[R@ntau-Net] Lihat profil LinkedIn ini

2014-03-14 Thread Zulharbi Salim

Assalamu'alaikum ww.Sanak Palanta nah.Perlu jadi perhatian kita bersama!
Terima kasih sanak Afriadi Sanusi di UM.
HZS 70+
Share..
Mungkin Anda bisa menemukan sesuatu yang menarik di profil LinkedIn ini:

Afriadi Sanusi
Student at Universiti Malaya
http://www.linkedin.com/pub/afriadi-sanusi/87/8/372

Sabtu 15 Maret 2014 / 13 Jumadilawal 1435  
Jangan Pilih Pemimpin Karbitan
Rabu, 26/02/2014 16:52:59

Afriadi Sanusi
Peneliti di Jabatan Sains Politik Islam, Universiti Malaya, Kuala Lumpur, 
Malaysia

Sebagai sebuah negara agraris, falsafah alam tentang kepemimpinan tidak boleh 
diabaikan begitu saja. Kita harus memilih seorang pemimpin besar, bukan 
pemimpin yang dibesarkan.

Pemimpin besar itu seperti buah kuini yang matang dan jatuh ke bumi karena 
ditiup angin sepoi-sepoi basah, baunya harum dan wangi yang memikat semua 
makhluk untuk datang ketempatnya. Rupanya cantik yang membuat orang suka 
padanya. Rasanya enak, sedap dan lazat yang susah dikalimatkan dengan kata-kata 
sang pujangga. Sehingga menjilat jari, yang membuat kita merasa ingin, ingin 
dan ingin lagi. 

Pemimpin besar seperti pokok kelapa yang tinggi menjulang. Uratnya untuk obat, 
batangnya digunakan untuk papan dan jembatan, lidinya digunakan untuk membuat 
sapu, daunnya untuk membuat ketupat, dahan, sabut dan tempurungnya untuk kayu 
api, santannya untuk memasak, minyaknya untuk menggoreng.

Pemimpin yang dibesarkan seperti buah kuini muda yang jatuh karena dilempar 
anak-anak nakal, dipanjat atau dijolok dengan galah yang panjang lalu diperam 
berhari-hari lamanya. Walaupun masak orang tetap menamakannya masak busuk, tak 
wangi dan harum, rupanya berkerut dan tidak cantik, rasanya masam yang membuat 
orang `trauma` dan tobat untuk tidak akan memakannya lagi. 

Pemimpin yang dibesarkan seperti benalu yang hidup menompang di atas orang 
lain, menompang nama besar, kehebatan, keagungan, kekayaan, populeritas orang 
lain dan membawa-bawa nama institusi karena diri sendiri sebenarnya hampa tak 
berisi.

Pemimpin besar adalah orang yang besar dengan sendirinya. Terbukti memiliki bau 
yang wangi, rupa yang cantik dan rasa yang enak. Pemimpin yang besar adalah 
seorang yang cerdas yang dapat dilihat dari tulisan-tulisannya selama ini. 
Seorang yang merakyat, memiliki karya nyata untuk bangsa dan negara. Seorang 
yang terbukti sukses dalam akademik, karier, keluarga, agama, moral, kejujuran, 
keadilan, penyayang. 

Pemimpin yang besar adalah orang yang terkenal secara natural alami dan media 
akan datang menyiarkan karena kepribadiannya yang unggul dan amal soleh yang 
sering dia lakukan. Pemimpin yang besar adalah seperti bibit unggul yang 
apabila jatuh ke bumi akan menjadi benih dan akhirnya tumbuh berkembang menjadi 
pokok yang rindang dan menaungi. Dicampakkan ke darat menjadi gunung dan 
dibuang ke laut menjadi pulau. Ibarat pokok paku yang apabila dikutip hari ini 
besok pagi akan muncul lagi, ibarat batang ubi yang bisa hidup dibuang ke 
mana-mana. Pemimpin besar berpijak di alam nyata, membuat kreatifitas, menjadi 
diri sendiri dan teruji.

Saya melihat beberapa calon presiden dari partai Islam memiliki karakter 
sebagai pemimpin besar itu. Walaupun mereka tidak se wara` Abu Musa 
al-`Asy`ariy, namun mereka secerdas dan setegas Khalid bin Walid dan Umar bin 
Abdul Aziz. Namun tentu saja harus seorang saja di antara mereka yang dinaikkan 
agar suara orang Islam tidak terbagi atau terpecah.

Pemimpin yang dibesarkan adalah seorang yang melakukan apa saja untuk mencapai 
tujuannya. Dia dibesarkan oleh iklan-iklan yang dia bayar untuk tv, radio, 
surat khabar dan berbagai media lainnya. Ibarat balon-balon mereka besar karena 
ditiup angin pencitraan dan sampai batas tertentu akan meletus dan mengeluarkan 
bunyi dan bau yang tidak enak. Mereka dibesarkan oleh nama-nama nenek moyang 
mereka seperti; aku adalah anak, cucu, cicit wali, presiden, raja, pahlawan, 
sultan eyang prabu marang kepunden marang keteper. Mereka dibesarkan oleh media 
dengan membuat dan mengatakan perkara-perkara yang aneh dengan tujuan khalif 
tu`raf (berbeda untuk terkenal). Mereka membayar media dengan jumlah yang 
sangat mahal agar bisa terkenal. Pemimpin yang dibesarkan adalah mereka-mereka 
yang mendapat nama besar bukan karena kemampuan diri pribadinya yang unggul, 
tetapi karena mereka di unggulkan atau mengunggulkan orang lain.

Pemimpin yang dibesarkan itu akan baik dikala mau pemilu saja lalu membagikan 
uang yang ada stempel dirinya, pura-pura baik bagaikan malaikat, blusukan, 
pencitraan dengan makssud ada udang dibalik batu. Pemimpin yang dibesarkan itu 
adalah pemimpin yang manja, cengeng, anak mami, suka melakukan pembohongan, 
pencitraan, pengalihan isu, anti kritik serta suka menyalahgunakan kekuasaan.

Pemimpin yang dibesarkan seperti buah yang masak dikarbit, dan buah masak busuk 
yang jatuh waktu muda, jangankan manusia, tupai dan kera pun enggan memakan. 
Hanya ulat yang datang mendekat, itupun karena menghalang jalan mereka 
sehari-hari. Pemimpin ya

Re: [R@ntau-Net] Lihat profil LinkedIn ini

2014-03-15 Thread Haswin Darwis
saudara Afriadi sanusi

peminpin benar2 impirasi rakyat banyak tapi sayang sekali karena cara
pemilihan rakyat masih cara tradisi lagi karena mereka melihat peminpin
bukan kepintaran dan kebijakan tapi isme kesukuan

siapa kesukuan nyg paling ramai itulah akan menjadi peminpin ditambah pula
dengan pencitraan oleh kolongmerat walau dia belum layak jadi peminpin,jadi
peminpin mutiara timur,berlian barat akan tetap tersimpan dalam lemari
kaca..kita belum demokrasi lagi

sama juga seperti bencana kalau daerah jjj bencana jadi bencana
nasional..daerah  dan  bencana jadilah bencana daerah

HD St Barbanso
KL


2014-03-15 9:38 GMT+08:00 Zulharbi Salim :

> Assalamu'alaikum ww.Sanak Palanta nah.Perlu jadi perhatian kita bersama!
> Terima kasih sanak Afriadi Sanusi di UM.
> HZS 70+
> Share..
> Mungkin Anda bisa menemukan sesuatu yang menarik di profil LinkedIn ini:
>
> Afriadi Sanusi
> Student at Universiti Malaya
> http://www.linkedin.com/pub/afriadi-sanusi/87/8/372
>
> Sabtu 15 Maret 2014 / 13 Jumadilawal 1435
> Jangan Pilih Pemimpin Karbitan
> Rabu, 26/02/2014 16:52:59
>
> Afriadi Sanusi
> Peneliti di Jabatan Sains Politik Islam, Universiti Malaya, Kuala Lumpur,
> Malaysia
>
> Sebagai sebuah negara agraris, falsafah alam tentang kepemimpinan tidak
> boleh diabaikan begitu saja. Kita harus memilih seorang pemimpin besar,
> bukan pemimpin yang dibesarkan.
>
> Pemimpin besar itu seperti buah kuini yang matang dan jatuh ke bumi karena
> ditiup angin sepoi-sepoi basah, baunya harum dan wangi yang memikat semua
> makhluk untuk datang ketempatnya. Rupanya cantik yang membuat orang suka
> padanya. Rasanya enak, sedap dan lazat yang susah dikalimatkan dengan
> kata-kata sang pujangga. Sehingga menjilat jari, yang membuat kita merasa
> ingin, ingin dan ingin lagi.
>
> Pemimpin besar seperti pokok kelapa yang tinggi menjulang. Uratnya untuk
> obat, batangnya digunakan untuk papan dan jembatan, lidinya digunakan untuk
> membuat sapu, daunnya untuk membuat ketupat, dahan, sabut dan tempurungnya
> untuk kayu api, santannya untuk memasak, minyaknya untuk menggoreng.
>
> Pemimpin yang dibesarkan seperti buah kuini muda yang jatuh karena
> dilempar anak-anak nakal, dipanjat atau dijolok dengan galah yang panjang
> lalu diperam berhari-hari lamanya. Walaupun masak orang tetap menamakannya
> masak busuk, tak wangi dan harum, rupanya berkerut dan tidak cantik,
> rasanya masam yang membuat orang `trauma` dan tobat untuk tidak akan
> memakannya lagi.
>
> Pemimpin yang dibesarkan seperti benalu yang hidup menompang di atas orang
> lain, menompang nama besar, kehebatan, keagungan, kekayaan, populeritas
> orang lain dan membawa-bawa nama institusi karena diri sendiri sebenarnya
> hampa tak berisi.
>
> Pemimpin besar adalah orang yang besar dengan sendirinya. Terbukti
> memiliki bau yang wangi, rupa yang cantik dan rasa yang enak. Pemimpin yang
> besar adalah seorang yang cerdas yang dapat dilihat dari tulisan-tulisannya
> selama ini. Seorang yang merakyat, memiliki karya nyata untuk bangsa dan
> negara. Seorang yang terbukti sukses dalam akademik, karier, keluarga,
> agama, moral, kejujuran, keadilan, penyayang.
>
> Pemimpin yang besar adalah orang yang terkenal secara natural alami dan
> media akan datang menyiarkan karena kepribadiannya yang unggul dan amal
> soleh yang sering dia lakukan. Pemimpin yang besar adalah seperti bibit
> unggul yang apabila jatuh ke bumi akan menjadi benih dan akhirnya tumbuh
> berkembang menjadi pokok yang rindang dan menaungi. Dicampakkan ke darat
> menjadi gunung dan dibuang ke laut menjadi pulau. Ibarat pokok paku yang
> apabila dikutip hari ini besok pagi akan muncul lagi, ibarat batang ubi
> yang bisa hidup dibuang ke mana-mana. Pemimpin besar berpijak di alam
> nyata, membuat kreatifitas, menjadi diri sendiri dan teruji.
>
> Saya melihat beberapa calon presiden dari partai Islam memiliki karakter
> sebagai pemimpin besar itu. Walaupun mereka tidak se wara` Abu Musa
> al-`Asy`ariy, namun mereka secerdas dan setegas Khalid bin Walid dan Umar
> bin Abdul Aziz. Namun tentu saja harus seorang saja di antara mereka yang
> dinaikkan agar suara orang Islam tidak terbagi atau terpecah.
>
> Pemimpin yang dibesarkan adalah seorang yang melakukan apa saja untuk
> mencapai tujuannya. Dia dibesarkan oleh iklan-iklan yang dia bayar untuk
> tv, radio, surat khabar dan berbagai media lainnya. Ibarat balon-balon
> mereka besar karena ditiup angin pencitraan dan sampai batas tertentu akan
> meletus dan mengeluarkan bunyi dan bau yang tidak enak. Mereka dibesarkan
> oleh nama-nama nenek moyang mereka seperti; aku adalah anak, cucu, cicit
> wali, presiden, raja, pahlawan, sultan eyang prabu marang kepunden marang
> keteper. Mereka dibesarkan oleh media dengan membuat dan mengatakan
> perkara-perkara yang aneh dengan tujuan khalif tu`raf (berbeda untuk
> terkenal). Mereka membayar media dengan jumlah yang sangat mahal agar bisa
> terkenal. Pemimpin yang dibesarkan adalah mereka-mereka yang mendapat nama
> b