On 7/11/06, adi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> apa misi linus torvalds membuat linux.

just an itch?

tapi ini dugaan saya. ada kebutuhan OS yang sedikit banyak kompatibel
dengan UNIX karena waktu jadi mahasiswa membutuhkan UNIX di rumah?
paling tidak, itu yang saya alami ketika menjadi mahasiswa.
dan saya yakin juga yang dialami oleh ribuan mahasiswa CS & EE
kala itu.

jadi memang ada drive kebutuhan.
(and you have to believe in it, yourself.)

kemudian setelah itu, you have to eat your own dog food.
linus kemudian pakai linux terus. ;-)

demikian pula rms, selalu konsisten pakai free software.
saya tidak tahu apakah rms sekarang sudah pakai gnu/hurd
atau masih pakai gnu/linux.


> sebetulnya gara-gara itu saya semakin kagum terhadap rms. bagaimana
> tidak? walaupun sudah kebakaran jenggot, tapi jenggotnya masih tetap
> lebat sampai sekarang. pakai obat apa dia?

kalau rms ini, obatnya: rai gedek! (muka bilik) alias tebal muka.
ha ha ha.

dia memang hebat tapi kadang-kadang sangat menyebalkan.
(lihat di milis-milis.) yang menyebalkanya itu adalah kekonsistenan dia.
kadang berlebihan. he he he.
maklum, bagi dia, software bukan sekedar software tapi terkait
dengan filosofi hidup. itulah sebabnya ada beda antara FSF dan OSS.

kita? whatever convenience for us. hi hi hi.

-- budi

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Reply via email to