Re: SV: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki.
Sanak Bakhtiar Muin jo para sanak sapalanta, apo cukuik masalah iko sekedar diketahui sajo? Apo garak nan disarankan dan paralu kito karajokan ? Kini kan era otonomi daerah ? Wassalam , SB, 77, Sby. Sent from my iPad On 20 Des 2013, at 14.39, payakumbuh2...@yahoo.com payakumbuh2...@yahoo.com wrote: Terima kasih mengingatkan pembaca perantau. Buka mata hati dng jernih. Wass Sent from Samsung Mobile Original message Subject: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki. From: Bakhtiar Muin PhD To: mus-...@milis.isnet.org,rantaunet@googlegroups.com CC: bmsa...@gmail.com Assalamualaimum: Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki. Dalam Episode pertama menguasai Sumbar adalah penguasaan SBLG, Reklamasi pantai sebagai pusat bisnis, bekas2 tangsi tentara di Padang Panjang, dan Bukit Tinggi sebagai Superblok. Episode kedua, adalah kuasai lahan2 strategis di Sumatera Barat. Cara menguasainya, methodenya sama dengan penguasaan tanah sepanjang toll Jakarta Cikampek, dan sepanjang Toll Jakarta Bogor, yang sudah terjadi. Tidak percaya, saksikan sendiri dengan mata kepala dunsanak. Desakan membuat jalan Toll, Padang Bukit tinggi yg bakal di bangun oleh Jasa Marga, didukung oleh pemerintah daerah, sangat didukung oleh oligarki. Urang Minang sudah tidak sabar lagi, macet ingin jalan toll dibangun cepat2. Oligarki juga sudah siap untuk menguasai tanah2 sepanjang jalan, kiri kanan toll dibeli dengan murah. Jangan kira, selesainya jalan toll, tanah kiri kanan toll akan menjadi mahal. Tanah2 sepanjang jalan toll, akan tetap atau turun harganya, karena tanah tsb terkurung, tidak punya akses ke jalan toll. Dengan kolusi dengan pejabat2, oligarki mengusahakan, jangan sampai pemda membikin frontage road. Anda mengerti frontage road? Frontage road, adalah jalan lokal yg dibangun di kiri kanan jalan toll, yg seharusnya jadi kewajiban pengembang jalan toll untuk membangunnya, bila disekitar jalan toll tidak ada jalan lokal. Kewajiban membangun frontage road ini yg disyaratkan oleh UU, tidak pernah dilaksanakan. Tragedi kemanusiaan!!! Kenapa? Yg terjadi adalah oligarki berkolusi dengan pemda, agar tanah2 disekitar jalan toll tetap terkurung, sehingga harganya tetap murah. Jadi oligarki, akan membeli tanah2 yg terkurung sepangan jalan toll dalam puluhan ribu ha, di belinya pelan2 melalui pihak ketiga. Ada orang tua yg meninggal, bagi harta dibelinya. Ada yg mau naik haji dibelinya, ada yg perlu uang dibelinya. Tanah2 terkurung itu dibeli dengan harga murah. Setelah semuanya dibeli, puluhan ribu ha, berikutnya oligarki cincai dengan pejabat daerah. Disuruhnya bupati, walikota, membikin akses jalan dengan uang APBD/APBN. Tanah yg sudah di kuasai ribuan ha tsb, kemudian dibangun pelan2 jadi pusat wisata, daerah industri, setelah bonekanya membangun akses road, dari APBD/APBN yg nota bene adalah uang rakyat. Pada waktu itu orang Minang sudah miskin, tanah sudah dijual, jadi sudah siap jadi buruh pabrik dengan gaji murah. Jadi episode pertama menguasai sentral2 business, rumah sakit, sekolah, episode kedua, kuasai lahan, bangun industri, buruh sudah siap, karena sudah makin banyak urang Minang yg miskin seperti di Jawa. Jadi pusat Finansial, di daerah reklamasi, pusat perdagangan sudah dikuasai, tanah2 sudah dikuasai. Yang tersisa, bagi urang Minang di kampung sendiri adalah otot untuk jadi buruh pertanian modern, buruh di superblog, buruh di pusat2 industri. Aduhai, pejabat2 yg menekan tombol dimulainya proyek Lippo, anda2 akan tercatat disepanjang sejarah Minang, sebagai orang2 yg memotori proses pemiskinan urang Minang, 20-30 tahun lagi, anda2 akan melihat cucu anda, jadi jongos dikampung sendiri. Kalau anda2 sakit, cucu2 anda tidak akan sanggup membiayai anda2 masuk rumah sakit, yang anda tekan tombol peresmiannya. Gemas, melihat Minang, dipimpin oleh orang2 yg cakrawalanya pemikirannya tidak jauh kedepan. Amplop sesaat membahagiakan anda sejenak, memikiskan anak cucu se lama2nya, ber abad2 yang akan datang. Salam Bakhtiar Muin -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali,
Re: SV: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki.
