Ini ada tulisan soal novel samurai. Dulu kita punya "Api Di Bukit Menoreh" dan "Nagasasra dan Sabuk Inten". Lantas kapan novel silat bisa berjaya kembali? Mdh2an bisa memotivasi Sahabat Silat yg memiliki bakat/minat penulisan fiksi kreatif utk memasukkan silat sebagai background produk pop culture.
Ruang Baca Koran Tempo, Edisi 29 April 2007 Cerita Sampul Arsip Sebuah Kisah Kesetiaan Judul : Kisah 47 Ronin Judul Asli : The 47 Ronin Story Pengarang : John Allyn Penerbit : Matahati Terbit : Jakarta, Maret 2007 Apa jadinya bila sekelompok samurai tertindas dalam sepotong masa kekuasaan Shogun yang mulai gersang akan nilai-nilai moralitas? Lahirlah kisah perjuangan melunaskan dendam paling berdarah dalam sejarah kekaisaran Jepang. Oishi Kunarosuke Yoshitaka rela menjadi martir bersama anak buahnya, termasuk anaknya sendiri yang masih belia. Mereka memburu keadilan yang direnggut seorang pejabat korup di Istana Shogun Tsunayoshi (1646-1709). Dalam novel sejarah nukilan dari masa penguasa kelima dinasti Shogun Tokugawa ini, John Allyn menguntai kisah heroik 47 ronin, bekas samurai yang mengabdi kepada Asano Takumi-no-Kami Naganori, daimyo atau penguasa lokal wilayah Ako. Oishi adalah pemimpin para samurai yang tiba-tiba kehilangan status sosial mulia itu setelah majikan mereka dipaksa melakukan seppuku (bunuh diri secara terhormat). Tahun 1701, Shogun Tsunayoshi, sang penguasa Edo (kini Tokyo), menerapkan kebijakan ganjil: larangan membunuh segala jenis hewan. Larangan ini bersumber dari petuah pendetanya setelah dia kehilangan anak yang baru berusia empat tahun. Sang pendeta menasihati, bila ingin punya anak lagi, dia harus bertobat atas dosa-dosanya membunuh binatang. Shogun yang lahir di tahun anjing itu merasa perlu membuat kebijakan khusus menyangkut anjing, antara lain hukuman mati buat pembunuh anjing. Hampir setiap hari keluar maklumat perlindungan buat anjing. Populasi anjing menjadi tak terkendali. Anjing liar dan berpenyakitan berkeliaran bebas di kota. Begitu tingginya penghormatan Tsunayoshi pada anjing sampai dia juga dijuluki Inu-Kubou (Inu = anjing; Kubou adalah gelar resmi Shogun). Selain itu, hama penyerang tanaman atau perusak ladang petani tak boleh diusik. Tak pelak, hidup kaum petani menjadi merana. Begitu pula nasib orang yang hidupnya bertumpu pada perdagangan ikan dan daging, atau para penyamak kulit binatang. Roda ekonomi berjalan terseok-seok. Berduyun-duyun pengemis menyesaki Edo yang sudah dijejali anjing liar. Suatu hari di antara hari-hari penuh kekacauan itu, Asano pergi ke Edo untuk sebuah tugas resmi sebagai daimyo. Dia harus belajar tata upacara di istana Shogun bersama daimyo-daimyo lain dari seantero negeri. Kira Kotzuke-no-Suke Yoshinaka, sang guru upacara itu, sebetulnya bukan daimyo, karena dia tak punya wilayah kekuasaan. Tapi dia bergelar Tuan Besar, setara dengan para daimyo, karena menjadi utusan istana Shogun untuk belajar tata upacara di Istana Kaisar di Kyoto. Namun, bukan itu yang membuat Asano jengkel. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Kira mengutip imbalan dari para daimyo yang belajar tata upacara. Di mata Asano, perbuatan itu bukan hanya tak terpuji, tapi juga mengkhianati nilai-nilai samurai. Sebab, mengajarkan tata upacara itu adalah tugas resmi dan dia mendapat upah dari istana untuk itu. Para daimyo rupanya tak sanggup melawan kelakuan Kira. Hanya Asano yang tak sudi mengulurkan sepeser pun uang ke tangan pejabat korup itu. Maka, dia menjadi sasaran intrik-intrik culas Kira yang memuncak pada satu pertemuan di dalam istana Shogun. Kira meluncurkan hujatan yang mendidihkan darah Asano. "Jika uang memang sangat berarti bagimu, ada cara lain untuk memuaskanku. Aku dengar istrimu cantik...." Pedang Asano terhunus dan dalam sekali tebas Kira tersungkur. Kira sebetulnya tidak mati, hanya terluka. Tapi, tindakan Asano dianggap sudah jauh melampaui tata krama istana, dan hukumannya adalah mati. Pengawal pribadi Asano pulang dengan hanya membawa kabar kepada Oishi bahwa majikan mereka sudah tiada. Selain itu, dimaklumkan pula bahwa segenap aset Ako disita. Sejak itulah Oishi menjadi pemimpin sekumpulan bekas pengabdi yang tak berhak menyandang predikat samurai lagi karena kehilangan majikan. Namun, mereka tetap dipersatukan oleh satu tekad membalaskan dendam Tuan Besar Asano. Ujian bagi kepemimpinan Oishi bertumpuk-tumpuk. Yang dia hadapi bukan hanya manuver intelijen gencar dari istana Shogun yang mengantisipasi aksi balas dendam. Di dalam kubunya pun kerap terjadi perselisihan, bahkan pengkhianatan. Namun, para ronin dadakan itu berhasil memelihara daya juang itu berkat kecerdikan, kepiawaian dan kesabaran Oishi. Dalam aksi heroik menjelang fajar, 47 ronin pimpinan Oishi berhasil membawa pulang kepala Kira untuk dipersembahkan di makam Asano. Setelah itu, mereka pasrah menerima hukuman seppuku. Tsunayoshi sebetulnya diliputi rasa gamang menjatuhkan hukuman itu, karena aksi Oishi dan rekan-rekannya mengandung nilai kebenaran. "Ada undang-undang yang melarang balas dendam," kata Kepala Biara Ueno saat Tsunayoshi mencoba mengusulkan keringanan buat mereka. Tak ada yang bisa dilakukan penguasa Edo itu kecuali membuat perubahan kecil undang-undang setelah Oishi dan anak buahnya menyusul majikan mereka. Kisah heroik ini terawat dalam banyak warisan sejarah, seperti manuskrip kuno, artefak museum dan naskah-naskah drama tradisional Jepang. Dan, John Allyn menyuguhkannya dalam sebuah arsip tafsir yang menghibur lagi menggugah. (Yanto Musthofa) === Komunitas Ruang Baca Tempo adalah komunitas pencinta buku yang didirikan oleh PT Tempo Inti Media Tbk, penerbit Majalah Tempo edisi Indonesia, Majalah Tempo edisi Inggris, Koran Tempo dan www.tempointeraktif.com. Visi dari komunitas ini ialah menumbuhkan minat baca masyarakat dengan menampilkan serangkan tulisan soal buku dan penerbitan di Koran Tempo dan merangsang diskusi-diskusi interaktif di website www.ruangbaca.com Edisi April, Ruang Baca menurunkan tema utama "Meniti Jalan Samurai" yang menceritakan serangkaian buku-buku novel tentang samurai yang menghamparkan pelajaran mengenai kontradiksi nilai-nilai, ketidakadilan dan problem kekuasaan pada masa peralihan. Menu lengkap edisi Ruang Baca bisa dilihat dilihat di Koran Tempo, Ahad, 29 April 2007.