Re: [tanya-jawab] kirim queue mail di msmtp
On Sun, Aug 26, 2012 at 09:51:39PM +0800, MYA Putra wrote: > On Sat, Aug 25, 2012 at 09:31:29PM +0700, Eien Mihoshi wrote: > > Date: Sat, 25 Aug 2012 21:31:29 +0700 > > From: Eien Mihoshi > > Subject: Re: [tanya-jawab] kirim queue mail di msmtp > > To: tanya-jawab@linux.or.id > > > > On Sat, Aug 25, 2012 at 10:00:12PM +0800, MYA Putra > > wrote: > > > Rekan milis, > > > > > > Bisakah kirim mail di msmtp secara offline seperti di postfix, > > > > msmtp sudah menyediakan shell script untuk queue di paket instalasinya. > > /usr/share/doc/msmtp/msmtpq/msmtpq > > /usr/share/doc/msmtp/msmtpq/msmtp-queue > > > > Perlu edit dikit buat direktori queued message di file msmtpq. > > > Terima kasih. Setelah "edit dikit" msmtp.queue sudah berjalan seperti yang > diinginkan. > > *oot* > > > > Ada gak pengganti postfix buat personal use? Rasanya postfix overkill > > untuk sekedar fetchmail dan beberapa output message dari cron. > > > Kalau Zimbra bagaimana? CMIIW > > Salam, > > Putra Oesman Zimbra kan malah ada webmail buat kantoran, bukannya makin overkill? -- 私が君を照らす明りなるから 例え この世界の王にだって 消せはしない -- FAQ milis di http://wiki.linux.or.id/FAQ_milis_tanya-jawab Unsubscribe: kirim email ke tanya-jawab-unsubscr...@linux.or.id Arsip dan info milis selengkapnya di http://linux.or.id/milis
Re: [tanya-jawab] kirim queue mail di msmtp
On Sat, Aug 25, 2012 at 10:00:12PM +0800, MYA Putra wrote: > Rekan milis, > > Bisakah kirim mail di msmtp secara offline seperti di postfix, > mail tersimpan di folder /var/spool/postfix/defer dan deferred > sebelum dikirim sebagai queue messages? > > Bagaimana ya configurasinya di msmtprc? TIA > > Salam, > > Putra Oesman msmtp sudah menyediakan shell script untuk queue di paket instalasinya. /usr/share/doc/msmtp/msmtpq/msmtpq /usr/share/doc/msmtp/msmtpq/msmtp-queue Perlu edit dikit buat direktori queued message di file msmtpq. *oot* Ada gak pengganti postfix buat personal use? Rasanya postfix overkill untuk sekedar fetchmail dan beberapa output message dari cron. -- 私が君を照らす明りなるから 例え この世界の王にだって 消せはしない -- FAQ milis di http://wiki.linux.or.id/FAQ_milis_tanya-jawab Unsubscribe: kirim email ke tanya-jawab-unsubscr...@linux.or.id Arsip dan info milis selengkapnya di http://linux.or.id/milis
Re: [tanya-jawab] Linux vs FreeBSD vs Solaris
On 12/20/2011 11:34 AM, Dai Heroes wrote: On 20/12/2011 11:06, Ferry Kristianto wrote: Hai, [] Ferry http://betweenmeandlinux.wordpress.com yang harus di perhatikan dalam pemilihan distro adalah : * dukungan vendor yg mengeluarkan distro * dukungan komunitas * kemudahan user interface * kebiasaan si pengguna - feel sy sih tidak menggunakan desktop freebsd ataupun solaris.. karena tidak terbiasa. tetap lebih ke Ubuntu :) Pilihan saya saat ini untuk distro adalah customization level, apakah perubahan drastis bisa dilakukan dengan mudah. Setelah itu konfigurasi dan tools. Saya lebih suka distro dengan tools konfigurasi yang minimalis, dengan komponen spesifik distro sesedikit mungkin, sehingga semua pengaturan bisa dilakukan secara 'vanilla'. File konfigurasi juga sebaiknya 'rapi' dan well-commented atau terdokumentasi dengan baik. Kalau bisa semua pengaturan bisa dilakukan hanya dengan menyunting file konfigurasi. Distro yang sesuai kriteria di atas saat ini salah satunya adalah Archlinux yang sedang saya gunakan, dan sampai sekarang masih ter-update walaupun saya install sejak Maret 2010. Saya pernah coba Ubuntu, tapi file konfigurasi Ubuntu kurang terstruktur. Untuk FreeBSD, saya pernah coba hanya saja tampaknya dukungan hardware tidak selengkap Linux. -- () ascii ribbon campaign - against html e-mail /\ www.asciiribbon.org - against proprietary attachments -- FAQ milis di http://wiki.linux.or.id/FAQ_milis_tanya-jawab Unsubscribe: kirim email ke tanya-jawab-unsubscr...@linux.or.id Arsip dan info milis selengkapnya di http://linux.or.id/milis
