Re: [R@ntau-Net] Fitnah lebih jahat dari pembunuhan!
Terimakasih Bung Aryandi MM telah mencermati posting saya. Pada waktu saya mendengar pidato pak Nas, jabatan saya adalah Kapolres Padang Pariyaman. Pada waktu itu usia saya 31 tahun.mengenai situasi Padang Pariyaman pada waktu itu silahkan pelajari sejarah Sumatera Barat setelah persitiwa PRRI. saya pribadi beranggapan bahwa epilog PRRI di Sumbar merupakan prolog terjadinya G30S/PKI di Sumbar. untuk ini mohon warga Rantaunet mengecek pernyataan saya tersebut diatas. Sehari sebelum pak Nas mengucapkan pidato, pada tgl. 4 Oktober 1965 di lubang buaya, Pangkostrad Soeharto mengucapkan pidato sbb: “Pada hari ini tanggal 4 Oktober 1965. Kita bersama-sama dengan mata kepala masing-masingtelah menyaksiken suatu pembongkaran dari pada penanaman jenazah para jenderalkita, ada anem jenderal dengan satu perwira pertama dalam suatu lubang sumurlama. Sebagaimana saudara-saudara telah maklum bahwa jenderal-jenderal kita danperwira pertama kita ini telah menjadi korban dari pada tindakan-tindakan yang biadabdari petualang-petualang yang dinamakan Gerakan 30 September. Kalau kita melihat tempat ini adalah di LubangBuaya. Daerah Lubang Buaya adalah termasuk dari daerah lapangan Halim. Dankalau saudara-saudara melihat pula, fakta bahwa deket pada sumur ini telahmenjadi pusat dari pada latihan sukwan dan sukwati yang dilakukan ataudilaksanakan oleh angkatan udara. Mereka melatih para anggota-anggota dari pemudarakyat dan gerwani. Suatu fakta, mungkin merekaitu latihan dalam rangka pertahanan di pangkalan. Akan etapi fakta menurut anggota gerwani yang dilatih di sini yang sekarang tertangkepdi Cirebon adalah orang dari Jawa Tengah, jauhdari pada daerah tersebut. Jadi kalau menurut fakta-fakta ini mungkin apa yangdiamanatkan oleh Bapak Presiden, Panglima Besar Revolusi yang sangat kita cintaibersama ini, bahwaangkatan udara tidak terlibet di dalam persoalan ini, mungkin ada benarnya, akantetapi tidak mungkin tidak ada hubungan dengan peristiwa ini dari padaoknum-oknum dari pada anggota angkatan udara.Oleh sebab itu saya sebagai warga dari pada anggota angkatan darat mengetok jiwa, perasaan dari pada patriot angkatan udara bilamanabenar-benar ada oknum-oknum yang terlibet dengan pembunuhan yang kejam daripada para jenderal kita yang tidak berdosa ini. Saya mengharepken agar supaya para patriot anggotaangkatan udara membersihkan juga dari pada anggota-anggota angkatan udara yang terlibetdalam petualangan ini. Saya sangat berterima kasih bahwa akhirnya Tuhanmemberikan petunjuk yang terang, jelas pada kita sekalian bahwa setiap tindakanyang tidak jujur, setiap tindakan yang tidak baik pasti akan terbongkar dansaya berterima kasih pada satuan-satuan, khususnya dari resimen Parako dan jugaanggota-anggota dari KKO dan satuan-satuan lainnya serta rakyat yang telahmembantu menemukan bukti ini dan turut serta mengangkat jenazah ini sehinggajumlah dari pada kurban, seluruhnya dapat kita ketemuken. Sekianlah yang perlu saya jelasken kepadasaudara-saudara sekalian.Terima kasih”.https://www.youtube.com/watch?v=yY8sYjy0zNQ#action=share Setelah tanggal 5 Oktober 1965 banyak laporan masuk bahwa tokoh-tokoh pki/ ormasnya banyak keluar kota meninggalkan kota Pariyaman, maupun kota kecamatan lainnya. bahkan kemudian terbukti diantara mereka ada yang terlibat dalam penyerangan terhadap 2 (dua) pos polisi, yakni pada tanggal 20 dan 22 Desember 1965 mereka menyebut nama kelompoknya "Basuka" singkatan dari Barisan Soekarno. dari hasil pemeriksaan, mereka mengakui bahwa akan ada bantuan senjata dari RRC sebanyak 100.000 (seratus ribu) pucuk senjata untuk seluruh indonesia tapi ternyata berita itu bohong dan senjata yang mereka gunakan adalah sisa-sisa penumpasan PRRI, maupun buatan lokal. mulai saat itu tugas Polres yang saya pimpin adalah :1. Siang hari, mencegah perburuan liar warga masyarakat terhadap sisa-sisa G30S/PKI. 2. Malam hari, mencegah tindakan perampokan/ balas dendam oleh sisa-sisa G30S/PKI.dari hasil penelitian seseorang, walaupun daerah Padang Pariyaman adalah merupakan basis kekuatan PKI pada waktu menghadapi PRRI, jumlah korban akibat perburuan dari sisa-sisa G30S/PKI jumlahnya sekitar 200 orang, dari jumlah penduduk pada waktu itu 500.000 (sekitar lima ratus ribu) orang. saya cukup lama bertugas di wilayah Sumbar yakni dari Bulan September 1964 sampai dengan Akhir Desember 1973.Kota-kota yang saya singgahi adalah Padang - Lubuk Sikaping - Pariyaman - Padang. Tentu saja kisah saya tersebut diatas, perlu di verifikasi oleh mereka yang berminat mendalami sejarah Sumatera Barat.Demikian untuk menjadikan maklum, Wassalam, Jacky Mardono (83) From: Aryandi MM <aryandi...@gmail.com> To: rantaunet <rantaunet@googlegroups.com> Sent: Monday, 28 August 2017, 7:56 Subject: Re: [R@ntau-Net] Fitnah lebih jahat dari pembunuhan! Trima kasih pak Jacky Izin saya share atas tulisan ini tanpa editing sedikitpun. Wassalammu'alaikum wr. wb Aryan
Re: [R@ntau-Net] Fitnah lebih jahat dari pembunuhan!
Trima kasih pak Jacky Izin saya share atas tulisan ini tanpa editing sedikitpun. Wassalammu'alaikum wr. wb Aryandi, Ciledug, Tangerang *Tingkatkan Integritas Diri, Jalin Silahturrahim, Mari Bersinergi, Ayo Jemput Rezeki, Bantu Anak Negeri* Pada 26 Agustus 2017 10.36, 'Jacky Mardono Tjokrodiredjo' via RantauNet < rantaunet@googlegroups.com> menulis: > > > > - Forwarded Message - > *From:* Jacky Mardono Tjokrodiredjo> *To:* Jacky Mardono > *Sent:* Saturday, 26 August 2017, 10:20 > *Subject:* Fitnah lebih jahat dari pembunuhan! > > Yang terhormat redaksi radio Elshinta. > > Semalam, Jum’at tgl 25 agustus 2017, rupanya radio Elshinta masih > melanjutkan diskusi tentang “sindikat saracen.” > Komentar saya tentang diskusi semalam, sama dengan sms yang telah saya > kirimkan kepada Bpk. Remon Fauzi sekretaris redaksi radio Elshinta. SMS > lengkapnya sbb: > > *Yth bpk Remon Fauzi sekretaris redaksi radio ES.* > *Melalui radio ES, saya ucapkan "beravo" untuk polri yang berhasil > membongkar sindikat saracen.* > *Kesimpulan saya, konsumen dari "bisnis" sindikat saracen adalah > perorangan maupun golongan yang mempunyai prinsip "tujuan menghalalkan > semua cara", kalau perlu dengan pitnah!* > *Ada ayat dari kitab suci yang menyatakan "pitnah lebih jahat dari > pembunuhan".* > *Ayat inilah yang disitir oleh pak Nas, ketika pemakaman jenazah para > Pahlawan Revolusi pada tanggal 5 oktober 1965.* > *Untuk ini perlu kiranya kewaspadaan baik perorangan mau pun golongan > dalam masyarakat agar tidak terjebak dalam filosofi bahwa tujuan > menghalalkan semua cara.* > *Sekali lagi bravo untuk Polri.”