Re: [SBI-InFo] Burung Kosmologi Jawa Bali

2010-06-30 Terurut Topik Irma Dana
Sebetulnya tidak hanya di candi borobudur dan prambanan saja banyak relief
burung
waktu mampir ke Angkor Wat pun, ada relief burung di antara candi2 mereka...
ada burung dara dan rangkong gitu deh...



2010/6/29 swiss win kebo.giraz.gi...@gmail.com



 wah menarik ne diskusinya, gak melulu ilmiah versi modern, tapi ilmiah
 versi nir-modern

 betul juga Pak Yus, bentuk relief Prambanan sangat mirip dengan aslinya.
 melihat attachment mas yoki yang relief prambanan, ada relief berbentuk
 rangkong. kalo dilihat lebih teliti sangat jelas kalo tanduknya melengkung
 ke atas, padahal sejauh ini yang saya tahu *B. rhinoceros silvestri* yang
 merupakan ras Jawa tanduknya gak melengkung tapi datar. ada yang bisa mbantu
 saya? apakah di Jawa ada B. rhinoceros bertanduk melengkung atau dulu memang
 pernah ada atau saya saja yang tidak pernah ketemu B.r bertanduk melengkung
 di Jawa??

 Mungkin akan sangat berbeda mengamati bentuk dan wajah burung di Borobudur
 daripada Prambanan karena perbedaan kedua ajaran yang cukup signifikan.
 Fritjof Capra dalam The Tao of Physics bilang: berbeda dengan Hiduisme,
 Buddisme lahir dari seorang perintis, jika nuansa Hinduisme adalah
 mitologi dan ritualistik, maka nuansa Buddisme adalah psikologis hal inilah
 yang menyebabkan kenapa relief Prambanan lebih natural karena simbologi
 setiap jenis burung akan membawa pada perbedaan makna ritual yang berbeda.
 sedangkan pada candi Budha bentuk2 satwa itu bersifat -semacam-
 mempersonifikasikan satwa berdasarkan behavior alaminya.

 gak usah jauh2, burung Garuda tunggangan Wishnu dalam cerita pewayangan
 adalah bukti betapa simbologi dalam budaya hindu sangat diperhatikan dengan
 baik. Garuda dalam wayang Jawa berbeda bentuk dengan ilustrasi asli dari
 India akhirnya dituduh terinspirasi dari Spizaetus bartelsi. cerita2 dan
 tokoh dalam pewayangan sendiri notabene berasal dari cerita Hinduisme
 Mahabarata dan Ramayanan, hanya yang membedakan adalah Punakawan yang
 merupakan modifikasi Sunan Kalijaga.

 Garuda juga punya nama lain yaitu burung api, dan ternyata banyak
 kebudayaan kuno yang memiliki simbol2 burung api
 1. Bennu== mitologi mesir kuno. dipercaya sebagai Anak Dewa Matahari (Ra).
 yang kalo dilihat bentuknya sangat mirip dengan bangau-bangauan.
 2. Huma== mitologi persia. yang berarti spirit of water. bentuk aslinya
 mirip dengan phasianidae (merak merak sampai timur tengah gak ya?)
 3. Simurgh == phoenix versi persia. kurang lebihnya masih mirip merak
 atau keluarga phasianidae-lah.
 4. Phoenix, adaptasi bangsa Yunani Kuno terhadap burung Bennu dari Mesir.
 5. Zhar-Ptitsa== burung api versi Rusia yang sepertinya masih berbau
 Phasianidae
 6. Fenghuang== china
 7. Karura. lha ini yang menarik, karena konsepnya bener2 meniru garuda
 tapi dibawa oleh Buddisme sehingga wujudnya tidak se-artistik Garuda versi
 Hindu: bener2 berwujud manusia cuma mulutnya saja yang berbentuk paruh
 elang. dan menarik yang kedua adalah ketika saya search di mbah google yang
 keluar semuanya kartun Hentaioalahh..Jepang...Jepang...

 ohya mau menambahkan nama common dari nama Wuku yang belum disebut Pak Bas,
 yaitu Pelatuk Bawang atau dalam bahasa SKJB adalah Pelatuk Ayam. orang sini
 lebih familiar pelatuk bawang daripada pelatuk ayam.

 salam

 Pada 29 Juni 2010 07:46, Kang Bas bask...@yahoo.com menulis:



 Salam


 Bang Yoki, Pa Yus, dan rekans


 Kalau melihat gambar-gambar relief, nampaknya memiliki tujuan dan makna
 yang berbeda dibanding Wuku. Implementasi Wuku lebih condong seperti Shio
 (Tiongkok) dan Zodiak (Barat).


 Relief fauna pada candi Hindu dan candi Budha memang beda. Pada candi
 Budha, relief itu terkait dengan kisah-kisah fabel yang erat dengan ajaran
 Budis, misal Jataka dan Pancatantra. Meski demikian, kisah fabel itu telah
 teradaptasi ke hampir semua budaya di dunia.


 Sementara pada relief Hindu bisa dikata tidak terkait dengan kisah fabel
 tersebut. Namun ada juga candi Budha yang relief faunanya tidak terkait
 fabel. Bisa jadi akibat akulturasi dengan budaya lokal pra Hindu-Budha.


 Untuk istilah Gogik, itu memang nama lokal di Jawa (Tengah) untuk
 Rangkong. Penyebutan nama itu bisa untuk mendeteksi apakah dalah
 bio-historisnya suatau kawasan pernah ada rangkong atau tidak. Jika
 sekelompok masyarakat tidak kenal nama Gogik, besar kemungkinan dari dulu
 daerah itu memang tidak pernah ada rangkong. Dan sebaliknya.


 Di lereng timur G. Ungaran ada satu desa yang namanya Gogik. Desa itu
 diberi nama Gogik karena dulunya hutan dikawasan itu merupakan sentra
 habitatnya. Meski pada situasi sekarang populasinya tidak banyak lagi.


 KB


 --- On *Tue, 6/29/10, Yus Rusila Noor yus.n...@gmail.com* wrote:

 Ini ada kutipan yang saya ambil dari dunia maya:

 *Kalau cermat, anda juga bisa melihat berbagai relief burung, kali ini
 burung yang nyata. Relief-relief burung di Candi Prambanan begitu natural
 sehingga para biolog bahkan dapat mengidentifikasinya sampai tingkat genus.
 Salah satunya relief Kakatua Jambul 

Re: [SBI-InFo] Burung Kosmologi Jawa Bali

2010-06-30 Terurut Topik Jack Rimbawan
Thanks pelajaran yang sangat berharga

salam

Jack


Pada 30 Juni 2010 14:01, Irma Dana irma.d...@gmail.com menulis:



 Sebetulnya tidak hanya di candi borobudur dan prambanan saja banyak relief
 burung
 waktu mampir ke Angkor Wat pun, ada relief burung di antara candi2
 mereka...
 ada burung dara dan rangkong gitu deh...



 2010/6/29 swiss win kebo.giraz.gi...@gmail.com



 wah menarik ne diskusinya, gak melulu ilmiah versi modern, tapi ilmiah
 versi nir-modern

 betul juga Pak Yus, bentuk relief Prambanan sangat mirip dengan aslinya.
 melihat attachment mas yoki yang relief prambanan, ada relief berbentuk
 rangkong. kalo dilihat lebih teliti sangat jelas kalo tanduknya melengkung
 ke atas, padahal sejauh ini yang saya tahu *B. rhinoceros silvestri* yang
 merupakan ras Jawa tanduknya gak melengkung tapi datar. ada yang bisa mbantu
 saya? apakah di Jawa ada B. rhinoceros bertanduk melengkung atau dulu memang
 pernah ada atau saya saja yang tidak pernah ketemu B.r bertanduk melengkung
 di Jawa??

 Mungkin akan sangat berbeda mengamati bentuk dan wajah burung di Borobudur
 daripada Prambanan karena perbedaan kedua ajaran yang cukup signifikan.
 Fritjof Capra dalam The Tao of Physics bilang: berbeda dengan Hiduisme,
 Buddisme lahir dari seorang perintis, jika nuansa Hinduisme adalah
 mitologi dan ritualistik, maka nuansa Buddisme adalah psikologis hal inilah
 yang menyebabkan kenapa relief Prambanan lebih natural karena simbologi
 setiap jenis burung akan membawa pada perbedaan makna ritual yang berbeda.
 sedangkan pada candi Budha bentuk2 satwa itu bersifat -semacam-
 mempersonifikasikan satwa berdasarkan behavior alaminya.

 gak usah jauh2, burung Garuda tunggangan Wishnu dalam cerita pewayangan
 adalah bukti betapa simbologi dalam budaya hindu sangat diperhatikan dengan
 baik. Garuda dalam wayang Jawa berbeda bentuk dengan ilustrasi asli dari
 India akhirnya dituduh terinspirasi dari Spizaetus bartelsi. cerita2 dan
 tokoh dalam pewayangan sendiri notabene berasal dari cerita Hinduisme
 Mahabarata dan Ramayanan, hanya yang membedakan adalah Punakawan yang
 merupakan modifikasi Sunan Kalijaga.

 Garuda juga punya nama lain yaitu burung api, dan ternyata banyak
 kebudayaan kuno yang memiliki simbol2 burung api
 1. Bennu== mitologi mesir kuno. dipercaya sebagai Anak Dewa Matahari
 (Ra). yang kalo dilihat bentuknya sangat mirip dengan bangau-bangauan.
 2. Huma== mitologi persia. yang berarti spirit of water. bentuk aslinya
 mirip dengan phasianidae (merak merak sampai timur tengah gak ya?)
 3. Simurgh == phoenix versi persia. kurang lebihnya masih mirip merak
 atau keluarga phasianidae-lah.
 4. Phoenix, adaptasi bangsa Yunani Kuno terhadap burung Bennu dari Mesir.
 5. Zhar-Ptitsa== burung api versi Rusia yang sepertinya masih berbau
 Phasianidae
 6. Fenghuang== china
 7. Karura. lha ini yang menarik, karena konsepnya bener2 meniru garuda
 tapi dibawa oleh Buddisme sehingga wujudnya tidak se-artistik Garuda versi
 Hindu: bener2 berwujud manusia cuma mulutnya saja yang berbentuk paruh
 elang. dan menarik yang kedua adalah ketika saya search di mbah google yang
 keluar semuanya kartun Hentaioalahh..Jepang...Jepang...

 ohya mau menambahkan nama common dari nama Wuku yang belum disebut Pak
 Bas, yaitu Pelatuk Bawang atau dalam bahasa SKJB adalah Pelatuk Ayam. orang
 sini lebih familiar pelatuk bawang daripada pelatuk ayam.

 salam

 Pada 29 Juni 2010 07:46, Kang Bas bask...@yahoo.com menulis:



 Salam


 Bang Yoki, Pa Yus, dan rekans


 Kalau melihat gambar-gambar relief, nampaknya memiliki tujuan dan makna
 yang berbeda dibanding Wuku. Implementasi Wuku lebih condong seperti Shio
 (Tiongkok) dan Zodiak (Barat).


 Relief fauna pada candi Hindu dan candi Budha memang beda. Pada candi
 Budha, relief itu terkait dengan kisah-kisah fabel yang erat dengan ajaran
 Budis, misal Jataka dan Pancatantra. Meski demikian, kisah fabel itu telah
 teradaptasi ke hampir semua budaya di dunia.


 Sementara pada relief Hindu bisa dikata tidak terkait dengan kisah fabel
 tersebut. Namun ada juga candi Budha yang relief faunanya tidak terkait
 fabel. Bisa jadi akibat akulturasi dengan budaya lokal pra Hindu-Budha.


 Untuk istilah Gogik, itu memang nama lokal di Jawa (Tengah) untuk
 Rangkong. Penyebutan nama itu bisa untuk mendeteksi apakah dalah
 bio-historisnya suatau kawasan pernah ada rangkong atau tidak. Jika
 sekelompok masyarakat tidak kenal nama Gogik, besar kemungkinan dari dulu
 daerah itu memang tidak pernah ada rangkong. Dan sebaliknya.


 Di lereng timur G. Ungaran ada satu desa yang namanya Gogik. Desa itu
 diberi nama Gogik karena dulunya hutan dikawasan itu merupakan sentra
 habitatnya. Meski pada situasi sekarang populasinya tidak banyak lagi.


 KB


 --- On *Tue, 6/29/10, Yus Rusila Noor yus.n...@gmail.com* wrote:

 Ini ada kutipan yang saya ambil dari dunia maya:

 *Kalau cermat, anda juga bisa melihat berbagai relief burung, kali ini
 burung yang nyata. Relief-relief burung di Candi Prambanan begitu 

Re: [SBI-InFo] Burung Kosmologi Jawa Bali

2010-06-30 Terurut Topik Yus Rusila Noor
Angkor Wat itu Budha ya?

Yus
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Irma Dana irma.d...@gmail.com
Sender: sbi-info@yahoogroups.com
Date: Wed, 30 Jun 2010 14:01:46 
To: sbi-info@yahoogroups.com
Reply-To: sbi-info@yahoogroups.com
Subject: Re: [SBI-InFo] Burung  Kosmologi Jawa Bali

Sebetulnya tidak hanya di candi borobudur dan prambanan saja banyak relief
burung
waktu mampir ke Angkor Wat pun, ada relief burung di antara candi2 mereka...
ada burung dara dan rangkong gitu deh...



2010/6/29 swiss win kebo.giraz.gi...@gmail.com



 wah menarik ne diskusinya, gak melulu ilmiah versi modern, tapi ilmiah
 versi nir-modern

 betul juga Pak Yus, bentuk relief Prambanan sangat mirip dengan aslinya.
 melihat attachment mas yoki yang relief prambanan, ada relief berbentuk
 rangkong. kalo dilihat lebih teliti sangat jelas kalo tanduknya melengkung
 ke atas, padahal sejauh ini yang saya tahu *B. rhinoceros silvestri* yang
 merupakan ras Jawa tanduknya gak melengkung tapi datar. ada yang bisa mbantu
 saya? apakah di Jawa ada B. rhinoceros bertanduk melengkung atau dulu memang
 pernah ada atau saya saja yang tidak pernah ketemu B.r bertanduk melengkung
 di Jawa??

 Mungkin akan sangat berbeda mengamati bentuk dan wajah burung di Borobudur
 daripada Prambanan karena perbedaan kedua ajaran yang cukup signifikan.
 Fritjof Capra dalam The Tao of Physics bilang: berbeda dengan Hiduisme,
 Buddisme lahir dari seorang perintis, jika nuansa Hinduisme adalah
 mitologi dan ritualistik, maka nuansa Buddisme adalah psikologis hal inilah
 yang menyebabkan kenapa relief Prambanan lebih natural karena simbologi
 setiap jenis burung akan membawa pada perbedaan makna ritual yang berbeda.
 sedangkan pada candi Budha bentuk2 satwa itu bersifat -semacam-
 mempersonifikasikan satwa berdasarkan behavior alaminya.

 gak usah jauh2, burung Garuda tunggangan Wishnu dalam cerita pewayangan
 adalah bukti betapa simbologi dalam budaya hindu sangat diperhatikan dengan
 baik. Garuda dalam wayang Jawa berbeda bentuk dengan ilustrasi asli dari
 India akhirnya dituduh terinspirasi dari Spizaetus bartelsi. cerita2 dan
 tokoh dalam pewayangan sendiri notabene berasal dari cerita Hinduisme
 Mahabarata dan Ramayanan, hanya yang membedakan adalah Punakawan yang
 merupakan modifikasi Sunan Kalijaga.

 Garuda juga punya nama lain yaitu burung api, dan ternyata banyak
 kebudayaan kuno yang memiliki simbol2 burung api
 1. Bennu== mitologi mesir kuno. dipercaya sebagai Anak Dewa Matahari (Ra).
 yang kalo dilihat bentuknya sangat mirip dengan bangau-bangauan.
 2. Huma== mitologi persia. yang berarti spirit of water. bentuk aslinya
 mirip dengan phasianidae (merak merak sampai timur tengah gak ya?)
 3. Simurgh == phoenix versi persia. kurang lebihnya masih mirip merak
 atau keluarga phasianidae-lah.
 4. Phoenix, adaptasi bangsa Yunani Kuno terhadap burung Bennu dari Mesir.
 5. Zhar-Ptitsa== burung api versi Rusia yang sepertinya masih berbau
 Phasianidae
 6. Fenghuang== china
 7. Karura. lha ini yang menarik, karena konsepnya bener2 meniru garuda
 tapi dibawa oleh Buddisme sehingga wujudnya tidak se-artistik Garuda versi
 Hindu: bener2 berwujud manusia cuma mulutnya saja yang berbentuk paruh
 elang. dan menarik yang kedua adalah ketika saya search di mbah google yang
 keluar semuanya kartun Hentaioalahh..Jepang...Jepang...

 ohya mau menambahkan nama common dari nama Wuku yang belum disebut Pak Bas,
 yaitu Pelatuk Bawang atau dalam bahasa SKJB adalah Pelatuk Ayam. orang sini
 lebih familiar pelatuk bawang daripada pelatuk ayam.

 salam

 Pada 29 Juni 2010 07:46, Kang Bas bask...@yahoo.com menulis:



 Salam


 Bang Yoki, Pa Yus, dan rekans


 Kalau melihat gambar-gambar relief, nampaknya memiliki tujuan dan makna
 yang berbeda dibanding Wuku. Implementasi Wuku lebih condong seperti Shio
 (Tiongkok) dan Zodiak (Barat).


 Relief fauna pada candi Hindu dan candi Budha memang beda. Pada candi
 Budha, relief itu terkait dengan kisah-kisah fabel yang erat dengan ajaran
 Budis, misal Jataka dan Pancatantra. Meski demikian, kisah fabel itu telah
 teradaptasi ke hampir semua budaya di dunia.


 Sementara pada relief Hindu bisa dikata tidak terkait dengan kisah fabel
 tersebut. Namun ada juga candi Budha yang relief faunanya tidak terkait
 fabel. Bisa jadi akibat akulturasi dengan budaya lokal pra Hindu-Budha.


 Untuk istilah Gogik, itu memang nama lokal di Jawa (Tengah) untuk
 Rangkong. Penyebutan nama itu bisa untuk mendeteksi apakah dalah
 bio-historisnya suatau kawasan pernah ada rangkong atau tidak. Jika
 sekelompok masyarakat tidak kenal nama Gogik, besar kemungkinan dari dulu
 daerah itu memang tidak pernah ada rangkong. Dan sebaliknya.


 Di lereng timur G. Ungaran ada satu desa yang namanya Gogik. Desa itu
 diberi nama Gogik karena dulunya hutan dikawasan itu merupakan sentra
 habitatnya. Meski pada situasi sekarang populasinya tidak banyak lagi.


 KB


 --- On *Tue, 6/29/10, Yus Rusila Noor yus.n...@gmail.com* wrote:

 Ini 

[SBI-InFo] Pengamatan Burung di Pematang Gadung [2 Attachments]

2010-06-30 Terurut Topik ABDURAHMAN ALQADRI
Rekan2 Milis yang tercinta
selasa sore kemarin dan hari ini Rabu 30 Juni 2010, saya melakukan pengamatan 
burung di sekitar Hutan Pematang Gadung. Banyak burung yang bisa ditemui 
diantaranya, Sikep madu asia (1 ekor), elang Hitam (1 ekor),  Elang Ikan 
(Ichtyopaga humilis) 1 ekor, Elang Bondol (Haliastur indus) 1 ekor, Pecuk Ular 
Asia (Anhinga melanogaster) 4 ekor, Bangau Tong-tong (laptoptilos javanicus) 1 
ekor, karna batre kamera habis (lupa dicas) yang bisa tertangkap hanya Ciconia 
stormi (3 ekor) dan Kangkareng Perut-Putih 6 ekor.
terima kasih 
moga menjadi tambahan informasi
Salam Lestari
Abdurahman Al Qadrie (Kawan Burung Ketapang)