Re: SV: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki.

2013-12-20 Terurut Topik Dr. Saafroedin Bahar
Sanak Bakhtiar Muin jo para sanak sapalanta, apo cukuik masalah iko sekedar 
diketahui sajo? Apo garak nan disarankan dan paralu kito karajokan ? Kini kan 
era otonomi daerah ?

Wassalam ,
SB, 77, Sby. 

Sent from my iPad

 On 20 Des 2013, at 14.39, payakumbuh2...@yahoo.com 
 payakumbuh2...@yahoo.com wrote:
 
 Terima kasih mengingatkan pembaca perantau. Buka mata hati dng jernih. Wass
 
 
 Sent from Samsung Mobile 
 
  Original message  Subject: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam 
 menguasai Sumbar oleh oligarki. From: Bakhtiar Muin PhD To: 
 mus-...@milis.isnet.org,rantaunet@googlegroups.com CC: bmsa...@gmail.com 
 
 Assalamualaimum:
 
  
 
 Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki.
 
 Dalam Episode pertama menguasai Sumbar adalah penguasaan SBLG, Reklamasi 
 pantai sebagai pusat bisnis, bekas2 tangsi tentara di Padang Panjang, dan 
 Bukit Tinggi sebagai Superblok.
 
 Episode kedua, adalah kuasai lahan2 strategis di Sumatera Barat. Cara 
 menguasainya, methodenya sama dengan penguasaan tanah sepanjang toll Jakarta 
 Cikampek, dan sepanjang Toll Jakarta Bogor, yang sudah terjadi. Tidak 
 percaya, saksikan sendiri dengan mata kepala dunsanak.
 
 Desakan membuat jalan Toll, Padang Bukit tinggi yg bakal di bangun oleh Jasa 
 Marga, didukung oleh pemerintah daerah, sangat didukung oleh oligarki.
 
 Urang Minang sudah tidak sabar lagi, macet ingin jalan toll dibangun cepat2.
 
 Oligarki juga sudah siap untuk menguasai tanah2 sepanjang jalan, kiri kanan 
 toll dibeli dengan murah.
 
 Jangan kira, selesainya jalan toll, tanah kiri kanan toll akan menjadi mahal. 
 Tanah2 sepanjang jalan toll, akan tetap atau turun harganya, karena tanah tsb 
 terkurung, tidak punya akses ke jalan toll. Dengan kolusi dengan pejabat2, 
 oligarki mengusahakan, jangan sampai pemda membikin frontage road. Anda 
 mengerti frontage road? Frontage road, adalah jalan lokal yg dibangun di kiri 
 kanan jalan toll, yg seharusnya jadi kewajiban pengembang jalan toll untuk 
 membangunnya, bila disekitar jalan toll tidak ada jalan lokal.
 
 Kewajiban membangun frontage road ini yg disyaratkan oleh UU, tidak pernah 
 dilaksanakan. Tragedi kemanusiaan!!! Kenapa?
 
 Yg terjadi adalah oligarki berkolusi dengan pemda, agar tanah2 disekitar 
 jalan toll tetap terkurung, sehingga harganya tetap murah.
 
 Jadi oligarki, akan membeli tanah2 yg terkurung sepangan jalan toll dalam 
 puluhan ribu ha, di belinya pelan2 melalui pihak ketiga. Ada orang tua yg 
 meninggal, bagi harta dibelinya. Ada yg mau naik haji dibelinya, ada yg perlu 
 uang dibelinya. Tanah2 terkurung itu dibeli dengan harga murah. Setelah 
 semuanya dibeli, puluhan ribu ha, berikutnya oligarki cincai dengan pejabat 
 daerah. Disuruhnya bupati, walikota, membikin akses jalan dengan uang 
 APBD/APBN.
 
 Tanah yg sudah di kuasai ribuan ha tsb, kemudian dibangun pelan2 jadi pusat 
 wisata, daerah industri, setelah bonekanya membangun akses road, dari 
 APBD/APBN yg nota bene adalah uang rakyat.
 
 Pada waktu itu orang Minang sudah miskin, tanah sudah dijual, jadi sudah siap 
 jadi buruh pabrik dengan gaji murah. Jadi episode pertama menguasai sentral2 
 business, rumah sakit, sekolah, episode kedua, kuasai lahan, bangun industri, 
 buruh sudah siap, karena sudah makin banyak urang Minang yg miskin seperti di 
 Jawa.
 
 Jadi pusat Finansial, di daerah reklamasi, pusat perdagangan sudah dikuasai, 
 tanah2 sudah dikuasai.
 
 Yang tersisa, bagi urang Minang di kampung sendiri adalah otot untuk jadi 
 buruh pertanian modern, buruh di superblog, buruh di pusat2 industri.
 
 Aduhai, pejabat2 yg menekan tombol dimulainya proyek Lippo, anda2 akan 
 tercatat disepanjang sejarah Minang, sebagai orang2 yg memotori proses 
 pemiskinan urang Minang, 20-30 tahun lagi, anda2 akan melihat cucu anda, jadi 
 jongos dikampung sendiri. Kalau anda2 sakit, cucu2 anda tidak akan sanggup 
 membiayai anda2 masuk rumah sakit, yang anda tekan tombol peresmiannya.
 
 Gemas, melihat Minang, dipimpin oleh orang2 yg cakrawalanya pemikirannya 
 tidak jauh kedepan. Amplop sesaat membahagiakan anda sejenak, memikiskan anak 
 cucu se lama2nya, ber abad2 yang akan datang.
 
  
 
 Salam
 
 Bakhtiar Muin
 
 -- 
 .
 * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
 wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
 * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
 ===
 UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
 * DILARANG:
 1. Email besar dari 200KB;
 2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
 3. Email One Liner.
 * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
 mengirimkan biodata!
 * Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
 * Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
 * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
 subjeknya.
 ===
 Berhenti, bergabung kembali, 

Re: SV: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki.

2013-12-20 Terurut Topik Zaid Dunil
Mengikuti kecemasan sanak BM itu mudah saja solusinya.
Tidak usah bangun jalan toll, tidak usah bangun industri dan pembangunan
berskala besar lainnya. , Juga jangan bangun jalan jalan baru, nanti
sepanjang jalan baru itu Oligarki itu juga akan membeli tanah tanah rakyat
disitu..Tenaga kerja kita yang tiap tahun bertambah itu suruh cari kerja ke
Malaysia di kebun kebun sawit atau kerja ke proyek proyek pembangunan di
propinsi lain.
Insya Allah kita akan melihat Sumbar 50 tahun yang akan datang sama
keadaannya dengan Sumbar saat ini.karena ekonomi kita tumbuh negatiaf atau
masimal stagnan dan pendapatan masyarakat tidak meningkat, ingflasi tiap
tahun tetap terjadi dan masyarakat .semakin miskin.
Rakyat propinsi lain sdh makmur sebagai hasil pembangunan ekonomi
mereka,,daerah kita telah menjadi daerah terbelakang yang dibalut problem
pengangguran dan kemiskinan.. Masa depan kita, kitalah yang menentukan dan
membuat kebijakan. Kareananya Ingatkanlah anggota angota DPRD , Pejabat
publik di Sumbar, seperti GUbernur, Walikota, Bupati agar memelihara daerah
ini dengan tidak melakukan pembangunan pembangunan Toll, Jalan non toll ,
Industri ,Mall ,RS dan sebagainya karena semuanya itu dikuasi oligarki.
Wassalam.
Dunil Zaid. 0 +10/12. Kpg Ujuang Pandan Parak Karambia Pdg. Tingga di Jkt.


2013/12/20 Dr. Saafroedin Bahar saafroedin.ba...@rantaunet.org

 Sanak Bakhtiar Muin jo para sanak sapalanta, apo cukuik masalah iko
 sekedar diketahui sajo? Apo garak nan disarankan dan paralu kito karajokan
 ? Kini kan era otonomi daerah ?

 Wassalam ,
 SB, 77, Sby.

 Sent from my iPad

 On 20 Des 2013, at 14.39, payakumbuh2...@yahoo.com 
 payakumbuh2...@yahoo.com wrote:

 Terima kasih mengingatkan pembaca perantau. Buka mata hati dng jernih. Wass


 Sent from Samsung Mobile

  Original message  Subject: [R@ntau-Net] Episode kedua
 dalam menguasai Sumbar oleh oligarki. From: Bakhtiar Muin PhD  To:
 mus-...@milis.isnet.org,rantaunet@googlegroups.com CC: bmsa...@gmail.com

 Assalamualaimum:



 Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki.

 Dalam Episode pertama menguasai Sumbar adalah penguasaan SBLG, Reklamasi
 pantai sebagai pusat bisnis, bekas2 tangsi tentara di Padang Panjang, dan
 Bukit Tinggi sebagai Superblok.