* > > Untuk melengkapi SMS tersebut, disini saya copy paste sambutan pak Nas > pada tanggal 5 Oktober 1965: > > *Para prajurit sekalian,* > *Kawan kawan sekalian,* > *Terutama rekan rekan yang sekarang kami sedang lepaskan.* > > *Bissmillahirrahmanirrahiim...* > > *Hari ini hari angkatan bersenjata kita, hari yang selalu gemilang. tapi > yang kali ini, hari yang dihinakan, oleh fitnahan, dihinakan oleh > penghianatan, dihinakan oleh penganiayaan.Tetapi hari angkatan bersenjata > kita, kita setiap prajurit tetap rayakan dalam hati sanubari kita, dengan > tekad kita, dengan nama Allah yang maha kuasa, bahwa kita akan tetap > menegakkan kejujuran, kebenaran, keadilan.* > > *Jendral Yani* > *Jendral Suprapto,* > *Jendral Hartono, Haryono,* > *Jendral Parman,* > *Jendral Panjaitan,* > *Jendral Sutoyo,* > *Letnan Tendean,* > > *Kamu semua mendahului kami, kami semua yang kamu tinggalkan punya > kewajiban meneruskan perjuangan kita, meneruskan tugas angkatan bersenjata > kita, meneruskan perjuangan TNI kita, meneruskan tugas yang suci.* > > *Kamu semua, tidak ada yang lebih tahu dari pada kami yang di sini, > daripada saya sejak 20 tahun kita selalu bersama sama membela negara kita, > perjuangan kemerdekaan kita, membela pemimpin besar kita, membela cita-cita > rakyat kita.* > > *Saya tahu, kamu manusia, tentu ada kekurangan, kesalahan kita semua > demikian, tapi saya tahu kamu semua, lewat 20 tahun penuh memberikan semua > darma baktimu semua yang ada padamu untuk cita-cita yang tinggi itu. Dan > karena itu, kamu, biarpun, hendak dicemarkan, hendak difitnah, bahwa kamu > penghianat, justru disini kami semua, saksi yang hidup, kamu adalah telah > berjuang, sesuai dengan kewajiban kita semua, menegakan keadilan, > kebenaran, kemerdekaan. Tidak ada yang ragu-ragu. Kami semua sedia juga, > mengikuti jalan kamu, jika memang fitnah mereka itu benar, kami akan > buktikan.* > > *Rekan rekan, adik adik saya sekalian. Saya sekarang sebagai yang tertua, > dalam TNI yang tinggal bersama lainnya, akan meneruskan perjuangan kamu, > membela kehormatan kamu. * > > *Menghadaplah sebagai pahlawan. Pahlawan dalam hati kami seluruh TNI. > Sebagai pahlawan, menghadaplah kepada asal mula kita, yang menciptakan > kita, ALLAH SWT. Karena akhirnya Dia-lah Panglima Kita Yang Paling > Tertinggi. Dia-lah yang menentukan segala sesuatu, juga atas diri kita > semua. Tetapi dengan keimanan ini juga, kami semua yakin, bahwa yang benar > akan tetap menang, dan yang tidak benar akan tetap hancur.* > > *Fitnah, fitnah berkali kali. Fitnah, lebih jahat dari pembunuhan, fitnah > lebih jahat dari pembunuhan. Kita semua difitnah, dan saudara-saudara telah > dibunuh. Kita diperlakukan demikian. Tapi jangan kita, jangan kita dendam > hati. Iman kepada Allah SWT, iman kepada-Nya, mengukuhkan kita, karena Dia > perintahkan. Kita semua berkewajiban, untuk menegakan keadilan dan > kebenaran.”* > > Fitnah apa gerangan yang dialami oleh para pahlawan revolusi? > > Menurut Letkol Untung, komandan gerakan 30 S, mereka adalah “antek – antek > “ CIA, yang merupakan “local army friend” yang akan mengadakan coup d'état > terhadap PBR Sukarno! > Maka dari itu pak Nas mensitir “firman Allah” yang menyatakan ,“ fitnah > lebih jahat dari pembunuhan.” > Saya ucapkan “salut” kepada radio Elshinta yang selalu menghadirkan topic > –
RE: [R@ntau-Net] Fitnah lebih jahat dari pembunuhan!
Kelompok2 HOAX ini media sosial ini ada di semua pihak yang berseberang sekarang ini.Kalau mau fair dan bijaksana, semua harus diberantas dan jangan ada yang di anak emaskan oleh pemerintah. Tan Ameh Sent from my Samsung device Original message From: "Akhir, Zainul (zainula)" <zain...@chevron.com> Date: 8/28/17 07:35 (GMT+07:00) To: rantaunet@googlegroups.com Subject: RE: [R@ntau-Net] Fitnah lebih jahat dari pembunuhan! Terima kasih share infonya Pak Jacky. Saya melihat ini suatu tindakan nyata yang tepat sasaran kalua tidak Negara kita akan tambah hancur diperalat orang 2 yang tidak bertangguang jawab mengutamakan kepentingan pribadi/golongan dari pada kepentingan orang banyak / Negara Karena tergiur dengan uang/jabatan/pangkat sehingga segala cara dilakukan . Kebablasan mengeluarkan pendapat/menghujat/fitnah/adu domba sudah menjadi hal yang biasa sehingga kita disibukkan untuk menyelesaikan/mendamaikan/mengadili/mengahkimi sehingga terabaikan memikirkan yang positif dan karya untuk kemajuan anak Bangsa dllnya. Semoga dunia qibah ini habis di NKRI ini dan be positif thinking … Bravo buat POLRI…. Salam, Zainul Akhir Tanjung.54 th+ , PKU-Riau From: 'Jacky Mardono Tjokrodiredjo' via RantauNet [mailto:rantaunet@googlegroups.com] Sent: Saturday, August 26, 2017 10:36 AM To: TNI Redaksi Elshinta <reda...@elshinta.com> Cc: Jacky Mardono <jackymard...@yahoo.com> Subject: [**EXTERNAL**] [R@ntau-Net] Fitnah lebih jahat dari pembunuhan! - Forwarded Message - From: Jacky Mardono Tjokrodiredjo <jackymard...@yahoo.com> To: Jacky Mardono <jackymard...@yahoo.com> Sent: Saturday, 26 August 2017, 10:20 Subject: Fitnah lebih jahat dari pembunuhan! Yang terhormat redaksi radio Elshinta. Semalam, Jum’at tgl 25 agustus 2017, rupanya radio Elshinta masih melanjutkan diskusi tentang “sindikat saracen.” Komentar saya tentang diskusi semalam, sama dengan sms yang telah saya kirimkan kepada Bpk. Remon Fauzi sekretaris redaksi radio Elshinta. SMS lengkapnya sbb: Yth bpk Remon Fauzi sekretaris redaksi radio ES. Melalui radio ES, saya ucapkan "beravo" untuk polri yang berhasil membongkar sindikat saracen. Kesimpulan saya, konsumen dari "bisnis" sindikat saracen adalah perorangan maupun golongan yang mempunyai prinsip "tujuan menghalalkan semua cara", kalau perlu dengan pitnah! Ada ayat dari kitab suci yang menyatakan "pitnah lebih jahat dari pembunuhan". Ayat inilah yang disitir oleh pak Nas, ketika pemakaman jenazah para Pahlawan Revolusi pada tanggal 5 oktober 1965. Untuk ini perlu kiranya kewaspadaan baik perorangan mau pun golongan dalam masyarakat agar tidak terjebak dalam filosofi bahwa tujuan menghalalkan semua cara. Sekali lagi bravo untuk Polri.” Untuk melengkapi SMS tersebut, disini saya copy paste sambutan pak Nas pada tanggal 5 Oktober 1965: Para prajurit sekalian, Kawan kawan sekalian, Terutama rekan rekan yang sekarang kami sedang lepaskan. Bissmillahirrahmanirrahiim... Hari ini hari angkatan bersenjata kita, hari yang selalu gemilang. tapi yang kali ini, hari yang dihinakan, oleh fitnahan, dihinakan oleh penghianatan, dihinakan oleh penganiayaan.Tetapi hari angkatan bersenjata kita, kita setiap prajurit tetap rayakan dalam hati sanubari kita, dengan tekad kita, dengan nama Allah yang maha kuasa, bahwa kita akan tetap menegakkan kejujuran, kebenaran, keadilan. Jendral Yani Jendral Suprapto, Jendral Hartono, Haryono, Jendral Parman, Jendral Panjaitan, Jendral Sutoyo, Letnan Tendean, Kamu semua mendahului kami, kami semua yang kamu tinggalkan punya kewajiban meneruskan perjuangan kita, meneruskan tugas angkatan bersenjata kita, meneruskan perjuangan TNI kita, meneruskan tugas yang suci. Kamu semua, tidak ada yang lebih tahu dari pada kami yang di sini, daripada saya sejak 20 tahun kita selalu bersama sama membela negara kita, perjuangan kemerdekaan kita, membela pemimpin besar kita, membela cita-cita rakyat kita. Saya tahu, kamu manusia, tentu ada kekurangan, kesalahan kita semua demikian, tapi saya tahu kamu semua, lewat 20 tahun penuh memberikan semua darma baktimu semua yang ada padamu untuk cita-cita yang tinggi itu. Dan karena itu, kamu, biarpun, hendak dicemarkan, hendak difitnah, bahwa kamu penghianat, justru disini kami semua, saksi yang hidup, kamu adalah telah berjuang, sesuai dengan kewajiban kita semua, menegakan keadilan, kebenaran, kemerdekaan. Tidak ada yang ragu-ragu. Kami semua sedia juga, mengikuti jalan kamu, jika memang fitnah mereka itu benar, kami akan buktikan. Rekan rekan, adik adik saya sekalian. Saya sekarang sebagai yang tertua, dalam TNI yang tinggal bersama lainnya, akan meneruskan perjuangan kamu, membela kehormatan kamu. Menghadaplah sebagai pahlawan. Pahlawan dalam hati kami seluruh T
RE: [R@ntau-Net] Fitnah lebih jahat dari pembunuhan!
Terima kasih share infonya Pak Jacky. Saya melihat ini suatu tindakan nyata yang tepat sasaran kalua tidak Negara kita akan tambah hancur diperalat orang 2 yang tidak bertangguang jawab mengutamakan kepentingan pribadi/golongan dari pada kepentingan orang banyak / Negara Karena tergiur dengan uang/jabatan/pangkat sehingga segala cara dilakukan . Kebablasan mengeluarkan pendapat/menghujat/fitnah/adu domba sudah menjadi hal yang biasa sehingga kita disibukkan untuk menyelesaikan/mendamaikan/mengadili/mengahkimi sehingga terabaikan memikirkan yang positif dan karya untuk kemajuan anak Bangsa dllnya. Semoga dunia qibah ini habis di NKRI ini dan be positif thinking … Bravo buat POLRI…. Salam, Zainul Akhir Tanjung.54 th+ , PKU-Riau From: 'Jacky Mardono Tjokrodiredjo' via RantauNet [mailto:rantaunet@googlegroups.com] Sent: Saturday, August 26, 2017 10:36 AM To: TNI Redaksi Elshinta <reda...@elshinta.com> Cc: Jacky Mardono <jackymard...@yahoo.com> Subject: [**EXTERNAL**] [R@ntau-Net] Fitnah lebih jahat dari pembunuhan! - Forwarded Message - From: Jacky Mardono Tjokrodiredjo <jackymard...@yahoo.com> To: Jacky Mardono <jackymard...@yahoo.com> Sent: Saturday, 26 August 2017, 10:20 Subject: Fitnah lebih jahat dari pembunuhan! Yang terhormat redaksi radio Elshinta. Semalam, Jum’at tgl 25 agustus 2017, rupanya radio Elshinta masih melanjutkan diskusi tentang “sindikat saracen.” Komentar saya tentang diskusi semalam, sama dengan sms yang telah saya kirimkan kepada Bpk. Remon Fauzi sekretaris redaksi radio Elshinta. SMS lengkapnya sbb: Yth bpk Remon Fauzi sekretaris redaksi radio ES. Melalui radio ES, saya ucapkan "beravo" untuk polri yang berhasil membongkar sindikat saracen. Kesimpulan saya, konsumen dari "bisnis" sindikat saracen adalah perorangan maupun golongan yang mempunyai prinsip "tujuan menghalalkan semua cara", kalau perlu dengan pitnah! Ada ayat dari kitab suci yang menyatakan "pitnah lebih jahat dari pembunuhan". Ayat inilah yang disitir oleh pak Nas, ketika pemakaman jenazah para Pahlawan Revolusi pada tanggal 5 oktober 1965. Untuk ini perlu kiranya kewaspadaan baik perorangan mau pun golongan dalam masyarakat agar tidak terjebak dalam filosofi bahwa tujuan menghalalkan semua cara. Sekali lagi bravo untuk Polri.” Untuk melengkapi SMS tersebut, disini saya copy paste sambutan pak Nas pada tanggal 5 Oktober 1965: Para prajurit sekalian, Kawan kawan sekalian, Terutama rekan rekan yang sekarang kami sedang lepaskan. Bissmillahirrahmanirrahiim... Hari ini hari angkatan bersenjata kita, hari yang selalu gemilang. tapi yang kali ini, hari yang dihinakan, oleh fitnahan, dihinakan oleh penghianatan, dihinakan oleh penganiayaan.Tetapi hari angkatan bersenjata kita, kita setiap prajurit tetap rayakan dalam hati sanubari kita, dengan tekad kita, dengan nama Allah yang maha kuasa, bahwa kita akan tetap menegakkan kejujuran, kebenaran, keadilan. Jendral Yani Jendral Suprapto, Jendral Hartono, Haryono, Jendral Parman, Jendral Panjaitan, Jendral Sutoyo, Letnan Tendean, Kamu semua mendahului kami, kami semua yang kamu tinggalkan punya kewajiban meneruskan perjuangan kita, meneruskan tugas angkatan bersenjata kita, meneruskan perjuangan TNI kita, meneruskan tugas yang suci. Kamu semua, tidak ada yang lebih tahu dari pada kami yang di sini, daripada saya sejak 20 tahun kita selalu bersama sama membela negara kita, perjuangan kemerdekaan kita, membela pemimpin besar kita, membela cita-cita rakyat kita. Saya tahu, kamu manusia, tentu ada kekurangan, kesalahan kita semua demikian, tapi saya tahu kamu semua, lewat 20 tahun penuh memberikan semua darma baktimu semua yang ada padamu untuk cita-cita yang tinggi itu. Dan karena itu, kamu, biarpun, hendak dicemarkan, hendak difitnah, bahwa kamu penghianat, justru disini kami semua, saksi yang hidup, kamu adalah telah berjuang, sesuai dengan kewajiban kita semua, menegakan keadilan, kebenaran, kemerdekaan. Tidak ada yang ragu-ragu. Kami semua sedia juga, mengikuti jalan kamu, jika memang fitnah mereka itu benar, kami akan buktikan. Rekan rekan, adik adik saya sekalian. Saya sekarang sebagai yang tertua, dalam TNI yang tinggal bersama lainnya, akan meneruskan perjuangan kamu, membela kehormatan kamu. Menghadaplah sebagai pahlawan. Pahlawan dalam hati kami seluruh TNI. Sebagai pahlawan, menghadaplah kepada asal mula kita, yang menciptakan kita, ALLAH SWT. Karena akhirnya Dia-lah Panglima Kita Yang Paling Tertinggi. Dia-lah yang menentukan segala sesuatu, juga atas diri kita semua. Tetapi dengan keimanan ini juga, kami semua yakin, bahwa yang benar akan tetap menang, dan yang tidak benar akan tetap hancur. Fitnah, fitnah berkali kali. Fitnah, lebih jahat dari pembunuhan, fitnah lebih jahat dari pembunuhan. Kita semua difitnah, dan saudara-saudara telah dibunuh. Kita diperlakukan demikian. Tapi jangan kita, jangan kita dendam hati. Iman kepada Allah SWT,
[R@ntau-Net] Fitnah lebih jahat dari pembunuhan!
- Forwarded Message - From: Jacky Mardono TjokrodiredjoTo: Jacky Mardono Sent: Saturday, 26 August 2017, 10:20 Subject: Fitnah lebih jahat dari pembunuhan! Yang terhormat redaksi radio Elshinta. Semalam, Jum’at tgl 25 agustus 2017, rupanya radio Elshintamasih melanjutkan diskusi tentang “sindikat saracen.” Komentar saya tentang diskusi semalam, sama dengan sms yangtelah saya kirimkan kepada Bpk. Remon Fauzi sekretaris redaksi radio Elshinta. SMSlengkapnya sbb: Yth bpk Remon Fauzi sekretaris redaksi radio ES.Melalui radio ES, saya ucapkan "beravo"untuk polri yang berhasil membongkar sindikat saracen.Kesimpulan saya, konsumen dari "bisnis" sindikatsaracen adalah perorangan maupun golongan yang mempunyai prinsip "tujuanmenghalalkan semua cara", kalau perlu dengan pitnah!Ada ayat dari kitab suci yang menyatakan "pitnahlebih jahat dari pembunuhan".Ayat inilah yang disitir oleh pak Nas, ketikapemakaman jenazah para Pahlawan Revolusi pada tanggal 5 oktober 1965.Untuk ini perlu kiranya kewaspadaan baik peroranganmau pun golongan dalam masyarakat agar tidak terjebak dalam filosofi bahwatujuan menghalalkan semua cara.Sekali lagi bravo untuk Polri.” Untuk melengkapi SMS tersebut, disini saya copy pastesambutan pak Nas pada tanggal 5 Oktober 1965: Para prajuritsekalian,Kawan kawansekalian,Terutama rekanrekan yang sekarang kami sedang lepaskan. Bissmillahirrahmanirrahiim... Hari ini hariangkatan bersenjata kita, hari yang selalu gemilang. tapi yang kali ini, hariyang dihinakan, oleh fitnahan, dihinakan oleh penghianatan, dihinakan olehpenganiayaan.Tetapi hari angkatan bersenjata