Re: [R@ntau-Net] Ketua DPRD Padang : Pasar Milik Pemerintah Bukan Milik Pedagang

2011-08-07 Terurut Topik ajo duta
Ma tu ABSSBK? Bulek digolongkan, picak dilayangkan. Bulek aia
dipambuluah, bulek kato dek mufakaik.

Apo indak ado Minang lai dikota Padang?

On 8/7/11, andi ko andi.ko...@gmail.com wrote:
  Ketua DPRD Padang : Pasar Milik Pemerintah Bukan Milik Pedagang
  Rabu, 13 Juli 2011 08:28  redaksi
  [image:
 E-mail]http://www.indowarta.com/index.php?option=com_mailtotmpl=componentlink=aHR0cDovL3d3dy5pbmRvd2FydGEuY29tL2luZGV4LnBocD92aWV3PWFydGljbGUmaWQ9MTMwNjclM0FrZXR1YS1kcHJkLXBhZGFuZy0tcGFzYXItbWlsaWstcGVtZXJpbnRhaC1idWthbi1taWxpay1wZWRhZ2FuZyZvcHRpb249Y29tX2NvbnRlbnQmSXRlbWlkPTM3Ng==
  [image:
 Cetak]http://www.indowarta.com/index.php?view=articlecatid=131%3Asumatera-baratid=13067%3Aketua-dprd-padang--pasar-milik-pemerintah-bukan-milik-pedagangtmpl=componentprint=1page=option=com_contentItemid=376
  [image:
 PDF]http://www.indowarta.com/index.php?view=articlecatid=131%3Asumatera-baratid=13067%3Aketua-dprd-padang--pasar-milik-pemerintah-bukan-milik-pedagangformat=pdfoption=com_contentItemid=376
  Padang, Indowarta

 Ketua DPRD Kota Padang Zulherman membantah DPRD kota padang akan melakukan
 pemanggilan terhadap Walikota Padang, Fauzi Bahar kabar, terkait dengan
 permasalahan pasar raya. Bantahan ini sekaligus menanggapi berita di surat
 kabar harian Kota Padang beberapa hari lalu.

 Menurut Zulherman, apa yang telah dilakukan oleh Pemko Padang telah benar
 dan telah melalui prosedur yang sesuai dan DPRD Kota Padang pun mendukung
 pemerintah dalam proses lelang yang dilakukan pada tanggal 6 Juli 2011 lalu.

 Didalam pasar raya itu ada 800-900 ribu jiwa masyarakat yang memiliki
 kepentingan dan ada sebagian masyarakat berprofesi sebagai pedagang. Disini
 ketua juga menengaskan “apa sebenarnya keinginan dari (oknum)
 pedagang-pedagang tersebut???,” tanya Ketua DPRD Kota Padang, Zulherman
 Selasa (12/7) di Padang, Sumatera Barat.

 Saat pembangunan kios kios darurat pasca gempa didirikan, para pedagang
 tidak menerima dan saat kios-kios darurat ini dibongkar karena pembangunan
 pasar inpres 1 telah selesai dan telah bisa digunakan pedagang untuk
 ditempati, namun masih ada yang tidak menerima.

 Ketua DPRD Kota Padang, meminta kepada pedagang, terutama mereka yang
 memiliki kepentingan (Oknum) akan situasi ini, agar bisa membicarakan dan
 berdiskusi dengan pemerintah baik pemerintah kota padang, maupun dengan
 anggota dewan kota padang dan tidak dengan tindakan demo seperti yang telah
 ada sebelumnya.

 Pemerintah telah mensubsidi sekitar 20 Milyar dari nilai 55 M, dan harga ini
 telah ada potongan harga (subsidi) sekitar 35%. Namun tidak ada gratisan
 karena tidak saja pedagang pasar raya yang menjadi korban gempa tetapi
 sebagian dari masyarakat kota padang juga menjadi korban gempa. Sedangkan
 untuk anggaran pasar inpres satu saja membutuhkan anggaran 55 M, meskipun
 biaya fisik 42 M. Anggaran sekitar 55 M ini mencakup pembiayaan manajemen
 struktur dan nilai fisik 41 Milyar yang mana dari  anggaran 41 Milyar ini
 nantinya dibagi sebanyak kios-kios yang ada. Mulai dari 9 juta -20 juta
 harganya dan  ini telah didiskon pemerintah mulai dari 8-13 % per harga kios
 atau sama dengan 3-4 juta rupiah diskon harga yang diberikan.

 Diminta kepada pedagang untuk dapat melihat keadaan ini dengan bijak, karena
 selama ini pemerintah telah mengakomodir semua keinginan pedagang, mulai
 dari mengizinkan pedagang berjualan di lahan parkir, sampai dengan
 membuatkan kartu kuning. Tetapi pedagang dilihat malah seperti bertingkah.
 Dan disini pasar adalah milik pemerintah bukan pasar milik pedagang.

 Dalam kata lain, pemerintah bagian dari pedagang yang juga memiliki
 kepentingan dalam hal ini. Jangan hanya menampilkan keinginan saja, dan
 pemerintah punya hak apa saja terhadap pasar. Tidak ada alasan pedagang
 untuk minta gratis dengan alasan sebagai korban gempa. (EL)

 --
 .
 * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
 wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet
 http://groups.google.com/group/RantauNet/~
 * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
 ===
 UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
 - DILARANG:
   1. E-mail besar dari 200KB;
   2. E-mail attachment, tawarkan di sini  kirim melalui jalur pribadi;
   3. One Liner.
 - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
 http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
 - Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
 - Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
 - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama 
 mengganti subjeknya.
 ===
 Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
 http://groups.google.com/group/RantauNet/


-- 
Sent from my mobile device

Wassalaamu'alaikum
Dutamardin Umar (aka. Ajo Duta),
gelar Bagindo, suku Mandahiliang,
lahir 17 Agustus 1947.
di Nagari Gasan Gadang, Kab. Pariaman.
rantau: Deli dan Jakarta, 

Re: [R@ntau-Net] Ketua DPRD Padang : Pasar Milik Pemerintah Bukan Milik Pedagang

2011-08-07 Terurut Topik zulhendri ismed zul
Talapeh dari caro panyampaian ketua DPRD padang.Masalah pasaraya untuk saat 
kiniko mamang rumit.. satu sisi pedagang ingin rancak jo nyaman mangaleh.. 
sahinggo pambali datang, satu sisi inyo manulak pembangunan dan tak nio jo pasa 
darurat., katiko pasa darurat dibuek banyak manulak dan katiko kadiruntuh juo 
baitu.. kini kasus sarupo akan taulang,.. 

Sacaro umum dari studi kalayakan gedung jo dana nan tasadio dari pemerintah 
pusat untuk pembngunan pasa inpres mako pemko memang harus melaksanakannyo, 
namun mangingek kini bulan puaso dan saketek ari lai ka hari rayo idulfitri 
mako padagang alah talanjua mambali jo manstock barang. jiko kini diruntuh 
tantu ndak jadi tajua barang yang tasadio samantaro sarupo padagang baju kini 
alah barutang barang bagai mah..

untuk itu saran kito ka PEMKO padang harus manundo paruntuhan pasa tu hinggo 
akhir lebaran satelah itu padagang harus manarimo pembangunan pasa nan baru..

wassalam
Zulhendri Ismed rj.bungsu
34 th / Padang

--- Pada Ming, 7/8/11, ajo duta ajod...@gmail.com menulis:

 Dari: ajo duta ajod...@gmail.com
 Judul: Re: [R@ntau-Net] Ketua DPRD Padang : Pasar Milik Pemerintah Bukan 
 Milik Pedagang
 Kepada: rantaunet@googlegroups.com
 Tanggal: Minggu, 7 Agustus, 2011, 6:27 AM
 Ma tu ABSSBK? Bulek digolongkan,
 picak dilayangkan. Bulek aia
 dipambuluah, bulek kato dek mufakaik.
 
 Apo indak ado Minang lai dikota Padang?
 
 On 8/7/11, andi ko andi.ko...@gmail.com
 wrote:
   Ketua DPRD Padang : Pasar Milik Pemerintah Bukan
 Milik Pedagang
   Rabu, 13 Juli 2011 08:28  redaksi
   [image:
  E-mail]http://www.indowarta.com/index.php?option=com_mailtotmpl=componentlink=aHR0cDovL3d3dy5pbmRvd2FydGEuY29tL2luZGV4LnBocD92aWV3PWFydGljbGUmaWQ9MTMwNjclM0FrZXR1YS1kcHJkLXBhZGFuZy0tcGFzYXItbWlsaWstcGVtZXJpbnRhaC1idWthbi1taWxpay1wZWRhZ2FuZyZvcHRpb249Y29tX2NvbnRlbnQmSXRlbWlkPTM3Ng==
   [image:
  Cetak]http://www.indowarta.com/index.php?view=articlecatid=131%3Asumatera-baratid=13067%3Aketua-dprd-padang--pasar-milik-pemerintah-bukan-milik-pedagangtmpl=componentprint=1page=option=com_contentItemid=376
   [image:
  PDF]http://www.indowarta.com/index.php?view=articlecatid=131%3Asumatera-baratid=13067%3Aketua-dprd-padang--pasar-milik-pemerintah-bukan-milik-pedagangformat=pdfoption=com_contentItemid=376
   Padang, Indowarta
 
  Ketua DPRD Kota Padang Zulherman membantah DPRD kota
 padang akan melakukan
  pemanggilan terhadap Walikota Padang, Fauzi Bahar
 kabar, terkait dengan
  permasalahan pasar raya. Bantahan ini sekaligus
 menanggapi berita di surat
  kabar harian Kota Padang beberapa hari lalu.
 
  Menurut Zulherman, apa yang telah dilakukan oleh Pemko
 Padang telah benar
  dan telah melalui prosedur yang sesuai dan DPRD Kota
 Padang pun mendukung
  pemerintah dalam proses lelang yang dilakukan pada
 tanggal 6 Juli 2011 lalu.
 
  Didalam pasar raya itu ada 800-900 ribu jiwa
 masyarakat yang memiliki
  kepentingan dan ada sebagian masyarakat berprofesi
 sebagai pedagang. Disini
  ketua juga menengaskan “apa sebenarnya keinginan
 dari (oknum)
  pedagang-pedagang tersebut???,” tanya Ketua DPRD
 Kota Padang, Zulherman
  Selasa (12/7) di Padang, Sumatera Barat.
 
  Saat pembangunan kios kios darurat pasca gempa
 didirikan, para pedagang
  tidak menerima dan saat kios-kios darurat ini
 dibongkar karena pembangunan
  pasar inpres 1 telah selesai dan telah bisa digunakan
 pedagang untuk
  ditempati, namun masih ada yang tidak menerima.
 
  Ketua DPRD Kota Padang, meminta kepada pedagang,
 terutama mereka yang
  memiliki kepentingan (Oknum) akan situasi ini, agar
 bisa membicarakan dan
  berdiskusi dengan pemerintah baik pemerintah kota
 padang, maupun dengan
  anggota dewan kota padang dan tidak dengan tindakan
 demo seperti yang telah
  ada sebelumnya.
 
  Pemerintah telah mensubsidi sekitar 20 Milyar dari
 nilai 55 M, dan harga ini
  telah ada potongan harga (subsidi) sekitar 35%. Namun
 tidak ada gratisan
  karena tidak saja pedagang pasar raya yang menjadi
 korban gempa tetapi
  sebagian dari masyarakat kota padang juga menjadi
 korban gempa. Sedangkan
  untuk anggaran pasar inpres satu saja membutuhkan
 anggaran 55 M, meskipun
  biaya fisik 42 M. Anggaran sekitar 55 M ini mencakup
 pembiayaan manajemen
  struktur dan nilai fisik 41 Milyar yang mana
 dari  anggaran 41 Milyar ini
  nantinya dibagi sebanyak kios-kios yang ada. Mulai
 dari 9 juta -20 juta
  harganya dan  ini telah didiskon pemerintah mulai
 dari 8-13 % per harga kios
  atau sama dengan 3-4 juta rupiah diskon harga yang
 diberikan.
 
  Diminta kepada pedagang untuk dapat melihat keadaan
 ini dengan bijak, karena
  selama ini pemerintah telah mengakomodir semua
 keinginan pedagang, mulai
  dari mengizinkan pedagang berjualan di lahan parkir,
 sampai dengan
  membuatkan kartu kuning. Tetapi pedagang dilihat malah
 seperti bertingkah.
  Dan disini pasar adalah milik pemerintah bukan pasar
 milik pedagang.
 
  Dalam kata lain, pemerintah bagian dari pedagang yang
 juga memiliki
  kepentingan dalam hal ini. Jangan hanya