Re: [R@ntau-Net] Apa Kabar Business Development Training
Assallamulaikum Wr.Wb.. bapak, ibu, warga palanta YTH.. berkenaan jo topik mengenai bisnis development training, kenalkan baliak namo ambo taufal hidayat, alhamdulillah alah 3 bulan memutuskan untuak pulang kampuang dan pindah kuadrant dari karyawan jadi entrepreneur, mencoba berbuat sesuatu di kampuang.. dulu ambo sekitar 2 bulan yang lalu pernah mengangkat topik masalah pembentukan lembaga pendidikan informal di bidang sains dan teknologi berbasis surau dengan konsep bimbingan belajar, pendirian pembaga pendidikan ini terinpirasi dari film berjudul THREE IDIOT, bagaimana pendidikan saat ini hanya mengajarkan siswanya (khsunya pelajaran sains) secara teortis saja) tanpa ada pengalaman nyata yang dialamai anak tentang apa yang dia pelajari.. alhamdulillah setelah sekitar 2 bulan mengangkat topik tersebut di palanta, hari senin tgl 1 November 2014 lembaga pendidikan informal ini sudah di launching dengan nama Rumah Sains Terpadu Tri-Di dan berbekal 10 orang murid SMAN se kota padang yang berasal dari keluarga kurang mampu tapi punya motivasi yang kuat untuk maju, hari senin tgl 3 November 2014, proses belajar sudah mulai dilakukan,. konsep rumah sains terpadu Tri-Di merupakan gabungan konsep bimbingan belajar dan surau, dimana selain akademis, siswa juga diajarkan agama, budaya dan keterampilan sains dan teknologi.. . Kegiatan tersebut meliputi: · Dimensi spiritual berupa belajar membaca Al-Qur’an dan kajian akhlak · Dimensi emosional berupa pelatihan keterampilan budaya minangkabau seperti silat dan randai dengan mengedepankan makna dan unsur yang ada dalam keterampilan tersebut · Dimensi intelektual berupa pelatihan keterampilan teknologi dan IT, seperti keterampilan robotic dan pemrograman, serta pembimbingan siswa secara akademis di sekolah. visi dari rumah sains terpadu ini adalah sebagai lembaga pendidikan pedampingan sekolah untuk mewujudkan generasi muda minang yang sholeh, cerdas, berbudaya, dan terampil. kami dari rumah sains terpadu punya komitmen bahwa minial 30 % siswa kami berasal dari keluarga kurang mampu tapi punya motivasi yang kuat untuk maju, sedangkan 70 % lainnya secara konvensional. untuk diawal rumah sains terpadu ini berlokasi di air tawar barat, padang. di sebuah rumah yang di kontrak secara tahunan.. saat ini kami sedang dalam proses pencarian investor dan pencarian orang tua asuh untk 10 orang yang siswa yang kami beri bimbingan secara gratis di rumah sains terpadu.. untuk itu kami sangat mengharapkan bantuan dan kerjasama dari warga palanta berupa bantuan moril dan materil untuk berjalan nya rumah sains ini ke depannya.. untuk bapak/ibu warga palanta YTH yang tertarik untuk ikut berkontribusi kami akan mengirimkan bisnis plan dan proposal orang tua asuh.. atas perhatiannya sy ucapkan terimakasih Salam saya Taufal hidayat MT. 24 th Founder Rumah Sains terpadu Tri-Di jalan elang 1 No.16, air tawar barat, padang. http://rumahsainsterpadutridi.com -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
Bls: [R@ntau-Net] Apa Kabar Business Development Training
Kisah yang sama sudah ditayangkan tiga minggu menjelang penyelenggaraan BDT masa itu, sehingga pengulangan kisah tak memberi warna baru bagi saya. Jika tiga tahun kemudian saya ingin mendengar success story peserta BDT RN tentu bukan kisah yang sama yang saya harapkan. Boleh jadi sukses itu ada, tapi belum diungkap karena segan, malu, takut dibilang sombong atau ria dan takabur. Atau memang tak ingin diketahui mengingat usaha adalah kompetisi. Atau karena tak ada yang menanyakan. Atau (maaf) memang benar-benar belum ada. Saya tidak meragukan BDT, justru sebaliknya, saya sangat berharap program sejenis tetap digalakkan setelah mendapat masukanmaupun keluaran dari siapa pun termasuk kendala-kendala yang dihadapi peserta di lapangan, agar efektivitas BDT dalam melahirkan Pengusaha Minang Baru makin dapat diandalkan. Saya sama sekali tidak ragu akan kemampuan pemateri atau fasilitator yang jelas-jelas sangat berpengalaman namun lebih kepada motivasi peserta ketika memutuskan untuk ikut BDT. Apakah benar-benar sudah sangat “birahi” ingin memiliki usaha sendiri atau kesertaan hanya sekadar penambah-nambah wawasan, pengisi waktu luang, mana tahu..., siapa tahu kelak diperlukan, minimal untuk silaturahim apalagi nyaris cuma-cuma tanpa bayar dan alasan-alasan semisalnya yang jauh dari analogi ikan laut yang terdampar menjelang ajal yang disajikan Akmal yang kebetulan sudah saya dengar di beberapa ajang bahkan versi globalnya saya dengar secara Live dari Robert T. Kiyosaki ketika beliau datang ke Jakarta. Lebih dari sekali saya mendengar bahwa pelatihan-pelatihan bisnis berbayar mahal cenderung lebih sukses dalam mencetak hasil dibandingkan yang lebih murah bukan karena trainer, metode atau bonafiditas fasilitasnya tetapi karena pesertanya orang-orang yang memiliki passion; BERHASIL atau BERHASIL, kecuali kesertaannya mandatori kantor. Nothing great in the world has been ever accomplished without passion, kata mendiang Georg WF Hegel, seorang filsuf Jerman dua abad yang lalu. Banyak maaf. Salam ZulTan -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
RE: Bls: [R@ntau-Net] Apa Kabar Business Development Training
Sanak ZulTan, Takana pulo teori bisnis jua bali ameh nan mamakai modal dari pagadaian sataun nan lalu, carito kan lah baa perkembangan jo success story no, tantu lah balipek pulo hasil no dari modal awal. Wassalam Tan Ameh Sent from my Samsung device Original message From: 'ZulTan' via RantauNet rantaunet@googlegroups.com Date: 11/10/2014 9:10 PM (GMT+07:00) To: rantaunet@googlegroups.com Subject: Bls: [R@ntau-Net] Apa Kabar Business Development Training Kisah yang sama sudah ditayangkan tiga minggu menjelang penyelenggaraan BDT masa itu, sehingga pengulangan kisah tak memberi warna baru bagi saya. Jika tiga tahun kemudian saya ingin mendengar success story peserta BDT RN tentu bukan kisah yang sama yang saya harapkan. Boleh jadi sukses itu ada, tapi belum diungkap karena segan, malu, takut dibilang sombong atau ria dan takabur. Atau memang tak ingin diketahui mengingat usaha adalah kompetisi. Atau karena tak ada yang menanyakan. Atau (maaf) memang benar-benar belum ada. Saya tidak meragukan BDT, justru sebaliknya, saya sangat berharap program sejenis tetap digalakkan setelah mendapat masukan maupun keluaran dari siapa pun termasuk kendala-kendala yang dihadapi peserta di lapangan, agar efektivitas BDT dalam melahirkan Pengusaha Minang Baru makin dapat diandalkan. Saya sama sekali tidak ragu akan kemampuan pemateri atau fasilitator yang jelas-jelas sangat berpengalaman namun lebih kepada motivasi peserta ketika memutuskan untuk ikut BDT. Apakah benar-benar sudah sangat “birahi” ingin memiliki usaha sendiri atau kesertaan hanya sekadar penambah-nambah wawasan, pengisi waktu luang, mana tahu..., siapa tahu kelak diperlukan, minimal untuk silaturahim apalagi nyaris cuma-cuma tanpa bayar dan alasan-alasan semisalnya yang jauh dari analogi ikan laut yang terdampar menjelang ajal yang disajikan Akmal yang kebetulan sudah saya dengar di beberapa ajang bahkan versi globalnya saya dengar secara Live dari Robert T. Kiyosaki ketika beliau datang ke Jakarta. Lebih dari sekali saya mendengar bahwa pelatihan-pelatihan bisnis berbayar mahal cenderung lebih sukses dalam mencetak hasil dibandingkan yang lebih murah bukan karena trainer, metode atau bonafiditas fasilitasnya tetapi karena pesertanya orang-orang yang memiliki passion; BERHASIL atau BERHASIL, kecuali kesertaannya mandatori kantor. Nothing great in the world has been ever accomplished without passion, kata mendiang Georg WF Hegel, seorang filsuf Jerman dua abad yang lalu. Banyak maaf. Salam ZulTan -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup RantauNet di Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
Bls: Bls: [R@ntau-Net] Apa Kabar Business Development Training
Kanda Tan Ameh NAH, Ruponyo lai takana juo dek Kanda carito ameh tu mah. Nan ambo sampaikan maso itu buah karya urang lain dalam bantuak buku dan ambo sarikan dalam Matematika sederhana agar mudah dipahami. Jadi bukan apo nan ambo lakukan bahkan sampai kini. Iko kutipan kalimat pambuka dari thread yang batajuak “Matematika Emas”, 11/8/13: Apa yang saya tampilkan berikut merupakan karya orang lain yang saya baca dari sebuah buku yang dikarang oleh JS (ditulis inisial agar tak berkesan promosi). Selain iko, ambo pun panah pulo menulis babarapo ide lain dengan harapan dapek mamanciang Bapak-bapak, ibu-ibu, dunsanak, jo kawan-kawan Palanta untuak samo-samo babagi dengan ide-ide yang lain pulo. Namun tampaknyo alun ado nan malakukannyo (atau mungkin ambo lupo), kecuali nan datang dari Armen. Di Palanta kebanyakan yang dibahas memang hampia samo bana jo ota-ota lapau di dunia nyato. Batangka saketek, bisuak cari pulo topik lain. Ambo sempat sanang dan gadang mandanga rencana JP ka mambukak lapau nasi di Kalimantan. Juo jo angan-angan Da Reflus (?) jo ide Bopet bantuak di BenHil. Tapi ambo alun mandanga kaba salanjuiknyo. Kembali ke thread BDT, saya bukan menanyakan success story peserta tapi hanya pertanyaan-pertanyaan baku yang mengacu kepada sasaran BDT yang saya salin sebagai berikut: Kreatifitas Mencari Peluang dan Menentukan Jenis Usaha adalah sebuah program yang direkayasa untuk membantu calon entrepreneur atau entrepreneur membuat inovasi yang diimpikan menjadi kenyataan, setiap orang telah diberi kemampuan untuk berbuat maupun berusaha oleh Allah SWT; Lalu saya curious. Apakah sudah lahir bisnis baru sesudahnya? Dan bagaimanafollow-up, peluang serta tantangannya? Bisakah di-copy paste-kankepada orang lain? Salam ZulTan Pada Senin, 10 November 2014 22:18, tasrilmoeis tasrilmo...@banuacitra.com menulis: Sanak ZulTan, Takana pulo teori bisnis jua bali ameh nan mamakai modal dari pagadaian sataun nan lalu, carito kan lah baa perkembangan jo success story no, tantu lah balipek pulo hasil no dari modal awal. Wassalam Tan Ameh Sent from my Samsung device Original message From: 'ZulTan' via RantauNet rantaunet@googlegroups.com Date: 11/10/2014 9:10 PM (GMT+07:00) To: rantaunet@googlegroups.com Subject: Bls: [R@ntau-Net] Apa Kabar Business Development Training Kisah yang sama sudah ditayangkan tiga minggu menjelang penyelenggaraan BDT masa itu, sehingga pengulangan kisah tak memberi warna baru bagi saya. Jika tiga tahun kemudian saya ingin mendengar success story peserta BDT RN tentu bukan kisah yang sama yang saya harapkan. Boleh jadi sukses itu ada, tapi belum diungkap karena segan, malu, takut dibilang sombong atau ria dan takabur. Atau memang tak ingin diketahui mengingat usaha adalah kompetisi. Atau karena tak ada yang menanyakan. Atau (maaf) memang benar-benar belum ada. Saya tidak meragukan BDT, justru sebaliknya, saya sangat berharap program sejenis tetap digalakkan setelah mendapat masukanmaupun keluaran dari siapa pun termasuk kendala-kendala yang dihadapi peserta di lapangan, agar efektivitas BDT dalam melahirkan Pengusaha Minang Baru makin dapat diandalkan. Saya sama sekali tidak ragu akan kemampuan pemateri atau fasilitator yang jelas-jelas sangat berpengalaman namun lebih kepada motivasi peserta ketika memutuskan untuk ikut BDT. Apakah benar-benar sudah sangat “birahi” ingin memiliki usaha sendiri atau kesertaan hanya sekadar penambah-nambah wawasan, pengisi waktu luang, mana tahu..., siapa tahu kelak diperlukan, minimal untuk silaturahim apalagi nyaris cuma-cuma tanpa bayar dan alasan-alasan semisalnya yang jauh dari analogi ikan laut yang terdampar menjelang ajal yang disajikan Akmal yang kebetulan sudah saya dengar di beberapa ajang bahkan versi globalnya saya dengar secara Live dari Robert T. Kiyosaki ketika beliau datang ke Jakarta. Lebih dari sekali saya mendengar bahwa pelatihan-pelatihan bisnis berbayar mahal cenderung lebih sukses dalam mencetak hasil dibandingkan yang lebih murah bukan karena trainer, metode atau bonafiditas fasilitasnya tetapi karena pesertanya orang-orang yang memiliki passion; BERHASIL atau BERHASIL, kecuali kesertaannya mandatori kantor. Nothing great in the world has been ever accomplished without passion, kata mendiang Georg WF Hegel, seorang filsuf Jerman dua abad yang lalu. Banyak maaf. Salam ZulTan -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer
Re: Bls: [R@ntau-Net] Apa Kabar Business Development Training
Contoh kasus seorang entrepreneur yang bolak balik gagal sebagai pembanding bagi pengusaha gagal. Mudah2an bisa menjadi motivasi bagi yang lain. salam entrepreneur, Alhamdulillah, panen beras merah sy gagal. dua kali mencoba, yg pertama masih lumayan. tapi, yang kedua, malah gagal total. Seorang teman sedang mencoba mengubungi koneksinya untuk mendptkan bibit beras merah untuk saya. Sambil menunggu, pekan ini, saya mau bangun kandang kambing yg bisa memuat 10 ekor. lokasinya hanya sekitar 10 meter dari sawah beras merah saya. Saya memakai pola dua betina, satu jantan, dan 7 pedaging. maksudnya 2 betina adalah untuk kembangbiak. satu pejantan untuk disewakan (ssstt..ini dunia kambing). dan, 7 pedaging untuk saya jual setiap bulan. Jujur, saya kehabisan modal. beruntung, saya mendapat tawaran sebagai public relation (PR) di Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (ASBANDA), kantor konsultan Indonesia Economic Intelligence (IEI), dan STEI SEBI. Ada tiga 'klien' saya. (suit-suit.. .klien euy). Meski begitu, saya masih bisa ngangon kambing setiap pekan. Ritme kerja saya sekarang: Senin-Rabu di jakarta (saya sudah sepakat dengan 3 klien itu kalo diluar hari seni-rabu, hanya cukup kontak lewat hp atau telepon, atau email. kalo ada acara, saya rela honor saya dipotong untuk honor outsoursing yang saya tunjuk) Kamis ngangon kambing Jumat-Sabtu kuliah plus nyari peluang bisnis bersama teman2 di kota saya. Minggu sama keluarga Sejak mendapat gemblengan dari RKSE dan berdiskui dengan milis, kok saya tidak takut dalam menapak masa depan. terima kasih untuk RKSE dan teman2 yg memiliki niat yg sama meski dibidang berbeda. salam, es HIDUP ITU MEMANG PERJUANGAN. 2014-11-11 5:53 GMT+07:00 'ZulTan' via RantauNet rantaunet@googlegroups.com : Kanda Tan Ameh NAH, Ruponyo lai takana juo dek Kanda carito ameh tu mah. Nan ambo sampaikan maso itu buah karya urang lain dalam bantuak buku dan ambo sarikan dalam Matematika sederhana agar mudah dipahami. Jadi bukan apo nan ambo lakukan bahkan sampai kini. Iko kutipan kalimat pambuka dari *thread* yang batajuak “Matematika Emas”, 11/8/13: *Apa yang saya tampilkan berikut merupakan karya orang lain yang saya baca dari sebuah buku yang dikarang oleh JS (ditulis inisial agar tak berkesan promosi).* Selain iko, ambo pun panah pulo menulis babarapo ide lain dengan harapan dapek mamanciang Bapak-bapak, ibu-ibu, dunsanak, jo kawan-kawan Palanta untuak samo-samo babagi dengan ide-ide yang lain pulo. Namun tampaknyo alun ado nan malakukannyo (atau mungkin ambo lupo), kecuali nan datang dari Armen. Di Palanta kebanyakan yang dibahas memang hampia samo bana jo ota-ota lapau di dunia nyato. Batangka saketek, bisuak cari pulo topik lain. Ambo sempat sanang dan gadang mandanga rencana JP ka mambukak lapau nasi di Kalimantan. Juo jo angan-angan Da Reflus (?) jo ide Bopet bantuak di BenHil. Tapi ambo alun mandanga kaba salanjuiknyo. Kembali ke *thread *BDT, saya bukan menanyakan *success story* peserta tapi hanya pertanyaan-pertanyaan baku yang mengacu kepada sasaran BDT yang saya salin sebagai berikut: *Kreatifitas Mencari Peluang dan Menentukan Jenis Usaha adalah sebuah program yang direkayasa untuk membantu calon entrepreneur atau entrepreneur membuat inovasi yang diimpikan menjadi kenyataan, setiap orang telah diberi kemampuan untuk berbuat maupun berusaha oleh Allah SWT;* Lalu saya curious. *Apakah sudah lahir bisnis baru sesudahnya? Dan bagaimana *follow-up*, peluang serta tantangannya?* *Bisakah di-*copy paste*-**kan kepada orang lain?* Salam ZulTan Pada Senin, 10 November 2014 22:18, tasrilmoeis tasrilmo...@banuacitra.com menulis: Sanak ZulTan, Takana pulo teori bisnis jua bali ameh nan mamakai modal dari pagadaian sataun nan lalu, carito kan lah baa perkembangan jo success story no, tantu lah balipek pulo hasil no dari modal awal. Wassalam Tan Ameh Sent from my Samsung device Original message From: 'ZulTan' via RantauNet rantaunet@googlegroups.com Date: 11/10/2014 9:10 PM (GMT+07:00) To: rantaunet@googlegroups.com Subject: Bls: [R@ntau-Net] Apa Kabar Business Development Training Kisah yang sama sudah ditayangkan tiga minggu menjelang penyelenggaraan BDT masa itu, sehingga pengulangan kisah tak memberi warna baru bagi saya. Jika tiga tahun kemudian saya ingin mendengar *success story* peserta BDT RN tentu bukan kisah yang sama yang saya harapkan. Boleh jadi sukses itu ada, tapi belum diungkap karena segan, malu, takut dibilang sombong atau ria dan takabur. Atau memang tak ingin diketahui mengingat usaha adalah kompetisi. Atau karena tak ada yang menanyakan. Atau (maaf) memang benar-benar belum ada. Saya tidak meragukan BDT, justru sebaliknya, saya sangat berharap program sejenis tetap digalakkan setelah mendapat masukan maupun keluaran dari siapa pun termasuk kendala-kendala yang dihadapi peserta di lapangan, agar efektivitas BDT dalam melahirkan Pengusaha
Re: [R@ntau-Net] Apa Kabar Business Development Training
Kanda Zultan: Kisah yang sama sudah ditayangkan tiga minggu menjelang penyelenggaraan BDT masa itu, sehingga pengulangan kisah tak memberi warna baru bagi saya. ANB: O, baitu yo kanda. Maaf ambo indak tahu. Waktu mambaco soal Griya Buah itu (baru ambo baco pulo di palanta ko), mendadak muncul di kepala kisah lelaki tua di pantai itu, secara spontan. Dan seandainya pun kisah klasik itu tak memberi warna baru bagi saya (menurut kanda Zultan) dek karano di siko palanta dengan ratusan (ribuan?) pembaca, mudah-mudahan ado pulo 1-2 bintang laut yang mendapat manfaat dari cerita itu. Taringek pulo di ambo, kalau kanda alah mandanga langsung kisah tu dari Robert Kiyosaki (penulis Cashflow Quadrant?), bukankah selama ini Kiyosaki dikenal sebagai penganjur pindah quadrant bagi para pembaca buku/hadirin seminarnya? Agar publik jangan selamanya menjadi -- misalnya orang gajian bulanan -- tapi pindah menjadi entrepreneur. Saketek tanyo: apakah kanda ZulTan alah ado rencana pulo untuk pindah quadrant? Kalau dilihat dari penjelasan sampai menghadiri seminar Kiyosaki, mestinya minimal semangat untuk itu alah sabana berkobar yo, kanda ZulTan? Salam, ANB Pada 10 November 2014 21.10, 'ZulTan' via RantauNet rantaunet@googlegroups.com menulis: Kisah yang sama sudah ditayangkan tiga minggu menjelang penyelenggaraan BDT masa itu, sehingga pengulangan kisah tak memberi warna baru bagi saya. Jika tiga tahun kemudian saya ingin mendengar *success story* peserta BDT RN tentu bukan kisah yang sama yang saya harapkan. Boleh jadi sukses itu ada, tapi belum diungkap karena segan, malu, takut dibilang sombong atau ria dan takabur. Atau memang tak ingin diketahui mengingat usaha adalah kompetisi. Atau karena tak ada yang menanyakan. Atau (maaf) memang benar-benar belum ada. Saya tidak meragukan BDT, justru sebaliknya, saya sangat berharap program sejenis tetap digalakkan setelah mendapat masukan maupun keluaran dari siapa pun termasuk kendala-kendala yang dihadapi peserta di lapangan, agar efektivitas BDT dalam melahirkan Pengusaha Minang Baru makin dapat diandalkan. Saya sama sekali tidak ragu akan kemampuan pemateri atau fasilitator yang jelas-jelas sangat berpengalaman namun lebih kepada motivasi peserta ketika memutuskan untuk ikut BDT. Apakah benar-benar sudah sangat “birahi” ingin memiliki usaha sendiri atau kesertaan hanya sekadar penambah-nambah wawasan, pengisi waktu luang, mana tahu..., siapa tahu kelak diperlukan, minimal untuk silaturahim apalagi nyaris cuma-cuma tanpa bayar dan alasan-alasan semisalnya yang jauh dari analogi ikan laut yang terdampar menjelang ajal yang disajikan Akmal yang kebetulan sudah saya dengar di beberapa ajang bahkan versi globalnya saya dengar secara *Live *dari Robert T. Kiyosaki ketika beliau datang ke Jakarta. Lebih dari sekali saya mendengar bahwa pelatihan-pelatihan bisnis berbayar mahal cenderung lebih sukses dalam mencetak hasil dibandingkan yang lebih murah bukan karena trainer, metode atau bonafiditas fasilitasnya tetapi karena pesertanya orang-orang yang memiliki *passion*; BERHASIL atau BERHASIL, kecuali kesertaannya mandatori kantor. *Nothing great in the world has been ever accomplished without passion*, kata mendiang Georg WF Hegel, seorang filsuf Jerman dua abad yang lalu. Banyak maaf. Salam ZulTan -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup RantauNet di Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di
Re: Bls: [R@ntau-Net] Apa Kabar Business Development Training
Ini usaha kebun emas bukan kanda Tan Ameh? Salam, ANB Pada 10 November 2014 22.17, tasrilmoeis tasrilmo...@banuacitra.com menulis: Sanak ZulTan, Takana pulo teori bisnis jua bali ameh nan mamakai modal dari pagadaian sataun nan lalu, carito kan lah baa perkembangan jo success story no, tantu lah balipek pulo hasil no dari modal awal. Wassalam Tan Ameh Sent from my Samsung device Original message From: 'ZulTan' via RantauNet rantaunet@googlegroups.com Date: 11/10/2014 9:10 PM (GMT+07:00) To: rantaunet@googlegroups.com Subject: Bls: [R@ntau-Net] Apa Kabar Business Development Training Kisah yang sama sudah ditayangkan tiga minggu menjelang penyelenggaraan BDT masa itu, sehingga pengulangan kisah tak memberi warna baru bagi saya. Jika tiga tahun kemudian saya ingin mendengar *success story* peserta BDT RN tentu bukan kisah yang sama yang saya harapkan. Boleh jadi sukses itu ada, tapi belum diungkap karena segan, malu, takut dibilang sombong atau ria dan takabur. Atau memang tak ingin diketahui mengingat usaha adalah kompetisi. Atau karena tak ada yang menanyakan. Atau (maaf) memang benar-benar belum ada. Saya tidak meragukan BDT, justru sebaliknya, saya sangat berharap program sejenis tetap digalakkan setelah mendapat masukan maupun keluaran dari siapa pun termasuk kendala-kendala yang dihadapi peserta di lapangan, agar efektivitas BDT dalam melahirkan Pengusaha Minang Baru makin dapat diandalkan. Saya sama sekali tidak ragu akan kemampuan pemateri atau fasilitator yang jelas-jelas sangat berpengalaman namun lebih kepada motivasi peserta ketika memutuskan untuk ikut BDT. Apakah benar-benar sudah sangat “birahi” ingin memiliki usaha sendiri atau kesertaan hanya sekadar penambah-nambah wawasan, pengisi waktu luang, mana tahu..., siapa tahu kelak diperlukan, minimal untuk silaturahim apalagi nyaris cuma-cuma tanpa bayar dan alasan-alasan semisalnya yang jauh dari analogi ikan laut yang terdampar menjelang ajal yang disajikan Akmal yang kebetulan sudah saya dengar di beberapa ajang bahkan versi globalnya saya dengar secara *Live *dari Robert T. Kiyosaki ketika beliau datang ke Jakarta. Lebih dari sekali saya mendengar bahwa pelatihan-pelatihan bisnis berbayar mahal cenderung lebih sukses dalam mencetak hasil dibandingkan yang lebih murah bukan karena trainer, metode atau bonafiditas fasilitasnya tetapi karena pesertanya orang-orang yang memiliki *passion*; BERHASIL atau BERHASIL, kecuali kesertaannya mandatori kantor. *Nothing great in the world has been ever accomplished without passion*, kata mendiang Georg WF Hegel, seorang filsuf Jerman dua abad yang lalu. Banyak maaf. Salam ZulTan -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup RantauNet di Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup RantauNet di Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr
Bls: [R@ntau-Net] Apa Kabar Business Development Training
Dinda Akmal tampaknyo salah tangkok. Kisah nan ambo mukasuik adolah kisah (Ambo lalai menuliskan kato sukses) nan samo nan diulang dek Pak Darwin Chalidi, BUKAN kisah Bintang Laut yang Akmal angkat. Kisah sukses ikolah nan mengawali (memotivasi) keberadaan BDT pada bulan sebelum penyelenggaraan. Kalau pertanyaan ambo tentang Apakah sudah lahir bisnis baru sesudah BDT, tentu menyajikan kembali kisah sukses yang sama bukanlah jawaban yang sesuai sehingga saya katakan tak menambah warna baru bagi saya. Tentunya bukan berarti tak berwarna. Semoga dapat Akmal pahami. Perihal quadrant ESBI yang dilangsir Pak Kiyosaki memang menjadi impian saya sejak lama. Quadrant I itulah yang menjadi minat saya kini. Sejatinya, saya cukup beruntung karena menemukan banyak pakar yang bersedia dengan senang hati membantu saya agar berhasil, asal saya membayar mereka cukup mahal di muka. No, thanks! kata saya. Salam ZulTan Pada Selasa, 11 November 2014 11:37, Akmal Nasery Basral ak...@rantaunet.org menulis: Kanda Zultan: Kisah yang sama sudah ditayangkan tiga minggu menjelang penyelenggaraan BDT masa itu, sehingga pengulangan kisah tak memberi warna baru bagi saya. ANB: O, baitu yo kanda. Maaf ambo indak tahu. Waktu mambaco soal Griya Buah itu (baru ambo baco pulo di palanta ko), mendadak muncul di kepala kisah lelaki tua di pantai itu, secara spontan. Dan seandainya pun kisah klasik itu tak memberi warna baru bagi saya (menurut kanda Zultan) dek karano di siko palanta dengan ratusan (ribuan?) pembaca, mudah-mudahan ado pulo 1-2 bintang laut yang mendapat manfaat dari cerita itu. Taringek pulo di ambo, kalau kanda alah mandanga langsung kisah tu dari Robert Kiyosaki (penulis Cashflow Quadrant?), bukankah selama ini Kiyosaki dikenal sebagai penganjur pindah quadrant bagi para pembaca buku/hadirin seminarnya? Agar publik jangan selamanya menjadi -- misalnya orang gajian bulanan -- tapi pindah menjadi entrepreneur. Saketek tanyo: apakah kanda ZulTan alah ado rencana pulo untuk pindah quadrant? Kalau dilihat dari penjelasan sampai menghadiri seminar Kiyosaki, mestinya minimal semangat untuk itu alah sabana berkobar yo, kanda ZulTan? Salam, ANB Pada 10 November 2014 21.10, 'ZulTan' via RantauNet rantaunet@googlegroups.com menulis: Kisah yang sama sudah ditayangkan tiga minggu menjelang penyelenggaraan BDT masa itu, sehingga pengulangan kisah tak memberi warna baru bagi saya. Jika tiga tahun kemudian saya ingin mendengar success story peserta BDT RN tentu bukan kisah yang sama yang saya harapkan. Boleh jadi sukses itu ada, tapi belum diungkap karena segan, malu, takut dibilang sombong atau ria dan takabur. Atau memang tak ingin diketahui mengingat usaha adalah kompetisi. Atau karena tak ada yang menanyakan. Atau (maaf) memang benar-benar belum ada. Saya tidak meragukan BDT, justru sebaliknya, saya sangat berharap program sejenis tetap digalakkan setelah mendapat masukanmaupun keluaran dari siapa pun termasuk kendala-kendala yang dihadapi peserta di lapangan, agar efektivitas BDT dalam melahirkan Pengusaha Minang Baru makin dapat diandalkan. Saya sama sekali tidak ragu akan kemampuan pemateri atau fasilitator yang jelas-jelas sangat berpengalaman namun lebih kepada motivasi peserta ketika memutuskan untuk ikut BDT. Apakah benar-benar sudah sangat “birahi” ingin memiliki usaha sendiri atau kesertaan hanya sekadar penambah-nambah wawasan, pengisi waktu luang, mana tahu..., siapa tahu kelak diperlukan, minimal untuk silaturahim apalagi nyaris cuma-cuma tanpa bayar dan alasan-alasan semisalnya yang jauh dari analogi ikan laut yang terdampar menjelang ajal yang disajikan Akmal yang kebetulan sudah saya dengar di beberapa ajang bahkan versi globalnya saya dengar secara Live dari Robert T. Kiyosaki ketika beliau datang ke Jakarta. Lebih dari sekali saya mendengar bahwa pelatihan-pelatihan bisnis berbayar mahal cenderung lebih sukses dalam mencetak hasil dibandingkan yang lebih murah bukan karena trainer, metode atau bonafiditas fasilitasnya tetapi karena pesertanya orang-orang yang memiliki passion; BERHASIL atau BERHASIL, kecuali kesertaannya mandatori kantor. Nothing great in the world has been ever accomplished without passion, kata mendiang Georg WF Hegel, seorang filsuf Jerman dua abad yang lalu. Banyak maaf. Salam ZulTan -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply *
Bls: [R@ntau-Net] Apa Kabar Business Development Training
Dinda Akmal tampaknyo salah tangkok. Kisah nan ambo mukasuik adolah kisah (Ambo lalai menuliskan kato sukses) nan samo nan diulang dek Pak Darwin Chalidi, BUKAN kisah Bintang Laut yang Akmal angkat. Kisah sukses ikolah nan mengawali (memotivasi) keberadaan BDT pada bulan sebelum penyelenggaraan. Kalau pertanyaan ambo tentang Apakah sudah lahir bisnis baru sesudah BDT, tentu menyajikan kembali kisah sukses yang sama bukanlah jawaban yang sesuai sehingga saya katakan tak menambah warna baru bagi saya. Tentunya bukan berarti tak berwarna. Semoga dapat Akmal pahami. Perihal quadrant ESBI yang dilangsir Pak Kiyosaki memang menjadi impian saya sejak lama. Quadrant I itulah yang menjadi minat saya kini. Sejatinya, saya cukup beruntung karena menemukan banyak pakar yang bersedia dengan senang hati membantu saya agar berhasil, asal saya membayar mereka cukup mahal di muka. No, thanks! kata saya. Salam ZulTan Pada Selasa, 11 November 2014 11:37, Akmal Nasery Basral ak...@rantaunet.org menulis: Kanda Zultan: Kisah yang sama sudah ditayangkan tiga minggu menjelang penyelenggaraan BDT masa itu, sehingga pengulangan kisah tak memberi warna baru bagi saya. ANB: O, baitu yo kanda. Maaf ambo indak tahu. Waktu mambaco soal Griya Buah itu (baru ambo baco pulo di palanta ko), mendadak muncul di kepala kisah lelaki tua di pantai itu, secara spontan. Dan seandainya pun kisah klasik itu tak memberi warna baru bagi saya (menurut kanda Zultan) dek karano di siko palanta dengan ratusan (ribuan?) pembaca, mudah-mudahan ado pulo 1-2 bintang laut yang mendapat manfaat dari cerita itu. Taringek pulo di ambo, kalau kanda alah mandanga langsung kisah tu dari Robert Kiyosaki (penulis Cashflow Quadrant?), bukankah selama ini Kiyosaki dikenal sebagai penganjur pindah quadrant bagi para pembaca buku/hadirin seminarnya? Agar publik jangan selamanya menjadi -- misalnya orang gajian bulanan -- tapi pindah menjadi entrepreneur. Saketek tanyo: apakah kanda ZulTan alah ado rencana pulo untuk pindah quadrant? Kalau dilihat dari penjelasan sampai menghadiri seminar Kiyosaki, mestinya minimal semangat untuk itu alah sabana berkobar yo, kanda ZulTan? Salam, ANB Pada 10 November 2014 21.10, 'ZulTan' via RantauNet rantaunet@googlegroups.com menulis: Kisah yang sama sudah ditayangkan tiga minggu menjelang penyelenggaraan BDT masa itu, sehingga pengulangan kisah tak memberi warna baru bagi saya. Jika tiga tahun kemudian saya ingin mendengar success story peserta BDT RN tentu bukan kisah yang sama yang saya harapkan. Boleh jadi sukses itu ada, tapi belum diungkap karena segan, malu, takut dibilang sombong atau ria dan takabur. Atau memang tak ingin diketahui mengingat usaha adalah kompetisi. Atau karena tak ada yang menanyakan. Atau (maaf) memang benar-benar belum ada. Saya tidak meragukan BDT, justru sebaliknya, saya sangat berharap program sejenis tetap digalakkan setelah mendapat masukanmaupun keluaran dari siapa pun termasuk kendala-kendala yang dihadapi peserta di lapangan, agar efektivitas BDT dalam melahirkan Pengusaha Minang Baru makin dapat diandalkan. Saya sama sekali tidak ragu akan kemampuan pemateri atau fasilitator yang jelas-jelas sangat berpengalaman namun lebih kepada motivasi peserta ketika memutuskan untuk ikut BDT. Apakah benar-benar sudah sangat “birahi” ingin memiliki usaha sendiri atau kesertaan hanya sekadar penambah-nambah wawasan, pengisi waktu luang, mana tahu..., siapa tahu kelak diperlukan, minimal untuk silaturahim apalagi nyaris cuma-cuma tanpa bayar dan alasan-alasan semisalnya yang jauh dari analogi ikan laut yang terdampar menjelang ajal yang disajikan Akmal yang kebetulan sudah saya dengar di beberapa ajang bahkan versi globalnya saya dengar secara Live dari Robert T. Kiyosaki ketika beliau datang ke Jakarta. Lebih dari sekali saya mendengar bahwa pelatihan-pelatihan bisnis berbayar mahal cenderung lebih sukses dalam mencetak hasil dibandingkan yang lebih murah bukan karena trainer, metode atau bonafiditas fasilitasnya tetapi karena pesertanya orang-orang yang memiliki passion; BERHASIL atau BERHASIL, kecuali kesertaannya mandatori kantor. Nothing great in the world has been ever accomplished without passion, kata mendiang Georg WF Hegel, seorang filsuf Jerman dua abad yang lalu. Banyak maaf. Salam ZulTan -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply *
Re: Bls: [R@ntau-Net] Apa Kabar Business Development Training
Assalamu Alaikum W. W. Ditahun 2011 lagi masa semangat dan kesehatan masih berkompromi diadakanlah Business Development training di tempat bu Fahira Idris. Animo dari anggota RN alhamdulillah. Selanjutnya juga mengenal tt adat Minangkabau yang dibawakan oleh pak Azmi Datuak Bagindo. Tapi kedua pelatihan tsb. sayang sekali tak berlanjut. Ingin sekali bundo mendidik putra/putri Minang menjadi pembawa acara di perhelatan2 atau istilah sekarang MC. Bundo ingin generasi muda menggantikan Yus Parmato Intan dan bu Nelweties. Tempatr disediakan oleh ibu Fahira. Sayang cito2 bundo indak kasampaian. Bundo caliak iko bisa manjadi sebuah mata pencarian. Rencana Business Development Training ingin dibawa ke ranah Minang. Ingin menyumbangkan dan berbagi sedikit pengetahuan dan pengalaman yang ada. Sudah bundo rintisdan tanya2 ke beberapaorang yang hanya menyediakan tempat saja. Tau apa jawab urang awak:Bara ka diagiah modal. Dek karano kami indak kamaagiah modal jadi rencana ko tinggal rencana. Ananda Zultan (alun pernah basuo jo bundo lai) baitu caritonyo. Kini RN lah langang indak tau lai apo masih bisa awak memanfaatkan human resources nan lah ado. Wassalam dan maaf @Hayatun Nismah Rumzy# On 11 Nov 2014, at 12.19, Akmal Nasery Basral ak...@rantaunet.org wrote: Ini usaha kebun emas bukan kanda Tan Ameh? Salam, ANB Pada 10 November 2014 22.17, tasrilmoeis tasrilmo...@banuacitra.com menulis: Sanak ZulTan, Takana pulo teori bisnis jua bali ameh nan mamakai modal dari pagadaian sataun nan lalu, carito kan lah baa perkembangan jo success story no, tantu lah balipek pulo hasil no dari modal awal. Wassalam Tan Ameh Sent from my Samsung device Original message From: 'ZulTan' via RantauNet rantaunet@googlegroups.com Date: 11/10/2014 9:10 PM (GMT+07:00) To: rantaunet@googlegroups.com Subject: Bls: [R@ntau-Net] Apa Kabar Business Development Training Kisah yang sama sudah ditayangkan tiga minggu menjelang penyelenggaraan BDT masa itu, sehingga pengulangan kisah tak memberi warna baru bagi saya. Jika tiga tahun kemudian saya ingin mendengar success story peserta BDT RN tentu bukan kisah yang sama yang saya harapkan. Boleh jadi sukses itu ada, tapi belum diungkap karena segan, malu, takut dibilang sombong atau ria dan takabur. Atau memang tak ingin diketahui mengingat usaha adalah kompetisi. Atau karena tak ada yang menanyakan. Atau (maaf) memang benar-benar belum ada. Saya tidak meragukan BDT, justru sebaliknya, saya sangat berharap program sejenis tetap digalakkan setelah mendapat masukan maupun keluaran dari siapa pun termasuk kendala-kendala yang dihadapi peserta di lapangan, agar efektivitas BDT dalam melahirkan Pengusaha Minang Baru makin dapat diandalkan. Saya sama sekali tidak ragu akan kemampuan pemateri atau fasilitator yang jelas-jelas sangat berpengalaman namun lebih kepada motivasi peserta ketika memutuskan untuk ikut BDT. Apakah benar-benar sudah sangat “birahi” ingin memiliki usaha sendiri atau kesertaan hanya sekadar penambah-nambah wawasan, pengisi waktu luang, mana tahu..., siapa tahu kelak diperlukan, minimal untuk silaturahim apalagi nyaris cuma-cuma tanpa bayar dan alasan-alasan semisalnya yang jauh dari analogi ikan laut yang terdampar menjelang ajal yang disajikan Akmal yang kebetulan sudah saya dengar di beberapa ajang bahkan versi globalnya saya dengar secara Live dari Robert T. Kiyosaki ketika beliau datang ke Jakarta. Lebih dari sekali saya mendengar bahwa pelatihan-pelatihan bisnis berbayar mahal cenderung lebih sukses dalam mencetak hasil dibandingkan yang lebih murah bukan karena trainer, metode atau bonafiditas fasilitasnya tetapi karena pesertanya orang-orang yang memiliki passion; BERHASIL atau BERHASIL, kecuali kesertaannya mandatori kantor. Nothing great in the world has been ever accomplished without passion, kata mendiang Georg WF Hegel, seorang filsuf Jerman dua abad yang lalu. Banyak maaf. Salam ZulTan -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena
Re: [R@ntau-Net] Apa Kabar Business Development Training
Kanda ZulTan: Semoga dapat Akmal pahami. ANB: Alah jaleh kini, kanda. Mokasih. Salam, ANB Pada 11 November 2014 12.46, 'ZulTan' via RantauNet rantaunet@googlegroups.com menulis: Dinda Akmal tampaknyo salah tangkok. Kisah nan ambo mukasuik adolah kisah (Ambo lalai menuliskan kato sukses) nan samo nan diulang dek Pak Darwin Chalidi, BUKAN kisah Bintang Laut yang Akmal angkat. Kisah sukses ikolah nan mengawali (memotivasi) keberadaan BDT pada bulan sebelum penyelenggaraan. Kalau pertanyaan ambo tentang Apakah sudah lahir bisnis baru sesudah BDT, tentu menyajikan kembali kisah sukses yang sama bukanlah jawaban yang sesuai sehingga saya katakan tak menambah warna baru bagi saya. Tentunya bukan berarti tak berwarna. Semoga dapat Akmal pahami. Perihal quadrant ESBI yang dilangsir Pak Kiyosaki memang menjadi impian saya sejak lama. Quadrant I itulah yang menjadi minat saya kini. Sejatinya, saya cukup beruntung karena menemukan banyak pakar yang bersedia dengan senang hati membantu saya agar berhasil, asal saya membayar mereka cukup mahal di muka. No, thanks! kata saya. Salam ZulTan Pada Selasa, 11 November 2014 11:37, Akmal Nasery Basral ak...@rantaunet.org menulis: Kanda Zultan: Kisah yang sama sudah ditayangkan tiga minggu menjelang penyelenggaraan BDT masa itu, sehingga pengulangan kisah tak memberi warna baru bagi saya. ANB: O, baitu yo kanda. Maaf ambo indak tahu. Waktu mambaco soal Griya Buah itu (baru ambo baco pulo di palanta ko), mendadak muncul di kepala kisah lelaki tua di pantai itu, secara spontan. Dan seandainya pun kisah klasik itu tak memberi warna baru bagi saya (menurut kanda Zultan) dek karano di siko palanta dengan ratusan (ribuan?) pembaca, mudah-mudahan ado pulo 1-2 bintang laut yang mendapat manfaat dari cerita itu. Taringek pulo di ambo, kalau kanda alah mandanga langsung kisah tu dari Robert Kiyosaki (penulis Cashflow Quadrant?), bukankah selama ini Kiyosaki dikenal sebagai penganjur pindah quadrant bagi para pembaca buku/hadirin seminarnya? Agar publik jangan selamanya menjadi -- misalnya orang gajian bulanan -- tapi pindah menjadi entrepreneur. Saketek tanyo: apakah kanda ZulTan alah ado rencana pulo untuk pindah quadrant? Kalau dilihat dari penjelasan sampai menghadiri seminar Kiyosaki, mestinya minimal semangat untuk itu alah sabana berkobar yo, kanda ZulTan? Salam, ANB Pada 10 November 2014 21.10, 'ZulTan' via RantauNet rantaunet@googlegroups.com menulis: Kisah yang sama sudah ditayangkan tiga minggu menjelang penyelenggaraan BDT masa itu, sehingga pengulangan kisah tak memberi warna baru bagi saya. Jika tiga tahun kemudian saya ingin mendengar *success story* peserta BDT RN tentu bukan kisah yang sama yang saya harapkan. Boleh jadi sukses itu ada, tapi belum diungkap karena segan, malu, takut dibilang sombong atau ria dan takabur. Atau memang tak ingin diketahui mengingat usaha adalah kompetisi. Atau karena tak ada yang menanyakan. Atau (maaf) memang benar-benar belum ada. Saya tidak meragukan BDT, justru sebaliknya, saya sangat berharap program sejenis tetap digalakkan setelah mendapat masukan maupun keluaran dari siapa pun termasuk kendala-kendala yang dihadapi peserta di lapangan, agar efektivitas BDT dalam melahirkan Pengusaha Minang Baru makin dapat diandalkan. Saya sama sekali tidak ragu akan kemampuan pemateri atau fasilitator yang jelas-jelas sangat berpengalaman namun lebih kepada motivasi peserta ketika memutuskan untuk ikut BDT. Apakah benar-benar sudah sangat “birahi” ingin memiliki usaha sendiri atau kesertaan hanya sekadar penambah-nambah wawasan, pengisi waktu luang, mana tahu..., siapa tahu kelak diperlukan, minimal untuk silaturahim apalagi nyaris cuma-cuma tanpa bayar dan alasan-alasan semisalnya yang jauh dari analogi ikan laut yang terdampar menjelang ajal yang disajikan Akmal yang kebetulan sudah saya dengar di beberapa ajang bahkan versi globalnya saya dengar secara *Live *dari Robert T. Kiyosaki ketika beliau datang ke Jakarta. Lebih dari sekali saya mendengar bahwa pelatihan-pelatihan bisnis berbayar mahal cenderung lebih sukses dalam mencetak hasil dibandingkan yang lebih murah bukan karena trainer, metode atau bonafiditas fasilitasnya tetapi karena pesertanya orang-orang yang memiliki *passion*; BERHASIL atau BERHASIL, kecuali kesertaannya mandatori kantor. *Nothing great in the world has been ever accomplished without passion*, kata mendiang Georg WF Hegel, seorang filsuf Jerman dua abad yang lalu. Banyak maaf. Salam ZulTan -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email
Re: Bls: [R@ntau-Net] Apa Kabar Business Development Training
Bundo Nismah n.a.h, in syaa Allah palanta akan rami baliak limo taun lai (2019) menjelang pilpres, saroman nan taralah. Antah kok indak. Salam, ANB Pada 11 November 2014 12.51, 'Nismah Rumzy' via RantauNet rantaunet@googlegroups.com menulis: Assalamu Alaikum W. W. Ditahun 2011 lagi masa semangat dan kesehatan masih berkompromi diadakanlah Business Development training di tempat bu Fahira Idris. Animo dari anggota RN alhamdulillah. Selanjutnya juga mengenal tt adat Minangkabau yang dibawakan oleh pak Azmi Datuak Bagindo. Tapi kedua pelatihan tsb. sayang sekali tak berlanjut. Ingin sekali bundo mendidik putra/putri Minang menjadi pembawa acara di perhelatan2 atau istilah sekarang MC. Bundo ingin generasi muda menggantikan Yus Parmato Intan dan bu Nelweties. Tempatr disediakan oleh ibu Fahira. Sayang cito2 bundo indak kasampaian. Bundo caliak iko bisa manjadi sebuah mata pencarian. Rencana Business Development Training ingin dibawa ke ranah Minang. Ingin menyumbangkan dan berbagi sedikit pengetahuan dan pengalaman yang ada. Sudah bundo rintisdan tanya2 ke beberapaorang yang hanya menyediakan tempat saja. Tau apa jawab urang awak:Bara ka diagiah modal. Dek karano kami indak kamaagiah modal jadi rencana ko tinggal rencana. Ananda Zultan (alun pernah basuo jo bundo lai) baitu caritonyo. Kini RN lah langang indak tau lai apo masih bisa awak memanfaatkan human resources nan lah ado. Wassalam dan maaf @Hayatun Nismah Rumzy# On 11 Nov 2014, at 12.19, Akmal Nasery Basral ak...@rantaunet.org wrote: Ini usaha kebun emas bukan kanda Tan Ameh? Salam, ANB Pada 10 November 2014 22.17, tasrilmoeis tasrilmo...@banuacitra.com menulis: Sanak ZulTan, Takana pulo teori bisnis jua bali ameh nan mamakai modal dari pagadaian sataun nan lalu, carito kan lah baa perkembangan jo success story no, tantu lah balipek pulo hasil no dari modal awal. Wassalam Tan Ameh Sent from my Samsung device Original message From: 'ZulTan' via RantauNet rantaunet@googlegroups.com Date: 11/10/2014 9:10 PM (GMT+07:00) To: rantaunet@googlegroups.com Subject: Bls: [R@ntau-Net] Apa Kabar Business Development Training Kisah yang sama sudah ditayangkan tiga minggu menjelang penyelenggaraan BDT masa itu, sehingga pengulangan kisah tak memberi warna baru bagi saya. Jika tiga tahun kemudian saya ingin mendengar *success story* peserta BDT RN tentu bukan kisah yang sama yang saya harapkan. Boleh jadi sukses itu ada, tapi belum diungkap karena segan, malu, takut dibilang sombong atau ria dan takabur. Atau memang tak ingin diketahui mengingat usaha adalah kompetisi. Atau karena tak ada yang menanyakan. Atau (maaf) memang benar-benar belum ada. Saya tidak meragukan BDT, justru sebaliknya, saya sangat berharap program sejenis tetap digalakkan setelah mendapat masukan maupun keluaran dari siapa pun termasuk kendala-kendala yang dihadapi peserta di lapangan, agar efektivitas BDT dalam melahirkan Pengusaha Minang Baru makin dapat diandalkan. Saya sama sekali tidak ragu akan kemampuan pemateri atau fasilitator yang jelas-jelas sangat berpengalaman namun lebih kepada motivasi peserta ketika memutuskan untuk ikut BDT. Apakah benar-benar sudah sangat “birahi” ingin memiliki usaha sendiri atau kesertaan hanya sekadar penambah-nambah wawasan, pengisi waktu luang, mana tahu..., siapa tahu kelak diperlukan, minimal untuk silaturahim apalagi nyaris cuma-cuma tanpa bayar dan alasan-alasan semisalnya yang jauh dari analogi ikan laut yang terdampar menjelang ajal yang disajikan Akmal yang kebetulan sudah saya dengar di beberapa ajang bahkan versi globalnya saya dengar secara *Live *dari Robert T. Kiyosaki ketika beliau datang ke Jakarta. Lebih dari sekali saya mendengar bahwa pelatihan-pelatihan bisnis berbayar mahal cenderung lebih sukses dalam mencetak hasil dibandingkan yang lebih murah bukan karena trainer, metode atau bonafiditas fasilitasnya tetapi karena pesertanya orang-orang yang memiliki *passion*; BERHASIL atau BERHASIL, kecuali kesertaannya mandatori kantor. *Nothing great in the world has been ever accomplished without passion*, kata mendiang Georg WF Hegel, seorang filsuf Jerman dua abad yang lalu. Banyak maaf. Salam ZulTan -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya
Re: [R@ntau-Net] Apa Kabar Business Development Training
Subhanallah, kisah pak Darwin dan pak Asyrof Elf mengingatkan ambo pada kisah seorang lelaki dan tumpukan bintang laut di pantai. Syahdan pada satu hari seorang lelaki yang sudah berumur memunguti bintang-bintang laut yang berserakan di pantai akibat pada malam harinya terjadi badai. Lelaki tua itu dengan sabar memunguti satu persatu makhluk itu dan melemparkannya kembali ke laut, seolah-olah tak kenal lelah. Kegiatannya itu membuat heran seorang lelaki muda, yang akhirnya memutuskan untuk bertanya langsung kepada si lelaki tua. Wahai bapak, mengapa bapak melakukan semua kesia-siaan ini? Bapak tak akan bisa menyelamatkan semua bintang laut betapa pun kerasnya keinginan bapak membantu mereka. Mengapa bapak tidak melakukan hal lain saja yang lebih bermanfaat? Lelaki itu menjawab, Saya memang tak akan bisa menyelamatkan semua bintang laut ini. Tapi semoga minimal ada satu bintang laut yang tertolong hidupnya setelah saya lemparkan mereka kembali ke laut, anak muda. Dari penjelasan pak Asyrof Elf pemilik Griya Buah ini, tampaknya beliau adalah salah satu bintang laut yang terselamatkan hidupnya (usahanya) berkat kegigihan Pak Darwin. Dan kalau kita percaya teori Gunung Es itu berlaku di semua bidang, boleh jadi testimoni pemilik Griya Buah itu baru pucuk yang terlihat di permukaan. Masih banyak usaha-usaha mikro lain yang ikut terselamatkan berkat kerja pak Darwin Chalidi dkk. Salam, ANB 46, Cibubur. * * * Pada 9 November 2014 09.15, Darwin Chalidi dchal...@gmail.com menulis: Assalamualaikum wr. wb. Untuk memancing diskusi iko ambo tampilkan dari hasil usaha peserta yang cukup lama sebagai info bahwa usaha itu hanya bisa jalan kalau dieksekusi dengan baik. Mudah2an hasil kerja ini bisa dinikmati oleh pebisnis yang harus tangguh, karena usaha itu pasti naik turun. silahkan juga lihat site ini untuk contoh lain yang ikut dalam kelas di rumah Damai: http://www.gudangrottie.com/ Dear all entrepreneur modern, Assalamu'alaykum wr wb salam sejahtera, Sobat, masih ingatkah materi ‘Proses Kreatif Mencari Peluang dan Menentukan Jenis Usaha’ alias ‘Business Acumen’ yang disampaikan oleh pa Darwin Chalidi di Kampus Perubahan? Saat ini saya, Asyrof Elf, alumni RKSE batch 16 (sekalian kenalan kalo ada yang belum kenal nih hhee..), sedang menjalankan salah satu ide bisnis yang terlahir dari workshop dalam materi tersebut, yakni ‘swalayan buah segar, konsep mall dengan harga kaki lima’, mirip konsepnya Alfamart Indomart, tapi khusus menjual buah-buahan produk turunannya. Masih inget kan? Waktu itu ide 'Toko buah segar' ini masuk ‘top 10 business idea’ Sebelumnya, saya keluarga memang sudah berdagang buah di pasar induk Tanah Tinggi, Tangerang, secara konvensional. Nah, inspirasi saya peroleh selama proses belajar di kampus perubahan tsb khususnya selama materi ‘*business acumen’*. Singkat cerita, ide bisnis tersebut makin saya matangkan dengan sentuhan khusus cak Eko, Alhamdulillah bulan November 2010 kemarin gerai pertama yang kami beri nama ‘Griya Buah’ mulai beroperasi di daerah Ciledug, Tangerang. Memasuki bulan ketiga ini, pelanggan Griya Buah pun terus bertambah yang tentunya omset penjualan juga berbanding lurus dengan pertambahan jumlah pelanggan. Apalagi *awareness* masyarakat akan kesehatan makin tinggi, khsusnya lagi yang udah kena *coaching*-nya dr. Phaidon nih hheee.. Setelah sukses dengan gerai pertama ini, karena investasi yang tidak terlalu besar prospek yang bagus, maka dalam waktu dekat kami rencanakan untuk mendirikan 5 gerai berikutnya. Nah, kali ini kami membuka kesempatan bermitra kepada temen2 alumni RKSE yang sampai sekarang masih belum punya bisnis sendiri atau ingin menambah usaha. 2014-11-08 7:03 GMT+07:00 'ZulTan' via RantauNet rantaunet@googlegroups.com: Bapak, Ibu, Warga Palanta YSH, Sekali waktu, seorang trainer bisnis ditanya oleh peserta. Pak, kira-kira bisnis apa yang menguntungkan saat ini? Bisnis yang dijalankan! katanya sambil tersenyum. Manggaleh itu ndak mudah! Ado kali-kalinyo, ujar seorang penggelas di Pasar Usang Pakan Sinayan. Seakan sependapat dengan penggelas kampung tadi, Derek Sivers seorang entrepreneur dan pelatih bisnis mengatakan: To make a business, you need to multiply two; idea and execution. The most brilliant idea, with no execution, is worth $20. The most brilliant idea takes great execution to be worth $20,000,000. Awful idea = -1 Weak idea = 1 So-so idea = 5 Good idea = 10 Great idea = 15 Brilliant idea = 20 No execution = $1 Weak execution =$1,000 So-so execution = $10,000 Good execution = $100,000 Great execution = $1,000,000 Brilliant execution = $10,000,000 Angka-angka di atas mengingatkan saya akan Business Development Training yang dihelat RN di bawah supervisi keharuan Kakanda St. Sati dengan instruktur Bapak Darwin Chalidi dan Bundo Hayatun Nismah Rumzy pada tanggal 19-20 November 2011 yang lalu di Jakarta. Penyelenggaraan terbilang sukses
Re: [R@ntau-Net] Apa Kabar Business Development Training
Tarimo kasih atas tulisan yang sangat bagus dari dinda ANB yang motivatif bana. Mudah2an usaha yang tidak seberapa dalam mengisi masa-masa tua ini masih bisa memberi manfaat kepada umat. Salam, Darwin Chalidi, 65+, Tangsel 2014-11-10 8:45 GMT+07:00 Akmal Nasery Basral ak...@rantaunet.org: Subhanallah, kisah pak Darwin dan pak Asyrof Elf mengingatkan ambo pada kisah seorang lelaki dan tumpukan bintang laut di pantai. Syahdan pada satu hari seorang lelaki yang sudah berumur memunguti bintang-bintang laut yang berserakan di pantai akibat pada malam harinya terjadi badai. Lelaki tua itu dengan sabar memunguti satu persatu makhluk itu dan melemparkannya kembali ke laut, seolah-olah tak kenal lelah. Kegiatannya itu membuat heran seorang lelaki muda, yang akhirnya memutuskan untuk bertanya langsung kepada si lelaki tua. Wahai bapak, mengapa bapak melakukan semua kesia-siaan ini? Bapak tak akan bisa menyelamatkan semua bintang laut betapa pun kerasnya keinginan bapak membantu mereka. Mengapa bapak tidak melakukan hal lain saja yang lebih bermanfaat? Lelaki itu menjawab, Saya memang tak akan bisa menyelamatkan semua bintang laut ini. Tapi semoga minimal ada satu bintang laut yang tertolong hidupnya setelah saya lemparkan mereka kembali ke laut, anak muda. Dari penjelasan pak Asyrof Elf pemilik Griya Buah ini, tampaknya beliau adalah salah satu bintang laut yang terselamatkan hidupnya (usahanya) berkat kegigihan Pak Darwin. Dan kalau kita percaya teori Gunung Es itu berlaku di semua bidang, boleh jadi testimoni pemilik Griya Buah itu baru pucuk yang terlihat di permukaan. Masih banyak usaha-usaha mikro lain yang ikut terselamatkan berkat kerja pak Darwin Chalidi dkk. Salam, ANB 46, Cibubur. * * * Pada 9 November 2014 09.15, Darwin Chalidi dchal...@gmail.com menulis: Assalamualaikum wr. wb. Untuk memancing diskusi iko ambo tampilkan dari hasil usaha peserta yang cukup lama sebagai info bahwa usaha itu hanya bisa jalan kalau dieksekusi dengan baik. Mudah2an hasil kerja ini bisa dinikmati oleh pebisnis yang harus tangguh, karena usaha itu pasti naik turun. silahkan juga lihat site ini untuk contoh lain yang ikut dalam kelas di rumah Damai: http://www.gudangrottie.com/ Dear all entrepreneur modern, Assalamu'alaykum wr wb salam sejahtera, Sobat, masih ingatkah materi ‘Proses Kreatif Mencari Peluang dan Menentukan Jenis Usaha’ alias ‘Business Acumen’ yang disampaikan oleh pa Darwin Chalidi di Kampus Perubahan? Saat ini saya, Asyrof Elf, alumni RKSE batch 16 (sekalian kenalan kalo ada yang belum kenal nih hhee..), sedang menjalankan salah satu ide bisnis yang terlahir dari workshop dalam materi tersebut, yakni ‘swalayan buah segar, konsep mall dengan harga kaki lima’, mirip konsepnya Alfamart Indomart, tapi khusus menjual buah-buahan produk turunannya. Masih inget kan? Waktu itu ide 'Toko buah segar' ini masuk ‘top 10 business idea’ Sebelumnya, saya keluarga memang sudah berdagang buah di pasar induk Tanah Tinggi, Tangerang, secara konvensional. Nah, inspirasi saya peroleh selama proses belajar di kampus perubahan tsb khususnya selama materi ‘*business acumen’*. Singkat cerita, ide bisnis tersebut makin saya matangkan dengan sentuhan khusus cak Eko, Alhamdulillah bulan November 2010 kemarin gerai pertama yang kami beri nama ‘Griya Buah’ mulai beroperasi di daerah Ciledug, Tangerang. Memasuki bulan ketiga ini, pelanggan Griya Buah pun terus bertambah yang tentunya omset penjualan juga berbanding lurus dengan pertambahan jumlah pelanggan. Apalagi *awareness* masyarakat akan kesehatan makin tinggi, khsusnya lagi yang udah kena *coaching*-nya dr. Phaidon nih hheee.. Setelah sukses dengan gerai pertama ini, karena investasi yang tidak terlalu besar prospek yang bagus, maka dalam waktu dekat kami rencanakan untuk mendirikan 5 gerai berikutnya. Nah, kali ini kami membuka kesempatan bermitra kepada temen2 alumni RKSE yang sampai sekarang masih belum punya bisnis sendiri atau ingin menambah usaha. 2014-11-08 7:03 GMT+07:00 'ZulTan' via RantauNet rantaunet@googlegroups.com: Bapak, Ibu, Warga Palanta YSH, Sekali waktu, seorang trainer bisnis ditanya oleh peserta. Pak, kira-kira bisnis apa yang menguntungkan saat ini? Bisnis yang dijalankan! katanya sambil tersenyum. Manggaleh itu ndak mudah! Ado kali-kalinyo, ujar seorang penggelas di Pasar Usang Pakan Sinayan. Seakan sependapat dengan penggelas kampung tadi, Derek Sivers seorang entrepreneur dan pelatih bisnis mengatakan: To make a business, you need to multiply two; idea and execution. The most brilliant idea, with no execution, is worth $20. The most brilliant idea takes great execution to be worth $20,000,000. Awful idea = -1 Weak idea = 1 So-so idea = 5 Good idea = 10 Great idea = 15 Brilliant idea = 20 No execution = $1 Weak execution =$1,000 So-so execution = $10,000 Good execution = $100,000 Great execution = $1,000,000 Brilliant
Re: [R@ntau-Net] Apa Kabar Business Development Training
Assalamualaikum wr. wb. Untuk memancing diskusi iko ambo tampilkan dari hasil usaha peserta yang cukup lama sebagai info bahwa usaha itu hanya bisa jalan kalau dieksekusi dengan baik. Mudah2an hasil kerja ini bisa dinikmati oleh pebisnis yang harus tangguh, karena usaha itu pasti naik turun. silahkan juga lihat site ini untuk contoh lain yang ikut dalam kelas di rumah Damai: http://www.gudangrottie.com/ Dear all entrepreneur modern, Assalamu'alaykum wr wb salam sejahtera, Sobat, masih ingatkah materi ‘Proses Kreatif Mencari Peluang dan Menentukan Jenis Usaha’ alias ‘Business Acumen’ yang disampaikan oleh pa Darwin Chalidi di Kampus Perubahan? Saat ini saya, Asyrof Elf, alumni RKSE batch 16 (sekalian kenalan kalo ada yang belum kenal nih hhee..), sedang menjalankan salah satu ide bisnis yang terlahir dari workshop dalam materi tersebut, yakni ‘swalayan buah segar, konsep mall dengan harga kaki lima’, mirip konsepnya Alfamart Indomart, tapi khusus menjual buah-buahan produk turunannya. Masih inget kan? Waktu itu ide 'Toko buah segar' ini masuk ‘top 10 business idea’ Sebelumnya, saya keluarga memang sudah berdagang buah di pasar induk Tanah Tinggi, Tangerang, secara konvensional. Nah, inspirasi saya peroleh selama proses belajar di kampus perubahan tsb khususnya selama materi ‘*business acumen’*. Singkat cerita, ide bisnis tersebut makin saya matangkan dengan sentuhan khusus cak Eko, Alhamdulillah bulan November 2010 kemarin gerai pertama yang kami beri nama ‘Griya Buah’ mulai beroperasi di daerah Ciledug, Tangerang. Memasuki bulan ketiga ini, pelanggan Griya Buah pun terus bertambah yang tentunya omset penjualan juga berbanding lurus dengan pertambahan jumlah pelanggan. Apalagi *awareness* masyarakat akan kesehatan makin tinggi, khsusnya lagi yang udah kena *coaching*-nya dr. Phaidon nih hheee.. Setelah sukses dengan gerai pertama ini, karena investasi yang tidak terlalu besar prospek yang bagus, maka dalam waktu dekat kami rencanakan untuk mendirikan 5 gerai berikutnya. Nah, kali ini kami membuka kesempatan bermitra kepada temen2 alumni RKSE yang sampai sekarang masih belum punya bisnis sendiri atau ingin menambah usaha. 2014-11-08 7:03 GMT+07:00 'ZulTan' via RantauNet rantaunet@googlegroups.com : Bapak, Ibu, Warga Palanta YSH, Sekali waktu, seorang trainer bisnis ditanya oleh peserta. Pak, kira-kira bisnis apa yang menguntungkan saat ini? Bisnis yang dijalankan! katanya sambil tersenyum. Manggaleh itu ndak mudah! Ado kali-kalinyo, ujar seorang penggelas di Pasar Usang Pakan Sinayan. Seakan sependapat dengan penggelas kampung tadi, Derek Sivers seorang entrepreneur dan pelatih bisnis mengatakan: To make a business, you need to multiply two; idea and execution. The most brilliant idea, with no execution, is worth $20. The most brilliant idea takes great execution to be worth $20,000,000. Awful idea = -1 Weak idea = 1 So-so idea = 5 Good idea = 10 Great idea = 15 Brilliant idea = 20 No execution = $1 Weak execution =$1,000 So-so execution = $10,000 Good execution = $100,000 Great execution = $1,000,000 Brilliant execution = $10,000,000 Angka-angka di atas mengingatkan saya akan Business Development Training yang dihelat RN di bawah supervisi keharuan Kakanda St. Sati dengan instruktur Bapak Darwin Chalidi dan Bundo Hayatun Nismah Rumzy pada tanggal 19-20 November 2011 yang lalu di Jakarta. Penyelenggaraan terbilang sukses karena diikuti oleh 32 peserta dari 56 pendaftar (saya bukan salah seorang di antaranya) dengan penuh semangat walaupun menyusut di hari kedua. Mengingat antusiasme yang tinggi ketika itu, diniatkan untuk mengulangi kegiatan serupa di masa-masa yang akan tiba sekali sebulan atau sekurang-kurangnya tiga bulan sekali. Namun, entah apalah sebabnya, hampir 36 bulan kemudian, hingga presiden berganti saya belum mendengar kegiatan baru setelahnya. Maaf jika saya lupa. Merujuk kepada angka-angka di atas, menjelang Ulang Tahun Ke-3 training ini, perkalian manakah yang terjadi di kalangan peserta antara IDE dan EKSEKUSI atau ada kombinasi lain? Apakah sudah lahir bisnis baru sesudahnya? Dan bagaimana follow-up, peluang serta tantangannya? Bisakah di-copy paste-kan kepada orang lain? Jika ada tentu baik bila dapat di-sharing-kan pada training-training berikutnya. Apalagi jika sampai dihadiri menteri. Di bawah beberapa file lama tentang ini. Salam, ZulTan * 15 Nov 2011 Aslim Nurhasan Ke Milis RANTAUnet CC Darwin Chalidi Darwin Chalidi Hayatun Nismah Rumzy Hayatun Nismah Rumzy Hayatun Nismah Rumzy dan 1 lainnya... *Bismillahirrahmaanirraahiem,* *Assalamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh,* Bapak Darwin Chalidi, Bundo Nismah, sarato Sanak saPalanta salingkuik bumi; di bawahko Ambo sampaikan perkembangan konfirmasi peserta untuak *Business Development Training Workshop* (sumbangsih Bapak Darwin Chalidi, Bundo Nismah jo Uni Fahira Fahmi Idris); salain dalam Palanta Awakko alah pulo
[R@ntau-Net] Apa Kabar Business Development Training
Bapak, Ibu, Warga Palanta YSH, Sekali waktu, seorang trainer bisnis ditanya oleh peserta. Pak, kira-kira bisnis apa yang menguntungkan saat ini? Bisnis yang dijalankan! katanya sambil tersenyum. Manggaleh itu ndak mudah! Ado kali-kalinyo, ujar seorang penggelas di Pasar Usang Pakan Sinayan. Seakan sependapat dengan penggelas kampung tadi, Derek Sivers seorang entrepreneur dan pelatih bisnis mengatakan: To make a business, you need to multiply two; idea and execution. The most brilliant idea, with no execution, is worth $20. The most brilliant idea takes great execution to be worth $20,000,000. Awful idea = -1 Weak idea = 1 So-so idea = 5 Good idea = 10 Great idea = 15 Brilliant idea = 20 No execution = $1 Weak execution =$1,000 So-so execution = $10,000 Good execution = $100,000 Great execution = $1,000,000 Brilliant execution = $10,000,000 Angka-angka di atas mengingatkan saya akan Business Development Training yang dihelat RN di bawah supervisi keharuanKakanda St. Sati dengan instruktur Bapak Darwin Chalidi dan Bundo Hayatun Nismah Rumzy pada tanggal 19-20 November 2011 yang lalu di Jakarta. Penyelenggaraan terbilang sukses karena diikuti oleh 32 peserta dari 56 pendaftar (saya bukan salah seorang di antaranya) dengan penuh semangat walaupun menyusut di hari kedua. Mengingat antusiasme yang tinggi ketika itu, diniatkan untuk mengulangi kegiatan serupa di masa-masa yang akan tiba sekali sebulan atau sekurang-kurangnya tiga bulan sekali. Namun, entah apalah sebabnya, hampir 36 bulan kemudian, hingga presiden berganti saya belum mendengar kegiatan baru setelahnya. Maaf jika saya lupa. Merujuk kepada angka-angka di atas, menjelang Ulang Tahun Ke-3 training ini, perkalian manakah yang terjadi di kalangan peserta antara IDE dan EKSEKUSI atau ada kombinasi lain? Apakah sudah lahir bisnis baru sesudahnya? Dan bagaimanafollow-up, peluang serta tantangannya? Bisakah di-copy paste-kankepada orang lain? Jika ada tentu baik bila dapat di-sharing-kan padatraining-training berikutnya. Apalagi jika sampai dihadiri menteri. Di bawah beberapa file lama tentang ini. Salam, ZulTan * 15 Nov 2011 Aslim Nurhasan Ke Milis RANTAUnet CC Darwin Chalidi Darwin Chalidi Hayatun Nismah Rumzy Hayatun Nismah Rumzy Hayatun Nismah Rumzy dan 1 lainnya... Bismillahirrahmaanirraahiem, Assalamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh, Bapak Darwin Chalidi, Bundo Nismah, sarato Sanak saPalanta salingkuik bumi; di bawahko Ambo sampaikan perkembangan konfirmasi peserta untuak Business Development Training Workshop (sumbangsih Bapak Darwin Chalidi, Bundo Nismah jo Uni Fahira Fahmi Idris); salain dalam Palanta Awakko alah pulo dipublikasikan via FB (sampai hariko 56 attending), twitter (@aslimnurhasan, @fahiraidris); soreko, akan Ambo publikasikan pulo via broadcast message BB (407 kontak); sanak nan ikuik sato, mohon berkenan capek konfirmasi via 0811918886 atau BB 22BC124D sampai sabantako, nan alah konfirmasi untuk ikuik sato adolah: 01-A Mikardo 02-Nofend d'Marola 03-Z Chaniago - Palai Rinuak 04-Roland Yulianto Mandailiang 05-Mardefi Andri 06-Tasril Moeis 07-Ade Suprayoga ST Iskandar (via Sumando Zet Chaniago) 08-Arief Wirawan 09-Anita M Subchan 10-Hendrawarman ST Bujang 11-Indriati TM 12-M Subchan 13-Achmad Andhyka Darwin 14-Abdul Sahid 15-Badriaz Eocttyne (via Darul Makmur ST Parapatiah) 16-Baihaquey Gabreil (via Darul Makmur ST Parapatiah) 17-Reni Sisri Yanti (19 Nov 2011 sajo) 18-Ronal Calces 19-Syafril Ril 20-Joenaidy Yakoeb 21-Setyawan Mawardi (tgl 20 Nov 2011 sajo) 22-Martini Zuindra (via Bundo Hayatun Nismah Rumzy) 23-Bunda Ridho (kalau ado nan ka barubah, mohon berkenan capek agiah tau Ambo) -- Business Development Training Workshop Business Acumen [Proses Kreatif Mencari Peluang dan Menentukan Jenis Usaha] Kreatifitas Mencari Peluang dan Menentukan Jenis Usaha adalah sebuah program yang direkayasa untuk membantu calon entrepreneur atau entrepreneur membuat inovasi yang diimpikan menjadi kenyataan, setiap orang telah diberi kemampuan untuk berbuat maupun berusaha oleh Allah SWT; Sebagian besar kemampuan tersebut masih tersimpan sebagai keinginan karena besarnya keraguan bergerak; keraguan disebabkan belum mempunyai atau mengetahui sistim yang terstruktur untuk memberikan informasi bahwa kegiatan yang ada dalam pikiran ataupun yang telah dimulai sudah berada dalam jalur yang benar dan bisa diukur kesuksesannya; Enterpreneurism adalah kerja keras, bukan kejeniusan seseorang; artinya, seluruh anak manusia dapat menjadi enterpreneur. Pelaksanaan kerja keras butuhkan integritas, pengetahuan dan fokus; Fasilitator: Ir. Darwin Chalidi [Faculty Member dari Rhenald Kasali School for Entrepreneurships] [mantan Superintendent Training Indonesiazision Caltex/Chevron 1986-1991] Hayatun Nismah Rumzy [mantan Supervisor Customer Services IT Caltex/Chevron] Pengantar: Hj Fahira Fahmi Idris SE [Ketua Umum DPP Saudagar Muda Minangkabau] [Ketua Umum