kita, kita setiap prajurit tetaprayakan dalam hati sanubari kita, dengan tekad kita, dengan nama Allah yangmaha kuasa, bahwa kita akan tetap menegakkan kejujuran, kebenaran, keadilan. Jendral YaniJendral Suprapto,Jendral Hartono,Haryono,Jendral Parman,Jendral Panjaitan,Jendral Sutoyo,Letnan Tendean, Kamu semuamendahului kami, kami semua yang kamu tinggalkan punya kewajiban meneruskanperjuangan kita, meneruskan tugas angkatan bersenjata kita, meneruskanperjuangan TNI kita, meneruskan tugas yang suci. Kamu semua, tidakada yang lebih tahu dari pada kami yang di sini, daripada saya sejak 20 tahunkita selalu bersama sama membela negara kita, perjuangan kemerdekaan kita,membela pemimpin besar kita, membela cita-cita rakyat kita. Saya tahu, kamumanusia, tentu ada kekurangan, kesalahan kita semua demikian, tapi saya tahukamu semua, lewat 20 tahun penuh memberikan semua darma baktimu semua yang adapadamu untuk cita-cita yang tinggi itu. Dan karena itu, kamu, biarpun, hendakdicemarkan, hendak difitnah, bahwa kamu penghianat, justru disini kami semua,saksi yang hidup, kamu adalah telah berjuang, sesuai dengan kewajiban kitasemua, menegakan keadilan, kebenaran, kemerdekaan. Tidak ada yang ragu-ragu.Kami semua sedia juga, mengikuti jalan kamu, jika memang fitnah mereka itubenar, kami akan buktikan. Rekan rekan, adikadik saya sekalian. Saya sekarang sebagai yang tertua, dalam TNI yang tinggalbersama lainnya, akan meneruskan perjuangan kamu, membela kehormatan kamu. Menghadaplahsebagai pahlawan. Pahlawan dalam hati kami seluruh TNI. Sebagai pahlawan,menghadaplah kepada asal mula kita, yang menciptakan kita, ALLAH SWT. Karenaakhirnya Dia-lah Panglima Kita Yang Paling Tertinggi. Dia-lah yang menentukansegala sesuatu, juga atas diri kita semua. Tetapi dengan keimanan ini juga,kami semua yakin, bahwa yang benar akan tetap menang, dan yang tidak benar akantetap hancur. Fitnah, fitnahberkali kali. Fitnah, lebih jahat dari pembunuhan, fitnah lebih jahat daripembunuhan. Kita semua difitnah, dan saudara-saudara telah dibunuh. Kitadiperlakukan demikian. Tapi jangan kita, jangan kita dendam hati. Iman kepadaAllah SWT, iman kepada-Nya, mengukuhkan kita, karena Dia perintahkan. Kitasemua berkewajiban, untuk menegakan keadilan dan kebenaran.” Fitnah apa gerangan yang dialami oleh para pahlawanrevolusi? Menurut Letkol Untung, komandan gerakan 30 S, mereka adalah “antek– antek “ CIA, yang merupakan “local army friend” yang akan mengadakan coupd'état terhadap PBR Sukarno!Maka dari itu pak Nas mensitir “firman Allah” yangmenyatakan ,“ fitnah lebih jahat dari pembunuhan.” Saya ucapkan “salut” kepada radio Elshinta yang selalumenghadirkan topic – topic diskusi dalam rangka mencerdaskan anak bangsa. Sebagaimana kita ketahui, tujuan nasional dari NKRI adalah : 1. melindungi segenap bangsa Indonesia2. untuk memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan kehidupan bangsa3. ikut melaksanakan ketertiban dunia yangberdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial Sekali lagi “bravo” untuk Polri yang telah berhasilmengungkap sindikat Saracen, dan salutuntuk radio Elshinta yang pantang mundur dalam mencerdaskan anak bangsa.Wassalam,Jacky Mardono TjokrodiredjoPensiunan agt Polri | | Virus-free. www.avast.com | --