[R@ntau-Net] @ Ni Hanifah: Maaf, Bukan Karajo Ambo

2012-12-04 Terurut Topik Akmal N. Basral
Uni Ifah yang penuh rahmah,
anugerah ini di luar jangkauan akal kita untuk memamah
bayangkan sajalah:

dibicarakan dan digulirkan baru empat pekan,
itu pun sebagai ota pengisi palanta agar ada saluran berkesenian
lalu ketika para sanak berduyun-duyun melabuhkan angan

kurang dari sepertiga yang sudah punya buku sendiri
dari yang sepertiga itu, kurang separuhnya lagi yang pernah menulis fiksi
maka akal sehat siapa pun akal berkontemplasi:

mari, mari, kita mulai kerja dengan segala kemampuan yang ada
kalau tangan panjang sehasta, mengapa bintang hendak diraba?
bisa terkumpul jadi sebuah buku pun sudah istimewa

tapi seorang bundo Nismah yang sedang terjepit sarafnya menyatakan ikut
dalam sakit, beliau menyertakan doa tak terucap bagi antologi

seorang Afrinaldi yang mengantre satu-satu warnet di kampung menyatakan turut
dalam sulit, beliau memanjat harap tak terucap bagi antologi

seorang Nina Hansson yang terperangkap beku -14 Cel di Swedia bilang bersedia
dalam pahit, beliau mengenang jejak kenangan orang tua bagi antologi

seorang Indra Piliang yang sedang berkhidmat membangun kampung halaman
dalam rumit, beliau menyalurkan energi tak terucap bagi antologi

seorang Noveri Maulana yang sedang terisolasi di sebuah dusun Sulbar masuk 
barisan
dalam terjepit, beliau menyalurkan hasrat bangkit tak terlihat bagi antologi

bahkan seorang Hanifah Damanhuri sampai merawatnya dalam mimpi
agar antologi nanti lebih dari mimpi di atas mimpi
satu persatu sanak bergabung, bukan hanya menyetor ide dan keinginan
tapi juga mengemas doa dalam harapan
doa-doa yang melayang naik menuju Tuhan

maka lewat kilau doa-doa yang terus berdatangan itu, satu per satu
Sang Raja Semesta menggerakkan sejumlah kalbu
dari mereka yang bergerak di industri penerbitan kelas satu
bukan hanya bersedia menerbitkan dalam satu
bahkan dua edisi Indonesia dan Inggris yang terpadu

masihkah nalar kita bilang ini kerja tangan manusia
sementara semua bukti menunjukkan tangan Tuhan lah yang bekerja

Jadi, uni Ifah nan haluih budayo,
maaf, sejuta maaf, iko bukan karajo ambo
dengan bukti jaleh-jaleh nyato:
jika uni bermimpi menginjak tanah Malaysia berkat antologi basamo ko
seinci pun ambo indak kan mampu melakukanyo 

Tapi dek karano Allah Azza wa Jalla nan malakukannyo
labiah jauh dari nagari jiran pun indak sulik bagiNyo
Oktober 2015 ka Juruman, uni akan ditabangkannyo 
ka nagari nan saroman bana warna marawa jo ranah awak ko

di Frankfurt Buchmesse, pameran buku paliang gadang sa dunio
uni adolah salah satu saksi hidup kebesaranNyo
bahwa mimpi harus taruih dijago
indak paduli tuo mudo
atau ragam pendidikan dan karajo kini ko.

karajo, mimpi, dan doa Uni Ifah adolah salah satu kunci
nan akan membuka gerbang-gerbang kemustahilan di dalam diri
apolai saat sadonyo sahati dalam menggarap antologi,

Salam,

Akmal N, Basral
Cibubur


Sent from my iPad

On Dec 5, 2012, at 6:02 AM, Hanifah Damanhuri ifah...@gmail.com wrote:

 Waalaikum Salam Wr Wb Bung Akmal
 
 
 Subhanallah
 Walhamdulillah
 Wala illa ha illallah
 Allahu Akbar
 Lahaula  wala quwwata illa billah
 
 
 Terima kasih ya Allah
 Engkau kirimkan Bapak Akmal yang sangat baik padaku
 Sehingga aku punya kesempatan menjadi bagian dari Antologi Ranah
 Padahal aku menyadari
 Aku bukan siapa-siapa di dunia sastra
 Kemampuan  menuliskupun biasa saja 
 Bahkan ini cerpenku yang pertama
 
 Semua yang ku alami ini
 menambah keyakinanku
 Engkau benar-benar Yang Maha Kuasa
 Yang ikut mengatur hidupku
 Kalau Engkau berkehendak
 Tak seorangpun mampu menolaknya
 
 Semoga kebaikan Bapak Akmal
 Menjadi amal ibadah baginya
 Yang akan membantunya
 Berada ditempat yang indah di alam sana nanti
 
 
 Wass
 
 
 Hanifah Damanhuri
 
 
 
 Pada 4 Desember 2012 15:28, Akmal N. Basral an...@yahoo.com menulis:
 
 Assalamu'alaikum Wr. Wb sanak sapalanta RN nan budiman,
 wa bil khusus nan tagabung jo Antologi Ranah
 
 Baru sajo ambo manarimo kaba tatulih (e-mail) dari Editor-in-Chief Gramedia 
 Pustaka Utama (GPU) yang MEMASTIKAN karajo basamo awak Antologi Ranah akan 
 mereka terbitkan dan sudah masuk jadwal produksi mereka untuk bulan JUNI 2013 
 (edisi Indonesia).
 
 GPU juga meminta agar hak edisi Inggris mereka yang tangani sekaligus, dengan 
 menyediakan penerjemah internasional dan jalur distribusi internasional, dan 
 yang tak kalah penting, masuk dalam program GPU sebagai buku sastra modern 
 yang akan ditampilkan pada sesi khusus di Frankfurt International Book Fair 
 2015 dengan judul RANAH: Modern Minangkabau Short Stories
 
 Tarimo kasih atas segala dukungan sanak palanta RN, dan khususnya bagi para 
 penulis agar menggunakan kesempatan sekali seumur hidup ini untuk 
 benar-benar bekerja optimal, bersedia keluar dari zona nyaman 
 masing-masing, untuk menghasilkan cerpen-cerpen berkualitas tinggi yang akan 
 menjadi parameter baru bagi Minangkabau di dunia literasi internasional.
 
 Jadi, mulai hari ko kabar perkawinan Ranah jo Gramedia alah resmi, dan bisa 
 digunakan sesuai dengan kepentingan konstruktif bagi ranah 

Re: [R@ntau-Net] @ Ni Hanifah: Maaf, Bukan Karajo Ambo

2012-12-04 Terurut Topik djoemalang
Pak Akmal,

Yo sabana padek kalimat Pak Akmal nan di bawahko. Sangat menginspirasi dan 
memberi sumangek kapado kito sadonyo, khususnyo ambo sabagai salah saurang 
peserta antologi Ranah.

Insyaallah, ambo akan bausaho kareh menyelesaikan cerpen ko dan sesegera 
mungkin dikirim ka Pak Akmal supayo bisa dievaluasi dan dikritisi. Kalau 
loglinenyo sajo sampai dievaluasi berkali-kali, antah baa ko lah hasil cerpen 
aslinyo. Tapi, proses evaluasi tu bukannyo menyurutkan semangat, malah menjadi 
mesiu penyemangat untuk selalu menjadi lebih baik.

Tarimo kasih Pak, semangat positif nan sarupo iko nan seharusnyo awak pabanyak.

Banyak maaf,
Wassalam,


Noveri
25, M, Bandung

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Akmal N. Basral an...@yahoo.com
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Wed, 5 Dec 2012 10:29:38 
To: rantaunet@googlegroups.comrantaunet@googlegroups.com
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Cc: rantaunet@googlegroups.comrantaunet@googlegroups.com
Subject: [R@ntau-Net] @ Ni Hanifah: Maaf, Bukan Karajo Ambo

Uni Ifah yang penuh rahmah,
anugerah ini di luar jangkauan akal kita untuk memamah
bayangkan sajalah:

dibicarakan dan digulirkan baru empat pekan,
itu pun sebagai ota pengisi palanta agar ada saluran berkesenian
lalu ketika para sanak berduyun-duyun melabuhkan angan

kurang dari sepertiga yang sudah punya buku sendiri
dari yang sepertiga itu, kurang separuhnya lagi yang pernah menulis fiksi
maka akal sehat siapa pun akal berkontemplasi:

mari, mari, kita mulai kerja dengan segala kemampuan yang ada
kalau tangan panjang sehasta, mengapa bintang hendak diraba?
bisa terkumpul jadi sebuah buku pun sudah istimewa

tapi seorang bundo Nismah yang sedang terjepit sarafnya menyatakan ikut
dalam sakit, beliau menyertakan doa tak terucap bagi antologi

seorang Afrinaldi yang mengantre satu-satu warnet di kampung menyatakan turut
dalam sulit, beliau memanjat harap tak terucap bagi antologi

seorang Nina Hansson yang terperangkap beku -14 Cel di Swedia bilang bersedia
dalam pahit, beliau mengenang jejak kenangan orang tua bagi antologi

seorang Indra Piliang yang sedang berkhidmat membangun kampung halaman
dalam rumit, beliau menyalurkan energi tak terucap bagi antologi

seorang Noveri Maulana yang sedang terisolasi di sebuah dusun Sulbar masuk 
barisan
dalam terjepit, beliau menyalurkan hasrat bangkit tak terlihat bagi antologi

bahkan seorang Hanifah Damanhuri sampai merawatnya dalam mimpi
agar antologi nanti lebih dari mimpi di atas mimpi
satu persatu sanak bergabung, bukan hanya menyetor ide dan keinginan
tapi juga mengemas doa dalam harapan
doa-doa yang melayang naik menuju Tuhan

maka lewat kilau doa-doa yang terus berdatangan itu, satu per satu
Sang Raja Semesta menggerakkan sejumlah kalbu
dari mereka yang bergerak di industri penerbitan kelas satu
bukan hanya bersedia menerbitkan dalam satu
bahkan dua edisi Indonesia dan Inggris yang terpadu

masihkah nalar kita bilang ini kerja tangan manusia
sementara semua bukti menunjukkan tangan Tuhan lah yang bekerja

Jadi, uni Ifah nan haluih budayo,
maaf, sejuta maaf, iko bukan karajo ambo
dengan bukti jaleh-jaleh nyato:
jika uni bermimpi menginjak tanah Malaysia berkat antologi basamo ko
seinci pun ambo indak kan mampu melakukanyo 

Tapi dek karano Allah Azza wa Jalla nan malakukannyo
labiah jauh dari nagari jiran pun indak sulik bagiNyo
Oktober 2015 ka Juruman, uni akan ditabangkannyo 
ka nagari nan saroman bana warna marawa jo ranah awak ko

di Frankfurt Buchmesse, pameran buku paliang gadang sa dunio
uni adolah salah satu saksi hidup kebesaranNyo
bahwa mimpi harus taruih dijago
indak paduli tuo mudo
atau ragam pendidikan dan karajo kini ko.

karajo, mimpi, dan doa Uni Ifah adolah salah satu kunci
nan akan membuka gerbang-gerbang kemustahilan di dalam diri
apolai saat sadonyo sahati dalam menggarap antologi,

Salam,

Akmal N, Basral
Cibubur


Sent from my iPad

On Dec 5, 2012, at 6:02 AM, Hanifah Damanhuri ifah...@gmail.com wrote:

 Waalaikum Salam Wr Wb Bung Akmal
 
 
 Subhanallah
 Walhamdulillah
 Wala illa ha illallah
 Allahu Akbar
 Lahaula  wala quwwata illa billah
 
 
 Terima kasih ya Allah
 Engkau kirimkan Bapak Akmal yang sangat baik padaku
 Sehingga aku punya kesempatan menjadi bagian dari Antologi Ranah
 Padahal aku menyadari
 Aku bukan siapa-siapa di dunia sastra
 Kemampuan  menuliskupun biasa saja 
 Bahkan ini cerpenku yang pertama
 
 Semua yang ku alami ini
 menambah keyakinanku
 Engkau benar-benar Yang Maha Kuasa
 Yang ikut mengatur hidupku
 Kalau Engkau berkehendak
 Tak seorangpun mampu menolaknya
 
 Semoga kebaikan Bapak Akmal
 Menjadi amal ibadah baginya
 Yang akan membantunya
 Berada ditempat yang indah di alam sana nanti
 
 
 Wass
 
 
 Hanifah Damanhuri
 
 
 
 Pada 4 Desember 2012 15:28, Akmal N. Basral an...@yahoo.com menulis:
 
 Assalamu'alaikum Wr. Wb sanak sapalanta RN nan budiman,
 wa bil khusus nan tagabung jo Antologi Ranah
 
 Baru sajo ambo manarimo kaba tatulih (e-mail) dari Editor-in-Chief Gramedia

Re: [R@ntau-Net] @ Ni Hanifah: Maaf, Bukan Karajo Ambo

2012-12-04 Terurut Topik ASLIM NURHASAN

 . semangat positif nan sarupo iko nan seharusnyo awak pabanyak  | Noveri 
Maulana

Tks Sanak Veri
Tks Sanak Akmal

*
Manusiakan MANUSIA;
Pengetahuan, Jabatan dan Materi BUKAN Takaran Saling Hormat.

Salam Ta'zim;

Aslim Nurhasan ST SATI | aslimnurha...@gmail.com
22BC124D | +62811918886 | www.haragreen.co.id

-- 
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
- Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/





Re: [R@ntau-Net] @ Ni Hanifah: Maaf, Bukan Karajo Ambo

2012-12-04 Terurut Topik andi . jepe
Yo Bana..sesuatu yg sangat istimewa ANB bisa menjelaskan, mengarahkan, memberi 
masukan dan bimbingan serta terukur

Secara pribadi bagi ambo iko sebuah tekanan dalam arti ambo harus harus 
maksimal juo mamikiakannyo..mambuek cerpen ko apolai cerpen nan ka ambo buek ko 
ado sentuhan kuliner, kalo hanyo dalam bentuk tulisan ringan mungkin taraso 
mudah dek ambo mambueknyo tingga bacarito sajo

Tapi apo nan disampaikan ANB ka ambo dalam mambuek cerpen tu salah satunyo 
dalam carito itu harus di bangun dulu sebuah KONFLIK terserah bagaimana 
endingnya, awalnyo ambo bapikia apo adonyo sajo kondisi rill ditulis, tapi 
dalam cerpen saran ANB itu hanya raw material silahkan berimajinasi..bahkan 
liar sekalipun


Jadi logline nan ambo serahkan tu di edit total dek ANB, ambo diminta 
mengembangkan imajinasi ambo ya itu dengan membangun konflik dalam carito, 
karakter yang kuat dari tokoh utamonyo dsbnyo

kalau seandainyo sabulan harus diselesaikan, mgkn ambo give up :-) tapi 6 
bulan dengan mengumpulkan bahan2, dari raw material kondisi rill disana 
imajinasi akan dibangun

Mudah2an ambo mandapekan sentuhannyo itu nan paralu dalam menulis apalagi Cerpen

Terima kasih ANB

Wass-Jepe
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: djoemal...@yahoo.com
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Wed, 5 Dec 2012 06:09:35 
To: rantaunetrantaunet@googlegroups.com
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] @ Ni Hanifah: Maaf, Bukan Karajo Ambo

Pak Akmal,

Yo sabana padek kalimat Pak Akmal nan di bawahko. Sangat menginspirasi dan 
memberi sumangek kapado kito sadonyo, khususnyo ambo sabagai salah saurang 
peserta antologi Ranah.

Insyaallah, ambo akan bausaho kareh menyelesaikan cerpen ko dan sesegera 
mungkin dikirim ka Pak Akmal supayo bisa dievaluasi dan dikritisi. Kalau 
loglinenyo sajo sampai dievaluasi berkali-kali, antah baa ko lah hasil cerpen 
aslinyo. Tapi, proses evaluasi tu bukannyo menyurutkan semangat, malah menjadi 
mesiu penyemangat untuk selalu menjadi lebih baik.

Tarimo kasih Pak, semangat positif nan sarupo iko nan seharusnyo awak pabanyak.

Banyak maaf,
Wassalam,


Noveri
25, M, Bandung

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Akmal N. Basral an...@yahoo.com
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Wed, 5 Dec 2012 10:29:38 
To: rantaunet@googlegroups.comrantaunet@googlegroups.com
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Cc: rantaunet@googlegroups.comrantaunet@googlegroups.com
Subject: [R@ntau-Net] @ Ni Hanifah: Maaf, Bukan Karajo Ambo

Uni Ifah yang penuh rahmah,
anugerah ini di luar jangkauan akal kita untuk memamah
bayangkan sajalah:

dibicarakan dan digulirkan baru empat pekan,
itu pun sebagai ota pengisi palanta agar ada saluran berkesenian
lalu ketika para sanak berduyun-duyun melabuhkan angan

kurang dari sepertiga yang sudah punya buku sendiri
dari yang sepertiga itu, kurang separuhnya lagi yang pernah menulis fiksi
maka akal sehat siapa pun akal berkontemplasi:

mari, mari, kita mulai kerja dengan segala kemampuan yang ada
kalau tangan panjang sehasta, mengapa bintang hendak diraba?
bisa terkumpul jadi sebuah buku pun sudah istimewa

tapi seorang bundo Nismah yang sedang terjepit sarafnya menyatakan ikut
dalam sakit, beliau menyertakan doa tak terucap bagi antologi

seorang Afrinaldi yang mengantre satu-satu warnet di kampung menyatakan turut
dalam sulit, beliau memanjat harap tak terucap bagi antologi

seorang Nina Hansson yang terperangkap beku -14 Cel di Swedia bilang bersedia
dalam pahit, beliau mengenang jejak kenangan orang tua bagi antologi

seorang Indra Piliang yang sedang berkhidmat membangun kampung halaman
dalam rumit, beliau menyalurkan energi tak terucap bagi antologi

seorang Noveri Maulana yang sedang terisolasi di sebuah dusun Sulbar masuk 
barisan
dalam terjepit, beliau menyalurkan hasrat bangkit tak terlihat bagi antologi

bahkan seorang Hanifah Damanhuri sampai merawatnya dalam mimpi
agar antologi nanti lebih dari mimpi di atas mimpi
satu persatu sanak bergabung, bukan hanya menyetor ide dan keinginan
tapi juga mengemas doa dalam harapan
doa-doa yang melayang naik menuju Tuhan

maka lewat kilau doa-doa yang terus berdatangan itu, satu per satu
Sang Raja Semesta menggerakkan sejumlah kalbu
dari mereka yang bergerak di industri penerbitan kelas satu
bukan hanya bersedia menerbitkan dalam satu
bahkan dua edisi Indonesia dan Inggris yang terpadu

masihkah nalar kita bilang ini kerja tangan manusia
sementara semua bukti menunjukkan tangan Tuhan lah yang bekerja

Jadi, uni Ifah nan haluih budayo,
maaf, sejuta maaf, iko bukan karajo ambo
dengan bukti jaleh-jaleh nyato:
jika uni bermimpi menginjak tanah Malaysia berkat antologi basamo ko
seinci pun ambo indak kan mampu melakukanyo 

Tapi dek karano Allah Azza wa Jalla nan malakukannyo
labiah jauh dari nagari jiran pun indak sulik bagiNyo
Oktober 2015 ka Juruman, uni akan ditabangkannyo 
ka nagari nan saroman bana warna marawa jo ranah awak ko

di Frankfurt Buchmesse

Re: [R@ntau-Net] @ Ni Hanifah: Maaf, Bukan Karajo Ambo

2012-12-04 Terurut Topik Muchlis Hamid
Ini betul-betul buah tangan profesional Bung Akmal. 
Belum juga jadi, tetapi sudah terangkat ke arena berkualitas.
Orang percaya akan buah tangan Bung Akmal.
Tangan Bung Akmal akan berperan mengangkatnya.
Tapi pangkalnya di kita-kita juga.
Terima kasih banyak Bung Akmal.
Moga-moga bisa digapai.
Salam,

Muchlis Hamid





 From: andi.j...@gmail.com andi.j...@gmail.com
To: rantaunet rantaunet rantaunet@googlegroups.com 
Sent: Wednesday, December 5, 2012 1:18 PM
Subject: Re: [R@ntau-Net] @ Ni Hanifah: Maaf, Bukan Karajo Ambo
 

Yo Bana..sesuatu yg sangat istimewa ANB bisa menjelaskan, mengarahkan, memberi 
masukan dan bimbingan serta terukur

Secara pribadi bagi ambo iko sebuah tekanan dalam arti ambo harus harus 
maksimal juo mamikiakannyo..mambuek cerpen ko apolai cerpen nan ka ambo buek ko 
ado sentuhan kuliner, kalo hanyo dalam bentuk tulisan ringan mungkin taraso 
mudah dek ambo mambueknyo tingga bacarito sajo

Tapi apo nan disampaikan ANB ka ambo dalam mambuek cerpen tu salah satunyo 
dalam carito itu harus di bangun dulu sebuah KONFLIK terserah bagaimana 
endingnya, awalnyo ambo bapikia apo adonyo sajo kondisi rill ditulis, tapi 
dalam cerpen saran ANB itu hanya raw material silahkan berimajinasi..bahkan 
liar sekalipun


Jadi logline nan ambo serahkan tu di edit total dek ANB, ambo diminta 
mengembangkan imajinasi ambo ya itu dengan membangun konflik dalam carito, 
karakter yang kuat dari tokoh utamonyo dsbnyo

kalau
 seandainyo sabulan harus diselesaikan, mgkn ambo give up :-) tapi 6 bulan 
dengan mengumpulkan bahan2, dari raw material kondisi rill disana imajinasi 
akan dibangun

Mudah2an ambo mandapekan sentuhannyo itu nan paralu dalam menulis apalagi Cerpen

Terima kasih ANB

Wass-Jepe
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  djoemal...@yahoo.com 
Sender:  rantaunet@googlegroups.com 
Date: Wed, 5 Dec 2012 06:09:35 +
To: rantaunetrantaunet@googlegroups.com
ReplyTo:  rantaunet@googlegroups.com 
Subject: Re: [R@ntau-Net] @ Ni Hanifah: Maaf, Bukan Karajo Ambo
Pak Akmal,

Yo sabana padek kalimat Pak Akmal nan di bawahko. Sangat menginspirasi dan 
memberi sumangek kapado kito sadonyo, khususnyo ambo sabagai salah saurang 
peserta antologi Ranah.

Insyaallah, ambo akan bausaho kareh menyelesaikan cerpen ko dan sesegera 
mungkin dikirim ka Pak Akmal supayo bisa dievaluasi dan dikritisi. Kalau 
loglinenyo sajo sampai dievaluasi berkali-kali, antah baa ko lah hasil cerpen 
aslinyo. Tapi, proses evaluasi tu bukannyo menyurutkan semangat, malah menjadi 
mesiu penyemangat untuk selalu menjadi lebih baik.

Tarimo kasih Pak, semangat positif nan sarupo iko nan seharusnyo awak pabanyak.

Banyak maaf,
Wassalam,


Noveri
25, M, Bandung

Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Akmal N. Basral an...@yahoo.com 
Sender:  rantaunet@googlegroups.com 
Date: Wed, 5 Dec 2012 10:29:38 +0700
To: rantaunet@googlegroups.comrantaunet@googlegroups.com
ReplyTo:  rantaunet@googlegroups.com 
Cc: rantaunet@googlegroups.comrantaunet@googlegroups.com
Subject: [R@ntau-Net] @ Ni Hanifah: Maaf, Bukan Karajo Ambo

Uni Ifah yang penuh rahmah,
anugerah ini di luar jangkauan akal kita untuk memamah
bayangkan sajalah:

dibicarakan dan digulirkan baru empat pekan,
itu pun sebagai ota pengisi palanta agar ada saluran berkesenian
lalu ketika para sanak berduyun-duyun melabuhkan angan

kurang dari sepertiga yang sudah punya buku sendiri
dari yang sepertiga itu, kurang separuhnya lagi yang pernah menulis fiksi
maka akal sehat siapa pun akal berkontemplasi:

mari, mari, kita mulai kerja dengan segala kemampuan yang ada
kalau tangan panjang sehasta, mengapa bintang hendak diraba?
bisa terkumpul jadi sebuah buku pun sudah istimewa

tapi seorang bundo Nismah yang sedang terjepit sarafnya menyatakan ikut
dalam sakit, beliau menyertakan doa tak terucap bagi antologi

seorang Afrinaldi yang mengantre satu-satu warnet di kampung menyatakan turut
dalam sulit, beliau memanjat harap tak terucap bagi antologi

seorang Nina Hansson yang terperangkap beku -14 Cel di Swedia bilang bersedia
dalam pahit, beliau mengenang jejak kenangan orang tua bagi antologi

seorang Indra Piliang yang sedang berkhidmat membangun kampung halaman
dalam rumit, beliau menyalurkan energi tak terucap bagi antologi

seorang Noveri Maulana yang sedang terisolasi di sebuah dusun Sulbar masuk 
barisan
dalam terjepit, beliau menyalurkan hasrat bangkit tak terlihat bagi antologi

bahkan seorang Hanifah Damanhuri sampai merawatnya dalam mimpi
agar antologi nanti lebih dari mimpi di atas mimpi
satu persatu sanak bergabung, bukan hanya menyetor ide dan keinginan
tapi juga mengemas doa dalam harapan
doa-doa yang melayang naik menuju Tuhan

maka lewat kilau doa-doa yang terus berdatangan itu, satu per satu
Sang Raja Semesta menggerakkan sejumlah kalbu
dari mereka yang bergerak di industri penerbitan kelas satu
bukan hanya bersedia menerbitkan dalam satu
bahkan dua edisi Indonesia dan Inggris

Re: [R@ntau-Net] @ Ni Hanifah: Maaf, Bukan Karajo Ambo

2012-12-04 Terurut Topik Hanifah Damanhuri
Semoga Allah mengabulkannya

Tiada daya
Tiada upaya
Kecuali seizin Allah


Wass

Hanifah

Pada 5 Desember 2012 10:29, Akmal N. Basral an...@yahoo.com menulis:

 Uni Ifah yang penuh rahmah,
 anugerah ini di luar jangkauan akal kita untuk memamah
 bayangkan sajalah:

 dibicarakan dan digulirkan baru empat pekan,
 itu pun sebagai ota pengisi palanta agar ada saluran berkesenian
 lalu ketika para sanak berduyun-duyun melabuhkan angan

 kurang dari sepertiga yang sudah punya buku sendiri
 dari yang sepertiga itu, kurang separuhnya lagi yang pernah menulis fiksi
 maka akal sehat siapa pun akal berkontemplasi:

 mari, mari, kita mulai kerja dengan segala kemampuan yang ada
 kalau tangan panjang sehasta, mengapa bintang hendak diraba?
 bisa terkumpul jadi sebuah buku pun sudah istimewa

 tapi seorang bundo Nismah yang sedang terjepit sarafnya menyatakan ikut
 dalam sakit, beliau menyertakan doa tak terucap bagi antologi

 seorang Afrinaldi yang mengantre satu-satu warnet di kampung menyatakan
 turut
 dalam sulit, beliau memanjat harap tak terucap bagi antologi

 seorang Nina Hansson yang terperangkap beku -14 Cel di Swedia bilang
 bersedia
 dalam pahit, beliau mengenang jejak kenangan orang tua bagi antologi

 seorang Indra Piliang yang sedang berkhidmat membangun kampung halaman
 dalam rumit, beliau menyalurkan energi tak terucap bagi antologi

 seorang Noveri Maulana yang sedang terisolasi di sebuah dusun Sulbar masuk
 barisan
 dalam terjepit, beliau menyalurkan hasrat bangkit tak terlihat bagi
 antologi

 bahkan seorang Hanifah Damanhuri sampai merawatnya dalam mimpi
 agar antologi nanti lebih dari mimpi di atas mimpi
 satu persatu sanak bergabung, bukan hanya menyetor ide dan keinginan
 tapi juga mengemas doa dalam harapan
 doa-doa yang melayang naik menuju Tuhan

 maka lewat kilau doa-doa yang terus berdatangan itu, satu per satu
 Sang Raja Semesta menggerakkan sejumlah kalbu
 dari mereka yang bergerak di industri penerbitan kelas satu
 bukan hanya bersedia menerbitkan dalam satu
 bahkan dua edisi Indonesia dan Inggris yang terpadu

 masihkah nalar kita bilang ini kerja tangan manusia
 sementara semua bukti menunjukkan tangan Tuhan lah yang bekerja

 Jadi, uni Ifah nan haluih budayo,
 maaf, sejuta maaf, iko bukan karajo ambo
 dengan bukti jaleh-jaleh nyato:
 jika uni bermimpi menginjak tanah Malaysia berkat antologi basamo ko
 seinci pun ambo indak kan mampu melakukanyo

 Tapi dek karano Allah Azza wa Jalla nan malakukannyo
 labiah jauh dari nagari jiran pun indak sulik bagiNyo
 Oktober 2015 ka Juruman, uni akan ditabangkannyo
 ka nagari nan saroman bana warna marawa jo ranah awak ko

 di Frankfurt Buchmesse, pameran buku paliang gadang sa dunio
 uni adolah salah satu saksi hidup kebesaranNyo
 bahwa mimpi harus taruih dijago
 indak paduli tuo mudo
 atau ragam pendidikan dan karajo kini ko.

 karajo, mimpi, dan doa Uni Ifah adolah salah satu kunci
 nan akan membuka gerbang-gerbang kemustahilan di dalam diri
 apolai saat sadonyo sahati dalam menggarap antologi,

 Salam,

 Akmal N, Basral
 Cibubur


 Sent from my iPad

 On Dec 5, 2012, at 6:02 AM, Hanifah Damanhuri ifah...@gmail.com wrote:

 Waalaikum Salam Wr Wb Bung Akmal


 Subhanallah
 Walhamdulillah
 Wala illa ha illallah
 Allahu Akbar
 Lahaula  wala quwwata illa billah


 Terima kasih ya Allah
 Engkau kirimkan Bapak Akmal yang sangat baik padaku
 Sehingga aku punya kesempatan menjadi bagian dari Antologi Ranah
 Padahal aku menyadari
 Aku bukan siapa-siapa di dunia sastra
 Kemampuan  menuliskupun biasa saja
 Bahkan ini cerpenku yang pertama

 Semua yang ku alami ini
 menambah keyakinanku
 Engkau benar-benar Yang Maha Kuasa
 Yang ikut mengatur hidupku
 Kalau Engkau berkehendak
 Tak seorangpun mampu menolaknya

 Semoga kebaikan Bapak Akmal
 Menjadi amal ibadah baginya
 Yang akan membantunya
 Berada ditempat yang indah di alam sana nanti


 Wass


 Hanifah Damanhuri



 Pada 4 Desember 2012 15:28, Akmal N. Basral an...@yahoo.com menulis:


 Assalamu'alaikum Wr. Wb sanak sapalanta RN nan budiman,
 wa bil khusus nan tagabung jo Antologi Ranah

 Baru sajo ambo manarimo kaba tatulih (e-mail) dari Editor-in-Chief
 Gramedia Pustaka Utama (GPU) yang MEMASTIKAN karajo basamo awak Antologi
 Ranah akan mereka terbitkan dan sudah masuk jadwal produksi mereka untuk
 bulan JUNI 2013 (edisi Indonesia).

 GPU juga meminta agar hak edisi Inggris mereka yang tangani sekaligus,
 dengan menyediakan penerjemah internasional dan jalur distribusi
 internasional, dan yang tak kalah penting, masuk dalam program GPU sebagai
 buku sastra modern yang akan ditampilkan pada sesi khusus di Frankfurt
 International Book Fair 2015 dengan judul RANAH: Modern Minangkabau Short
 Stories

 Tarimo kasih atas segala dukungan sanak palanta RN, dan khususnya bagi
 para penulis agar menggunakan kesempatan sekali seumur hidup ini untuk
 benar-benar bekerja optimal, bersedia keluar dari zona nyaman
 masing-masing, untuk menghasilkan cerpen-cerpen berkualitas tinggi yang
 akan menjadi parameter baru