Re: [R@ntau-Net] Aku Melihat Raja Koruptor
Ass.ww. Buya Salim yg budiman, Tulisan yg menggugah. Penanganan korupsi harus dibudayakan dgn pembelajaran mulai dari sekolah TK sd PT. Saya tdk tahu apa ada kurikulum buat anak TK sd PT dlm mata pelajaran Pemberantasan Korupsi. Atau hanya diselipkan sja pd mata pelajaran lain. Hukum karma dari Allah apt yg buya ceritakan memang bagus utk contoh, sama halnya dgn hukum karma yg ditimpakan kpd Ariel Sharon, pembantai rakyat Palestina, yg sampai skrg susah mati, sdh dikelilingi selang2 penyambung hidup. Tapi kita melihat itu siksaan yg perih dibanding upaya memperpanjang umur. Sebenarnya cukup satu contoh, koruptor dihukum mati, maka akan memberi pelajaran utk tdk berbuat oleh yg lain. Seperti hukum pancung di Arab Saudi yg saya lihat di Youtube. Perlu trobosan utk menghapus korupsi. Justru negara yg tidak beragama bisa bersih/kecil sekali dari korupsi spt Swedia, Finlandia, Singapura, New Zeland dsb. Ada yg salah dari sistem pendidikan kita. Padahal utk pendidikan agama kita sdh sangat bagus mulai dari PAUD. Tks. Salam, Zorion Anas, 58, Padang Pada 2014 1 11 14:42, Zulharbi Salim zulsa...@gmail.com menulis: Sanak Palanta, nompang lewat ciek.. HZS Mangkuto Dari khazanah perpustakaan 2004 HALUAN MINGGU,Padang Minggu 28 Maret 2004 AKU MELIHAT RAJA KORUPTOR Bernostalgia. Ketika aku berjalan-jalan di kota Baghdad pada musim dingin, banyak sekali melihat dunia seperti terbalik. Orang berjalan pincang, banyak yang perutnya gendut dan buncit ada juga yang kurus kering seperti pohon pinang. Semuanya memakai baju tebal. Si Buncit semakin tembem, si kurus menjadi gemuk tetapi lucu. Maklum suhu 5 derajat Celsius dibawah titik nol. Dimana-mana beku menjadi es batu dan terus membeku termasuk sungai El Furat dan Tigris juga beku. Konon di negeri antah berantah ini, pernah Ali Baba berkuasa. Negeri 1001 malam penuh hikmah, penuh dosa dan penuh glamour. Ada kisah tidak terbaca. Alibaba bermimpi jadi Raja. Syahrayar permaisuri raja suka menghibur dan bergoyang pusar, lebih hebat dari Inul yang menghebohkan itu. Kalau Raja Dangdut Roma Irama menantang Inul , sama dengan menantang menularnya maksiat, melarang kejahatan; sementara mantan raja atau sebut saja mantan Presiden di Indonesia mendukungnya dengan dalih mengibarkan ekspresi kreasi seni. Melindungi hak asasi. Hak asasi siapa? Seni yang mana Gus Dur? Tari perut rupanya jadi kesukaan sang mantan presiden seperti di klab-klab malam yang dipertontonkan sambil santap malam di Baghdad dan Cairo. Ingatkah ente klab Sahara City di Pyramida atau kapal remang-remang di tengah Sungai Nil? Tidak beda siang dan malam. Di pinggir sungai Elfurat dan juga sungai Tigris yang membelah kota Baghdad banyak muda mudi berpasangan entah mengapa? Layaknya dipinggiran sungai Nil di Cairo, pemandangannya sama. Harus diakui mereka tidak mengaku “korupsi” moral, Cuma duduk berdua memadu kasih, bersantai. Di sudut kota Baghdad, terdapat alibaba-alibaba kecil menjajakan makanan roti adonan yang hangat, mereka kumuh dekil. Banyak juga pembelinya dan sebentar-sebentar alibaba kecil itu berteriak, “kue-kue”. Kueku habis, kueku habis. Warna lain masih menonjolkan kemiskinan di mana-mana. Ada seorang tua kumal, sebut saja Alibaba, berjalan-jalan, santai sambil nyengar-nyengir memperagakan giginya yang kuning dekil, sama dekilnya dengan baju rompi dan jalabiyah (baju gamis) yang dipakainya. Sinting barangkali. Dari mulutnya keluar celoteh: Raja kenyang, Raja panjang, Raja 'Asabiyeh [suka menilap uang]. Aku tanyakan kenapa orang itu berteriak-teriak. Katanya dulu ia pegawai tinggi pemerintah dibawah Raja yang digulingkan. Hidupnya mewah penuh glamour, suka mengorupsi waktu di kantor, apalagi menilap uang negara (APBN) yang dipercayakan kepadanya. Suka makan yang haram alias tidak halal. Gaji pegawainya di tilap dan dikenakan potongan yang disbutnya pajak negara sampai 30%, semacam PPN di negeri ini. Sayangnya uang PPN itu tidak masuk ke kantong negara, tapi mengalir ke kantong pribadinya. la bangun rumah mewah dan ia beli mobil-mobil mutakhir dari luar negeri. Ada dua Mercedez Benz di dua garasi di rumahnya, pokoknya hidup senang dan penuh glamour. Meminjam istilah Kwik Kian Gie dalam artikelnya yang berjudul Aku Bermimpi Jadi Koruptor, orang sinting dari Baghdad ini seperti tertimpa mimpi. Dalam mimpi itu ia menjadi koruptor. Ia menguasai betul berbagai cara berkorupsi, dari yang paling kotor sampai kepada yang paling canggih. Maka, ia menjadi orang yang sangat kaya. Rasanya tidak seorangpun yang mempunyai gambaran betapa besar kekayaan yang diperolehnya dari korupsi. Semuanya bisa dibeli dengan uang, uang dan uang. Hukum juga bisa dibeli. Maka, dalam salah satu pesta ketika ia mabuk, ia berciloteh; “I am the Lord, I am the law and I am the richest man in Baghdad”. Sekali ketimpa durian runtuh semakin menjadi-jadi ia melanggar hukum dan UU, ternyata sepintar-pintar membungkus durian ketahuan juga baunya. Si Alibaba yang kumal di Baghdad
[R@ntau-Net] Aku Melihat Raja Koruptor
Sanak Palanta, nompang lewat ciek.. HZS Mangkuto Dari khazanah perpustakaan 2004 HALUAN MINGGU,Padang Minggu 28 Maret 2004 AKU MELIHAT RAJA KORUPTOR Bernostalgia. Ketika aku berjalan-jalan di kota Baghdad pada musim dingin, banyak sekali melihat dunia seperti terbalik. Orang berjalan pincang, banyak yang perutnya gendut dan buncit ada juga yang kurus kering seperti pohon pinang. Semuanya memakai baju tebal. Si Buncit semakin tembem, si kurus menjadi gemuk tetapi lucu. Maklum suhu 5 derajat Celsius dibawah titik nol. Dimana-mana beku menjadi es batu dan terus membeku termasuk sungai El Furat dan Tigris juga beku. Konon di negeri antah berantah ini, pernah Ali Baba berkuasa. Negeri 1001 malam penuh hikmah, penuh dosa dan penuh glamour. Ada kisah tidak terbaca. Alibaba bermimpi jadi Raja. Syahrayar permaisuri raja suka menghibur dan bergoyang pusar, lebih hebat dari Inul yang menghebohkan itu. Kalau Raja Dangdut Roma Irama menantang Inul , sama dengan menantang menularnya maksiat, melarang kejahatan; sementara mantan raja atau sebut saja mantan Presiden di Indonesia mendukungnya dengan dalih mengibarkan ekspresi kreasi seni. Melindungi hak asasi. Hak asasi siapa? Seni yang mana Gus Dur? Tari perut rupanya jadi kesukaan sang mantan presiden seperti di klab-klab malam yang dipertontonkan sambil santap malam di Baghdad dan Cairo. Ingatkah ente klab Sahara City di Pyramida atau kapal remang-remang di tengah Sungai Nil? Tidak beda siang dan malam. Di pinggir sungai Elfurat dan juga sungai Tigris yang membelah kota Baghdad banyak muda mudi berpasangan entah mengapa? Layaknya dipinggiran sungai Nil di Cairo, pemandangannya sama. Harus diakui mereka tidak mengaku “korupsi” moral, Cuma duduk berdua memadu kasih, bersantai. Di sudut kota Baghdad, terdapat alibaba-alibaba kecil menjajakan makanan roti adonan yang hangat, mereka kumuh dekil. Banyak juga pembelinya dan sebentar-sebentar alibaba kecil itu berteriak, “kue-kue”. Kueku habis, kueku habis. Warna lain masih menonjolkan kemiskinan di mana-mana. Ada seorang tua kumal, sebut saja Alibaba, berjalan-jalan, santai sambil nyengar-nyengir memperagakan giginya yang kuning dekil, sama dekilnya dengan baju rompi dan jalabiyah (baju gamis) yang dipakainya. Sinting barangkali. Dari mulutnya keluar celoteh: Raja kenyang, Raja panjang, Raja 'Asabiyeh [suka menilap uang]. Aku tanyakan kenapa orang itu berteriak-teriak. Katanya dulu ia pegawai tinggi pemerintah dibawah Raja yang digulingkan. Hidupnya mewah penuh glamour, suka mengorupsi waktu di kantor, apalagi menilap uang negara (APBN) yang dipercayakan kepadanya. Suka makan yang haram alias tidak halal. Gaji pegawainya di tilap dan dikenakan potongan yang disbutnya pajak negara sampai 30%, semacam PPN di negeri ini. Sayangnya uang PPN itu tidak masuk ke kantong negara, tapi mengalir ke kantong pribadinya. la bangun rumah mewah dan ia beli mobil-mobil mutakhir dari luar negeri. Ada dua Mercedez Benz di dua garasi di rumahnya, pokoknya hidup senang dan penuh glamour. Meminjam istilah Kwik Kian Gie dalam artikelnya yang berjudul Aku Bermimpi Jadi Koruptor, orang sinting dari Baghdad ini seperti tertimpa mimpi. Dalam mimpi itu ia menjadi koruptor. Ia menguasai betul berbagai cara berkorupsi, dari yang paling kotor sampai kepada yang paling canggih. Maka, ia menjadi orang yang sangat kaya. Rasanya tidak seorangpun yang mempunyai gambaran betapa besar kekayaan yang diperolehnya dari korupsi. Semuanya bisa dibeli dengan uang, uang dan uang. Hukum juga bisa dibeli. Maka, dalam salah satu pesta ketika ia mabuk, ia berciloteh; “I am the Lord, I am the law and I am the richest man in Baghdad”. Sekali ketimpa durian runtuh semakin menjadi-jadi ia melanggar hukum dan UU, ternyata sepintar-pintar membungkus durian ketahuan juga baunya. Si Alibaba yang kumal di Baghdad tadi adalah mantan pejabat tinggi yang tertangkap, karena ketahuan korupsi dan dituduh mengorupsi uang negara milyaran dinar dan dijatuhi hukuman mati, tapi belum dieksekusi, karena keburu Baghdad diserang Amerika. Dia lepas karena penjaranya kena bom, dia selamat dari maut. Kini ia terlunta-lunta jadi orang kumuh yang sinting. Banyak lagi orang-orang seperti alibaba yang suka mengobral janji dan setelah tujuannya tercapai rakyat yang diberi seribu janji bohong, dikhianati. Na'uzubillah! lnilah dia pemimpin kita.. ! Gambaran serupa masih dapat kita lihat di bagian lain dari kota Baghdad setelah pecahnya perang, setelah runtuhnya dinasti Saddam Husein. Kini tinggal puing-puing, berantakan dari reruntuhan entah kapan dapat dibangun lagi. Baghdad yang megah dulunya, kini tinggal puing-puing berserakan karena keserakahan segelintir manusia “korup”. Apakah juga terdapat alibaba-alibaba yang mau melakukan korupsi? Ya, jika tidak di Baghdad tentu bisa dilakukan di negeri ini. Tahukah anda? Kini negari ini sudah tergadai kepada IMF, sudah tergadai ke dunia lain, sudah digerogoti oleh pencoleng-pencoleng negara,