Re: [tanya-jawab] Error saat compile source C dengan library ffmpeg
On 10/09/2011 03:37 AM, Donny Kurnia wrote: On 9 Okt 2011, at 00:09, EIEN Mihoshi wrote: Hello all, Saya bingung soal compile source C dengan library eksternal. Saya coba tutorial penggunaan library ffmpeg dari http://dranger.com/ffmpeg/tutorial01.html, yang memakai library lavutil, lavcodec dan lswscale. Semua header yang diperlukan sudah saya include dan saya sudah menambah option ketiga library ke perintah gcc tapi dapat error seperti ini: Source code frame.c ada di http://paste.pocoo.org/show/489477/ Saya baca dari dokumentasi, type SwsContext didefinisikan di header swscale_internal.h yang memang tidak saya include karena tampaknya bukan file untuk di-include secara langsung. Search di google menunjukkan beberapa kasus serupa untuk library lain, tetapi saya tdk bisa mengambil kesimpulan dari solusi kasus-kasus yang ada. Kira-kira penyebab error tadi apa ya? Trims ^^ -- () ascii ribbon campaign - against html e-mail /\ www.asciiribbon.org - against proprietary attachments Pertanyaan seperti ini lebih cocok ditanyakan di milis linux-programming. Mas Mitoshi udah paham konsep type lalu kegunaan file .h dan .c? Type yang didefinisikan harus didefinisikan dahulu sebelum bisa dipakai. Jika definisi type ditulis di file.h, maka di source code .c harus ditambahkan baris untuk include file .h tersebut. Silahkan pelajari lagi dasar bahasa C. Saran saya, jangan belajar dari buku ecek2 bahasa Indonesia karangan penulis lokal. Lebih baik dari buku luar, seperti The C Programming Language, second edition, karangan Brian Kernighan and Dennis Ritchie. -- Donny Kurnia http://www.linkedin.com/in/donnykurnia http://careers.stackoverflow.com/donnykurnia http://hantulab.blogspot.com http://twitter.com/donnykurnia --- At times the world can seem an unfriendly and sinister place. But believe us when we say there is much more good in it than bad. And what might seem to be a series of unfortunate events, may in fact, be the first steps of a journey. -- A Series of Unfortunate Events Wah maaf, ternyata salah tempat~~ Kalau begitu pertanyaannya akan saya tanyakan lagi di linux-programming. Tentang konsep-konsep dasar bahasa C saya sudah dapat materinya di kuliah, tapi kalau harus belajar dari buku orang luar sepertinya malah saya bakal tambah pusing. Terima kasih atas petunjuk dan sarannya. -- () ascii ribbon campaign - against html e-mail /\ www.asciiribbon.org - against proprietary attachments -- FAQ milis di http://wiki.linux.or.id/FAQ_milis_tanya-jawab Unsubscribe: kirim email ke tanya-jawab-unsubscr...@linux.or.id Arsip dan info milis selengkapnya di http://linux.or.id/milis
[tanya-jawab] Error saat compile source C dengan library ffmpeg
Hello all, Saya bingung soal compile source C dengan library eksternal. Saya coba tutorial penggunaan library ffmpeg dari http://dranger.com/ffmpeg/tutorial01.html, yang memakai library lavutil, lavcodec dan lswscale. Semua header yang diperlukan sudah saya include dan saya sudah menambah option ketiga library ke perintah gcc tapi dapat error seperti ini: # gcc -o tesframe -lavutil -lavcodec -lswscale -lavformat -lm frame.c frame.c: In function ‘main’: ... frame.c:67:2: error: unknown type name ‘SwsContext’ ... Source code frame.c ada di http://paste.pocoo.org/show/489477/ Saya baca dari dokumentasi, type SwsContext didefinisikan di header swscale_internal.h yang memang tidak saya include karena tampaknya bukan file untuk di-include secara langsung. Search di google menunjukkan beberapa kasus serupa untuk library lain, tetapi saya tdk bisa mengambil kesimpulan dari solusi kasus-kasus yang ada. Kira-kira penyebab error tadi apa ya? Trims ^^ -- () ascii ribbon campaign - against html e-mail /\ www.asciiribbon.org - against proprietary attachments -- FAQ milis di http://wiki.linux.or.id/FAQ_milis_tanya-jawab Unsubscribe: kirim email ke tanya-jawab-unsubscr...@linux.or.id Arsip dan info milis selengkapnya di http://linux.or.id/milis
[tanya-jawab] Simalakama Linux dan Multimedia
http://apatheticbeliever.wordpress.com/2011/07/31/h264-hi10p-there-another-mess-for-you-to-deal-again-linux-distro-devs/ Like it or not, Linux (along with *BSD and other open-source OSes) always lags behind Windows in multimedia functionality. It’s not really a big deal for average Hollywood Blockbuster Fags, since DVDRIP or even worse CAM-TS are still much the same as the prehistoric age, still the same AVI format and inferior SubRip external subtitles. But when it comes to anime-fags, surely they’ll be annoyed, since anime fansubbing (read:piracy) scene always pushing hard to the latest power-ups in multimedia technology. Substation Alpha, Matroska container are to name a few, and while only 5 out of 8 Windows desktop can play Matroska format, they came up with ordered-chapter Matroska, and now the latest h264 Hi10P format which puts frowns on the faces of Windows and Linux animefags alike. But the pathos is always heavier for us Linux hipsters. The ordered chapter Matroska hasn’t made its way to mplayer, the most functional media player for Linux platform. A less popular but newer mplayer fork called mplayer2 has implemented it, but we can see it here that the Linux multimedia developers are reluctant when it comes to catching up with the latest developments. In ordered-chapter case, the reason is security, because they suspected that linked files can be manipulated to do some harm to the computer. An even worse case, Aegisub build for Linux is still less-stable than its Windows counterpart, crashing every now and then (Aegisubs developers are clearly Windows-minded, since the keyboard shortcut for ‘Quit’ is Alt+F4, even in the Linux port). Aegisub devel teams don’t seem to care much for other than Windows, as the failure of the latest source code to compile against newer FFmpeg versions indicates that they still use older (prehistoric) FFmpeg. To date, Assdraw hasn’t even seen a fork for OSes other than Windows. The Firsthand Experience Now my friends from Indonesian fansub community are blabbering about the shining-new h264 Hi10P. This is a format of h264 which encodes each color channel in 10 bits, as opposed to the older (and normal-world standard) h264 which uses 8 bits. This means more fidelity at a given bitrate, and possibly smaller file size (profit for those trapped in developed countries where broadband means 5kBps). Well, I put my trust on my rolling-release distro, checking repository, assuring x264 installed in my system was the newest, and it was. I checked the help texts, no option for Hi10P. I found a header file from x264 package which defined bit depth as 8. It seemed that my x264 from the distro was hardcoded for 8 bit encoding. Next step, I searched in x264 user-build package, none of which supported 10 bit. OK, let’s do it the hard way. I grabbed the source, wrote a distro-specific build script. My guess was right, x264 is either hardcoded for 8 bit or 10 bit, but no switch to choose one of either on-the-fly. A compile-failure solved by disabling software scaler. Package build succeed. Here’s my distro-specific build script. Time to test it. For the test material I used the live-action PV of Morning Arch from a DVD ISO. It is interlaced, and has 702×480 display size. For adjustment I run the source through these filters before passing them to x264: linear-blend to deal with the interlacing, crop filter to remove vertical black bands, contrast enhancement (the video looks like it was ripped from a bleached 16mm roll), and the last, denoise to suppress noise induced by contrast enhancement. The encoding is done by x264 and mplayer in tandem, using a yuv4mpeg FIFO. I set the quality as CRF 26. It was pretty much a heavy burden for my Core2Duo, 1GB laptop. CPU load skyrocketed to 100% while CPU temp rose to 81′C (8 degrees below critical), and the chromium browser lagged. Nevertheless my laptop managed to finish it without getting overheated. The result seemed to be very promising: an 19MB raw h264 stream, or a total of 31MB Matroska file with Ogg audio, ripped from a 343MB DVD ISO. You can’t grab the torrent here. Well, I was ready to test it with mplayer2. But it was not my lucky day, mplayer2 spat out error messages and refused to play the video. It turns out that the distro’s official version of FFmpeg doesn’t support Hi10P. The latest git version has the support, but it takes forever to clone the entire git branch, so I’ll save that later when I get a better internet. Now I am waiting for feedback from leechers who had downloaded my rip. Concluding Remarks While being a tough guy in networking, programming and security area, Linux (and other *NIXen) is pretty weak in multimedia. Even a rolling-release, bleeding-edge distro couldn’t always provide support for newest multimedia quirks. Most fansubbers out there are working on Windows PCs. While things like stable Aegisub and encoder’s ‘Swiss Army Knife’ – the Avisynth with its powerful .avs script – are common staple s
Re: [tanya-jawab] SHARING: Ubuntu AdHoc - Internet Connection Sharing via Laptop
setahu saya untuk linux support ad-hoc belum bagus, jadi kadang bisa berhasil kadang gagal. dan kebanyakan wifi laptop emang gak support mode master karena sejak awal cuma dirancang sebagai client (mode managed) klo setup saya, tambah dikit ama routing daemon, radvd plus dhcpd secara jaringan kampus udah support ipv6 cuma admin tempat saya biasa ngenet rada mabok, di setting dhcp salah ngasih alamat dns, bikin radvd tapi masih pake ospf2... -_-" malah udah lupa cara bikin NAT lewat iptables... On 05/09/2011 07:58 AM, Wirjawan Ir. YB1LL wrote: On 09/05/11 14:50, Ferry Kristianto wrote: Dear all, karena baru beli modem 3G (betulkah modem huawei E153 lebih baik dari ZTE MF100 Etisalat??) , dan istri minta dia juga bisa konek dengan Blackberry-nya, akhirnya saya membuat koneksi Adhoc dengan laptop. Sayangnya Blackberry tidak mau menerima koneksi wifi via AdHoc... Yah, tidak apa2, masih ada hape lain yang bisa wifi. Cara membuat koneksi AdHoc di Ubuntu 10.04 mudah sekali: 1. Klik kanan icon jaringan di Ubuntu (Network Manager), pilih "edit connections". Atau ketik saja di terminal nm-connection-editor. 2. Klik tab "Wireless", klik "Add" 3. Ganti "Connection Name" terserah mau diisi apa. Saya menulis "UbuntuAdHoc" 4. Ganti SSID, ini yang akan dikenali oleh perangkat wifi lain. Di tempat saya adalah "Ubuntu" 5. Pada tab "Wireless Security", pilih "none" 6. Pada tab "IPV4 Settings", ganti method ke "Shared to Other Computers" 7. Konekkan modem USB. 8. Klik Network Manager, pilih "Connect to Hidden Wireless Network", pilih di Connection seperti nama di no.3 9. Perangkat yang terhubung ke laptop via wifi akan mendapat ip sama dengan modem Memang sih untuk penggunaan kantor, lebih murah membeli wifi router, tapi kalau anda hanya punya hape, laptop dan modem USB, cara ini bisa dipakai untuk internet murah meriah seisi rumah. Note: * Cara ini juga bisa diterapkan untuk berbagi pakai koneksi via wifi bila anda menggunakan modem ADSL biasa. * Sangat tidak disarankan dari sisi sekuriti, koneksi AdHoc hanya bisa menggunakan sekuriti WEP (tapi hape saya tidak mau konek bila ada WEP.. duh... ) * Sebenarnya ada cara untuk membuat wifi menjadi Access Point, yaitu dengan mengaktifkan mode Master, nah dengan cara itu perangkat Blackberry akan bisa ikut konek ke laptop. Tapi kok saya gagal melulu ya? Apa harus kompilasi secara manual drivernya Broadcom? versi yang lebih lengkap dengan tambahan DHCP server dan DNS caching ada di blog saya. http://betweenmeandlinux.wordpress.com/2011/05/07/internet-sharring-dengan-ubuntu-10-04/ Regards Ferry Masalah saya justru nggak bisa connect ke Telkomsel Flash semenjak username dan passwordnya "dikosongkan" ada ide pak ? Saya menggunakan Mandriva 2010.2 tadinya bisa connect melalui Nokia E-90 Salam Wirjawan -- () ascii ribbon campaign - against html e-mail /\ www.asciiribbon.org - against proprietary attachments -- FAQ milis di http://wiki.linux.or.id/FAQ_milis_tanya-jawab Unsubscribe: kirim email ke tanya-jawab-unsubscr...@linux.or.id Arsip dan info milis selengkapnya di http://linux.or.id/milis
Re: [tanya-jawab] tanya DNS
nggak ngaruh ke kecepatan donlod, tapi ngaruh pas buka webpage On 2011年02月22日 10:51, Thoriq Rachmat wrote: Ping dlu dnsnya, yg bagus itu yg dipake -- Best Regards, Thoriq Ibnu Rachmat +62 21 9223 9820 (M) If You Need a Simple Server Please Visit http://thoriquez.worpress.com -Original Message- From: "mu'ammal hamidy" Date: Tue, 22 Feb 2011 15:05:11 To: tanya-jawab Reply-To: tanya-jawab@linux.or.id Subject: [tanya-jawab] tanya DNS salam mau nanyak nich, bagi yang menggunakan speedy apakah klo kita merubah DNS akan berpengaruh dengan kecepatan download ya?? makasih wassalam -- () ascii ribbon campaign - against html e-mail /\ www.asciiribbon.org - against proprietary attachments -- FAQ milis di http://wiki.linux.or.id/FAQ_milis_tanya-jawab Unsubscribe: kirim email ke tanya-jawab-unsubscr...@linux.or.id Arsip dan info milis selengkapnya di http://linux.or.id/milis
[tanya-jawab] [tanya] membuat sha512 hash untuk string
Dear friends, Saya sedang penasaran dengan cara membuat sha512 hash, seperti yang dicontohkan di sini: http://en.wikipedia.org/wiki/Template:User_committed_identity Saya menggunakan string yang sama ('My name is Joe Schmoe, and I can be contacted at: j...@example.com') dan hasilnya beda untuk tiap cara yang dipakai. Pertama, saya coba dengan sha512sum langsung (string yang tadi ditulis dalam teks file), hasilnya beda dengan contoh di wiki. Perkiraan awal, sha512sum tidak membuat hash, dan mungkin fungsinya lebih mirip dengan CRC32. Kedua, dengan perintah # echo -n | gpg --print-md SHA512 beda hasil dengan yang pertama, dan masih beda dengan contoh Sementara itu hash dari tools online (http://www.fileformat.info/tool/hash.htm) hasilnya sesuai contoh. Pertanyaan saya, adakah cara langsung membuat hash dari suatu string dengan utilities/binaries yang tersedia di linux tanpa harus membuat script lagi? Kalau tidak ada, mungkin ada yang bisa bantu referensi untuk script yang diperlukan... Thx. -- () ascii ribbon campaign - against html e-mail /\www.asciiribbon.org- against proprietary attachments -- FAQ milis di http://wiki.linux.or.id/FAQ_milis_tanya-jawab Unsubscribe: kirim email ke tanya-jawab-unsubscr...@linux.or.id Arsip dan info milis selengkapnya di http://linux.or.id/milis
Re: [tanya-jawab] VMware vs Xen
saya nggak berani pake xen karena harus bikin custom kernel... dan belum di-support secara resmi oleh distro yang saya pakai buat yang pernah pake xen, bisa dikasih perbandingan plus minus xen vs vmware/virtualbox? On 2011年01月13日 09:07, Centos Linux wrote: Dear linuxer mau share dong bagi yang yang pernah menggunakan, kalo untuk aplikasi VM production kira2 bagus VMware apa xen yach dari segi kekuatan, kompabilitas dan administrasi nya thanks linuxer -- () ascii ribbon campaign - against html e-mail /\ www.asciiribbon.org - against proprietary attachments -- FAQ milis di http://wiki.linux.or.id/FAQ_milis_tanya-jawab Unsubscribe: kirim email ke tanya-jawab-unsubscr...@linux.or.id Arsip dan info milis selengkapnya di http://linux.or.id/milis