Mengikuti kecemasan sanak BM itu mudah saja solusinya. Tidak usah bangun jalan toll, tidak usah bangun industri dan pembangunan berskala besar lainnya. , Juga jangan bangun jalan jalan baru, nanti sepanjang jalan baru itu Oligarki itu juga akan membeli tanah tanah rakyat disitu..Tenaga kerja kita yang tiap tahun bertambah itu suruh cari kerja ke Malaysia di kebun kebun sawit atau kerja ke proyek proyek pembangunan di propinsi lain. Insya Allah kita akan melihat Sumbar 50 tahun yang akan datang sama keadaannya dengan Sumbar saat ini.karena ekonomi kita tumbuh negatiaf atau masimal stagnan dan pendapatan masyarakat tidak meningkat, ingflasi tiap tahun tetap terjadi dan masyarakat .semakin miskin. Rakyat propinsi lain sdh makmur sebagai hasil pembangunan ekonomi mereka,,daerah kita telah menjadi daerah terbelakang yang dibalut problem pengangguran dan kemiskinan.. Masa depan kita, kitalah yang menentukan dan membuat kebijakan. Kareananya Ingatkanlah anggota angota DPRD , Pejabat publik di Sumbar, seperti GUbernur, Walikota, Bupati agar memelihara daerah ini dengan tidak melakukan pembangunan pembangunan Toll, Jalan non toll , Industri ,Mall ,RS dan sebagainya karena semuanya itu dikuasi oligarki. Wassalam. Dunil Zaid. 0 +10/12. Kpg Ujuang Pandan Parak Karambia Pdg. Tingga di Jkt. 2013/12/20 Dr. Saafroedin Bahar saafroedin.ba...@rantaunet.org Sanak Bakhtiar Muin jo para sanak sapalanta, apo cukuik masalah iko sekedar diketahui sajo? Apo garak nan disarankan dan paralu kito karajokan ? Kini kan era otonomi daerah ? Wassalam , SB, 77, Sby. Sent from my iPad On 20 Des 2013, at 14.39, payakumbuh2...@yahoo.com payakumbuh2...@yahoo.com wrote: Terima kasih mengingatkan pembaca perantau. Buka mata hati dng jernih. Wass Sent from Samsung Mobile Original message Subject: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki. From: Bakhtiar Muin PhD To: mus-...@milis.isnet.org,rantaunet@googlegroups.com CC: bmsa...@gmail.com Assalamualaimum: Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki. Dalam Episode pertama menguasai Sumbar adalah penguasaan SBLG, Reklamasi pantai sebagai pusat bisnis, bekas2 tangsi tentara di Padang Panjang, dan Bukit Tinggi sebagai Superblok. Episode kedua, adalah kuasai lahan2 strategis di Sumatera Barat. Cara menguasainya, methodenya sama dengan penguasaan tanah sepanjang toll Jakarta Cikampek, dan sepanjang Toll Jakarta Bogor, yang sudah terjadi. Tidak percaya, saksikan sendiri dengan mata kepala dunsanak. Desakan membuat jalan Toll, Padang Bukit tinggi yg bakal di bangun oleh Jasa Marga, didukung oleh pemerintah daerah, sangat didukung oleh oligarki. Urang Minang sudah tidak sabar lagi, macet ingin jalan toll dibangun cepat2. Oligarki juga sudah siap untuk menguasai tanah2 sepanjang jalan, kiri kanan toll dibeli dengan murah. Jangan kira, selesainya jalan toll, tanah kiri kanan toll akan menjadi mahal. Tanah2 sepanjang jalan toll, akan tetap atau turun harganya, karena tanah tsb terkurung, tidak punya akses ke jalan toll. Dengan kolusi dengan pejabat2, oligarki mengusahakan, jangan sampai pemda membikin frontage road. Anda mengerti frontage road? Frontage road, adalah jalan lokal yg dibangun di kiri kanan jalan toll, yg seharusnya jadi kewajiban pengembang jalan toll untuk membangunnya, bila disekitar jalan toll tidak ada jalan lokal. Kewajiban membangun frontage road ini yg disyaratkan oleh UU, tidak pernah dilaksanakan. Tragedi kemanusiaan!!! Kenapa? Yg terjadi adalah oligarki berkolusi dengan pemda, agar tanah2 disekitar jalan toll tetap terkurung, sehingga harganya tetap murah. Jadi oligarki, akan membeli tanah2 yg terkurung sepangan jalan toll dalam puluhan ribu ha, di belinya pelan2 melalui pihak ketiga. Ada orang tua yg meninggal, bagi harta dibelinya. Ada yg mau naik haji dibelinya, ada yg perlu uang dibelinya. Tanah2 terkurung itu dibeli dengan harga murah. Setelah semuanya dibeli, puluhan ribu ha, berikutnya oligarki cincai dengan pejabat daerah. Disuruhnya bupati, walikota, membikin akses jalan dengan uang APBD/APBN. Tanah yg sudah di kuasai ribuan ha tsb, kemudian dibangun pelan2 jadi pusat wisata, daerah industri, setelah bonekanya membangun akses road, dari APBD/APBN yg nota bene adalah uang rakyat. Pada waktu itu orang Minang sudah miskin, tanah sudah dijual, jadi sudah siap jadi buruh pabrik dengan gaji murah. Jadi episode pertama menguasai sentral2 business, rumah sakit, sekolah, episode kedua, kuasai lahan, bangun industri, buruh sudah siap, karena sudah makin banyak urang Minang yg miskin seperti di Jawa. Jadi pusat Finansial, di daerah reklamasi, pusat perdagangan sudah dikuasai, tanah2 sudah dikuasai. Yang tersisa, bagi urang Minang di kampung sendiri adalah otot untuk jadi buruh pertanian modern, buruh di superblog, buruh di pusat2 industri. Aduhai, pejabat2 yg menekan tombol dimulainya proyek Lippo, anda2 akan tercatat disepanjang sejarah Minang,
Re: SV: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki.
Sanak Palanta, Pembangunan infrastruktur dan industri diperlukan suatu daerah, krn faktor jumlah manusia bertambah banyak. Kalau kita mau pilih2 investors maka akselerasi pembangunan akan mandeg, krn Sumbar tidak sebagus provinsi lain. Kalau investor mau menanam modal maka Sumbar bukan tetmasuk primadona pilihan. Masalah tanah dan kemudahan akses menjadi hambatan. Kalau investor pariwisata mau invest, itu adalah modal nekad lbh utama. Bukan faktor output input ratio. Jadi kalau mau nolak investasi krn kuatir tidak bisa masuk sorga, tinggal pilih saja, kemiskinan bertambah dan beban pemda jg nambah atau ramai2 masuk sorga ( kalau tidak bikin dosa yg lain). Kegagalan investasi besar juga akan menyurutkan minat investor lain. Sumbar butuh Rp.1000 triliyun utk mengangkat income perkapita masyarakat sama dgn income perkapita rata2 Indonesia (kira2). Salam. Pada 2013 12 21 05:52, Zaid Dunil zdu...@gmail.com menulis: Mengikuti kecemasan sanak BM itu mudah saja solusinya. Tidak usah bangun jalan toll, tidak usah bangun industri dan pembangunan berskala besar lainnya. , Juga jangan bangun jalan jalan baru, nanti sepanjang jalan baru itu Oligarki itu juga akan membeli tanah tanah rakyat disitu..Tenaga kerja kita yang tiap tahun bertambah itu suruh cari kerja ke Malaysia di kebun kebun sawit atau kerja ke proyek proyek pembangunan di propinsi lain. Insya Allah kita akan melihat Sumbar 50 tahun yang akan datang sama keadaannya dengan Sumbar saat ini.karena ekonomi kita tumbuh negatiaf atau masimal stagnan dan pendapatan masyarakat tidak meningkat, ingflasi tiap tahun tetap terjadi dan masyarakat .semakin miskin. Rakyat propinsi lain sdh makmur sebagai hasil pembangunan ekonomi mereka,,daerah kita telah menjadi daerah terbelakang yang dibalut problem pengangguran dan kemiskinan.. Masa depan kita, kitalah yang menentukan dan membuat kebijakan. Kareananya Ingatkanlah anggota angota DPRD , Pejabat publik di Sumbar, seperti GUbernur, Walikota, Bupati agar memelihara daerah ini dengan tidak melakukan pembangunan pembangunan Toll, Jalan non toll , Industri ,Mall ,RS dan sebagainya karena semuanya itu dikuasi oligarki. Wassalam. Dunil Zaid. 0 +10/12. Kpg Ujuang Pandan Parak Karambia Pdg. Tingga di Jkt. 2013/12/20 Dr. Saafroedin Bahar saafroedin.ba...@rantaunet.org Sanak Bakhtiar Muin jo para sanak sapalanta, apo cukuik masalah iko sekedar diketahui sajo? Apo garak nan disarankan dan paralu kito karajokan ? Kini kan era otonomi daerah ? Wassalam , SB, 77, Sby. Sent from my iPad On 20 Des 2013, at 14.39, payakumbuh2...@yahoo.com payakumbuh2...@yahoo.com wrote: Terima kasih mengingatkan pembaca perantau. Buka mata hati dng jernih. Wass Sent from Samsung Mobile Original message Subject: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki. From: Bakhtiar Muin PhD To: mus-...@milis.isnet.org,rantaunet@googlegroups.com CC: bmsa...@gmail.com Assalamualaimum: Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki. Dalam Episode pertama menguasai Sumbar adalah penguasaan SBLG, Reklamasi pantai sebagai pusat bisnis, bekas2 tangsi tentara di Padang Panjang, dan Bukit Tinggi sebagai Superblok. Episode kedua, adalah kuasai lahan2 strategis di Sumatera Barat. Cara menguasainya, methodenya sama dengan penguasaan tanah sepanjang toll Jakarta Cikampek, dan sepanjang Toll Jakarta Bogor, yang sudah terjadi. Tidak percaya, saksikan sendiri dengan mata kepala dunsanak. Desakan membuat jalan Toll, Padang Bukit tinggi yg bakal di bangun oleh Jasa Marga, didukung oleh pemerintah daerah, sangat didukung oleh oligarki. Urang Minang sudah tidak sabar lagi, macet ingin jalan toll dibangun cepat2. Oligarki juga sudah siap untuk menguasai tanah2 sepanjang jalan, kiri kanan toll dibeli dengan murah. Jangan kira, selesainya jalan toll, tanah kiri kanan toll akan menjadi mahal. Tanah2 sepanjang jalan toll, akan tetap atau turun harganya, karena tanah tsb terkurung, tidak punya akses ke jalan toll. Dengan kolusi dengan pejabat2, oligarki mengusahakan, jangan sampai pemda membikin frontage road. Anda mengerti frontage road? Frontage road, adalah jalan lokal yg dibangun di kiri kanan jalan toll, yg seharusnya jadi kewajiban pengembang jalan toll untuk membangunnya, bila disekitar jalan toll tidak ada jalan lokal. Kewajiban membangun frontage road ini yg disyaratkan oleh UU, tidak pernah dilaksanakan. Tragedi kemanusiaan!!! Kenapa? Yg terjadi adalah oligarki berkolusi dengan pemda, agar tanah2 disekitar jalan toll tetap terkurung, sehingga harganya tetap murah. Jadi oligarki, akan membeli tanah2 yg terkurung sepangan jalan toll dalam puluhan ribu ha, di belinya pelan2 melalui pihak ketiga. Ada orang tua yg meninggal, bagi harta dibelinya. Ada yg mau naik haji dibelinya, ada yg perlu uang dibelinya. Tanah2 terkurung itu dibeli dengan harga murah. Setelah semuanya dibeli, puluhan ribu ha, berikutnya oligarki cincai dengan pejabat daerah.
Re: SV: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki.
*Sanak di Palanta* *Membangun perekonomian dimasing-masing daerah mungkin tidak bisa disamaratakan, maaf kalau saya salah, tolong dibetulkan. * *Semua tergantung kepada hubungan antara manusianya dengan tanah tempat mereka berpijak dan budayanya yang dianut secara turun temurun.* *Di Minangkabau / Sumbar hubungan ini sudah berlangsung lama jauh sebelum budaya lainnya masuk ke Minagkabau/Sumbar. Setelah Islam masuk Minangkabau maka Islam dan budaya minang menyatu dalam falsafah Minang “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah” Artiny adat Minangkabau berdasarkan aturan agama islam, aturan agama islam ini dasarnya adalah Alqura’n dan hadis nabi Muhammad Saw. yang disingkat dengan ABS SBK. * *Sumbar mungkin berbeda dengan daerah lain, misalnya berbeda dengan di Jawa. Di Jawa hubungan manusianya dengan tanah tempat mereka berpijak mungkin agak longgar, tanah tempat mereka berpijak mudah pindah tangan atau diperjualbelikan, tanah ini bisa dipunyai oleh pemilik yang silih berganti. * *Karena tanah ini dari dahulu kala tempat usaha dan produksi bahan makanan, lepas ketangan lain, meskipun dengan imbalan sementara apakah karena terdesak dsb, yang jelas tanah untuk usaha dan produksi bahan makanan sudah lepas dari tangan pemilik pertama. Jika imbalan sementara ini tak bisa diperkembang dan semua asset tanah habis akhirnya menjadi petani gurem, akibatnya jadi TKI/TKW kasarnya budak belian modern.* *Sumbar/Minangkabau, sangat berbeda dengan daerah lain, hubungan manusia dengan tanah tempat mereka berpijak sangat terikat erat yang dikenal sebagai harta pusaka atau tanah ulayat tak bisa pindah tangan atau diperjual belikan, maksimal hanya digadai sementara, yang nantinya bisa ditebus kembali oleh anak cucu. * *Tanah / harta pusaka ini dikuasai turun temurun secara bersama-sama/kaum sampai hari kiamat selagi keturunan kaum itu menurut garis ibu baik yang sejari, sejengkal, sedepa dstnya masih ada.* *Tanah / harta pusaka ini dikuasai menurut garis ibu tak boleh pindah tangan, kaum hanya mempunyai hak pakai atau hak mendapatkan hasil penggarapan yang sudah diatur dari nenek moyang secara turun temurun, kaum baik perkelompok maupun perorangan tidak mepunyai hak milik terhadarp tanah /harta pusaka, artinya tanah harta pusaka tak bisa diperjual belikan.* * Hal ini apakah datang secara kebetulan (kebetulan yang sudah ratusan tahun) atau memang sudah melalu pemikiran yang matang oleh para nenek moyang pemikir-pemikir masa silam/terdahulu yang sampai sekarang dirasakan manfaatnya, selagi masih ada tanah garapan masih bisa dipakai untuk usaha tani yang menjamin kehidupan. * *Tanah ini boleh dikatakan “asuransi jaminan hidup bagi rakyat / manusia Minangkabau”. Inilah yang berlaku turun temurun di Minangkabau/Sumbar sampai sekarang. * *Inilah yang dikatakan “tak lakang dek paneh tak lapuak dek hujan”, “dimaa bumi dipijak disinan langik dijujuang”* *Artinya kalau menginjakan kaki /tinggal di Sumbar/Minangkabau junjunglah langitnya, artinya hargai yang menaungi Sumbar / Minangkabau yaitu budayanya, hargailah ABS SBK nya.* *Jadi kalau mau membangun di Sumbar / Minangkabau siapa saja boleh masuk tapi lihat budaya Minangkabau, jangan asal masuk, “orang Minangkabau memang sangat cemas sekali kalau budayanya dan tanah garapannya lepas, karena tanah dan budaya ini adalah asuransi jaminan hidup dunia akhirat bagi orang Minangkabau, sekali lepas untuk mendapatkan kembali susah/tak mungkin lagi.* *Untuk itu umumnya para pemuka masyarakat Minangkabau baik yang diranah maupun yang dirantau akan tetap mempertahankan agar budaya ABS SBK dan tanah harta pusaka ini tetap utuh menjadi harta pusaka yang bisa digarap dengan leluasa oleh anak cucunya demi mempertahankan kehidupan yang bermartabat tidak jadi budak belian modern.* *Tidak dipungkiri ada satu dua, sekali lagi satu dua ( tidak gambaran umum Minangkabau), beberapa tanah ulayat yang sebagian lepas dari suatu kaum karena:* *1.Dibeli/ganti rugi oleh pemerintah untuk kepentingan umum / masyarakat dsb. * *Kalau untuk ini secara turun temurun para pemuka masyarakat Minangkabau setuju.* *2.Dilepas di jual oleh ninik mamak beserta kaum dengan berbagai alasan, yang sebetulnya secara adat Minangkabau tidak diperbolehkan. Ini tentu para pemuka adat bisa memaparkan lebih jauh.* *Tidak dapat dipungkiri jika para pemuka masyarakat Minang baik yang diranah maupun yang dirantau cemas jika pembangunan di Sumbar / Minagkabau disama-ratakan saja denga cara membangun di daerah luar Minangkabau. Apalagi akan menyangkut hilangnya tanah / harta pusaka anak minang yang akan diiringi oleh runtuhnya ABS SBK minang itu sendiri. * *Patut dan layak pemuka masyarakat Minangkabau baik diranah maupun dirantau cemas jika pembangunan di ranah Minangkabau disamaratakan saja dengan daerah lain yang akar budayanya berbeda. Sebaiknya juga hendaknya menjadi pemikiran bagi perancang pembangunan di pusat maupun didaerah.* *Terlebih terkurang mohon
Re: SV: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki.
Pak Zaid, kondisi itu alah tajadi kini pak. Propinsi Riau (Pakanbaru, Siak, Bangkinang, dll) alah mulai maninggakan Sumbar sacaro perlahan2. Saketek hari lai, Sumbar akan langang ditinggakan warganya, perusahaan2 besar dan kantor2 perwakilan akan pindah ke Riau. PTPN alah pindah ka Pakan, BNI Perwakilan Sumbar-Riau-Jambi ka pindah ka pakan ditagah samo Gubernur IP dg permintaan: Janganlah pindah saat periode saya. Kata2 yg samo diagiah samo GF, Zainal Bakar, dan Gubernur2 sebelumnya. Sepertinya Sumbar manunggu manjadi daerah stagnan sarupo nan tajadi di Kota Sawahlunto. Mudah2an Gubernur bisa mancontoh apo nan alah dikarajoan mantan Walikota Sawahlunto dlm mempertahankan kehidupan di kota tsb agar tidak mati dan ditutup lembaran sejarah sbg kota industri pertambangan yg kayo dulunyo. Semoga... Andri/41/Kab. Padang Pariaman Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Zaid Dunil zdu...@gmail.com Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Sat, 21 Dec 2013 05:52:54 To: Rantaunetrantaunet@googlegroups.com Reply-To: rantaunet@googlegroups.com Subject: Re: SV: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki. Mengikuti kecemasan sanak BM itu mudah saja solusinya. Tidak usah bangun jalan toll, tidak usah bangun industri dan pembangunan berskala besar lainnya. , Juga jangan bangun jalan jalan baru, nanti sepanjang jalan baru itu Oligarki itu juga akan membeli tanah tanah rakyat disitu..Tenaga kerja kita yang tiap tahun bertambah itu suruh cari kerja ke Malaysia di kebun kebun sawit atau kerja ke proyek proyek pembangunan di propinsi lain. Insya Allah kita akan melihat Sumbar 50 tahun yang akan datang sama keadaannya dengan Sumbar saat ini.karena ekonomi kita tumbuh negatiaf atau masimal stagnan dan pendapatan masyarakat tidak meningkat, ingflasi tiap tahun tetap terjadi dan masyarakat .semakin miskin. Rakyat propinsi lain sdh makmur sebagai hasil pembangunan ekonomi mereka,,daerah kita telah menjadi daerah terbelakang yang dibalut problem pengangguran dan kemiskinan.. Masa depan kita, kitalah yang menentukan dan membuat kebijakan. Kareananya Ingatkanlah anggota angota DPRD , Pejabat publik di Sumbar, seperti GUbernur, Walikota, Bupati agar memelihara daerah ini dengan tidak melakukan pembangunan pembangunan Toll, Jalan non toll , Industri ,Mall ,RS dan sebagainya karena semuanya itu dikuasi oligarki. Wassalam. Dunil Zaid. 0 +10/12. Kpg Ujuang Pandan Parak Karambia Pdg. Tingga di Jkt. 2013/12/20 Dr. Saafroedin Bahar saafroedin.ba...@rantaunet.org Sanak Bakhtiar Muin jo para sanak sapalanta, apo cukuik masalah iko sekedar diketahui sajo? Apo garak nan disarankan dan paralu kito karajokan ? Kini kan era otonomi daerah ? Wassalam , SB, 77, Sby. Sent from my iPad On 20 Des 2013, at 14.39, payakumbuh2...@yahoo.com payakumbuh2...@yahoo.com wrote: Terima kasih mengingatkan pembaca perantau. Buka mata hati dng jernih. Wass Sent from Samsung Mobile Original message Subject: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki. From: Bakhtiar Muin PhD To: mus-...@milis.isnet.org,rantaunet@googlegroups.com CC: bmsa...@gmail.com Assalamualaimum: Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki. Dalam Episode pertama menguasai Sumbar adalah penguasaan SBLG, Reklamasi pantai sebagai pusat bisnis, bekas2 tangsi tentara di Padang Panjang, dan Bukit Tinggi sebagai Superblok. Episode kedua, adalah kuasai lahan2 strategis di Sumatera Barat. Cara menguasainya, methodenya sama dengan penguasaan tanah sepanjang toll Jakarta Cikampek, dan sepanjang Toll Jakarta Bogor, yang sudah terjadi. Tidak percaya, saksikan sendiri dengan mata kepala dunsanak. Desakan membuat jalan Toll, Padang Bukit tinggi yg bakal di bangun oleh Jasa Marga, didukung oleh pemerintah daerah, sangat didukung oleh oligarki. Urang Minang sudah tidak sabar lagi, macet ingin jalan toll dibangun cepat2. Oligarki juga sudah siap untuk menguasai tanah2 sepanjang jalan, kiri kanan toll dibeli dengan murah. Jangan kira, selesainya jalan toll, tanah kiri kanan toll akan menjadi mahal. Tanah2 sepanjang jalan toll, akan tetap atau turun harganya, karena tanah tsb terkurung, tidak punya akses ke jalan toll. Dengan kolusi dengan pejabat2, oligarki mengusahakan, jangan sampai pemda membikin frontage road. Anda mengerti frontage road? Frontage road, adalah jalan lokal yg dibangun di kiri kanan jalan toll, yg seharusnya jadi kewajiban pengembang jalan toll untuk membangunnya, bila disekitar jalan toll tidak ada jalan lokal. Kewajiban membangun frontage road ini yg disyaratkan oleh UU, tidak pernah dilaksanakan. Tragedi kemanusiaan!!! Kenapa? Yg terjadi adalah oligarki berkolusi dengan pemda, agar tanah2 disekitar jalan toll tetap terkurung, sehingga harganya tetap murah. Jadi oligarki, akan membeli tanah2 yg terkurung sepangan jalan toll dalam puluhan ribu ha, di belinya pelan2 melalui pihak ketiga. Ada orang tua yg meninggal, bagi
SV: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki.
Terima kasih mengingatkan pembaca perantau. Buka mata hati dng jernih. WassSent from Samsung Mobile Original message Subject: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki. From: Bakhtiar Muin PhDTo: mus-...@milis.isnet.org,rantaunet@googlegroups.com CC: bmsa...@gmail.com Assalamualaimum:Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki.Dalam Episode pertama menguasai Sumbar adalah penguasaan SBLG, Reklamasi pantai sebagai pusat bisnis, bekas2 tangsi tentara di Padang Panjang, dan Bukit Tinggi sebagai Superblok.Episode kedua, adalah kuasai lahan2 strategis di Sumatera Barat. Cara menguasainya, methodenya sama dengan penguasaan tanah sepanjang toll Jakarta Cikampek, dan sepanjang Toll Jakarta Bogor, yang sudah terjadi. Tidak percaya, saksikan sendiri dengan mata kepala dunsanak.Desakan membuat jalan Toll, Padang Bukit tinggi yg bakal di bangun oleh Jasa Marga, didukung oleh pemerintah daerah, sangat didukung oleh oligarki.Urang Minang sudah tidak sabar lagi, macet ingin jalan toll dibangun cepat2.Oligarki juga sudah siap untuk menguasai tanah2 sepanjang jalan, kiri kanan toll dibeli dengan murah.Jangan kira, selesainya jalan toll, tanah kiri kanan toll akan menjadi mahal. Tanah2 sepanjang jalan toll, akan tetap atau turun harganya, karena tanah tsb terkurung, tidak punya akses ke jalan toll. Dengan kolusi dengan pejabat2, oligarki mengusahakan, jangan sampai pemda membikin frontage road. Anda mengerti frontage road? Frontage road, adalah jalan lokal yg dibangun di kiri kanan jalan toll, yg seharusnya jadi kewajiban pengembang jalan toll untuk membangunnya, bila disekitar jalan toll tidak ada jalan lokal.Kewajiban membangun frontage road ini yg disyaratkan oleh UU, tidak pernah dilaksanakan. Tragedi kemanusiaan!!! Kenapa?Yg terjadi adalah oligarki berkolusi dengan pemda, agar tanah2 disekitar jalan toll tetap terkurung, sehingga harganya tetap murah.Jadi oligarki, akan membeli tanah2 yg terkurung sepangan jalan toll dalam puluhan ribu ha, di belinya pelan2 melalui pihak ketiga. Ada orang tua yg meninggal, bagi harta dibelinya. Ada yg mau naik haji dibelinya, ada yg perlu uang dibelinya. Tanah2 terkurung itu dibeli dengan harga murah. Setelah semuanya dibeli, puluhan ribu ha, berikutnya oligarki cincai dengan pejabat daerah. Disuruhnya bupati, walikota, membikin akses jalan dengan uang APBD/APBN.Tanah yg sudah di kuasai ribuan ha tsb, kemudian dibangun pelan2 jadi pusat wisata, daerah industri, setelah bonekanya membangun akses road, dari APBD/APBN yg nota bene adalah uang rakyat.Pada waktu itu orang Minang sudah miskin, tanah sudah dijual, jadi sudah siap jadi buruh pabrik dengan gaji murah. Jadi episode pertama menguasai sentral2 business, rumah sakit, sekolah, episode kedua, kuasai lahan, bangun industri, buruh sudah siap, karena sudah makin banyak urang Minang yg miskin seperti di Jawa.Jadi pusat Finansial, di daerah reklamasi, pusat perdagangan sudah dikuasai, tanah2 sudah dikuasai.Yang tersisa, bagi urang Minang di kampung sendiri adalah otot untuk jadi buruh pertanian modern, buruh di superblog, buruh di pusat2 industri.Aduhai, pejabat2 yg menekan tombol dimulainya proyek Lippo, anda2 akan tercatat disepanjang sejarah Minang, sebagai orang2 yg memotori proses pemiskinan urang Minang, 20-30 tahun lagi, anda2 akan melihat cucu anda, jadi jongos dikampung sendiri. Kalau anda2 sakit, cucu2 anda tidak akan sanggup membiayai anda2 masuk rumah sakit, yang anda tekan tombol peresmiannya.Gemas, melihat Minang, dipimpin oleh orang2 yg cakrawalanya pemikirannya tidak jauh kedepan. Amplop sesaat membahagiakan anda sejenak, memikiskan anak cucu se lama2nya, ber abad2 yang akan datang.SalamBakhtiar Muin -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain