Kisah AKBP Untung Sangaji,tentang adanya dua orang yang melarikan diri dari TKP 
Sarinah,mengingatkan kita semua akan kemungkinan adanya "Aksi Teror 
Susulan",yang kemungkinan dilakukan :1. Oleh kawan2 mereka yang selamat dari 
insiden Bom Sarinah. 2. Oleh mereka yang menganggap para pelaku bom 
Sarinah,adalah idola dan hero mereka.
Karena itu,keputusan Kapolri menetapkan jajaran Polri dalam keadaan Siaga 
I,adalah tepat sekali.
Masalah intel kecolongan,adalah sesuatu yang biasa terjadi dalam masa 
konflik.Untuk mengantisipasi terjadinya "intel yang kecolongan",maka itulah 
dibentuk kesatuan,yang mempunyai fungsi sebagai PPRC,yakni Pasukan Pemukul 
Reaksi Cepat.Kemampuannya tidak hanya sebagai "pemukul",tetapi juga mempunyai 
kemampuan untuk melakukan konsolidasi dan rehabilitasi,terhadap keseimbangan 
stabilitas keamanan yang telah terganggu.
Dalam "Perang Dunia II",kecolongan intel yang besar adalah peristiwa Pearl 
Harbour,yang terjadi pada tahun 1941.Sedangkan pada sejarah nasional,adalah 
peristiwa G30S/PKI yang terjadi pada tgl 30 September 1965.Pada peristiwa 
G30S/PKI,dalam waktu yang singkat,Pangkostrad Suharto telah dapat menguasai 
situasi,berkat kekompakan pimpinan TNI AD/AL/AU dan Polri.Polri waktu itu 
sebutannya masih Angkatan Kepolisian.
Demikian untuk menjadikan maklum.
Wassalam,Jacky Mardono.
========================================================Sabtu 16 Jan 2016, 
12:51 WIB
Teror Bom Di Thamrin

AKBP Untung Sebut Ada 2 Pelaku Lain yang Kabur dengan Sepeda Motor
Rina Atriana - detikNewsJakarta - AKBP Untung Sangaji berani menembak pelaku 
teror bom di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Saat berjibaku melawan teroris, 
ia melihat dua orang pelaku lainnya yang kabur dengan mengendarai sepeda motor.

"Ada yang lari, dia waktu lari ke arah Tanah Abang. Ada dua orang, dia bawa 
sesuatu seperti tas kan nggak mungkin saya pecah perhatian," ujar Untung ketika 
hadir di acara diskusi 'Di Balik Teror Jakarta' di Warung Daun, Cikini, Jakarta 
Pusat, Jumat (16/1/2016).

AKBP Untung lalu membeberkan ciri-ciri pelaku tersebut. "(Ciri-cirinya) Saat 
itu dengan helm sama seperti yang pakai topi, pakai ransel, itu satu motor 
mereka," ujarnya.

Menurut Untung, teror di Thamrin tidak mengindikasikan bahwa intelijen dan 
aparat penegak hukum kecolongan. Hal tersebut bisa disimpulkan dari bom 
berukuran lebih besar yang belum sempat meledak.

"Kenapa belum kecolongan? Dia (pelaku-pelaku teror) belum sempat meledakkan bom 
yang lebih besar. Hanya karena kita gila, kita hantam saja. Nggak ada urusan. 
Anak istri saya maki-maki saya, kalau mati gimana," tuturnya.


(rna/aan)



  

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke