliki kekhasan menarik untuk dikunjungi
wisatawan. Sebut saja Pariaman terkenal dengan wisata reliji dan pesta
tabuiknya. Begitu juga daerah lainnya, cukup menarik untuk dikunjungi
bagi wisata domestik dan mancanegara. Banyaknya kunjungan yang datang,
jelas dapat membangkitkan ekonomi, masyarakat kita bisa berdagang, baik
makanan maupun cenderamata. Jika pendatang merasa nyaman, maka mereka
tinggal lebih lama, putaran uang semakin kencang.

Tapi apa hendak dikata, tempat-tempat wisata sering  mendapatkan imej
yang kurang baik. Sebuah pantai indah di Padang, tidak nyaman untuk
dikunjungi karena kawasan itu dijadikan arena transaksi cinta sesaat.
Tidak hanya itu, pengunjung merasa tidak nyaman, lokasi yang kurang
bersih, faktor penunjang tidak  memadai (toilet), sulit mencari tempat
salat.  Ditambah lagi adanya sekelompok orang yang terkesan memaksa
meminta uang.

Kondisinya tak jauh beda dengan Kota Wisata Bukittinggi, pendatang
sering tidak nyaman berada lebih lama di lokasi wisata karena ulah
pengamen, pedagang asongan dan preman yang suka memeras wisatawan.
Pengalaman kurang mengenakkan itu, jelas merugikan dunia wisata daerah
ini. Sekali berkunjung, mereka pasti takkan kembali lagi.***
 
Copyright (c) 2007 - 2008 Harian Singgalang. Design By Harian Singgalang

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
===============================================================
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
===============================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED]
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke