Re: [R@ntau-Net] Aku Melihat Raja Koruptor

2014-01-11 Terurut Topik Zorion Anas
Ass.ww. Buya Salim yg budiman,
Tulisan yg menggugah.
Penanganan korupsi harus dibudayakan dgn pembelajaran mulai dari sekolah TK
sd PT.
Saya tdk tahu apa ada kurikulum buat anak TK sd PT dlm mata pelajaran
Pemberantasan Korupsi.
Atau hanya diselipkan sja pd mata pelajaran lain.
Hukum karma dari Allah apt yg buya ceritakan memang bagus utk contoh, sama
halnya dgn hukum karma yg ditimpakan kpd Ariel Sharon, pembantai rakyat
Palestina, yg sampai skrg susah mati, sdh dikelilingi selang2 penyambung
hidup. Tapi kita melihat itu siksaan yg perih dibanding upaya memperpanjang
umur.
Sebenarnya cukup satu contoh, koruptor dihukum mati, maka akan memberi
pelajaran utk tdk berbuat oleh yg lain. Seperti hukum pancung di Arab Saudi
yg saya lihat di Youtube.
Perlu trobosan utk menghapus korupsi. Justru negara yg tidak beragama bisa
bersih/kecil sekali dari korupsi spt Swedia, Finlandia, Singapura, New
Zeland dsb.
Ada yg salah dari sistem pendidikan kita. Padahal utk pendidikan agama kita
sdh sangat bagus mulai dari PAUD.
Tks.

Salam,
Zorion Anas, 58, Padang
Pada 2014 1 11 14:42, Zulharbi Salim zulsa...@gmail.com menulis:

 Sanak Palanta, nompang lewat ciek..
 HZS Mangkuto

 Dari khazanah perpustakaan 2004
 HALUAN MINGGU,Padang Minggu 28 Maret 2004

 AKU MELIHAT RAJA KORUPTOR

 Bernostalgia. Ketika aku berjalan-jalan di kota Baghdad pada musim dingin,
 banyak sekali melihat dunia seperti terbalik. Orang berjalan pincang,
 banyak yang perutnya gendut dan buncit ada juga yang kurus kering seperti
 pohon pinang. Semuanya memakai baju tebal. Si Buncit semakin tembem, si
 kurus menjadi gemuk tetapi lucu. Maklum suhu 5 derajat Celsius dibawah
 titik nol. Dimana-mana beku menjadi es batu dan terus membeku termasuk
 sungai El Furat dan Tigris juga beku.
 Konon di negeri antah berantah ini, pernah Ali Baba berkuasa. Negeri 1001
 malam penuh hikmah, penuh dosa dan penuh glamour. Ada kisah tidak terbaca.
 Alibaba bermimpi jadi Raja. Syahrayar permaisuri raja suka menghibur dan
 bergoyang pusar, lebih hebat dari Inul yang menghebohkan itu.
 Kalau Raja Dangdut Roma Irama menantang Inul , sama dengan menantang
 menularnya maksiat, melarang kejahatan; sementara mantan raja atau sebut
 saja mantan Presiden di Indonesia mendukungnya dengan dalih mengibarkan
 ekspresi kreasi seni. Melindungi hak asasi. Hak asasi siapa? Seni yang mana
 Gus Dur? Tari perut rupanya jadi kesukaan sang mantan presiden seperti di
 klab-klab malam yang dipertontonkan sambil santap malam di Baghdad dan
 Cairo. Ingatkah ente klab Sahara City di Pyramida atau kapal remang-remang
 di tengah Sungai Nil? Tidak beda siang dan malam. Di pinggir sungai Elfurat
 dan juga sungai Tigris yang membelah kota Baghdad banyak muda mudi
 berpasangan entah mengapa? Layaknya dipinggiran sungai Nil di Cairo,
 pemandangannya sama. Harus diakui mereka tidak mengaku “korupsi” moral,
 Cuma duduk berdua memadu kasih, bersantai.
 Di sudut kota Baghdad,  terdapat alibaba-alibaba kecil menjajakan makanan
 roti adonan yang hangat, mereka kumuh dekil. Banyak juga pembelinya dan
 sebentar-sebentar alibaba kecil itu berteriak, “kue-kue”. Kueku habis,
 kueku habis. Warna lain masih menonjolkan kemiskinan di mana-mana.
 Ada seorang tua kumal, sebut saja Alibaba, berjalan-jalan, santai sambil
 nyengar-nyengir memperagakan giginya yang kuning dekil, sama dekilnya
 dengan baju rompi dan jalabiyah (baju gamis) yang dipakainya. Sinting
 barangkali. Dari mulutnya keluar celoteh: Raja kenyang, Raja panjang, Raja
 'Asabiyeh [suka menilap uang].
 Aku tanyakan kenapa orang itu berteriak-teriak. Katanya dulu ia pegawai
 tinggi pemerintah dibawah Raja yang digulingkan.  Hidupnya mewah penuh
 glamour, suka mengorupsi waktu di kantor, apalagi menilap uang negara
 (APBN) yang dipercayakan kepadanya. Suka makan yang haram alias tidak
 halal. Gaji pegawainya di tilap dan dikenakan potongan yang disbutnya pajak
 negara sampai 30%, semacam PPN di negeri ini. Sayangnya uang PPN itu tidak
 masuk ke kantong negara, tapi mengalir ke kantong pribadinya. la bangun
 rumah mewah dan ia beli mobil-mobil mutakhir dari luar negeri. Ada dua
 Mercedez Benz di dua garasi di rumahnya, pokoknya hidup senang dan penuh
 glamour.
 Meminjam istilah Kwik Kian Gie dalam artikelnya yang berjudul Aku Bermimpi
 Jadi Koruptor, orang sinting dari Baghdad ini seperti tertimpa mimpi. Dalam
 mimpi itu ia menjadi koruptor. Ia menguasai betul berbagai cara berkorupsi,
 dari yang paling kotor sampai kepada yang paling canggih. Maka, ia menjadi
 orang yang sangat kaya. Rasanya tidak seorangpun yang mempunyai gambaran
 betapa besar kekayaan yang diperolehnya dari korupsi. Semuanya bisa dibeli
 dengan uang, uang dan uang. Hukum juga bisa dibeli. Maka, dalam salah satu
 pesta ketika ia mabuk, ia berciloteh; “I am the Lord, I am the law and I am
 the richest man in Baghdad”.
 Sekali ketimpa durian runtuh semakin menjadi-jadi ia melanggar hukum dan
 UU, ternyata sepintar-pintar membungkus durian ketahuan juga baunya. Si
 Alibaba yang kumal di Baghdad 

[R@ntau-Net] Aku Melihat Raja Koruptor

2014-01-10 Terurut Topik Zulharbi Salim

Sanak Palanta, nompang lewat ciek..
HZS Mangkuto

Dari khazanah perpustakaan 2004 
HALUAN MINGGU,Padang Minggu 28 Maret 2004

AKU MELIHAT RAJA KORUPTOR

Bernostalgia. Ketika aku berjalan-jalan di kota Baghdad pada musim dingin, 
banyak sekali melihat dunia seperti terbalik. Orang berjalan pincang, banyak 
yang perutnya gendut dan buncit ada juga yang kurus kering seperti pohon 
pinang. Semuanya memakai baju tebal. Si Buncit semakin tembem, si kurus menjadi 
gemuk tetapi lucu. Maklum suhu 5 derajat Celsius dibawah titik nol. Dimana-mana 
beku menjadi es batu dan terus membeku termasuk sungai El Furat dan Tigris juga 
beku.
Konon di negeri antah berantah ini, pernah Ali Baba berkuasa. Negeri 1001 malam 
penuh hikmah, penuh dosa dan penuh glamour. Ada kisah tidak terbaca. Alibaba 
bermimpi jadi Raja. Syahrayar permaisuri raja suka menghibur dan bergoyang 
pusar, lebih hebat dari Inul yang menghebohkan itu. 
Kalau Raja Dangdut Roma Irama menantang Inul , sama dengan menantang menularnya 
maksiat, melarang kejahatan; sementara mantan raja atau sebut saja mantan 
Presiden di Indonesia mendukungnya dengan dalih mengibarkan ekspresi kreasi 
seni. Melindungi hak asasi. Hak asasi siapa? Seni yang mana Gus Dur? Tari perut 
rupanya jadi kesukaan sang mantan presiden seperti di klab-klab malam yang 
dipertontonkan sambil santap malam di Baghdad dan Cairo. Ingatkah ente klab 
Sahara City di Pyramida atau kapal remang-remang di tengah Sungai Nil? Tidak 
beda siang dan malam. Di pinggir sungai Elfurat dan juga sungai Tigris yang 
membelah kota Baghdad banyak muda mudi berpasangan entah mengapa? Layaknya 
dipinggiran sungai Nil di Cairo, pemandangannya sama. Harus diakui mereka tidak 
mengaku “korupsi” moral, Cuma duduk berdua memadu kasih, bersantai.
Di sudut kota Baghdad,  terdapat alibaba-alibaba kecil menjajakan makanan roti 
adonan yang hangat, mereka kumuh dekil. Banyak juga pembelinya dan 
sebentar-sebentar alibaba kecil itu berteriak, “kue-kue”. Kueku habis, kueku 
habis. Warna lain masih menonjolkan kemiskinan di mana-mana. 
Ada seorang tua kumal, sebut saja Alibaba, berjalan-jalan, santai sambil 
nyengar-nyengir memperagakan giginya yang kuning dekil, sama dekilnya dengan 
baju rompi dan jalabiyah (baju gamis) yang dipakainya. Sinting barangkali. Dari 
mulutnya keluar celoteh: Raja kenyang, Raja panjang, Raja 'Asabiyeh [suka 
menilap uang]. 
Aku tanyakan kenapa orang itu berteriak-teriak. Katanya dulu ia pegawai tinggi 
pemerintah dibawah Raja yang digulingkan.  Hidupnya mewah penuh glamour, suka 
mengorupsi waktu di kantor, apalagi menilap uang negara (APBN) yang 
dipercayakan kepadanya. Suka makan yang haram alias tidak halal. Gaji 
pegawainya di tilap dan dikenakan potongan yang disbutnya pajak negara sampai 
30%, semacam PPN di negeri ini. Sayangnya uang PPN itu tidak masuk ke kantong 
negara, tapi mengalir ke kantong pribadinya. la bangun rumah mewah dan ia beli 
mobil-mobil mutakhir dari luar negeri. Ada dua Mercedez Benz di dua garasi di 
rumahnya, pokoknya hidup senang dan penuh glamour.
Meminjam istilah Kwik Kian Gie dalam artikelnya yang berjudul Aku Bermimpi Jadi 
Koruptor, orang sinting dari Baghdad ini seperti tertimpa mimpi. Dalam mimpi 
itu ia menjadi koruptor. Ia menguasai betul berbagai cara berkorupsi, dari yang 
paling kotor sampai kepada yang paling canggih. Maka, ia menjadi orang yang 
sangat kaya. Rasanya tidak seorangpun yang mempunyai gambaran betapa besar 
kekayaan yang diperolehnya dari korupsi. Semuanya bisa dibeli dengan uang, uang 
dan uang. Hukum juga bisa dibeli. Maka, dalam salah satu pesta ketika ia mabuk, 
ia berciloteh; “I am the Lord, I am the law and I am the richest man in 
Baghdad”.
Sekali ketimpa durian runtuh semakin menjadi-jadi ia melanggar hukum dan UU, 
ternyata sepintar-pintar membungkus durian ketahuan juga baunya. Si Alibaba 
yang kumal di Baghdad tadi adalah mantan pejabat tinggi yang tertangkap, karena 
ketahuan korupsi dan dituduh mengorupsi uang negara milyaran dinar dan dijatuhi 
hukuman mati, tapi belum dieksekusi, karena keburu Baghdad diserang Amerika. 
Dia lepas karena penjaranya kena bom, dia selamat dari maut. Kini ia 
terlunta-lunta jadi orang kumuh yang sinting. 
Banyak lagi orang-orang seperti alibaba yang suka mengobral janji dan setelah 
tujuannya tercapai rakyat yang diberi seribu janji bohong, dikhianati.
Na'uzubillah! lnilah dia pemimpin kita.. !
Gambaran serupa masih dapat kita lihat di bagian lain dari kota Baghdad setelah 
pecahnya perang, setelah runtuhnya dinasti Saddam Husein. Kini tinggal 
puing-puing, berantakan dari reruntuhan entah kapan dapat dibangun lagi. 
Baghdad yang megah dulunya, kini tinggal puing-puing berserakan karena 
keserakahan segelintir manusia “korup”.
Apakah juga terdapat alibaba-alibaba yang mau melakukan korupsi? Ya, jika tidak 
di Baghdad tentu bisa dilakukan di negeri ini. Tahukah anda? Kini negari ini 
sudah tergadai kepada IMF, sudah tergadai ke dunia lain, sudah digerogoti oleh 
pencoleng-pencoleng negara,