 Episode kedua, adalah kuasai lahan2 strategis di Sumatera Barat. Cara
 menguasainya, methodenya sama dengan penguasaan tanah sepanjang toll
 Jakarta Cikampek, dan sepanjang Toll Jakarta Bogor, yang sudah terjadi.
 Tidak percaya, saksikan sendiri dengan mata kepala dunsanak.

 Desakan membuat jalan Toll, Padang Bukit tinggi yg bakal di bangun oleh
 Jasa Marga, didukung oleh pemerintah daerah, sangat didukung oleh oligarki.

 Urang Minang sudah tidak sabar lagi, macet ingin jalan toll dibangun
 cepat2.

 Oligarki juga sudah siap untuk menguasai tanah2 sepanjang jalan, kiri
 kanan toll dibeli dengan murah.

 Jangan kira, selesainya jalan toll, tanah kiri kanan toll akan menjadi
 mahal. Tanah2 sepanjang jalan toll, akan tetap atau turun harganya, karena
 tanah tsb terkurung, tidak punya akses ke jalan toll. Dengan kolusi dengan
 pejabat2, oligarki mengusahakan, jangan sampai pemda membikin frontage
 road. Anda mengerti frontage road? Frontage road, adalah jalan lokal yg
 dibangun di kiri kanan jalan toll, yg seharusnya jadi kewajiban pengembang
 jalan toll untuk membangunnya, bila disekitar jalan toll tidak ada jalan
 lokal.

 Kewajiban membangun frontage road ini yg disyaratkan oleh UU, tidak pernah
 dilaksanakan. Tragedi kemanusiaan!!! Kenapa?

 Yg terjadi adalah oligarki berkolusi dengan pemda, agar tanah2 disekitar
 jalan toll tetap terkurung, sehingga harganya tetap murah.

 Jadi oligarki, akan membeli tanah2 yg terkurung sepangan jalan toll dalam
 puluhan ribu ha, di belinya pelan2 melalui pihak ketiga. Ada orang tua yg
 meninggal, bagi harta dibelinya. Ada yg mau naik haji dibelinya, ada yg
 perlu uang dibelinya. Tanah2 terkurung itu dibeli dengan harga murah.
 Setelah semuanya dibeli, puluhan ribu ha, berikutnya oligarki cincai dengan
 pejabat daerah. Disuruhnya bupati, walikota, membikin akses jalan dengan
 uang APBD/APBN.

 Tanah yg sudah di kuasai ribuan ha tsb, kemudian dibangun pelan2 jadi
 pusat wisata, daerah industri, setelah bonekanya membangun akses road, dari
 APBD/APBN yg nota bene adalah uang rakyat.

 Pada waktu itu orang Minang sudah miskin, tanah sudah dijual, jadi sudah
 siap jadi buruh pabrik dengan gaji murah. Jadi episode pertama menguasai
 sentral2 business, rumah sakit, sekolah, episode kedua, kuasai lahan,
 bangun industri, buruh sudah siap, karena sudah makin banyak urang Minang
 yg miskin seperti di Jawa.

 Jadi pusat Finansial, di daerah reklamasi, pusat perdagangan sudah
 dikuasai, tanah2 sudah dikuasai.

 Yang tersisa, bagi urang Minang di kampung sendiri adalah otot untuk jadi
 buruh pertanian modern, buruh di superblog, buruh di pusat2 industri.

 Aduhai, pejabat2 yg menekan tombol dimulainya proyek Lippo, anda2 akan
 tercatat disepanjang sejarah Minang, 

Re: SV: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki.

2013-12-20 Terurut Topik Zorion Anas
Sanak Palanta,
Pembangunan infrastruktur dan industri diperlukan suatu daerah, krn faktor
jumlah manusia bertambah banyak. Kalau kita mau pilih2 investors maka
akselerasi pembangunan akan mandeg, krn Sumbar tidak sebagus provinsi lain.
Kalau investor mau menanam modal maka Sumbar bukan tetmasuk primadona
pilihan. Masalah tanah dan kemudahan akses menjadi hambatan. Kalau investor
pariwisata mau invest, itu adalah modal nekad lbh utama. Bukan faktor
output input ratio. Jadi kalau mau nolak investasi krn kuatir tidak bisa
masuk sorga, tinggal pilih saja, kemiskinan bertambah dan beban pemda jg
nambah atau ramai2 masuk sorga ( kalau tidak bikin dosa yg lain). Kegagalan
investasi besar juga akan menyurutkan minat investor lain. Sumbar butuh
Rp.1000 triliyun utk mengangkat income perkapita masyarakat sama dgn income
perkapita rata2 Indonesia (kira2). Salam.
Pada 2013 12 21 05:52, Zaid Dunil zdu...@gmail.com menulis:

 Mengikuti kecemasan sanak BM itu mudah saja solusinya.
 Tidak usah bangun jalan toll, tidak usah bangun industri dan pembangunan
 berskala besar lainnya. , Juga jangan bangun jalan jalan baru, nanti
 sepanjang jalan baru itu Oligarki itu juga akan membeli tanah tanah rakyat
 disitu..Tenaga kerja kita yang tiap tahun bertambah itu suruh cari kerja ke
 Malaysia di kebun kebun sawit atau kerja ke proyek proyek pembangunan di
 propinsi lain.
 Insya Allah kita akan melihat Sumbar 50 tahun yang akan datang sama
 keadaannya dengan Sumbar saat ini.karena ekonomi kita tumbuh negatiaf atau
 masimal stagnan dan pendapatan masyarakat tidak meningkat, ingflasi tiap
 tahun tetap terjadi dan masyarakat .semakin miskin.
 Rakyat propinsi lain sdh makmur sebagai hasil pembangunan ekonomi
 mereka,,daerah kita telah menjadi daerah terbelakang yang dibalut problem
 pengangguran dan kemiskinan.. Masa depan kita, kitalah yang menentukan dan
 membuat kebijakan. Kareananya Ingatkanlah anggota angota DPRD , Pejabat
 publik di Sumbar, seperti GUbernur, Walikota, Bupati agar memelihara daerah
 ini dengan tidak melakukan pembangunan pembangunan Toll, Jalan non toll ,
 Industri ,Mall ,RS dan sebagainya karena semuanya itu dikuasi oligarki.
 Wassalam.
 Dunil Zaid. 0 +10/12. Kpg Ujuang Pandan Parak Karambia Pdg. Tingga di
 Jkt.


 2013/12/20 Dr. Saafroedin Bahar saafroedin.ba...@rantaunet.org

 Sanak Bakhtiar Muin jo para sanak sapalanta, apo cukuik masalah iko
 sekedar diketahui sajo? Apo garak nan disarankan dan paralu kito karajokan
 ? Kini kan era otonomi daerah ?

 Wassalam ,
 SB, 77, Sby.

 Sent from my iPad

 On 20 Des 2013, at 14.39, payakumbuh2...@yahoo.com 
 payakumbuh2...@yahoo.com wrote:

 Terima kasih mengingatkan pembaca perantau. Buka mata hati dng jernih.
 Wass


 Sent from Samsung Mobile

  Original message  Subject: [R@ntau-Net] Episode kedua
 dalam menguasai Sumbar oleh oligarki. From: Bakhtiar Muin PhD  To:
 mus-...@milis.isnet.org,rantaunet@googlegroups.com CC: bmsa...@gmail.com

 Assalamualaimum:



 Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki.

 Dalam Episode pertama menguasai Sumbar adalah penguasaan SBLG, Reklamasi
 pantai sebagai pusat bisnis, bekas2 tangsi tentara di Padang Panjang, dan
 Bukit Tinggi sebagai Superblok.

 Episode kedua, adalah kuasai lahan2 strategis di Sumatera Barat. Cara
 menguasainya, methodenya sama dengan penguasaan tanah sepanjang toll
 Jakarta Cikampek, dan sepanjang Toll Jakarta Bogor, yang sudah terjadi.
 Tidak percaya, saksikan sendiri dengan mata kepala dunsanak.

 Desakan membuat jalan Toll, Padang Bukit tinggi yg bakal di bangun oleh
 Jasa Marga, didukung oleh pemerintah daerah, sangat didukung oleh oligarki.

 Urang Minang sudah tidak sabar lagi, macet ingin jalan toll dibangun
 cepat2.

 Oligarki juga sudah siap untuk menguasai tanah2 sepanjang jalan, kiri
 kanan toll dibeli dengan murah.

 Jangan kira, selesainya jalan toll, tanah kiri kanan toll akan menjadi
 mahal. Tanah2 sepanjang jalan toll, akan tetap atau turun harganya, karena
 tanah tsb terkurung, tidak punya akses ke jalan toll. Dengan kolusi dengan
 pejabat2, oligarki mengusahakan, jangan sampai pemda membikin frontage
 road. Anda mengerti frontage road? Frontage road, adalah jalan lokal yg
 dibangun di kiri kanan jalan toll, yg seharusnya jadi kewajiban pengembang
 jalan toll untuk membangunnya, bila disekitar jalan toll tidak ada jalan
 lokal.

 Kewajiban membangun frontage road ini yg disyaratkan oleh UU, tidak
 pernah dilaksanakan. Tragedi kemanusiaan!!! Kenapa?

 Yg terjadi adalah oligarki berkolusi dengan pemda, agar tanah2 disekitar
 jalan toll tetap terkurung, sehingga harganya tetap murah.

 Jadi oligarki, akan membeli tanah2 yg terkurung sepangan jalan toll dalam
 puluhan ribu ha, di belinya pelan2 melalui pihak ketiga. Ada orang tua yg
 meninggal, bagi harta dibelinya. Ada yg mau naik haji dibelinya, ada yg
 perlu uang dibelinya. Tanah2 terkurung itu dibeli dengan harga murah.
 Setelah semuanya dibeli, puluhan ribu ha, berikutnya oligarki cincai dengan
 pejabat daerah. 

Re: SV: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki.

2013-12-20 Terurut Topik Maturidi Donsan
*Sanak di Palanta*

*Membangun perekonomian dimasing-masing daerah mungkin tidak bisa
disamaratakan, maaf kalau saya salah, tolong dibetulkan. *

*Semua tergantung kepada hubungan antara manusianya dengan tanah tempat
mereka berpijak dan budayanya yang dianut secara turun temurun.*



*Di Minangkabau / Sumbar hubungan ini sudah berlangsung lama jauh sebelum
budaya lainnya masuk ke Minagkabau/Sumbar. Setelah Islam masuk Minangkabau
maka Islam dan budaya minang menyatu dalam falsafah Minang  “Adat Basandi
Syarak, Syarak Basandi Kitabullah” Artiny adat Minangkabau berdasarkan
aturan agama islam, aturan agama islam ini dasarnya adalah Alqura’n dan
hadis nabi Muhammad Saw. yang disingkat dengan ABS SBK. *



*Sumbar mungkin berbeda dengan daerah lain, misalnya berbeda dengan di
Jawa. Di Jawa hubungan manusianya dengan tanah tempat mereka berpijak
mungkin agak longgar, tanah tempat mereka berpijak mudah pindah tangan atau
diperjualbelikan, tanah ini bisa dipunyai oleh pemilik yang silih berganti.
*



*Karena tanah ini dari dahulu kala tempat usaha dan produksi bahan makanan,
lepas ketangan lain, meskipun dengan imbalan sementara apakah karena
terdesak dsb, yang jelas tanah untuk usaha dan produksi bahan makanan sudah
lepas dari tangan pemilik pertama. Jika imbalan sementara ini tak bisa
diperkembang dan semua asset tanah habis akhirnya menjadi petani gurem,
akibatnya jadi TKI/TKW kasarnya budak belian modern.*



*Sumbar/Minangkabau, sangat berbeda dengan daerah lain, hubungan manusia
dengan tanah tempat mereka berpijak sangat terikat erat yang dikenal
sebagai harta pusaka atau tanah ulayat tak bisa pindah tangan atau
diperjual belikan, maksimal hanya digadai sementara, yang nantinya bisa
ditebus kembali oleh anak cucu. *





*Tanah / harta pusaka ini dikuasai turun temurun secara bersama-sama/kaum
sampai hari kiamat selagi keturunan kaum itu menurut garis ibu baik yang
sejari, sejengkal, sedepa dstnya masih ada.*



*Tanah / harta pusaka ini dikuasai menurut garis ibu tak boleh pindah
tangan, kaum hanya mempunyai hak pakai atau hak mendapatkan hasil
penggarapan yang sudah diatur dari nenek moyang secara turun temurun, kaum
baik perkelompok maupun perorangan tidak mepunyai hak milik terhadarp tanah
/harta pusaka, artinya tanah harta pusaka tak bisa diperjual belikan.*



* Hal ini apakah datang secara kebetulan (kebetulan  yang sudah ratusan
tahun) atau memang sudah melalu pemikiran yang matang oleh para nenek
moyang pemikir-pemikir masa silam/terdahulu yang sampai sekarang dirasakan
manfaatnya, selagi masih ada tanah garapan masih bisa dipakai untuk usaha
tani yang menjamin kehidupan. *



*Tanah ini boleh dikatakan “asuransi jaminan hidup bagi rakyat / manusia
Minangkabau”. Inilah yang berlaku turun temurun di Minangkabau/Sumbar
sampai sekarang. *



*Inilah yang dikatakan “tak lakang dek paneh tak lapuak dek hujan”, “dimaa
bumi dipijak disinan langik dijujuang”*

*Artinya kalau menginjakan kaki /tinggal di Sumbar/Minangkabau junjunglah
langitnya, artinya hargai yang menaungi Sumbar / Minangkabau yaitu
budayanya, hargailah ABS SBK nya.*



*Jadi kalau mau membangun di Sumbar / Minangkabau siapa saja boleh masuk
tapi lihat budaya Minangkabau, jangan asal masuk, “orang Minangkabau memang
sangat cemas sekali kalau budayanya dan tanah garapannya lepas, karena
tanah dan budaya ini adalah asuransi jaminan hidup dunia akhirat bagi orang
Minangkabau,  sekali lepas untuk mendapatkan kembali susah/tak mungkin
lagi.*



*Untuk itu umumnya  para pemuka masyarakat Minangkabau baik yang diranah
maupun yang dirantau akan tetap mempertahankan agar budaya ABS SBK dan
tanah harta pusaka ini tetap utuh menjadi harta pusaka yang bisa digarap
dengan leluasa oleh anak cucunya demi mempertahankan kehidupan yang
bermartabat tidak jadi budak belian modern.*



*Tidak dipungkiri ada satu dua,  sekali lagi satu dua ( tidak gambaran umum
Minangkabau),  beberapa tanah ulayat yang sebagian  lepas dari suatu kaum
karena:*

*1.Dibeli/ganti rugi oleh pemerintah untuk kepentingan umum /
masyarakat dsb. *

*Kalau untuk ini secara turun temurun para pemuka masyarakat Minangkabau
setuju.*



*2.Dilepas di jual oleh ninik mamak beserta kaum dengan berbagai
alasan, yang sebetulnya secara adat Minangkabau tidak diperbolehkan. Ini
tentu para pemuka adat bisa memaparkan lebih jauh.*





*Tidak dapat dipungkiri jika para pemuka masyarakat Minang baik yang
diranah maupun yang dirantau cemas jika pembangunan di Sumbar / Minagkabau
disama-ratakan saja denga cara membangun di daerah luar Minangkabau.
Apalagi akan menyangkut hilangnya tanah / harta pusaka anak minang yang
akan diiringi oleh runtuhnya ABS SBK  minang itu sendiri. *



*Patut dan layak pemuka masyarakat Minangkabau baik diranah maupun dirantau
cemas jika pembangunan di ranah Minangkabau disamaratakan saja dengan
daerah lain yang akar budayanya berbeda. Sebaiknya juga hendaknya menjadi
pemikiran bagi perancang pembangunan di pusat maupun didaerah.*



*Terlebih terkurang mohon 

Re: SV: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki.

2013-12-20 Terurut Topik andri . masri
Pak Zaid, kondisi itu alah tajadi kini pak.

Propinsi Riau (Pakanbaru, Siak, Bangkinang, dll) alah mulai maninggakan Sumbar 
sacaro perlahan2. Saketek hari lai, Sumbar akan langang ditinggakan warganya, 
perusahaan2 besar dan kantor2 perwakilan akan pindah ke Riau.

PTPN alah pindah ka Pakan, BNI Perwakilan Sumbar-Riau-Jambi ka pindah ka pakan 
ditagah samo Gubernur IP dg permintaan: Janganlah pindah saat periode saya. 
Kata2 yg samo diagiah samo GF, Zainal Bakar, dan Gubernur2 sebelumnya.

Sepertinya Sumbar manunggu manjadi daerah stagnan sarupo nan tajadi di Kota 
Sawahlunto. Mudah2an Gubernur bisa mancontoh apo nan alah dikarajoan mantan 
Walikota Sawahlunto dlm mempertahankan kehidupan di kota tsb agar tidak mati 
dan ditutup lembaran sejarah sbg kota industri pertambangan yg kayo dulunyo.

Semoga...

Andri/41/Kab. Padang Pariaman
 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Zaid Dunil zdu...@gmail.com
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Sat, 21 Dec 2013 05:52:54 
To: Rantaunetrantaunet@googlegroups.com
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Re: SV: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh 
oligarki.

Mengikuti kecemasan sanak BM itu mudah saja solusinya.
Tidak usah bangun jalan toll, tidak usah bangun industri dan pembangunan
berskala besar lainnya. , Juga jangan bangun jalan jalan baru, nanti
sepanjang jalan baru itu Oligarki itu juga akan membeli tanah tanah rakyat
disitu..Tenaga kerja kita yang tiap tahun bertambah itu suruh cari kerja ke
Malaysia di kebun kebun sawit atau kerja ke proyek proyek pembangunan di
propinsi lain.
Insya Allah kita akan melihat Sumbar 50 tahun yang akan datang sama
keadaannya dengan Sumbar saat ini.karena ekonomi kita tumbuh negatiaf atau
masimal stagnan dan pendapatan masyarakat tidak meningkat, ingflasi tiap
tahun tetap terjadi dan masyarakat .semakin miskin.
Rakyat propinsi lain sdh makmur sebagai hasil pembangunan ekonomi
mereka,,daerah kita telah menjadi daerah terbelakang yang dibalut problem
pengangguran dan kemiskinan.. Masa depan kita, kitalah yang menentukan dan
membuat kebijakan. Kareananya Ingatkanlah anggota angota DPRD , Pejabat
publik di Sumbar, seperti GUbernur, Walikota, Bupati agar memelihara daerah
ini dengan tidak melakukan pembangunan pembangunan Toll, Jalan non toll ,
Industri ,Mall ,RS dan sebagainya karena semuanya itu dikuasi oligarki.
Wassalam.
Dunil Zaid. 0 +10/12. Kpg Ujuang Pandan Parak Karambia Pdg. Tingga di Jkt.


2013/12/20 Dr. Saafroedin Bahar saafroedin.ba...@rantaunet.org

 Sanak Bakhtiar Muin jo para sanak sapalanta, apo cukuik masalah iko
 sekedar diketahui sajo? Apo garak nan disarankan dan paralu kito karajokan
 ? Kini kan era otonomi daerah ?

 Wassalam ,
 SB, 77, Sby.

 Sent from my iPad

 On 20 Des 2013, at 14.39, payakumbuh2...@yahoo.com 
 payakumbuh2...@yahoo.com wrote:

 Terima kasih mengingatkan pembaca perantau. Buka mata hati dng jernih. Wass


 Sent from Samsung Mobile

  Original message  Subject: [R@ntau-Net] Episode kedua
 dalam menguasai Sumbar oleh oligarki. From: Bakhtiar Muin PhD  To:
 mus-...@milis.isnet.org,rantaunet@googlegroups.com CC: bmsa...@gmail.com

 Assalamualaimum:



 Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki.

 Dalam Episode pertama menguasai Sumbar adalah penguasaan SBLG, Reklamasi
 pantai sebagai pusat bisnis, bekas2 tangsi tentara di Padang Panjang, dan
 Bukit Tinggi sebagai Superblok.

 Episode kedua, adalah kuasai lahan2 strategis di Sumatera Barat. Cara
 menguasainya, methodenya sama dengan penguasaan tanah sepanjang toll
 Jakarta Cikampek, dan sepanjang Toll Jakarta Bogor, yang sudah terjadi.
 Tidak percaya, saksikan sendiri dengan mata kepala dunsanak.

 Desakan membuat jalan Toll, Padang Bukit tinggi yg bakal di bangun oleh
 Jasa Marga, didukung oleh pemerintah daerah, sangat didukung oleh oligarki.

 Urang Minang sudah tidak sabar lagi, macet ingin jalan toll dibangun
 cepat2.

 Oligarki juga sudah siap untuk menguasai tanah2 sepanjang jalan, kiri
 kanan toll dibeli dengan murah.

 Jangan kira, selesainya jalan toll, tanah kiri kanan toll akan menjadi
 mahal. Tanah2 sepanjang jalan toll, akan tetap atau turun harganya, karena
 tanah tsb terkurung, tidak punya akses ke jalan toll. Dengan kolusi dengan
 pejabat2, oligarki mengusahakan, jangan sampai pemda membikin frontage
 road. Anda mengerti frontage road? Frontage road, adalah jalan lokal yg
 dibangun di kiri kanan jalan toll, yg seharusnya jadi kewajiban pengembang
 jalan toll untuk membangunnya, bila disekitar jalan toll tidak ada jalan
 lokal.

 Kewajiban membangun frontage road ini yg disyaratkan oleh UU, tidak pernah
 dilaksanakan. Tragedi kemanusiaan!!! Kenapa?

 Yg terjadi adalah oligarki berkolusi dengan pemda, agar tanah2 disekitar
 jalan toll tetap terkurung, sehingga harganya tetap murah.

 Jadi oligarki, akan membeli tanah2 yg terkurung sepangan jalan toll dalam
 puluhan ribu ha, di belinya pelan2 melalui pihak ketiga. Ada orang tua yg
 meninggal, bagi

SV: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki.

2013-12-19 Terurut Topik payakumbuh2...@yahoo.com
Terima kasih mengingatkan pembaca perantau. Buka mata hati dng jernih. WassSent from Samsung Mobile 

 Original message 
Subject: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki. 
From: Bakhtiar Muin PhD  
To: mus-...@milis.isnet.org,rantaunet@googlegroups.com 
CC: bmsa...@gmail.com 

Assalamualaimum:Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki.Dalam Episode pertama menguasai Sumbar adalah penguasaan SBLG, Reklamasi pantai sebagai pusat bisnis, bekas2 tangsi tentara di Padang Panjang, dan Bukit Tinggi sebagai Superblok.Episode kedua, adalah kuasai lahan2 strategis di Sumatera Barat. Cara menguasainya, methodenya sama dengan penguasaan tanah sepanjang toll Jakarta Cikampek, dan sepanjang Toll Jakarta Bogor, yang sudah terjadi. Tidak percaya, saksikan sendiri dengan mata kepala dunsanak.Desakan membuat jalan Toll, Padang Bukit tinggi yg bakal di bangun oleh Jasa Marga, didukung oleh pemerintah daerah, sangat didukung oleh oligarki.Urang Minang sudah tidak sabar lagi, macet ingin jalan toll dibangun cepat2.Oligarki juga sudah siap untuk menguasai tanah2 sepanjang jalan, kiri kanan toll dibeli dengan murah.Jangan kira, selesainya jalan toll, tanah kiri kanan toll akan menjadi mahal. Tanah2 sepanjang jalan toll, akan tetap atau turun harganya, karena tanah tsb terkurung, tidak punya akses ke jalan toll. Dengan kolusi dengan pejabat2, oligarki mengusahakan, jangan sampai pemda membikin frontage road. Anda mengerti frontage road? Frontage road, adalah jalan lokal yg dibangun di kiri kanan jalan toll, yg seharusnya jadi kewajiban pengembang jalan toll untuk membangunnya, bila disekitar jalan toll tidak ada jalan lokal.Kewajiban membangun frontage road ini yg disyaratkan oleh UU, tidak pernah dilaksanakan. Tragedi kemanusiaan!!! Kenapa?Yg terjadi adalah oligarki berkolusi dengan pemda, agar tanah2 disekitar jalan toll tetap terkurung, sehingga harganya tetap murah.Jadi oligarki, akan membeli tanah2 yg terkurung sepangan jalan toll dalam puluhan ribu ha, di belinya pelan2 melalui pihak ketiga. Ada orang tua yg meninggal, bagi harta dibelinya. Ada yg mau naik haji dibelinya, ada yg perlu uang dibelinya. Tanah2 terkurung itu dibeli dengan harga murah. Setelah semuanya dibeli, puluhan ribu ha, berikutnya oligarki cincai dengan pejabat daerah. Disuruhnya bupati, walikota, membikin akses jalan dengan uang APBD/APBN.Tanah yg sudah di kuasai ribuan ha tsb, kemudian dibangun pelan2 jadi pusat wisata, daerah industri, setelah bonekanya membangun akses road, dari APBD/APBN yg nota bene adalah uang rakyat.Pada waktu itu orang Minang sudah miskin, tanah sudah dijual, jadi sudah siap jadi buruh pabrik dengan gaji murah. Jadi episode pertama menguasai sentral2 business, rumah sakit, sekolah, episode kedua, kuasai lahan, bangun industri, buruh sudah siap, karena sudah makin banyak urang Minang yg miskin seperti di Jawa.Jadi pusat Finansial, di daerah reklamasi, pusat perdagangan sudah dikuasai, tanah2 sudah dikuasai.Yang tersisa, bagi urang Minang di kampung sendiri adalah otot untuk jadi buruh pertanian modern, buruh di superblog, buruh di pusat2 industri.Aduhai, pejabat2 yg menekan tombol dimulainya proyek Lippo, anda2 akan tercatat disepanjang sejarah Minang, sebagai orang2 yg memotori proses pemiskinan urang Minang, 20-30 tahun lagi, anda2 akan melihat cucu anda, jadi jongos dikampung sendiri. Kalau anda2 sakit, cucu2 anda tidak akan sanggup membiayai anda2 masuk rumah sakit, yang anda tekan tombol peresmiannya.Gemas, melihat Minang, dipimpin oleh orang2 yg cakrawalanya pemikirannya tidak jauh kedepan. Amplop sesaat membahagiakan anda sejenak, memikiskan anak cucu se lama2nya, ber abad2 yang akan datang.SalamBakhtiar Muin



-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. 



-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain