Re: [Urang Sunda] Nulikan: Kesusastraan Sunda Abad Ke-19 (dina email)

2005-05-09 Terurut Topik indomum
Hatur nuhun Kang Soni :-)

--- In urangsunda@yahoogroups.com, "soni rosa" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Teh ieu game ice hockey tea!
> namung ieu mah teu garelut, balageur siganamah
> Siteteh+si akakng aya di pengkereun gawang janten 
> suporter.
> 
> 
> Slapshot Shootout
> See if you can get the puck past the goalie in this hockey 
> shootout game. The controls are well designed but it's 
> best to start with a practice round to get the hang of it.
> 
> http://internetgames.about.com/gi/dynamic/offsite.htm?site=http%3A%
2F%2Fwww.candystand.com%2Fgames%2Fcs_shock_csss.htm
> 
> 
=
===
> Akses Internet TELKOMNet-Instan beri Diskon s.d. 50 % khusus untuk 
wilayah Jawa Timur.
> Informasi selengkapnya di www.telkomnetinstan.com atau hub 0800-1-
INSTAN (467826)
> 
=
===




 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
What would our lives be like without music, dance, and theater?
Donate or volunteer in the arts today at Network for Good!
http://us.click.yahoo.com/MCfFmA/SOnJAA/E2hLAA/0EHolB/TM
~-> 

Komunitas Urang Sunda --> http://www.Urang-Sunda.or.id
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/urangsunda/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [Urang Sunda] Nulikan: Kesusastraan Sunda Abad Ke-19 (dina email)

2005-05-06 Terurut Topik soni rosa
Teh ieu game ice hockey tea!
namung ieu mah teu garelut, balageur siganamah
Siteteh+si akakng aya di pengkereun gawang janten 
suporter.


Slapshot Shootout
See if you can get the puck past the goalie in this hockey 
shootout game. The controls are well designed but it's 
best to start with a practice round to get the hang of it.

http://internetgames.about.com/gi/dynamic/offsite.htm?site=http%3A%2F%2Fwww.candystand.com%2Fgames%2Fcs_shock_csss.htm


Akses Internet TELKOMNet-Instan beri Diskon s.d. 50 % khusus untuk wilayah Jawa 
Timur.
Informasi selengkapnya di www.telkomnetinstan.com atau hub 0800-1-INSTAN 
(467826)

 


 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
In low income neighborhoods, 84% do not own computers.
At Network for Good, help bridge the Digital Divide!
http://us.click.yahoo.com/HO7EnA/3MnJAA/E2hLAA/0EHolB/TM
~-> 

Komunitas Urang Sunda --> http://www.Urang-Sunda.or.id
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/urangsunda/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[Urang Sunda] Nulikan: Kesusastraan Sunda Abad Ke-19 (dina email)

2005-05-04 Terurut Topik L Parish







Haturan 
Kang Durahman, Kang Lukman sareng nu palay maos tina imel.
Mung 
sakieu geuning tina download gratis teh.
Baktos,
Lies
===
Judul    : Semangat Baru : 
Kolonialisme, Budaya, Cetak, dan Kesusastraan Sunda Abad 
Ke-19
Penulis  : 
Mikihiro Moriyama
Penerbit : 
Kepustakaan Populer Gramedia
 


  
  

  

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Bab 
1
 
MENCIPTAKAN BAHASA DAN 
KESUSASTRAAN
 
Menemukan 
Bahasa yang Mandiri
 
Peta 
Bahasa yang membingungkan
 
Etnisitas 
(ethinicity), yang dalam bahasa Sunda 
disebut kabangsaan atau een volk dalam Bahasa Belanda, 
ditentukan oleh bahasa. Pendapat ini umum diterima di Hindia Belanda pada awal 
abad ke-20, termasuk oleh seorang sarjana Sunda terkemuka, Memed 
Sastrahadiprawira, yang merumuskan kaitan keduanya pada 1920-an sebagai 
berikut:
 
Bahasa 
membentuk norma: simbol (pengertian) yang paling mencakup untuk membedakan satu 
kelompok etnis dengan kelompok lainnya. Jika ciri khas suatu bahasa hilang, maka 
unsur-unsur pembeda suatu etnis juga menjadi kabur. Jika etnisitas tidak lagi 
ada, maka bahasa kelompok etnis tersebut lama kelamaan juga akan 
lenyap.
 
Basa teh 
anoe djadi loeloegoe, pangtetelana djeung pangdjembarna tina sagala tanda-tanda 
noe ngabedakeun bangsa pada bangsa. Lamoen sipatna roepe-roepa basa tea leungit, 
bedana bakat-bakatna kabangsaan oge moesna. Lamoen ras kabangsaanana soewoeng, 
basana eta bangsa tea oge lila-lila leungit (Sastrahadiprawira 1929a: 
99).
 
Namun ada 
juga pemikiran lain tentang kaitan bahasa dan etnisitas yang cukup berpengaruh 
di kalangan sarjana Sunda. Pandangan ini melibatkan unsur ketiga, yakni budaya: 
bahasa merupakan representasi, cerminan suatu kebudayaan; dan kebudayaan 
menentukan serta mendukung etnisitas. Pemikiran ini berasal dari kaum Romantik 
yang sangat mempercayai keunggulan bahasa. Suatu kelompok etnis dikenali 
berdasarkan bahasa yang berbeda, dan bahasa itu dianggap sebagai media pengusung 
kebudayaan. Debat yang sengit dan bersemangat tentang hakikat hubungan ketiga 
unsur itu tak pernah sungguh-sungguh terjadi, baik di Belanda maupun di Hindia 
Belanda. Tampaknya kaitan erat antara bahasa, kebudayaan, identitas, dan 
etnisitas dianggap sudah terbukti dengan sendirinya, dan telah memainkan peranan 
penting dalam berbagai kebijakan pemerintah kolonial di bidang 
kebudayaan.
 
Masyarakat 
di wilayah penutur bahasa Sunda di Jawa disadarkan bahwa mereka punya budaya dan 
identitas Sunda yang khas, dan kesadaran ini diperteguh dengan adanya 
batas-batas administratif yang dipatok Belanda di tanah Jawa. Sebelum orang 
Eropa menjejakkan kaki di tanah Sunda, tidak diragukan bahwa orang-orang Sunda 
warga Kerajaan Sunda sebenarnya telah mempunyai kesadaran bahwa mereka berbeda 
dari orang Jawa, rakyat Kerajaan Majapahit.
 
Cerita 
dari Bubat, misalnya, merupakan contoh bagus yang mencerminkan kesadaran akan 
perbedaan itu. Dalam cerita itu dikisahkan bahwa Citraresmi (atau Dyah Pitaloka) 
adalah seorang putri dari Kerajaan Sunda yang dahulu kala sangat berkuasa -- 
sumber-sumber Eropa mengatakan bahwa bagian barat Pulau Jawa diduga sedikit 
banyak telah bersatu di bawah kekuasaan Kerajaan Sunda pada 1333-1579 
(Poerbatjaraka dan Hadidjaja 1952). Atas anjuran Gajah Mada patihnya, Hayam 
Wuruk, raja Majapahit yang sangat berkuasa, melamar sang putri. Pihak istana 
Sunda di Pakuan Pajajaran menerima pinangan Sri Baginda itu dan kemudian 
diantarlah sang putri ke Bubat, Jawa Timur. Namun di sana ternyata Citraresmi 
diterima bukan sebagai calon permaisuri raja, tapi hanya sebagai salah seorang 
selir. Akhirnya Citraresmi memilih bunuh diri daripada hidup menderita dalam 
kehinaan.
 
Kebanyakan 
orang Sunda tahu cerita itu, dan mereka mengingat peristiwa itu dengan perasaan 
marah bercampur geram. Cerita itu jelas mengesankan sentimen anti-Jawa dan, yang 
lebih penting lagi, adanya kesadaran bahwa mereka (orang Sunda) meang berbeda 
dari orang Jawa. Kesadaran yang sama juga dapat ditemukan dalam sejumlah 
manuskrip, misalnya dalam naskah Sanghyang Siksakandang Karesian dari 
abad ke-16. Pengarang dalam manuskrip ini menceritakan bahwa seseorang harus 
berbicara dalam bahasa Jawa ketika pergi ke bagian Pulau Jawa yang masyarakatnya 
berbahasa Jawa, tapi keharusan itu tidak bisa diberlakukan kalau seseorang 
kembali ke Sunda (Danasasmita dkk. 1987: 87,111).
 
Kedatangan 
Belanda menjadikan penduduk Jawa Barat lebih sadar, dibanding yang sudah-sudah, 
bahwa baik bahasa Jawa maupun bahasa Melayu pada hakikatnya bukanlah bahasa 
mereka. Mereka juga sadar bahwa kedua bahasa itu membawa kebudayaan, identitas, 
nilai dan gagasan yang bukan dari masyarakat Jawa Barat, yaitu orang Sunda. 
Administrator kolonial dan para sarjana Belanda mendorong orang Sunda untuk 
membedakan diri mereka dari orang Jawa dan Melayu.
 
Proses 
pembatasan dan pembedaan itu terangkum dalam kata-kata Michael Bakhtin: "Orang 
bisa mengenali bahasanya sendiri, bentuk-bentuk internalnya, keunikan pandangan 
dunianya, dan sifat-