Re: Bls: [R@ntau-Net] SURAT TERBUKA KEPADA GUBERNUR SUMBAR DST
Terima kasih, insyaalah surat terbuka ini menjadi perhatian oleh yang yang berkepentingan sesuai dengan amanat Kepala negara pada Pencanangan Gerakan Pengentasan Kemiskinan berbasis Nagari di Parik Malintang Padangpariaman 2006 yl. Salam Abraham Ilyas -- -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
Re: Bls: [R@ntau-Net] SURAT TERBUKA KEPADA GUBERNUR SUMBAR DST
Silakan kalau dianggap bermanfaat, angku AI. Salam, Akmal Nasery Basral Cibubur Sent from my iPad2 On Aug 26, 2012, at 9:52 AM, Abraham Ilyas wrote: > Assalamulaikum Wr. Wb. > > Pak Mochtar Naim sarato angku Akmal N. Basral dan dunsanak lainnya di palanta > RN. > > Surat terbuka dari Bapak Moctar Naim untuk petinggi SB, ambo jadikan satu > file bersama dengan tanggapan penting dari angku Akmal N. Basral, ...dan ambo > tampilkan di http://nagari.or.id/index.php?moda=harapan > > Melalui email iko ambo minta izin dari angku Akmal untuk pemuatan tanggapan > pribadi tsb dipublikasikan langsung di bawah surat pak MN. > > Hal iko karano web tidak menyadiokan tanggapan yang ditulis pembaca pada > file. > Demikianlah dan bagi dunsanak yang memiliki akun pribadi atau grup di FB atau > Twitter mohon dipublikasikan sehingga maksud surat tsb. bisa diketahui oleh > yang berkepentingan. > > Salam > > Abraham Ilyas > > -- > -- > . > * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain > wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet > http://groups.google.com/group/RantauNet/~ > * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. > === > UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: > - DILARANG: > 1. E-mail besar dari 200KB; > 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; > 3. One Liner. > - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: > http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 > - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting > - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply > - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti > subjeknya. > === > Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: > http://groups.google.com/group/RantauNet/ > > > -- -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
Re: Bls: [R@ntau-Net] SURAT TERBUKA KEPADA GUBERNUR SUMBAR DST
Assalamulaikum Wr. Wb. Pak Mochtar Naim sarato angku Akmal N. Basral dan dunsanak lainnya di palanta RN. Surat terbuka dari Bapak Moctar Naim untuk petinggi SB, ambo jadikan satu file bersama dengan tanggapan penting dari angku Akmal N. Basral, ...dan ambo tampilkan di http://nagari.or.id/index.php?moda=harapan Melalui email iko ambo minta izin dari angku Akmal untuk pemuatan tanggapan pribadi tsb dipublikasikan langsung di bawah surat pak MN. Hal iko karano web tidak menyadiokan tanggapan yang ditulis pembaca pada file. Demikianlah dan bagi dunsanak yang memiliki akun pribadi atau grup di FB atau Twitter mohon dipublikasikan sehingga maksud surat tsb. bisa diketahui oleh yang berkepentingan. Salam Abraham Ilyas -- -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
Re: Bls: [R@ntau-Net] SURAT TERBUKA KEPADA GUBERNUR SUMBAR DST
Buliah ambo manyalo ? Anjuran pak Mochtar jo jaleh rancak, dan kalau dilaksanakan akan marupokan gerakan gadang sarupo gerakan swadeshi Mahatma Gandhi dek sari. Hanyo, baa manindaklanjutinyo ? Kalau saluruah anggota RantauNet sato sacaro aktif, paliang banyak 3.000 urang, indak banyak artinyo. Sadangkan urang Minang di Sumbar kl 5 juta urang, di Rantau kiro-kiro samo. Baa manjangkau mereka ? Apo bisa malalui pejabat birokrasi dan politisi - saparati dianjurkan pak Mochtar - padohal umumnyo mereka indak acuah ka rakyat banyak ? Wassalam, SB. Saafroedin Bahar. Taqdir di tangan Allah swt, nasib di tangan kita. -Original Message- From: "Akmal N. Basral" Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Sat, 25 Aug 2012 13:57:56 To: rantaunet@googlegroups.com Reply-To: rantaunet@googlegroups.com Subject: Re: Bls: [R@ntau-Net] SURAT TERBUKA KEPADA GUBERNUR SUMBAR DST kalau nan manjadi "common enemy" bagi rang Minang ko adolah "para konglomerat dan kapitalis multi nasional lainnya" seperti disabuik Prof. Naim di alinea partamo, langkah yang harus dilakukan adalah mangurangi ketergantungan rang Minang terhadap konglomerat/kapitalis global dengan cara: 1. Memutuskan tidak lagi menggunakan jasa perbankan konvensional yang berbasis interest rate, dan beralih pada sistem perbankan syariah. Termasuk pindahkan semua tabungan dan deposito dari perbankan konvensional ke dalam pengelolaan ala koperasi, BMT, atau "Dompet Duafa"-like model. 2. Mengurangi ketergantungan pola hidup dan gaya hidup sehari-hari dari outlet jaringan ritel multinasional. Kurangi belanja di Carrefour, Hypermart, etc, alihkan ke pasar tradisional yang menghidupi lebih banyak masyarakat grass root level. 3. Kurangi melakukan rekreasi tempat-tempat yang dikelola jaringan korporasi besar, alihkan pada pariwisata yang dikelola rakyat baik di kawasan pesisir mau pun dataran tinggi. Galakkan Eco tourism yang menjadikan warga/rakyat yang mendapatkan untung lebih dulu dari berputarnya ekonomi di sektor "Pariwisata dan Ekonomi Kreatif" ini. 4. Dll silakan ditambah oleh sanak palanta ... Kalau hal itu bisa dilakukan, ada harapan perubahan yang diinginkan berjalan lebih cepat karena yang harus berubah bukan hanya Gubernur para pejabat eksekutif, legislatif, melainkan seluruh masyarakat. Kalau hanya sekadar imbauan optimalisasi BAZIS/LAZIS, data tahun 2009 saja sudah menunjukkan hanya terkumpul sekitar Rp 1 trilyun, jauh di bawah estimasi ADB yang memprediksi total zakat, infaq, shodaqoh, muslim Indonesia yang tahun itu saja ditaksir SEHARUSNYA hampir Rp 100 Trilyun. Akhirnya, dalam konteks rang Minang, mau (dan bisakah) kita mengurangi secara signifikan (kalau tidak memutus sama sekali) ketergantungan pada sistem ekonomi global yang didominasi oleh kapitalisme ini? Tanpa ada kemauan komunal di atas, aparat birokrasi kita terlalu jauh panggang dari api jika diharapkan bisa mengentaskan kemiskinan Dan keterbelakangan. Wallahu a'lam bish shawab, Akmal N. Basral Cibubur On Aug 24, 2012, at 9:22 PM, asmun sjueib wrote: > Aww. Satuju bana pak MN, paralu dilakukan berbagai upaya dengan pendekatan > sistem tarutamo Ekonomi Rakyat yang bertumpu pada unit usaha Koperasi > sebagaimana amanah dari Bapak Koperasi Indonesia yang kito cintai Drs. > Moh.Hatta. > Dari: Mochtar Naim > Kepada: rantaunet rantaunet rantaunet ; > Abdurrahman Rasyid ; "su...@yahoogroups.com" > ; "ba...@yahoogroups.com" > Cc: MOCHTAR NAIM > Dikirim: Jumat, 24 Agustus 2012 16:06 > Judul: [R@ntau-Net] SURAT TERBUKA KEPADA GUBERNUR SUMBAR DST > > > > Jakarta, 24 Agustus 2012 > > SURAT TERBUKA > dari Mochtar Naim > > Kepada yth > Bapak Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat > beserta para Bupati dan Walikota > Dan para pimpinan dan anggota-anggota DPRD > Se Sumatera Barat > Beserta para pemangku adat, agama dan cerdik pandai > Dan segenap warga Sumatera Barat > di Rantau di manapun dan di Kampung Halaman > di Ranah Minang > > Assalamu ‘alaikum w.w., > > “MARI BERSAMA KITA BANTU SANAK-SAUDARA KITA > SE RANAH DAN SENAGARI > YANG BERADA DI BAWAH GARIS KEMISKINAN > DI SUMATERA BARAT > AGAR MEREKA TERLEPAS DARI JERAT KEMISKINAN > DAN KETERBELAKANGAN” > > D > ENGAN makin dikuasainya sumberdaya ekonomi dan jalur-jalur pusaran > perdagangan dan industri di negara kita ini oleh para konglomerat dan > kapitalis multinasional lainnya, yang pada gilirannya juga didukung dan > dilindungi oleh para elit penguasa pribumi di NKRI ini, lebih dari separuh > dari 240an juta rakyat Indonesia masih berada di bawah garis kemiskinan. Dan > ini terjadi di hadapan mata kita walau sudah 67 tahun kita merdeka. Menurut > ukuran Bank Dunia, penduduk yang berpendapatan di bawah 2 US dollar atau 20 > ribu rupiah per hari, tergolong ke dal
Re: Bls: [R@ntau-Net] SURAT TERBUKA KEPADA GUBERNUR SUMBAR DST
kalau nan manjadi "common enemy" bagi rang Minang ko adolah "para konglomerat dan kapitalis multi nasional lainnya" seperti disabuik Prof. Naim di alinea partamo, langkah yang harus dilakukan adalah mangurangi ketergantungan rang Minang terhadap konglomerat/kapitalis global dengan cara: 1. Memutuskan tidak lagi menggunakan jasa perbankan konvensional yang berbasis interest rate, dan beralih pada sistem perbankan syariah. Termasuk pindahkan semua tabungan dan deposito dari perbankan konvensional ke dalam pengelolaan ala koperasi, BMT, atau "Dompet Duafa"-like model. 2. Mengurangi ketergantungan pola hidup dan gaya hidup sehari-hari dari outlet jaringan ritel multinasional. Kurangi belanja di Carrefour, Hypermart, etc, alihkan ke pasar tradisional yang menghidupi lebih banyak masyarakat grass root level. 3. Kurangi melakukan rekreasi tempat-tempat yang dikelola jaringan korporasi besar, alihkan pada pariwisata yang dikelola rakyat baik di kawasan pesisir mau pun dataran tinggi. Galakkan Eco tourism yang menjadikan warga/rakyat yang mendapatkan untung lebih dulu dari berputarnya ekonomi di sektor "Pariwisata dan Ekonomi Kreatif" ini. 4. Dll silakan ditambah oleh sanak palanta ... Kalau hal itu bisa dilakukan, ada harapan perubahan yang diinginkan berjalan lebih cepat karena yang harus berubah bukan hanya Gubernur para pejabat eksekutif, legislatif, melainkan seluruh masyarakat. Kalau hanya sekadar imbauan optimalisasi BAZIS/LAZIS, data tahun 2009 saja sudah menunjukkan hanya terkumpul sekitar Rp 1 trilyun, jauh di bawah estimasi ADB yang memprediksi total zakat, infaq, shodaqoh, muslim Indonesia yang tahun itu saja ditaksir SEHARUSNYA hampir Rp 100 Trilyun. Akhirnya, dalam konteks rang Minang, mau (dan bisakah) kita mengurangi secara signifikan (kalau tidak memutus sama sekali) ketergantungan pada sistem ekonomi global yang didominasi oleh kapitalisme ini? Tanpa ada kemauan komunal di atas, aparat birokrasi kita terlalu jauh panggang dari api jika diharapkan bisa mengentaskan kemiskinan Dan keterbelakangan. Wallahu a'lam bish shawab, Akmal N. Basral Cibubur On Aug 24, 2012, at 9:22 PM, asmun sjueib wrote: > Aww. Satuju bana pak MN, paralu dilakukan berbagai upaya dengan pendekatan > sistem tarutamo Ekonomi Rakyat yang bertumpu pada unit usaha Koperasi > sebagaimana amanah dari Bapak Koperasi Indonesia yang kito cintai Drs. > Moh.Hatta. > Dari: Mochtar Naim > Kepada: rantaunet rantaunet rantaunet ; > Abdurrahman Rasyid ; "su...@yahoogroups.com" > ; "ba...@yahoogroups.com" > Cc: MOCHTAR NAIM > Dikirim: Jumat, 24 Agustus 2012 16:06 > Judul: [R@ntau-Net] SURAT TERBUKA KEPADA GUBERNUR SUMBAR DST > > > > Jakarta, 24 Agustus 2012 > > SURAT TERBUKA > dari Mochtar Naim > > Kepada yth > Bapak Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat > beserta para Bupati dan Walikota > Dan para pimpinan dan anggota-anggota DPRD > Se Sumatera Barat > Beserta para pemangku adat, agama dan cerdik pandai > Dan segenap warga Sumatera Barat > di Rantau di manapun dan di Kampung Halaman > di Ranah Minang > > Assalamu ‘alaikum w.w., > > “MARI BERSAMA KITA BANTU SANAK-SAUDARA KITA > SE RANAH DAN SENAGARI > YANG BERADA DI BAWAH GARIS KEMISKINAN > DI SUMATERA BARAT > AGAR MEREKA TERLEPAS DARI JERAT KEMISKINAN > DAN KETERBELAKANGAN” > > D > ENGAN makin dikuasainya sumberdaya ekonomi dan jalur-jalur pusaran > perdagangan dan industri di negara kita ini oleh para konglomerat dan > kapitalis multinasional lainnya, yang pada gilirannya juga didukung dan > dilindungi oleh para elit penguasa pribumi di NKRI ini, lebih dari separuh > dari 240an juta rakyat Indonesia masih berada di bawah garis kemiskinan. Dan > ini terjadi di hadapan mata kita walau sudah 67 tahun kita merdeka. Menurut > ukuran Bank Dunia, penduduk yang berpendapatan di bawah 2 US dollar atau 20 > ribu rupiah per hari, tergolong ke dalam yang berada di bawah garis > kemiskinan. Indonesia sekarang ini malah dikenal sebagai negara dengan > penduduk termiskin di Asia Tenggara. Gambaran ini menyeluruh dan tak > terkecualinya di kampung halaman kita di Ranah dan di nagari-nagari di > Sumatera Barat sendiri. > Kita-kita, baik yang di rantau maupun yang di kampung halaman > sendiri, yang sudah terbebaskan dari jeratan kemiskinan tersebut, > bagaimanapun, punya tanggung-jawab moral, spiritual, emosional maupun > material-finansial, untuk bersama-sama menanggulangi nasib nahas yang > diderita oleh sanak-saudara kita itu. Salah satu caranya adalah dengan > mengeluarkan sebahagian dari hasil pendapatan kita pemberian Allah itu, baik > berupa zakat, infaq, sadaqah, atau sumbangan apapun, untuk kita berikan > kepada sanak-saudara kita yang dirundung oleh kemiskinan yang merisaukan itu. > Jika saja kita bersatu hati dalam melakukan tugas sosial ini, maka insya > Allah para sanak-saudara kita itu akan terbebaskan dari belenggu kemiskinan > dan keterbelakangan itu. > Berikut antara lain adalah la