Saya teruskan surat dari seorang ibu rumah tangga,yang ditujukan kepada Anggun 
C Sasmi.Sebagai mana kita ketahui,Anggun C Sasmi telah membuat surat terbuka 
kepada Presiden JW,agar hukuman mati kepada pengedar narkoba dihentikan.
Hukuman mati telah menimbulkan pro dan kontra,yang merupakan tanggung jawab 
pribadi masing2,kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Selamat membaca.
Wassalam, 
Jacky Mardono (80+).
===============================================================================================
Surat Terbuka Anggun untuk Jokowi Dibalas Eks Istri Pemakai Narkoba
Anindya Legia Putri - 30 April 2015 13:22 wibMetrotvnews.com, Jakarta: Beberapa 
hari lalu, Anggun C Sasmi menulis surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo 
(Jokowi) untuk menyampaikan keberatan terhadap eksekusi mati terpidana narkoba 
(baca di sini).

Tak disangka, surat terbuka penyanyi yang kini menetap di Prancis itu menuai 
tanggapan publik. Tak sedikit yang menyayangkan sikap Anggun. Salah  satu yang 
mengkritisi surat terbuka penembang Snow on the Sahara itu adalah seorang ibu 
rumah tangga yang juga mantan istri pemakai narkoba, bernama Ephie Craze.

Melalui Facebook, Ephie menyampaikan surat terbuka balasan untuk Anggun pada 27 
April. Hingga berita ini diturunkan, postingan Ephie itu mendapatkan dukungan 
1.043 tanda like, dengan 139 komentar.

Berikut surat terbuka untuk Anggun dari Ephie Craze, yang 
dikutipMetrotvnews.com.

Surat terbuka untuk mbak Anggun C Sasmi (penulis surat untuk kebebasan gembong 
narkoba Prancis).

Saya hanyalah ibu rumah tangga biasa, mbak. Yang hanya menyimak berita di layar 
kaca dan layar hp saya. Sampai pada hari ini, anak saya mengomentari 
keikutsertaan mbak mendemo pemerintah Indonesia yang memutuskan hukuman mati 
warga negara Prancis yang menjadi pengedar narkoba di Indonesia. Anak saya 
berkata, "Orang salah kok dibela?", ini yang membuat saya pilu.

Oleh sebab itu, saya menulis surat terbuka ini untuk mbak renungkan. Apakah 
mbak tahu apa saja akibat buruk narkoba? Saya rasa sebagai wanita cerdas yang 
sudah melanglang buana pasti mbak tahu akan hal itu. Tapi apakah mbak tahu 
akibatnya bagi orang-orang terdekat yang mencintai orang-orang yang terlibat 
dengan narkoba? Saya rasa mbak tak memahami hal itu.

Saya adalah mantan istri dari seorang pecandu narkoba. Saya seorang ibu dari 
dua anak. Apakah mbak tahu rasanya saat menangis memohon kepada suami mbak 
untuk berhenti mengonsumsi narkoba? Saya ketakutan mbak! Anak saya masih kecil 
waktu itu, 5,5 tahun dan bayi 4 bulan.

Apakah mbak tahu rasanya saat saya dicemooh orang saat suami yang seorang 
aparat negara dijebloskan ke sel tahanan karena kasus narkoba dan kehilangan 
pekerjaan selama 15 tahun dijalaninya? Saya rasa mbak tidak tahu.

Apakah mbak tahu rasanya setiap hari besuk ke penjara atau menghadiri 
persidangan yang menguras emosi dengan menggandeng balita dan menggendong bayi 
di tengah tatapan iba, dan bahkan mengejek orang-orang sekitar? Saya rasa mbak 
tidak tahu itu.

Apakah mbak pernah menghitung berapa biaya yang saya habiskan setiap hari untuk 
membeli 4 pak rokok untuk para petugas dan napi jaga saat saya membesuk suami? 
Apa mbak bisa menghitung berapa biaya mengirim makanan dan uang transportasi ke 
penjara setiap hari bagi masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah seperti 
kami?

Apa mbak tahu sedihnya saya saat bayi saya terkena tifus di rumah sakit, 
sementara suami saya di penjara? Apa mbak tahu berapa biaya rumah sakit yang 
saya keluarkan setiap kali suami OD (over dosis)? Apa mbak tahu rasanya dijauhi 
sanak famili karena saya mempertahankan suami saya?

Apa mbak tahu perasaan anak-anak saya saat mereka melihat suami menghajar saya 
di depan mereka? Apa mbak tahu rasanya saat suami memandang istrinya bagai 
musuh dan selalu mengancam membunuh?

Apa mbak tahu rasanya kehilangan rumah, kendaraan, properti yang saya tabung 
dari kerja keras, bahkan sejak sebelum saya menikah? Apakah mbak tahu rasanya 
saat suami berpesta pora narkoba sana sini tanpa peduli tak ada makanan untuk 
anak istrinya di rumah?

Apakah mbak tahu rasanya dicurigai dan dituduh setiap hari oleh suami yang 
paranoid? Apakah mbak tahu rasanya diselingkuhi berkali-kali hanya karena 
mengejar kepuasan memakai narkoba?

Apa mbak tahu rasanya saat anak menggigil ketakutan dalam pelukan saya? Apa 
mbak tahu rasanya mendengar anak saya bercerita dengan detail bagaimana suami 
saya menyiapkan peralatan untuk memakai narkoba?

Itu mimpi buruk di kehidupan saya, mbak! Itu hanya contoh- contoh kecil, mbak. 
Itu bukan skenario sinetron di layar kaca. Bukan juga cuma satu atau dua hari 
saja. Tapi saya mencoba bersabar dalam tujuh tahun!

Bahkan dengan keadaan seperti itu saya masih bersyukur karena masih bisa 
mempertahankan kewarasan saya dan melindungi anak-anak saya. Saya masih 
bersyukur karena bisa menutup mata, menulikan telinga, dan membungkam mulut 
demi anak-anak saya. Saya bersyukur masih bisa mengusap air mata dan mulai 
bekerja lagi. Butuh bertahun-tahun bagi saya untuk merehabilitasi mental dan 
moral saya dan anak-anak saya.

Janganlah mbak berpikir saya adalah orang yang kolot dan tak tahu perkembangan 
dunia. Saya tahu itu. Di Bali sudah terlalu sering saya melihat klien-klien 
saya berpesta apapun, di sebuah pulau di Indonesia dan di Amsterdam saya 
melihat muda- mudi menghisap ganja di tempat umum. Saya tahu itu.

Tapi hal itu bukan menjadi hal yang membuat saya akan menerima dan 
memakluminya. Saya muak melihat Freddy si gembong narkoba berbicara dengan 
santainya dan menjelaskan bahwa dia masih menjalankan bisnis narkoba dari balik 
tembok penjara. Saya muak mendengar bahwa para sipir terlibat dalam hal ini.

Dan terlebih lagi, saya muak membaca surat mbak kepada Presiden Indonesia untuk 
menentang hukuman mati kepada warga negara Prancis itu, Serge Atlaoui, dan 
bahkan mbak menyebut dia tulus dan jujur. Apa maksud mbak sebenarnya?

Dan sekarang, saya lebih muak lagi melihat mbak berdemo bersama mereka. Bahkan 
menyebut kami kuno. Tapi bagi saya, modernisasi bukanlah seperti yang mbak 
pikir. Mbak memang hebat, punya prestasi luar biasa sebagai artis internasional.

Dulu, saya sangat bangga memandang mbak di layar televisi, seorang wanita dari 
Indonesia yang bisa ke luar negeri, bisa berbahasa Inggris dan Prancis dengan 
fasih, dan menghasilkan album lagu dengan suara merdu mbak.

Saat mbak memutuskan menjadi warga negara Prancis, saya mencoba mengerti. Tapi 
yang saya tidak mengerti, untuk apa mbak menyurati presiden kami dengan 
sepenggal bahasa jawa dengan permintaan seperti itu?

Sekali saja pemerintah kami membatalkan hukuman mati itu, tak akan ada lagi 
negara lain yang menghormati hukum di negara kami. Jangan masuk dengan narkoba 
ke negara kami kalau masih takut mati.

Sudahlah mbak, mbak sudah warga negara asing sekarang, sudah kehilangan 
nasionalisme dengan menentang UU negara kami. Silakan mbak berkoar-koar di 
negara mbak. Biarkan kami melindungi negara kami. Melindungi anak cucu kami. 
Mungkin saat mbak mempunyai anak nanti, barulah mbak bisa menyadari ketakutan 
kami.

Bagi saya, hukuman mati untuk dia akan menyelamatkan hidup banyak orang. Salam 
dari Indonesia, yang dulunya negara mbak.

Matur sewu sembah nuwun. 

Sejauh ini, Anggun belum bereaksi atas surat terbuka yang dilayangkan kepadanya 
tersebut. 
ROS

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke