Re: [R@ntau-Net] Fitnah lebih jahat dari pembunuhan!

2017-08-28 Terurut Topik 'Jacky Mardono Tjokrodiredjo' via RantauNet
Terimakasih Bung Aryandi MM telah mencermati posting saya.
Pada waktu saya mendengar pidato pak Nas, jabatan saya adalah Kapolres Padang 
Pariyaman. Pada waktu itu usia saya 31 tahun.mengenai situasi Padang Pariyaman 
pada waktu itu silahkan pelajari sejarah Sumatera Barat setelah persitiwa PRRI. 
saya pribadi beranggapan bahwa epilog PRRI di Sumbar merupakan prolog 
terjadinya G30S/PKI di Sumbar. untuk ini mohon warga Rantaunet mengecek 
pernyataan saya tersebut diatas. 
Sehari sebelum pak Nas mengucapkan pidato, pada tgl. 4 Oktober 1965 di lubang 
buaya, Pangkostrad Soeharto mengucapkan pidato sbb:
“Pada hari ini tanggal 4 Oktober 1965. Kita bersama-sama dengan mata kepala 
masing-masingtelah menyaksiken suatu pembongkaran dari pada penanaman jenazah 
para jenderalkita, ada anem jenderal dengan satu perwira pertama dalam suatu 
lubang sumurlama. 
Sebagaimana saudara-saudara telah maklum bahwa jenderal-jenderal kita 
danperwira pertama kita ini telah menjadi korban dari pada tindakan-tindakan 
yang biadabdari petualang-petualang yang dinamakan Gerakan 30 September.

Kalau kita melihat tempat ini adalah di LubangBuaya. Daerah Lubang Buaya adalah 
termasuk dari daerah lapangan Halim. Dankalau saudara-saudara melihat pula, 
fakta bahwa deket pada sumur ini telahmenjadi pusat dari pada latihan sukwan 
dan sukwati yang dilakukan ataudilaksanakan oleh angkatan udara. Mereka melatih 
para anggota-anggota dari pemudarakyat dan gerwani. Suatu fakta, mungkin 
merekaitu latihan dalam rangka pertahanan di pangkalan. Akan etapi fakta 
menurut anggota gerwani yang dilatih di sini yang sekarang tertangkepdi Cirebon 
 adalah orang dari Jawa Tengah, jauhdari pada daerah tersebut.

Jadi kalau menurut fakta-fakta ini mungkin apa yangdiamanatkan oleh Bapak 
Presiden, Panglima Besar Revolusi yang sangat kita cintaibersama ini, 
bahwaangkatan udara tidak terlibet di dalam persoalan ini, mungkin ada 
benarnya, akantetapi tidak mungkin tidak ada hubungan dengan peristiwa ini dari 
padaoknum-oknum dari pada anggota angkatan udara.Oleh sebab itu saya sebagai 
warga dari pada anggota angkatan darat mengetok jiwa, perasaan dari pada 
patriot angkatan udara bilamanabenar-benar ada oknum-oknum yang terlibet dengan 
pembunuhan yang kejam daripada para jenderal kita yang tidak berdosa ini. Saya 
mengharepken agar supaya para patriot anggotaangkatan udara membersihkan juga 
dari pada anggota-anggota angkatan udara yang terlibetdalam petualangan ini.

Saya sangat berterima kasih bahwa akhirnya Tuhanmemberikan petunjuk yang 
terang, jelas pada kita sekalian bahwa setiap tindakanyang tidak jujur, setiap 
tindakan yang tidak baik pasti akan terbongkar dansaya berterima kasih pada 
satuan-satuan, khususnya dari resimen Parako dan jugaanggota-anggota dari KKO 
dan satuan-satuan lainnya serta rakyat yang telahmembantu menemukan bukti ini 
dan turut serta mengangkat jenazah ini sehinggajumlah dari pada kurban, 
seluruhnya dapat kita ketemuken. 

Sekianlah yang perlu saya jelasken kepadasaudara-saudara sekalian.Terima 
kasih”.https://www.youtube.com/watch?v=yY8sYjy0zNQ#action=share

Setelah tanggal 5 Oktober 1965 banyak laporan masuk bahwa tokoh-tokoh pki/ 
ormasnya banyak keluar kota meninggalkan kota Pariyaman, maupun kota kecamatan 
lainnya. bahkan kemudian terbukti diantara mereka ada yang terlibat dalam 
penyerangan terhadap 2 (dua) pos polisi, yakni pada tanggal 20 dan 22 Desember 
1965 mereka menyebut nama kelompoknya "Basuka" singkatan dari Barisan Soekarno. 
dari hasil pemeriksaan, mereka mengakui bahwa akan ada bantuan senjata dari RRC 
sebanyak 100.000 (seratus ribu)  pucuk senjata  untuk seluruh indonesia tapi 
ternyata berita itu bohong dan senjata yang mereka gunakan adalah sisa-sisa 
penumpasan PRRI, maupun buatan lokal. 
mulai saat itu tugas Polres yang saya pimpin adalah :1. Siang hari, mencegah 
perburuan liar warga masyarakat terhadap sisa-sisa G30S/PKI. 
2. Malam hari, mencegah tindakan perampokan/ balas dendam oleh sisa-sisa 
G30S/PKI.dari hasil penelitian seseorang, walaupun daerah Padang Pariyaman 
adalah merupakan basis kekuatan PKI pada waktu menghadapi PRRI, jumlah korban 
akibat perburuan dari sisa-sisa G30S/PKI jumlahnya sekitar 200 orang, dari 
jumlah penduduk pada waktu itu 500.000 (sekitar lima ratus ribu) orang. saya 
cukup lama bertugas di wilayah Sumbar yakni dari Bulan September 1964 sampai 
dengan Akhir Desember 1973.Kota-kota yang saya singgahi adalah Padang - Lubuk 
Sikaping - Pariyaman - Padang. Tentu saja kisah saya tersebut diatas, perlu di 
verifikasi oleh mereka yang berminat mendalami sejarah Sumatera Barat.Demikian 
untuk menjadikan maklum, 
Wassalam, 
Jacky Mardono (83)  


  From: Aryandi MM <aryandi...@gmail.com>
 To: rantaunet <rantaunet@googlegroups.com> 
 Sent: Monday, 28 August 2017, 7:56
 Subject: Re: [R@ntau-Net] Fitnah lebih jahat dari pembunuhan!
   
Trima kasih pak Jacky
Izin saya share atas tulisan ini tanpa editing sedikitpun.
Wassalammu'alaikum wr. wb
Aryan

Re: [R@ntau-Net] Fitnah lebih jahat dari pembunuhan!

2017-08-27 Terurut Topik Aryandi MM
Trima kasih pak Jacky

Izin saya share atas tulisan ini tanpa editing sedikitpun.

Wassalammu'alaikum wr. wb
Aryandi, Ciledug, Tangerang
*Tingkatkan Integritas Diri, Jalin Silahturrahim, Mari Bersinergi, Ayo
Jemput Rezeki, Bantu Anak Negeri*

Pada 26 Agustus 2017 10.36, 'Jacky Mardono Tjokrodiredjo' via RantauNet <
rantaunet@googlegroups.com> menulis:

>
>
>
> - Forwarded Message -
> *From:* Jacky Mardono Tjokrodiredjo 
> *To:* Jacky Mardono 
> *Sent:* Saturday, 26 August 2017, 10:20
> *Subject:* Fitnah lebih jahat dari pembunuhan!
>
> Yang terhormat redaksi radio Elshinta.
>
> Semalam, Jum’at tgl 25 agustus 2017, rupanya radio Elshinta masih
> melanjutkan diskusi tentang “sindikat saracen.”
> Komentar saya tentang diskusi semalam, sama dengan sms yang telah saya
> kirimkan kepada Bpk. Remon Fauzi sekretaris redaksi radio Elshinta. SMS
> lengkapnya sbb:
>
> *Yth bpk Remon Fauzi sekretaris redaksi radio ES.*
> *Melalui radio ES, saya ucapkan "beravo" untuk polri yang berhasil
> membongkar sindikat saracen.*
> *Kesimpulan saya, konsumen dari "bisnis" sindikat saracen adalah
> perorangan maupun golongan yang mempunyai prinsip "tujuan menghalalkan
> semua cara", kalau perlu dengan pitnah!*
> *Ada ayat dari kitab suci yang menyatakan "pitnah lebih jahat dari
> pembunuhan".*
> *Ayat inilah yang disitir oleh pak Nas, ketika pemakaman jenazah para
> Pahlawan Revolusi pada tanggal 5 oktober 1965.*
> *Untuk ini perlu kiranya kewaspadaan baik perorangan mau pun golongan
> dalam masyarakat agar tidak terjebak dalam filosofi bahwa tujuan
> menghalalkan semua cara.*
> *Sekali lagi bravo untuk Polri.”*
>
> Untuk melengkapi SMS tersebut, disini saya copy paste sambutan pak Nas
> pada tanggal 5 Oktober 1965:
>
> *Para prajurit sekalian,*
> *Kawan kawan sekalian,*
> *Terutama rekan rekan yang sekarang kami sedang lepaskan.*
>
> *Bissmillahirrahmanirrahiim...*
>
> *Hari ini hari angkatan bersenjata kita, hari yang selalu gemilang. tapi
> yang kali ini, hari yang dihinakan, oleh fitnahan, dihinakan oleh
> penghianatan, dihinakan oleh penganiayaan.Tetapi hari angkatan bersenjata
> kita, kita setiap prajurit tetap rayakan dalam hati sanubari kita, dengan
> tekad kita, dengan nama Allah yang maha kuasa, bahwa kita akan tetap
> menegakkan kejujuran, kebenaran, keadilan.*
>
> *Jendral Yani*
> *Jendral Suprapto,*
> *Jendral Hartono, Haryono,*
> *Jendral Parman,*
> *Jendral Panjaitan,*
> *Jendral Sutoyo,*
> *Letnan Tendean,*
>
> *Kamu semua mendahului kami, kami semua yang kamu tinggalkan punya
> kewajiban meneruskan perjuangan kita, meneruskan tugas angkatan bersenjata
> kita, meneruskan perjuangan TNI kita, meneruskan tugas yang suci.*
>
> *Kamu semua, tidak ada yang lebih tahu dari pada kami yang di sini,
> daripada saya sejak 20 tahun kita selalu bersama sama membela negara kita,
> perjuangan kemerdekaan kita, membela pemimpin besar kita, membela cita-cita
> rakyat kita.*
>
> *Saya tahu, kamu manusia, tentu ada kekurangan, kesalahan kita semua
> demikian, tapi saya tahu kamu semua, lewat 20 tahun penuh memberikan semua
> darma baktimu semua yang ada padamu untuk cita-cita yang tinggi itu. Dan
> karena itu, kamu, biarpun, hendak dicemarkan, hendak difitnah, bahwa kamu
> penghianat, justru disini kami semua, saksi yang hidup, kamu adalah telah
> berjuang, sesuai dengan kewajiban kita semua, menegakan keadilan,
> kebenaran, kemerdekaan. Tidak ada yang ragu-ragu. Kami semua sedia juga,
> mengikuti jalan kamu, jika memang fitnah mereka itu benar, kami akan
> buktikan.*
>
> *Rekan rekan, adik adik saya sekalian. Saya sekarang sebagai yang tertua,
> dalam TNI yang tinggal bersama lainnya, akan meneruskan perjuangan kamu,
> membela kehormatan kamu. *
>
> *Menghadaplah sebagai pahlawan. Pahlawan dalam hati kami seluruh TNI.
> Sebagai pahlawan, menghadaplah kepada asal mula kita, yang menciptakan
> kita, ALLAH SWT. Karena akhirnya Dia-lah Panglima Kita Yang Paling
> Tertinggi. Dia-lah yang menentukan segala sesuatu, juga atas diri kita
> semua. Tetapi dengan keimanan ini juga, kami semua yakin, bahwa yang benar
> akan tetap menang, dan yang tidak benar akan tetap hancur.*
>
> *Fitnah, fitnah berkali kali. Fitnah, lebih jahat dari pembunuhan, fitnah
> lebih jahat dari pembunuhan. Kita semua difitnah, dan saudara-saudara telah
> dibunuh. Kita diperlakukan demikian. Tapi jangan kita, jangan kita dendam
> hati. Iman kepada Allah SWT, iman kepada-Nya, mengukuhkan kita, karena Dia
> perintahkan. Kita semua berkewajiban, untuk menegakan keadilan dan
> kebenaran.”*
>
> Fitnah apa gerangan yang dialami oleh para pahlawan revolusi?
>
> Menurut Letkol Untung, komandan gerakan 30 S, mereka adalah “antek – antek
> “ CIA, yang merupakan “local army friend” yang akan mengadakan coup d'état
> terhadap PBR Sukarno!
> Maka dari itu pak Nas mensitir “firman Allah” yang menyatakan ,“ fitnah
> lebih jahat dari pembunuhan.”
> Saya ucapkan “salut” kepada radio Elshinta yang selalu menghadirkan topic
> – 

RE: [R@ntau-Net] Fitnah lebih jahat dari pembunuhan!

2017-08-27 Terurut Topik tasrilmoeis


Kelompok2 HOAX ini media sosial ini ada di semua pihak yang berseberang 
sekarang ini.Kalau mau fair dan bijaksana, semua harus diberantas dan jangan 
ada yang di anak emaskan oleh pemerintah.
Tan Ameh


Sent from my Samsung device

 Original message 
From: "Akhir, Zainul (zainula)" <zain...@chevron.com> 
Date: 8/28/17  07:35  (GMT+07:00) 
To: rantaunet@googlegroups.com 
Subject: RE: [R@ntau-Net] Fitnah lebih jahat dari pembunuhan! 



Terima kasih share infonya Pak Jacky.
Saya melihat ini suatu tindakan nyata yang tepat sasaran kalua tidak Negara 
kita akan tambah hancur diperalat orang 2 yang tidak bertangguang jawab 
mengutamakan
 kepentingan pribadi/golongan dari pada kepentingan orang banyak / Negara 
Karena tergiur dengan uang/jabatan/pangkat sehingga segala cara dilakukan .
Kebablasan mengeluarkan pendapat/menghujat/fitnah/adu domba sudah menjadi hal 
yang biasa sehingga kita disibukkan untuk 
menyelesaikan/mendamaikan/mengadili/mengahkimi
 sehingga terabaikan memikirkan yang positif dan karya untuk kemajuan anak 
Bangsa dllnya.
 
Semoga dunia qibah ini habis di NKRI ini dan be positif thinking …
Bravo buat POLRI….
 
 
Salam,
Zainul Akhir Tanjung.54 th+ , PKU-Riau
 


From: 'Jacky Mardono Tjokrodiredjo' via RantauNet 
[mailto:rantaunet@googlegroups.com]


Sent: Saturday, August 26, 2017 10:36 AM

To: TNI Redaksi Elshinta <reda...@elshinta.com>

Cc: Jacky Mardono <jackymard...@yahoo.com>

Subject: [**EXTERNAL**] [R@ntau-Net] Fitnah lebih jahat dari pembunuhan!


 


 







- Forwarded Message -

From: Jacky Mardono Tjokrodiredjo <jackymard...@yahoo.com>

To: Jacky Mardono <jackymard...@yahoo.com> 

Sent: Saturday, 26 August 2017, 10:20

Subject: Fitnah lebih jahat dari pembunuhan!


 




Yang terhormat redaksi radio Elshinta.


 


Semalam, Jum’at tgl 25 agustus 2017, rupanya radio Elshinta masih melanjutkan 
diskusi tentang “sindikat saracen.” 



Komentar saya tentang diskusi semalam, sama dengan sms yang telah saya kirimkan 
kepada Bpk. Remon Fauzi sekretaris redaksi radio Elshinta. SMS lengkapnya
 sbb:


 


Yth bpk Remon Fauzi sekretaris redaksi radio ES.


Melalui radio ES, saya ucapkan "beravo" untuk polri yang berhasil membongkar 
sindikat saracen.


Kesimpulan saya, konsumen dari "bisnis" sindikat saracen adalah perorangan 
maupun golongan yang mempunyai prinsip "tujuan menghalalkan semua cara",
 kalau perlu dengan pitnah!


Ada ayat dari kitab suci yang menyatakan "pitnah lebih jahat dari pembunuhan".


Ayat inilah yang disitir oleh pak Nas, ketika pemakaman jenazah para Pahlawan 
Revolusi pada tanggal 5 oktober 1965.


Untuk ini perlu kiranya kewaspadaan baik perorangan mau pun golongan dalam 
masyarakat agar tidak terjebak dalam filosofi bahwa tujuan menghalalkan
 semua cara.


Sekali lagi bravo untuk Polri.”


 


Untuk melengkapi SMS tersebut, disini saya copy paste sambutan pak Nas pada 
tanggal 5 Oktober 1965:


 


Para prajurit sekalian,


Kawan kawan sekalian,


Terutama rekan rekan yang sekarang kami sedang lepaskan.


 


Bissmillahirrahmanirrahiim...


 


Hari ini hari angkatan bersenjata kita, hari yang selalu gemilang. tapi yang 
kali ini, hari yang dihinakan, oleh fitnahan, dihinakan oleh penghianatan,
 dihinakan oleh penganiayaan.Tetapi hari angkatan bersenjata kita, kita setiap 
prajurit tetap rayakan dalam hati sanubari kita, dengan tekad kita, dengan nama 
Allah yang maha kuasa, bahwa kita akan tetap menegakkan kejujuran, kebenaran, 
keadilan.


 


Jendral Yani


Jendral Suprapto,


Jendral Hartono, Haryono,


Jendral Parman,


Jendral Panjaitan,


Jendral Sutoyo,


Letnan Tendean,


 


Kamu semua mendahului kami, kami semua yang kamu tinggalkan punya kewajiban 
meneruskan perjuangan kita, meneruskan tugas angkatan bersenjata kita,
 meneruskan perjuangan TNI kita, meneruskan tugas yang suci.


 


Kamu semua, tidak ada yang lebih tahu dari pada kami yang di sini, daripada 
saya sejak 20 tahun kita selalu bersama sama membela negara kita, perjuangan
 kemerdekaan kita, membela pemimpin besar kita, membela cita-cita rakyat kita.


 


Saya tahu, kamu manusia, tentu ada kekurangan, kesalahan kita semua demikian, 
tapi saya tahu kamu semua, lewat 20 tahun penuh memberikan semua darma
 baktimu semua yang ada padamu untuk cita-cita yang tinggi itu. Dan karena itu, 
kamu, biarpun, hendak dicemarkan, hendak difitnah, bahwa kamu penghianat, 
justru disini kami semua, saksi yang hidup, kamu adalah telah berjuang, sesuai 
dengan kewajiban kita semua,
 menegakan keadilan, kebenaran, kemerdekaan. Tidak ada yang ragu-ragu. Kami 
semua sedia juga, mengikuti jalan kamu, jika memang fitnah mereka itu benar, 
kami akan buktikan.


 


Rekan rekan, adik adik saya sekalian. Saya sekarang sebagai yang tertua, dalam 
TNI yang tinggal bersama lainnya, akan meneruskan perjuangan kamu,
 membela kehormatan kamu. 


 


Menghadaplah sebagai pahlawan. Pahlawan dalam hati kami seluruh T

RE: [R@ntau-Net] Fitnah lebih jahat dari pembunuhan!

2017-08-27 Terurut Topik Akhir, Zainul (zainula)
Terima kasih share infonya Pak Jacky.
Saya melihat ini suatu tindakan nyata yang tepat sasaran kalua tidak Negara 
kita akan tambah hancur diperalat orang 2 yang tidak bertangguang jawab 
mengutamakan kepentingan pribadi/golongan dari pada kepentingan orang banyak / 
Negara Karena tergiur dengan uang/jabatan/pangkat sehingga segala cara 
dilakukan .
Kebablasan mengeluarkan pendapat/menghujat/fitnah/adu domba sudah menjadi hal 
yang biasa sehingga kita disibukkan untuk 
menyelesaikan/mendamaikan/mengadili/mengahkimi sehingga terabaikan memikirkan 
yang positif dan karya untuk kemajuan anak Bangsa dllnya.

Semoga dunia qibah ini habis di NKRI ini dan be positif thinking …
Bravo buat POLRI….


Salam,
Zainul Akhir Tanjung.54 th+ , PKU-Riau

From: 'Jacky Mardono Tjokrodiredjo' via RantauNet 
[mailto:rantaunet@googlegroups.com]
Sent: Saturday, August 26, 2017 10:36 AM
To: TNI Redaksi Elshinta <reda...@elshinta.com>
Cc: Jacky Mardono <jackymard...@yahoo.com>
Subject: [**EXTERNAL**] [R@ntau-Net] Fitnah lebih jahat dari pembunuhan!



- Forwarded Message -
From: Jacky Mardono Tjokrodiredjo <jackymard...@yahoo.com>
To: Jacky Mardono <jackymard...@yahoo.com>
Sent: Saturday, 26 August 2017, 10:20
Subject: Fitnah lebih jahat dari pembunuhan!

Yang terhormat redaksi radio Elshinta.

Semalam, Jum’at tgl 25 agustus 2017, rupanya radio Elshinta masih melanjutkan 
diskusi tentang “sindikat saracen.”
Komentar saya tentang diskusi semalam, sama dengan sms yang telah saya kirimkan 
kepada Bpk. Remon Fauzi sekretaris redaksi radio Elshinta. SMS lengkapnya sbb:

Yth bpk Remon Fauzi sekretaris redaksi radio ES.
Melalui radio ES, saya ucapkan "beravo" untuk polri yang berhasil membongkar 
sindikat saracen.
Kesimpulan saya, konsumen dari "bisnis" sindikat saracen adalah perorangan 
maupun golongan yang mempunyai prinsip "tujuan menghalalkan semua cara", kalau 
perlu dengan pitnah!
Ada ayat dari kitab suci yang menyatakan "pitnah lebih jahat dari pembunuhan".
Ayat inilah yang disitir oleh pak Nas, ketika pemakaman jenazah para Pahlawan 
Revolusi pada tanggal 5 oktober 1965.
Untuk ini perlu kiranya kewaspadaan baik perorangan mau pun golongan dalam 
masyarakat agar tidak terjebak dalam filosofi bahwa tujuan menghalalkan semua 
cara.
Sekali lagi bravo untuk Polri.”

Untuk melengkapi SMS tersebut, disini saya copy paste sambutan pak Nas pada 
tanggal 5 Oktober 1965:

Para prajurit sekalian,
Kawan kawan sekalian,
Terutama rekan rekan yang sekarang kami sedang lepaskan.

Bissmillahirrahmanirrahiim...

Hari ini hari angkatan bersenjata kita, hari yang selalu gemilang. tapi yang 
kali ini, hari yang dihinakan, oleh fitnahan, dihinakan oleh penghianatan, 
dihinakan oleh penganiayaan.Tetapi hari angkatan bersenjata kita, kita setiap 
prajurit tetap rayakan dalam hati sanubari kita, dengan tekad kita, dengan nama 
Allah yang maha kuasa, bahwa kita akan tetap menegakkan kejujuran, kebenaran, 
keadilan.

Jendral Yani
Jendral Suprapto,
Jendral Hartono, Haryono,
Jendral Parman,
Jendral Panjaitan,
Jendral Sutoyo,
Letnan Tendean,

Kamu semua mendahului kami, kami semua yang kamu tinggalkan punya kewajiban 
meneruskan perjuangan kita, meneruskan tugas angkatan bersenjata kita, 
meneruskan perjuangan TNI kita, meneruskan tugas yang suci.

Kamu semua, tidak ada yang lebih tahu dari pada kami yang di sini, daripada 
saya sejak 20 tahun kita selalu bersama sama membela negara kita, perjuangan 
kemerdekaan kita, membela pemimpin besar kita, membela cita-cita rakyat kita.

Saya tahu, kamu manusia, tentu ada kekurangan, kesalahan kita semua demikian, 
tapi saya tahu kamu semua, lewat 20 tahun penuh memberikan semua darma baktimu 
semua yang ada padamu untuk cita-cita yang tinggi itu. Dan karena itu, kamu, 
biarpun, hendak dicemarkan, hendak difitnah, bahwa kamu penghianat, justru 
disini kami semua, saksi yang hidup, kamu adalah telah berjuang, sesuai dengan 
kewajiban kita semua, menegakan keadilan, kebenaran, kemerdekaan. Tidak ada 
yang ragu-ragu. Kami semua sedia juga, mengikuti jalan kamu, jika memang fitnah 
mereka itu benar, kami akan buktikan.

Rekan rekan, adik adik saya sekalian. Saya sekarang sebagai yang tertua, dalam 
TNI yang tinggal bersama lainnya, akan meneruskan perjuangan kamu, membela 
kehormatan kamu.

Menghadaplah sebagai pahlawan. Pahlawan dalam hati kami seluruh TNI. Sebagai 
pahlawan, menghadaplah kepada asal mula kita, yang menciptakan kita, ALLAH SWT. 
Karena akhirnya Dia-lah Panglima Kita Yang Paling Tertinggi. Dia-lah yang 
menentukan segala sesuatu, juga atas diri kita semua. Tetapi dengan keimanan 
ini juga, kami semua yakin, bahwa yang benar akan tetap menang, dan yang tidak 
benar akan tetap hancur.

Fitnah, fitnah berkali kali. Fitnah, lebih jahat dari pembunuhan, fitnah lebih 
jahat dari pembunuhan. Kita semua difitnah, dan saudara-saudara telah dibunuh. 
Kita diperlakukan demikian. Tapi jangan kita, jangan kita dendam hati. Iman 
kepada Allah SWT, 

[R@ntau-Net] Fitnah lebih jahat dari pembunuhan!

2017-08-25 Terurut Topik 'Jacky Mardono Tjokrodiredjo' via RantauNet


 
- Forwarded Message -
 From: Jacky Mardono Tjokrodiredjo 
 To: Jacky Mardono  
 Sent: Saturday, 26 August 2017, 10:20
 Subject: Fitnah lebih jahat dari pembunuhan!
   
Yang terhormat redaksi radio Elshinta.
Semalam, Jum’at tgl 25 agustus 2017, rupanya radio Elshintamasih melanjutkan 
diskusi tentang “sindikat saracen.”  Komentar saya tentang diskusi semalam, 
sama dengan sms yangtelah saya kirimkan kepada Bpk. Remon Fauzi sekretaris 
redaksi radio Elshinta. SMSlengkapnya sbb:
Yth bpk Remon Fauzi sekretaris redaksi radio ES.Melalui radio ES, saya ucapkan 
"beravo"untuk polri yang berhasil membongkar sindikat saracen.Kesimpulan saya, 
konsumen dari "bisnis" sindikatsaracen adalah perorangan maupun golongan yang 
mempunyai prinsip "tujuanmenghalalkan semua cara", kalau perlu dengan 
pitnah!Ada ayat dari kitab suci yang menyatakan "pitnahlebih jahat dari 
pembunuhan".Ayat inilah yang disitir oleh pak Nas, ketikapemakaman jenazah para 
Pahlawan Revolusi pada tanggal 5 oktober 1965.Untuk ini perlu kiranya 
kewaspadaan baik peroranganmau pun golongan dalam masyarakat agar tidak 
terjebak dalam filosofi bahwatujuan menghalalkan semua cara.Sekali lagi bravo 
untuk Polri.” Untuk melengkapi SMS tersebut, disini saya copy pastesambutan pak 
Nas pada tanggal 5 Oktober 1965:  Para prajuritsekalian,Kawan 
kawansekalian,Terutama rekanrekan yang sekarang kami sedang lepaskan. 
Bissmillahirrahmanirrahiim... Hari ini hariangkatan bersenjata kita, hari yang 
selalu gemilang. tapi yang kali ini, hariyang dihinakan, oleh fitnahan, 
dihinakan oleh penghianatan, dihinakan olehpenganiayaan.Tetapi hari angkatan 
bersenjata kita, kita setiap prajurit tetaprayakan dalam hati sanubari kita, 
dengan tekad kita, dengan nama Allah yangmaha kuasa, bahwa kita akan tetap 
menegakkan kejujuran, kebenaran, keadilan. Jendral YaniJendral Suprapto,Jendral 
Hartono,Haryono,Jendral Parman,Jendral Panjaitan,Jendral Sutoyo,Letnan Tendean, 
Kamu semuamendahului kami, kami semua yang kamu tinggalkan punya kewajiban 
meneruskanperjuangan kita, meneruskan tugas angkatan bersenjata kita, 
meneruskanperjuangan TNI kita, meneruskan tugas yang suci. Kamu semua, tidakada 
yang lebih tahu dari pada kami yang di sini, daripada saya sejak 20 tahunkita 
selalu bersama sama membela negara kita, perjuangan kemerdekaan kita,membela 
pemimpin besar kita, membela cita-cita rakyat kita. Saya tahu, kamumanusia, 
tentu ada kekurangan, kesalahan kita semua demikian, tapi saya tahukamu semua, 
lewat 20 tahun penuh memberikan semua darma baktimu semua yang adapadamu untuk 
cita-cita yang tinggi itu. Dan karena itu, kamu, biarpun, hendakdicemarkan, 
hendak difitnah, bahwa kamu penghianat, justru disini kami semua,saksi yang 
hidup, kamu adalah telah berjuang, sesuai dengan kewajiban kitasemua, menegakan 
keadilan, kebenaran, kemerdekaan. Tidak ada yang ragu-ragu.Kami semua sedia 
juga, mengikuti jalan kamu, jika memang fitnah mereka itubenar, kami akan 
buktikan. Rekan rekan, adikadik saya sekalian. Saya sekarang sebagai yang 
tertua, dalam TNI yang tinggalbersama lainnya, akan meneruskan perjuangan kamu, 
membela kehormatan kamu.  Menghadaplahsebagai pahlawan. Pahlawan dalam hati 
kami seluruh TNI. Sebagai pahlawan,menghadaplah kepada asal mula kita, yang 
menciptakan kita, ALLAH SWT. Karenaakhirnya Dia-lah Panglima Kita Yang Paling 
Tertinggi. Dia-lah yang menentukansegala sesuatu, juga atas diri kita semua. 
Tetapi dengan keimanan ini juga,kami semua yakin, bahwa yang benar akan tetap 
menang, dan yang tidak benar akantetap hancur. Fitnah, fitnahberkali kali. 
Fitnah, lebih jahat dari pembunuhan, fitnah lebih jahat daripembunuhan. Kita 
semua difitnah, dan saudara-saudara telah dibunuh. Kitadiperlakukan demikian. 
Tapi jangan kita, jangan kita dendam hati. Iman kepadaAllah SWT, iman 
kepada-Nya, mengukuhkan kita, karena Dia perintahkan. Kitasemua berkewajiban, 
untuk menegakan keadilan dan kebenaran.” Fitnah apa gerangan yang dialami oleh 
para pahlawanrevolusi?   Menurut Letkol Untung, komandan gerakan 30 S, mereka 
adalah “antek– antek “ CIA, yang merupakan “local army friend” yang akan 
mengadakan coupd'état terhadap PBR Sukarno!Maka dari itu pak Nas mensitir 
“firman Allah” yangmenyatakan ,“ fitnah lebih jahat dari pembunuhan.” Saya 
ucapkan “salut” kepada radio Elshinta yang selalumenghadirkan topic – topic 
diskusi dalam rangka mencerdaskan anak bangsa.  Sebagaimana kita ketahui, 
tujuan nasional dari NKRI adalah :
1.   melindungi segenap bangsa Indonesia2.   untuk memajukan 
kesejahteraan umum,mencerdaskan kehidupan bangsa3.   ikut melaksanakan 
ketertiban dunia yangberdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan 
sosial
Sekali lagi “bravo” untuk Polri yang telah berhasilmengungkap sindikat Saracen, 
dan  salutuntuk radio Elshinta yang pantang mundur dalam mencerdaskan anak 
bangsa.Wassalam,Jacky Mardono TjokrodiredjoPensiunan agt Polri

|  | Virus-free. www.avast.com  |



   

--